75 results on '"Musthofa Kamal"'
Search Results
52. Pengembangan media permainan monopoli 'Apresiator' untuyk meningkatkan kemampuan apresiasi cerpen siswa SMA / Yuni Kuswidarti
- Author
-
Kuswidarti, Yuni, 1. Endah Tri Priyatni ; 2. Musthofa Kamal, Kuswidarti, Yuni, and 1. Endah Tri Priyatni ; 2. Musthofa Kamal
- Published
- 2013
53. Pengembangan kemampuan berpikir kritis melalui menulis / Dwi Febri Astutik
- Author
-
Astutik, Dwi Febri, 1. Suyono ; 2. Musthofa Kamal, Astutik, Dwi Febri, and 1. Suyono ; 2. Musthofa Kamal
- Published
- 2013
54. Model pembelajaran membaca dan menulis lintas kurikulum / Ika Dyah Ayu Septiani
- Author
-
Septiani, Ika Dyah Ayu, 1. Suyono ; 2. Musthofa Kamal, Septiani, Ika Dyah Ayu, and 1. Suyono ; 2. Musthofa Kamal
- Published
- 2013
55. Mitos dalam cerita rakyat putri jawi di Dusun Jawi Kabupaten Pasuruan dan pemanfaatannya sebagai materi pembelajaran apresiasi sastra di SMA / Lilik Indah Wijia Narko
- Author
-
Narko, Lilik Indah Wijia, 1. Dwi Sulistyorini; 2. Musthofa Kamal, Narko, Lilik Indah Wijia, and 1. Dwi Sulistyorini; 2. Musthofa Kamal
- Published
- 2013
56. Kemampuan menulis kreatif puisi baru siswa kelas X MAN 1 Prambon Nganjuk tahun ajaran 2012/2013 / Novia Amelia Sari
- Author
-
Sari, Novia Amelia, 1. Yuni Pratiwi ; 2. Musthofa Kamal, Sari, Novia Amelia, and 1. Yuni Pratiwi ; 2. Musthofa Kamal
- Abstract
Kata kunci: menulis kreatif, puisi baru, pembelajaran sastraPuisi merupakan salah satu media bagi siswa untuk mengekspresikanpikiran dan perasaan. Siswa dapat mengungkapkan hasil-hasil pemikiran terhadapsuatu masalah atau respon-respon perasaannya dengan menulis puisi.Pembelajaran menulis kreatif puisi memberi kesempatan dan pengalaman belajarbagi siswa untuk mengungkapkan pikiran, cita-cita, dan pengalaman hidupnya.Kemampuan menulis puisi siswa dapat diketahui dari puisi yang ditulisnya.Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuanmenulis kreatif puisi baru siswa kelas X MAN 1 Prambon. Secara khusus,penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan menulis kreatif puisi barusiswa kelas X MAN 1 Prambon berdasarkan struktur fisik pada aspek (a) diksi(pilihan kata), (b) pengimajian, (c) bahasa figuratif, (d) rima dan irama, (e) larikatau baris, (f) bait, dan (g) tipografi (tata wajah); dan mendeskripsikankemampuan menulis kreatif puisi baru siswa kelas X MAN 1 Prambonberdasarkan struktur batin pada aspek (a) tema, (b) nada dan suasana, (c)perasaan, dan (d) amanat.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data penelitianini berupa skor kemampuan menulis puisi siswa kelas X MAN 1 Prambonberdasarkan struktur fisik dan struktur batin. Sumber data penelitian ini adalahsiswa kelas X MAN 1 Prambon yang berjumlah 167 siswa. Penelitian ini tidakmemerlukan pengambilan sampel karena subjeknya tidak terlalu banyak, sehinggapenelitian ini merupakan penelitian populasi. Pengumpulan data dilakukan denganpemberian tes, dan penyebaran angket. Analisis data dilakukan dalam empattahap, yaitu (1) seleksi data, (2) penskoran, (3) mengurutkan danmengelompokkan, dan (4) menetapkan tingkat kemampuan menulis puisi.Berdasarkan analisis data, diperoleh informasi bahwa kemampuan siswakelas X MAN 1 Prambon dalam menulis kreatif puisi baru berdasarkan strukturfisik pada aspek diksi (pilihan kata), yaitu sebesar 100% (117 siswa) memilikikualifikasi dengan katego
- Published
- 2013
57. Peningkatan kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan metode adaptasi inkuiri pada siswa kelas VIII-C MTs Al Fatah Sawahan Nganjuk tahun ajaran 2011/2012 / Evin Nikamah
- Author
-
Nikamah, Evin, 1. Hj. Yuni Pratiwi ; 2. Musthofa Kamal, Nikamah, Evin, and 1. Hj. Yuni Pratiwi ; 2. Musthofa Kamal
- Abstract
Kata Kunci : Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Teks Drama, Metode Adaptasi Inkuiri.Teks drama merupakan barang cetak atau naskah tertulis yang berbentukdialog, menggambarkan watak seseorang dalam kehidupan yang memilikikesatuan dan berfungsi sebagai naskah sastra untuk dibaca maupun naskah untukdipentaskan.Metode inkuiri merupakan suatu teknik mengajar atau cara yangdigunakan guru untuk mengajar di depan kelas yang memberikan kesempatankepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi dan mendorong siswa untukbertindak aktif mencari jawaban atas masalah yang dihapinya. Dalampembelajaran menggunakan metode inkuiri akan membentuk siswa lebih aktifdalam pembelajaran, mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnyasendiri, besikap objektif, jujur, dan terbuka selain itu siswa dapat membentuk danmengembangkan sel konsep pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengertitentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peningkatkan prosespembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dan menjelaskanpeningkatan hasil kemampuan mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama. Untukmencapai tujuan tersebut, penelitian ini dirancang dengan model penelitiantindakan kelas. Subjek penelitian, yaitu siswa kelas VIII-C MTs Al FatahSawahan Nganjuk yang berjumlah 23 siswa. Tindakan yang dilakukan, yaitumengidentifikasi unsur intrinsik teks drama dengan metode adaptasi inkuiri.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data melaluiwawancara, observasi proses pembelajaran, dan dokumentasi ketika pembelajaranberlangsung.Berdasarkan analisis proses mengidentifikasi unsur intrinsik teks dramasiklus I yang meliputi (1) siswa memperhatikan apa yang disampaikan guru,kegiatan ini dilakukan ketika guru menjelaskan materi dan langkah-langkahpembelajaran yang digunakan, (2) siswa aktif menjawab pertanyaan, kegiatan inidilakukan ketika siswa lain memberikan pertanyaan mengenai unsur intrinsik teksdrama, dan (3) siswa aktif meng
- Published
- 2012
58. Hubungan minat baca dengan motivasi memilih program studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah mahasiswa tingkat I Universitas Negeri Malang angkatan 2011 / Budi Setyarini
- Author
-
Setyarini, Budi, 1. Widodo Hs ; 2. Musthofa Kamal, Setyarini, Budi, and 1. Widodo Hs ; 2. Musthofa Kamal
- Abstract
Kata kunci: minat baca, motivasi memilih Program Studi.Membaca merupakan hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja karena dengan membaca akan diperoleh pengetahuan, pengertian, daya pikir, dan memperoleh sikap hidup yang baik untuk menjadi warga negara yang berguna bagi masyarakat. Sedangkan motivasi memilih Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan mahasiswa dalam menguasai mata kuliah yang ditempuhnya. Motivasi sangat berperan dalam rangka pencapaian tujuan. Suatu perbuatan akan berhasil bila didasarkan motivasi pada diri seseorang tersebut. Seseorang dapat dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan tetapi ia tidak mungkin dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya. Begitu pula dalam memilih Prodi tanpa adanya minat baca dan motivasi dari diri mahasiswa untuk mempelajari Prodi yang akan ditempuhnya, maka dia akan sulit untuk mempelajari matakuliah yang ditempuhnya di program studi (Prodi) yang telah dipilih.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara minat baca dengan motivasi memilih Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tingkat I Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah dengan sampel berjumlah 32 mahasiswa yang diperoleh dengan metode proporsional random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan bantuan software program SPSS 17.00 for Windows.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) korelasi antara faktor personal minat baca dengan faktor internal motivasi memilih Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah tingkat I angkatan 2011 menghasilkan nilai r = 0,756; p = 0,000 < 0,05, berarti ada hubungan signifikan antara faktor personal minat baca dengan faktor internal motivasi memilih Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah tingkat I angkatan 2011, (2) korelasi antara faktor institusional minat baca dengan faktor in
- Published
- 2012
59. Kepribadian tokoh roda Savitri Darsono dalam Novel Misteri Sutra yang Robek karya S. Mara Gd. (Kajian psikologi behavioral tokoh cerita) / Nur Mauludiyah
- Author
-
Mauludiyah, Nur, 1. Mudjianto ; 2. Musthofa Kamal, Mauludiyah, Nur, and 1. Mudjianto ; 2. Musthofa Kamal
- Abstract
Kata kunci: kepribadian tokoh, novel, psikologi behavioralNovel sebagai suatu karya sastra pada umumnya merupakan pengalamankejiwaan pengarang yang telah direnungkan. Hal ini dapat diartikan bahwapengarang memiliki kepekaan yang tinggi untuk mengamati hal-hal yang terjadidi sekelilingnya, termasuk suasana batin manusia. Gejala kejiwaan itu diamati,ditangkap, diolah dalam batinnya, dipadukan dengan kejiwaannya sendiri,kemudian disusun menjadi sebuah pengetahuan baru dan diendapkan dalambatinnya. Pengalaman kejiwaan yang semula mengendap dalam batin pengarangakan beralih ke dalam karya sastra ciptaannya, dan tercermin lewat ciri-cirikejiwaan para tokohnya. Dalam setiap novel, baik novel serius maupun novelpopuler, yang mengembangkan kejiwaan tokoh-tokohnya, akan ditemukan aspekaspekkepribadian. Begitu juga dengan motif-motif yang mendukungterbentuknya kepribadian itu, yang dapat ditemukan dengan menganalisis noveltersebut dengan pendekatan psikologi behavioral. Aspek-aspek kepribadianberikut motifnya itu ditemukan dengan cara mengamati perilaku tokoh dalamberbagai peristiwa pada novel. Pada penelitian ini masalah umumnya adalahbagaimana kepribadian tokoh Roda, yang meliputi: (1) perilaku tokoh Tuan danNyonya Darsono sebagai stimulus/S, (2) perilaku tokoh Roda sebagai respon/R,(3) perilaku tokoh Ir. Sutra sebagai pemerkuat/P, dan (4) hubungan perilakuantartokoh sebagai wujud dari gagasan stimulus-respon-pemerkuat (S-R-P).Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan psikologibehavioral. Data penelitiannya berupa teks novel yang terdiri atas monolog,dialog, dan narasi yang mengandung deskripsi kepribadian tokoh utama.Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca, memberi tanda, danmengklasifikasikan data yang mengandung aspek behavioral. Instrumen dalampenelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen utama dan instrumen pendukungberupa panduan identifikasi data perilaku tokoh dan panduan identifikasi datahubungan kausal perilaku antartokoh. Analisis
- Published
- 2012
60. Makna simbolik upacara adat ritual sesaji anak gunung kelud / Annisaul Dzikrun Ni'mah
- Author
-
Ni'mah, Annisaul Dzikrun, 1. Sulistyorini ; 2. Musthofa Kamal, Ni'mah, Annisaul Dzikrun, and 1. Sulistyorini ; 2. Musthofa Kamal
- Published
- 2012
61. Peningkatan kemampuan menulis kreatif naskah drama dengan strategi pemodelan berdasarkan novel 'Cinta Dalam Gelas' karya Andrea Hirata siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Pandaan / Resi Dian Damayanti
- Author
-
Damayanti, Resi Dian, 1. ABD. SYUKUR GHOZALI ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Damayanti, Resi Dian, and 1. ABD. SYUKUR GHOZALI ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Published
- 2012
62. Peningkatan kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman diri sendiri melalui strategi mind mapping siswa kelas X-6 SMA Negeri 1 Talun / Ika Novianti Pararuk
- Author
-
Pararuk, Ika Novianti, 1. YUNI PRATIWI ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Pararuk, Ika Novianti, and 1. YUNI PRATIWI ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Abstract
Kata kunci: menulis cerpen, pengalaman diri sendiri, strategi mind mapping.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran BahasaIndonesia kelas X, terdapat kompetensi dasar (KD) tentang kemampuan menuliscerpen berdasarkan pengalaman diri sendiri. Melalui KD ini, dimaksudkan siswadapat menulis cerpen dengan ide dasar pengalaman diri sendiri. Untukmeningkatkan kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman diri sendiri,diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi pembelajaranyang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpenberdasarkan pengalaman diri sendiri adalah strategi mind mapping. Denganstrategi mind mapping ini, siswa dibimbing untuk mengkreasikan pengalamanyang pernah dialami sebagai sumber penulisan cerpen. Dalam penelitian ini, siswadiminta untuk membuat suatu peta pikiran yang berwarna dan bergambar untukmemudahkan siswa dalam mengingat pengalaman yang pernah mereka alami danmemudahkan siswa dalam mengembangkannya menjadi sebuah cerpen.Secara umum, penelitian ini berupaya menjawab masalah tentang prosesdan hasil peningkatan kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman dirisendiri dengan strategi mind mapping pada siswa kelas X-6 SMA Negeri 1 Talun.Strategi mind mapping diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menuliscerpen siswa berdasarkan pengalaman diri sendiri.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Sesuaidengan rancangan itu, penelitian disusun dalam siklus yang meliputi perencanaan(penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), pelaksanaan, pengamatan,hasil tindakan, dan refleksi. Penetapan subjek penelitian didasarkan pada hasilanalisis studi pendahuluan. Subjek yang diberi tindakan adalah seluruh siswakelas X-6 SMA Negeri 1 Talun yang berjumlah 30 orang. Dalam penelitian ini,peneliti sebagai intrumen kunci yang didukung oleh instrumen penunjang berupapedoman wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan kemampuan siswa dalam menulis cerpenberdasarkan
- Published
- 2012
63. Nilai-nilai moral dalam legenda Petilasan Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo di Desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri / Titin Arie Purnaning Ratri
- Author
-
Ratri, Titin Arie Purnaning, 1. DWI SULISTYORINI ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Ratri, Titin Arie Purnaning, and 1. DWI SULISTYORINI ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Abstract
Kata kunci: nilai, moral, legendaKajian nilai moral dalam sebuah karya sastra adalah sebuah kajian yangmenitikberatkan pembaca sebagai penikmat karya sastra agar memperolehpengajaran yang bermanfaat dalam kehidupan. Adapun pengajaran yangbermanfaat bagi kehidupan yaitu berupa nilai-nilai moral. Moral berkaitan dengantindakan atau perilaku baik dan buruk. Penilaian moral didasarkan pada suara hatiatau nurani. Oleh sebab itu, subjek dan objek kajian moral yaitu manusia. Kajianmoral dalam legenda ini bertolak dari pendapat bahwa karya sastra yang baikadalah karya sastra yang tidak hanya memberikan nilai estetis saja, tetapi mampumemberikan manfaat kepada para pembacanya. Dalam hal ini, karya sastrabersifat dulce dan utile. Artinya, karya sastra mampu menghibur dan memberikanmanfaat.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai moral yangterdapat dalam legenda Petilasan Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo. Nilai-nilai moraltersebut meliputi: (1) nilai moral yang mengatur hubungan manusia dengandirinya sendiri atau nilai moral individu, (2) nilai moral yang mengatur hubunganmanusia dengan manusia lain atau nilai moral sosial, dan (3) nilai moral yangmengatur hubungan manusia dengan Tuhan.Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif karena menghasilkan datadeskripsi yang berupa kata-kata tertulis. Sedangkan pendekatan yang digunakanadalah pendekatan moral. Pendekatan ini memandang bahwa sebuah karya sastrayang baik dan bernilai tinggi harus mengandung nilai moral yang tinggi. Dengankata lain, sebuah karya sastra yang hanya mengutamakan nilai seni saja tanpamemperhatikan nilai moralnya dianggap tidak bermutu. Adapun karya sastra yangdikaji adalah legenda yang merupakan salah satu bentuk sastra lisan. LegendaPetilasan Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo adalah legenda yang berasal dari desaMenang kecamatan Pagu kabupaten Kediri.Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai human instrument yangbertugas mengumpulkan dan mengolah data. Prosedur pengumpulan data yangdigunakan
- Published
- 2012
64. Pengembangan media pembelajaran berbicara dalam pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP N 1 Kedungwaru Tulungagung / Pradini Ratih Wardhani
- Author
-
Wardhani, Pradini Ratih, 1. SUNARYO ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Wardhani, Pradini Ratih, and 1. SUNARYO ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Abstract
Kata Kunci: pengembangan media, pembelajaran berbicara, bahasa Indonesia.Penelitian pengembangan ini dilatarbelakangi oleh kenyataan selama inipembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menarik sehingga kurang diminatioleh para peserta didik. Untuk itu tugas seorang guru untuk terus berupayamenciptakan pembelajaran bahasa Indonesia yang kreatif dan menarik bagipeserta didik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, ketrampilan berbicara tidakbisa diabaikan begitu saja. Kebanyakkan siswa merasa minder dan takut biladisuruh berbicara di depan kelas. Selama ini pembelajaran bahasa Indonesia yangdisampaikan oleh guru lebih banyak menerangkan toeri dari pada praktikberbicara di depan kelas sehingga siswa kurang terlatih praktik berbicara. Untukitu ketrampilan berbicara siswa sangat kurang sehingga menyebabkan siswamerasa kurang percaya diri untuk berbicara di depan kelas atau dimuka umum.Terbukti pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas, siswa menjadi ragudan kurang percaya diri untuk mengungkapkan ide-idenya karena takut atau maluberbicara di depan kelas. Untuk itu sebagai seorang guru bertugas untuk bisamenggunakan berbagai macam media pembelajaran yang bisa digunakan untukmenunjang pembelajaran di kelas.Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan. Rancanganpenelitian ini diadaptasi dari prosedur penelitian pengembangan Sadiman danAbidin. Berdasarkan prosedur tersebut, terdapat sebelas tahap prosedur penelitian,yakni (1) analisisi kebutuhan, (2) analisis tujuan, (3) perumusan tujuan, (4)mengembangkan materi, (5) menyusun naskah, (6) produksi, (7) penyusunanpetunjuk pemanfaatan, (8) uji coba perseorangan, (9) uji coba kelompok, (10) ujicoba lapangan, (11) revisi. Pelaksanaan pengembangan dilakukan berdasarkantemuan analisis kebutuhan media pembelajaran yang dilakukan pada tahapprosedur penelitian dan pengembangan. Produk hasil pengembangan selanjutnyadiujicobakan untuk mengetahui kelayakan produk, yakni melalui tiga kelompokuji yang meliputi (1) uj
- Published
- 2012
65. Pengembangan media stimulasi berbasis kebutuhan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar / Riska Amalia
- Author
-
Amalia, Rizka, 1. SUNARYO H.S ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Amalia, Rizka, and 1. SUNARYO H.S ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Abstract
Kata kunci: Media stimulasi, binder, media audio, kartu perintah bergambar, ceritaanak.Pembelajaran keterampilan berbahasa pada mata pelajaran bahasa Indonesia disekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berbahasasiswa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, berbicara, membaca, danmenulis dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengembangkan mediastimulasi berbasis kebutuhan untuk siswa sekolah dasar, khususnya kelas V,mendeskripsikan wujud dan hasil pengembangan, memaparkan kemenarikan hasilpengembangan, dan memaparkan efektivitas penggunaan media stimulasi hasilpengembangan. Dalam hal ini, wujud media yang dirancang oleh peneliti adalahbinder berisi kumpulan cerita anak, kartu perintah bergambar, dan VCD rekamancerita.Penelitian ini menggunakan metode pengembangan dan bersifat deskriptifkualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan pembelajaran berbicara, membaca, danmenyimak, kemudian mengembangkannya dalam bentuk media stimulasipembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa SD/MI kelas V. Materi dalam mediastimulasi berupa cerita anak yang diambil dari berbagai sumber dan telah melaluitahap penyuntingan.Model pengembangan bahan ajar ini dirumuskan dengan tahapan analisispendahuluan, analisis kurikulum, penyusunan RPP, penyusunan dan perancanganmedia stimulasi, uji coba, revisi, dan dihasilkan produk akhir. Pengumpulan datadilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan penyebaranangket. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa pedomanwawancara dan angket. Data verbal berupa catatan, komentar, saran, dan kritiklangsung dituliskan pada angket maupun media stimulasi. Untuk mengetahuikesahihan/validitas data, dilakukan uji coba produk kepada dua pakar, dua guru, dansiswa.Berdasarkan analisis data diambil kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut.Pertama, isi materi dalam media stimulasi seyogyanya melalui tahap penyuntinganterlebih dahulu oleh peneliti, karena
- Published
- 2012
66. Peningkatan kemampuan menulis naskah drama dengan memanfaatkan peristiwa dramatik dalam berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Malang / Erina Restia Utami
- Author
-
Utami, Erina Restia, 1. MARYAENI ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Utami, Erina Restia, and 1. MARYAENI ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Abstract
Kata Kunci : peningkatan kemampuan menulis, menulis naskah drama, peristiwa dramatik dalam beritaPembelajaran menulis naskah drama adalah salah satu pembelajaran yang mengajak siswa berpikir kreatif untuk menghasilkan sebuah karya sastra, yaitu naskah drama. Dalam hal ini siswa dituntut untuk menuangkan dan mengembangkan ide kreatifnya dalam bentuk tulisan. Karena tanpa dituliskan, ide kreatif itu akan hilang begitu saja dan tidak berbekas. Salah satu faktor kurangnya minat siswa dalam menulis naskah drama adalah karena guru tidak menemukan metode atau media yang tepat untuk pengajaran menulis naskah drama. Hal ini membuat perolehan nilai siswa dalam menulis naskah drama sangat kurang.Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam konteks penelitian tindakan kelas, istilah tindakan dipahami sebagai aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan suatu perbaikan dalam proses pembelajaran dan praktik pendidikan dalam kondisi kelas tertentu.Dalam pelaksanaan PTK, ada 4 hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) pengamatan (observasi), dan (d) refleksi. Keempat aspek tersebut saling terkait dan berkesinambungan.Hasil belajar siswa dalam menulis naskah drama dengan memanfaatkan peristiwa dramatik dalam berita meliputi penilaian proses, yaitu mengembangkan unsur berita menjadi unsur drama dan menyusun kerangka naskah berdasarkan unsur berita yang telah dikembangkan menjadi unsur drama, dan penilaian hasil, yaitu menulis naskah drama yang utuh berdasarkan kerangka naskah yang disusun.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis naskah drama dengan memanfaatkan peristiwa dramatik dalam berita terbukti mampu meningkatkan kemampuan proses dan hasil menulis naskah drama siswa. Saran pemanfaatan peristiwa dramatik dalam berita ini bisa digunakan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa kelas VIII, dan peneliti lanjut.
- Published
- 2011
67. Pengembangan strategi baju bersih (baca, maju, bermain, kasih) dalam pembelajaran bermain drama siswa kelas VIII SMP / Tedy Niko Jatmiko Saputro
- Author
-
Saputro, Tedy Niko Jatmiko, 1. YUNI PRATIWI ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Saputro, Tedy Niko Jatmiko, and 1. YUNI PRATIWI ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Abstract
Kata kunci: strategi Baju Bersih, pembelajaran bermain drama.Penelitian pengembangan ini dilatarbelakangi oleh hasil studi pendahuluan bahwa pembelajaran bermain drama mengalami beberapa kendala. Pembelajaran drama di sekolah tersebut masih bersifat teoretis. Guru hanya memberikan teori-teori tentang bermain peran atau bermain drama. Guru menyikapi drama sebagai naskah baca. Naskah drama tidak divisualisasikan ke dalam pementasan dengan alasan waktu yang tidak mencukupi. Selain hambatan pembelajaran terjadi pada guru, hambatan juga terjadi pada siswa. Siswa cenderung malu ketika guru menyuruh siswa ke depan kelas untuk memerankan suatu karakter tokoh dalam naskah drama. Selain itu, sebagian besar siswa kurang tertarik pada karya sastra drama. Hal itu lah yang menyebabkan kemampuan siswa dalam berakting dan berdialog terhambat. Oleh karena itu, guru harus meningkatkan mental siswa ketika unjuk kerja di kelas.Guru memerlukan strategi pembelajaran yang dapat mengatasi hambatan dan mendukung kelancaran pembelajaran bermain drama. Strategi pembelajaran memegang peranan penting terhadap pembelajaran, karena strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai secara optimal. Tujuan pembelajaran bermain drama antara lain (1) melatih siswa dalam menghadapai situasi yang sebenarnya dalam hidup dan kehidupan, (2) melatih praktik lisan secara intensif, dan (3) memberikan kesempatan pengembangan kemampuan berkomunikasi. Beberapa hal tersebut memberi pertimbangan, strategi pembelajaran untuk pembelajaran bermain drama perlu dikembangkan agar pembelajaran tujuan pembelajaran bermain drama dapat dicapai.Penelitian ini menghasilkan produk strategi pembelajaran untuk bermain drama. Strategi pembelajaran tersebut diberi nama strategi Baju Bersih. Strategi Baju Bersih dikembangkan berdasar pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Strategi Baju Bersih memberikan kesempatan bagi siswa dalam mengonstruksi pengetahua
- Published
- 2011
68. Pengembangan media pembelajaran apresiasi puisi berbasis multimedia interaktif pada siswa SMA / Ismayanti
- Author
-
Ismayanti, 1. WAHYUDI SISWANTO ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Ismayanti, and 1. WAHYUDI SISWANTO ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Abstract
Kata Kunci: media pembelajaran, apresiasi puisi, multimedia interaktifPada umumnya, pembelajaran apresiasi puisi dilakukan secara monoton dan kurang menarik. Siswa tidak diajak menjelajahi dan menggauli keagungan nilai dalam puisi, tetapi sekedar membaca dan mengaji puisi dari permukaannya saja. Media yang digunakan dalam pembelajaran berupa buku teks. Media yangdigunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Melihat kenyataan zaman sekarang, teknologi semakin canggih. Bahkan, hampir semua siswa SMA memiliki laptop sebagai pengganti buku dan alat tulis. Oleh karena itu, hendaknya para pendidik berupayamenyesuaikan teknik dan media pembelajaran dengan situasi yang semakin berkembang ini.Multimedia pembelajaran dipandang mampu menjawab masalah tersebut. Dengan bantuan multimedia yang dijalankan perangkat komputer, pembelajaran akan lebih menarik, efektif, dan efisien mengingat multimedia memberikan sumbangan yang besar dalam pembelajaran. Pembelajaran yang menarik, efektif,dan efisien akan memberikan hasil yang maksimal.Pengembangan ini adalah upaya untuk mengembangkan sebuah produk yaitu media pembelajaran apresiasi puisi berbasis multimedia interaktif. adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengembangkan isi media pembelajaran apresiasi puisi berbasis multimedia interaktif pada siswa SMA, (2) mengetahuitingkat kelayakan media pembelajaran apresiasi puisi berbasis multimedia interaktif pada siswa SMA, dan (3) mengetahui tingkat kemenarikan media pembelajaran apresiasi puisi berbasis multimedia interaktif pada siswa SMA. Pengembangan media pembelajaran apresiasi puisi berbasis multimedia interakti merupakan penelitian prosedural, yaitu memiliki langkah-langkahprosedur dalam membuat produk. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam mengembangkan produk yaitu (1) analisis kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) merumuskan tujuan instruksional, (3) pengembangan materi pelajaran, (4) pengembangan alat evalu
- Published
- 2011
69. Kemampuan membaca indah puisi siswa Jurusan Bahasa semester 2 SMA Negeri 1 Talun / Nunik Trisnayati
- Author
-
Trisnayati, Nunik, 1. YUNI PRATIWI ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Trisnayati, Nunik, and 1. YUNI PRATIWI ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Abstract
Kata Kunci: kemampuan vokal, kemampuan ekspresi, membaca indah puisi.Mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang sastra memiliki peranan dalam pembentukan watak dan kepribadian manusia Indonesia. Dalam kurikulum 2006 dinyatakan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia salah satunya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Salah satu perwujudannya adalah dengan membaca indah puisi. Membaca indah puisi, secara langsung melatih peserta didik untuk mengembangkan kemampuan intelektual, emosi, dan keterampilan penggunaan aspek vokal dan ekspresi yang sesuai dengan isi puisi. Ketika membaca puisi, siswa dapat mengekspresikan pemahaman isi maupun pesan yang terkandung di dalamnya dengan vokal dan ekspresi yang sesuai.Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yakni: (1) mendeskripsikan kemampuan vokal dalam membaca indah puisi dan (2) mendeskripsikan kemampuan ekspresi dalam membaca indah puisi. Kemampuan vokal diperoleh dari aspek volume suara, intonasi, pelafalan, jeda, dan irama. Sedangkan kemampuan ekspresi diperoleh dari aspek mimik dan kinesik.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif. Data diperoleh dari seluruh siswa kelas XII Bahasa yang berjumlah 14 siswa, tetapi hanya diikuti 12 siswa karena 2 siswa tidak hadir. Puisi yang dibaca oleh siswa merupakan puisi pilihan siswa dari lima puisi yang disediakan oleh peneliti. Penilaian membaca puisi dilakukan oleh tiga penilai, yaitu dua guru bahasa Indonesia dan peneliti sendiri. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes performansi, observasi dan dokumentasi audio dan visual. Data yang berupa angka yang diperoleh dianalisis menggunakan program SPSS.Hasil analisis data kuantitatif menunjukkan bahwa siswa Jurusan Bahasa memperoleh rata-rata nilai 65,7. Dalam hal ini, sekolah menetapkan standar kelulusan minimal (SKM) untuk mata
- Published
- 2011
70. Karakteristik cerpen siswa kelas X SMA Negeri 01 Kepanjen / Erma Syifaul Hasanah
- Author
-
Hasanah, Erma Syifaul, 1. YUNI PRATIWI ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Hasanah, Erma Syifaul, and 1. YUNI PRATIWI ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Abstract
Kata kunci: karakteristik, cerpen.Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek yang merupakan bagian dari prosa fiksi. Cerpen memiliki kesamaan dengan jenis prosa fiksi lainnya, seperti novel dan roman. Kesamaan tersebut terletak pada unsur-unsur yang menopangnya. Salah satu unsur tersebut adalah unsur intrinsik. Unsur-unsur intrinsik tersebut meliputi: tema, tokoh, penokohan, alur, setting, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Kedelapan unsur tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga menjalin suatu cerita yang utuh.Cerpen memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan jenis prosa fiksi lainnya, seperti novel dan roman. Ciri khas tersebut membuat cerpen berbeda dengan jenis prosa fiksi lainnya. Perbedaan tersebut tampak pada penceritaan tokohnya. Pada sebuah cerpen, tokoh bisa diceritakan langsung pada usia remaja, dewasa, atau pada saat usia senja, sedangkan pada sebuah roman tokoh tersebut diceritakan sejak dia lahir sampai meninggal. Perbedaan tersebut juga dapat dilihat dari bentuk fisiknya yang berbeda dengan bentuk fisik dari prosa fiksi lainnya, seperti roman dan novel. Perbedaan bentuk fisik tersebut dapat dilihat dari bentuknya yang pendek. Pengertian pendek yang tampak pada bentuk fisik cerpen tidak hanya mencangkup pada pendeknya cerita atau sedikitnya kata yang digunakan dalam cerpen. Sesuai dengan pernyataan HB Jassin dalam Suroto (1989:18) yang menyatakan bahwa mengenai ukuran panjang pendeknya sebuah cerpen memang tidak ada, akan tetapi sebuah cerita yang memakan sampai seratus halaman bukanlah sebuah cerpen. Istilah pendek ini di dalam cerita pendek berkaitan pula dengan upaya pencapaian kesan atau impresi dalam cerita yakni kesan tunggal yang ingin disampaikan. Selain itu, dengan bentuk fisiknya yang pendek, suatu cerita tersebut dapat dibaca dalam sekali duduk.Dalam hal ini, cerpen sebagai karya sastra dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Diantaranya cerpen dapat dikaji atau ditelaah dari segi strukturnya, men
- Published
- 2011
71. Peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis inkuiri pada siswa kelas X SMA Laboratorium UM / Karimah
- Author
-
Karimah, 1. ANANG SANTOSA ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Karimah, and 1. ANANG SANTOSA ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Abstract
Kata kunci: kemampuan menulis, karangan eksposisi, pembelajaran berbasis inkuiriPembelajaran menulis karangan eksposisi diajarkan kepada siswa kelas X di SMA Laboratorium UM sesuai dengan KTSP. Terkait dengan pembelajaran menulis karangan eksposisi di sekolah tersebut, dilakukan studi pendahuluan dengan hasil bahwa: (1) pembelajaran menulis karangan eksposisi kurang menumbuhkan minat siswa dalam menulis karangan eksposisi, (2) guru masih belum mengajarkan KD tersebut secara utuh, (3) siswa belum memahami dengan baik tentang paragraf eksposisi dan jenis-jenisnya, (4) tidak ada bimbingan khusus dari guru dalam menulis karangan eksposisi, dan (5) terdapat 58,97 % yang mengalami kesulitan dalam menulis karangan eksposisi, sehingga siswa tersebut memperoleh nilai di bawah KKM.Masalah yang muncul pada hasil menulis karangan eksposisi siswa adalah informasi yang diperoleh siswa berdasarkan pengetahuan umum yang kurang jelas dan cenderung tidak berdasarkan data faktual, melainkan dari hasil karangan atau jiplakan dari media massa, sehingga hasil karangan mereka kurang mencerminkan karangan eksposisi yang sebenarnya. Oleh karena itu, permasalahan tersebut diatasi dengan penggunaan teknik pembelajaran berbasis inkuiri agar siswa dapat memperoleh informasi secara nyata berdasarkan temuannya sendiri sebagai bahan untuk karangan eksposisi mereka. Teknik pembelajaran berbasis inkuiri ini menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber informasi. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis inkuiri pada siswa kelas X SMA Laboratorium UM, sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis inkuiri pada siswa kelas X SMA Laboratorium UM.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang meliputi lima hal, yaitu: (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaks
- Published
- 2011
72. Analisis makna simbolik dan fungsi pada upacara pernikahan suku Talang Mamak, Desa Talang Perigi, Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu, Riau / Uswatun Hasanah
- Author
-
Hasanah, Uswatun, 1. MARYAENI ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Hasanah, Uswatun, and 1. MARYAENI ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Published
- 2011
73. Peningkatan kemampuan berargumentasi dengan teknik advokasi pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Malang / Fifin Endriana
- Author
-
Endriana, Fifin, 1. ABDUL SYUKUR GHAZALI ; 2. MUSTHOFA KAMAL, Endriana, Fifin, and 1. ABDUL SYUKUR GHAZALI ; 2. MUSTHOFA KAMAL
- Abstract
Kata kunci: berargumentasi, teknik advokasi, debatBerbicara merupakan salah satu aspek dalam keterampilan berbahasa yang memiliki kedudukan sama pentingnya dengan ketiga aspek berbahasa lainnya yakni membaca, menulis, dan mendengar. Berbicara sangat penting dikuasai oleh setiap orang dalam rangka menyampaikan pikiran secara lisan ketika melakukan kegiatan komunikasi. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, keterampilan berbicara sangat diperlukan oleh siswa untuk memperlancar kegiatan belajar, misalnya dalam kegiatan berargumentasi. Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kemampuan beragumentasi siswa, maka diperlukan teknik yang sesuai, salah satunya dengan penerapan teknik advokasi. Teknik advokasi bertujuan memberikan bimbingan kepada siswa untuk memperkuat argumentasinya dengan memberikan alasan yang jelas, bukti yang kuat, dan solusi yang efektif. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan berargumentasi dengan teknik advokasi pada siswa kelas VIII B SMPN 1 Malang yang dilihat dari aspek kesesuaian argumentasi dengan topik dan pernyataan, pemberian alasan, pemberian bukti, serta pemberian solusi. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui dua siklus. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif yang berasal dari data sebelum tindakan, data tindakan (proses), dan data setelah tindakan dilakukan. Data kualitatif diperoleh dari bimbingan dengan teknik advokasi yang diberikan guru kepada siswa (data proses). Teknik advokasi yang diberikan guru antara lain bimbingan untuk memilih topik yang menarik, bimbingan untuk menyusun alasan yang jelas, bimbingan untuk memberikan bukti yang kuat, dan bimbingan untuk memberikan solusi yang efektif. Selanjutnya, data kuantitatif berasal dari pemberian skor terhadap argumentasi yang disampaikan oleh siswa (data setelah tindakan). Setelah data terkumpul maka dilakukan a
- Published
- 2011
74. Peningkatan kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan anekdot sebagai suber belajar pada siswa kelas XI IPA-1 SMA Brawijaya Smart school (BBS) Malang / Sahari Nor Wachid
- Author
-
Wachid, Sahari Nor, 1. Hj. Yuni Pratiwi 2. Musthofa Kamal, Wachid, Sahari Nor, and 1. Hj. Yuni Pratiwi 2. Musthofa Kamal
- Abstract
Kata kunci: menulis, naskah drama, anekdot, sumber belajar Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI, terdapat Standar Kompetensi (SK) menulis naskah drama dan Kompetensi Dasar (KD) mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama. KD tersebut mengindikasikan bahwa siswa kelas XI harus menguasai keterampilan menulis naskah drama. Tujuannya adalah agar siswa mampu mengenal, memahami, dan menulis naskah drama.Upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama salah satunya melalui pemilihan sumber belajar yang tepat. Dalam penelitian ini sumber belajar yang digunakan adalah anekdot. Dengan sumber belajar ini, siswa belajar menyusun kerangka naskah drama dan mengembangkannya menjadi naskah drama yang utuh. Dalam meningkatkan kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan sumber belajar anekdot dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap perencanaan naskah, tahap penulisan berdasarkan perencanaan naskah, dan tahap penyuntingan dan revisi. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses/tindakan dan hasil peningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI IPA-1 dengan menggunakan anekdot sebagai sumber belajar. Adapun tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI IPA-1 dengan menggunakan anekdot sebagai sumber belajar. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan penelitian disusun dalam satuan siklus yang meliputi perencanaan (penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penetapan subjek yang diteliti didasarkan pada hasil analisis studi pendahuluan dan nilai hasil belajar dari pembelajaran sebelumnya. Subjek umum yang diberi tindakan adalah siswa kelas XI di IPA-1, sedangkan subjek khususnya adalah 15 siswa yang memperoleh nilai di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yang ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan. Penelitian dilak
- Published
- 2011
75. Peningkatan kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan media teks berita pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Probolinggo / Yesi Lusaida Nur Sugiharta
- Author
-
Sugiharta, Yesi Lusaida Nur, 1. H. Abdul Syukur Ghazali 2. Musthofa Kamal, Sugiharta, Yesi Lusaida Nur, and 1. H. Abdul Syukur Ghazali 2. Musthofa Kamal
- Abstract
Kata kunci: menulis, naskah drama, media teks berita. Keterampilan menulis naskah drama merupakan salah satu keterampilan bidang apresiasi sastra yang mulai diajarkan di SMP. Melalui pembelajaran keterampilan tersebut, diharapkan siswa mampu menulis naskah drama dan menghasilkan karya yang baik. Namun, harapan tersebut belum tercapai dan mendapatkan banyak kendala. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 10 Probolinggo, diketahui bahwa pembelajaran menulis naskah drama di SMP tersebut masih perlu ditingkatkan. Hal itu disebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mencari ide untuk menulis naskahnya sehingga siswa menulis naskah semampunya bahkan terdapat naskah siswa dari hasil menjiplak cerita rakyat. Kesulitan tersebut disebabkan guru tidak pernah menggunakan media agar siswa memiliki ide untuk menulis naskahnya. Melalui Media Teks Berita, siswa dihadapkan pada suatu peristiwa yang terdapat dalam unsur how sehingga peristiwa tersebut yang digunakan sebagai ide untuk menulis naskah drama. Akan tetapi, peristiwa dalam berita hanya berupa uraian peristiwa sehingga perlu dikembangkan dengan memberikan variasi konflik agar peristiwa menjadi cerita utuh. Selain itu, siswa juga kesulitan dalam menulis naskah drama yang menggambarkan unsur intrinsik drama terutama pada aspek alur. Alur dalam naskah siswa tidak terlihat tahapan-tahapan alurnya bahkan tidak terdapat tahapan klimaks sehingga cerita dalam naskah siswa terlihat monoton, mudah ditebak, dan tidak memiliki makna. Begitu juga dengan unsur intrinsik lainnya. Dengan pengembangan peristiwa berita, tahapan alur siswa akan terlihat jelas dari perkenalan awal sampai penyelesaian konflik karena yang dikembangkan pertama kali adalah konflik sehingga alur, tokoh, tempat, waktu, dan tema juga ikut berkembang sesuai dengan perjalanan konflik. Hasil dari pengembangan peristiwa berita adalah cerita yang dimulai dari perkenalan awal, penggawatan, klimaks, antiklimaks, dan penyelesaian. Cerita tersebut kemu
- Published
- 2011
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.