Search

AbstrakLatar belakang: Beberapa faktor stresor kerja dapat meningkatkkan ketidakpusasan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi beberapa faktor dominan terkait dengan ketidakpusasan kerja.Metode: Studi potong lintgang dengan sampling purposif yang dilakukan pada bulan April-Juli 2011. Subyek terdiri dari mahasiswa pascasarjana dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Regresi linier digunakan untuk menganalisis data. Hasil: Peserta terdiri dari 306 subyek, berusia 23-47 tahun, mayoritas perempuan (61,4%), menikah, dan tidak pernah mengikuti pelatihan manajemen stres. Sedangkan pekerjaan saat ini/sebelumnya adalah dalam pelayanan kesehatan, atau pejabat pemerintah. Tingkat ketidakpuasan kerja berkaitan dengan tujuh faktor: yang tertinggi ialah kurangnya dukungan dari atasan, dan yang terendah ialah melakukan layanan di luar jam kerja. Satu poin kurang dukungan atasan akan meningkatkan ketidakpuasan kerja sebesar 1,26 [koefisien regresi (β) = 1,26, P = 0,000); satu poin untuk menyediakan layanan di luar jam kerja akan meningkatkan 0,61 poin ketidakpuasan kerja (β= 0,6, P = 0,001). Kesimpulan: Kurangnya dukungan atasan dan interaksi dengan rekan kerja, peran organisasi ambiguitas, prosedur birokrasi, memberikan pelayanan di luar jam kerja, dan umpan balik yang tidak memadai dari pasien akan meningkatkan ketidakpuasan kerja. (Health Science Indones 2013;1:11-6)Kata kunci:ketidakpuasan kerja, stresor kerja, dokterAbstractBackground:Several factors of work stressors may increase a person’s job dissatisfaction level. This study aimed to identify several dominant factors related to job dissatisfaction among medical doctors. Methods: A cross-sectional study with purposive sampling was conducted in April-July 2011. Subjects consisted of postgraduate students and faculty members of the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Linear regression was used to analyze the data. Results: The participants consisted of 306 subjects, aged 23-47 years old, the majority were female (61.4%), married, current/previous work was in health services, government officials and never had stress management training. Job dissatisfaction level related to seven factors, the highest was having lack of support from superiors and the lowest was being required to provide services outside normal working hours. One point of having lack of support from superiors increased job dissatisfaction by 1.26 [regression coeffisient (β) = 1.26; P=0.000); one point of being required to provide services outside normal working hours increased job dissatisfaction by 0.61 point (β= 0.6; P=0.001).Conclusion:Lack of superiors’ support and interaction with colleagues, role organization ambiguity, bureaucratic procedures, having to provide services outside normal working hours, and inadequate feedback from patients all increased job dissatisfaction. (Health Science Indones 2013;1:11-6) Keywords: job dissatisfaction, work stressor, medical doctors

AbstrakLatar belakang:Beberapa strategi penanganan yang dapat mengurangi tingkat stres. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi beberapa strategi yang dominan terhadap tingkat skor stres total.Metode:Pada penelitian potong lintang dengan sampel purposif mahasiswa kedokteran pasca sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada bulan April-Juli 2011. Kuesioner yang digunakan ialah kuesioner strategi mengurangi stres dan self reporting questionnaire WHO (SRQ-20). Regresi liniar digunakan Untuk mengidentifikasi faktor dominan terhadap tingkat stres dipergunakan regresi linear.Hasil: Subjek terdiri dari 272 orang, usia 23-44 tahun. Empat hal menurunkan skor stres total (menerima realitas, berbicara dengan seseorang yang dapat melakukan sesuatu, meminta bantuan Allah, dan menertawakan situasi yang bermasalah). Sebaiknya tiga faktor meningkatkan skor stres total (menyelesaikan langkah demi langkah pada suatu waktu, berbicara dengan seseorang untuk mengetahui lebih lanjut tentang situasi, dan mengakui tidak bisa menangani pemecahan situasi). Satu poin menerima realitas situasi mengurangi 0,493 poin skor total stress [koefisien regresi (β) = -0,493, P = 0,002]. Sementara satu poin mencari pertolongan Allah akan mengurangi 0,307 poin skor stres total (β) = -0,307, P = 0,056). Namun, satu poin melakukan satu langkah pada suatu waktu akan meningkatkan 0,54 poin skor stres total (β) = 0,540, P = 0,005).Kesimpulan: Menerima realitas, berbicara dengan seseorang yang dapat melakukan sesuatu, meminta bantuan Allah, dan menertawakan situasi akan menurunkan tingkat stres. Sebaiknya, menyelesaikan langkah demi langkah pada suatu waktu, berbicara dengan seseorang untuk mengetahui lebih lanjut tentang situasi, dan mengakui tidak bisa menangani memecahkan situasi, meningkatkan skor stres total.Kata kunci:strategi pengendalan stres, meminta pertolongan AlllahAbstractBackground:Several coping strategies may minimize stress levels. This study aimed to identify several dominant coping strategies related to total stress score levels.Methods:A cross-sectional purposive sampling method study among postgraduate medical students of the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia was done April-July 2011. We used a coping strategies questionnaire and the WHO SRQ-20. Linear regression was used to identify dominant coping strategies related to stress levels.Results:This study had 272 subjects, aged 23-47 years. Four items decreased the total stress score (accepting the reality of the fact, talking to someone who could do something, seeking God’s help, and laughing about the situation). However, three factors increased the total stress score (taking one step at a time has to be done, talking to someone to find out more about the situation, and admitting can’t deal solving the situation). One point of accepting the reality of the situation reduced 0.493 points the total stress score [regression coefficient (β)= -0.493; P=0.002]. While one point seeking God’s help reduced 0.307 points the total stress score (β)= -0.307; P=0.056). However, one point of doing one step at a time increased 0.54 point the total stress score (β)=0.540; P=0.005).Conclusions: Accepting the reality of the situation, talking to someone who could do something, seeking God’s help, and laughing about the situation decreased the stress level. However, taking one step at a time, talking to someone to find out more about the situation and admitting can’t deal solving the situation, increased the total stress score.Key words:stress level, coping strategies, age, seeking God’s help