ASESMEN RISIKO BENCANA TERHADAP TEBING SUNGAI WINONGO

The Winongo River originates in the Opak River and has many potential hazards such as flooding, cold lava floods and riverbank landslides, so a disaster risk analysis is necessary. The research area is located in the headwaters of the river which passes through the villages of Sendangadi, Sinduadi, Trihango, Bener, Tegalrejo and Pakuncen. The method used is semi-quantitative and qualitative, using tabular data and numerical assessment of land use, population and river hydrology. With the AHP (Analytical Hierarchy Process) method which determines the best choice from several supporting data. The method of determining disaster risk by weighting follows the Regulation of the Director General of BNPB Year 2012. A disaster risk assessment using the AHP method obtained a score of 1.1 in Sendangadi Village, 1.6 in Sinduadi Village. Trihanggo has a value of 1.1, Bener has a value of 1.3, Tegalrejo has a value of 1.4, and Pakuncen has a value of 1.5. Sendangadi and Trihango villages have the lowest risk level with the same value of 1.1. From the results of the disaster risk analysis it has been found that in all sub-districts that are flowed by the upstream Winongo River, they have a low level of risk.
Sungai Winongo berhulu di Sungai Opak dan memiliki banyak potensi bahaya seperti banjir, banjir lahar dingin, dan longsor tebing sungai sehingga perlu dilakukan analisis risiko bencana. Daerah penelitian terletak pada hulu sungai yang melewati Kelurahan Sendangadi, Sinduadi, Trihango, Bener, Tegalrejo dan Pakuncen. Metode yang digunakan adalah semi kuantitatif dan kualitatif, dengan menggunakan data tabular dan penilaian numerik penggunaan lahan, populasi dan hidrologi sungai. Dengan metode (Analytical Hierarchy Process) AHP yang menentukan pilihan terbaik dari beberapa data pendukung. Metode penentuan risiko bencana dengan pembobotan mengikuti Peraturan Dirjen BNPB Tahun 2012. Kajian risiko bencana dengan metode AHP didapatkan skor 1,1 di Desa Sendangadi, 1,6 di Desa Sinduadi,. Trihanggo memiliki nilai 1,1, Bener memiliki nilai 1,3, Tegalrejo memiliki nilai 1,4, dan Pakuncen memiliki nilai 1,5. Desa Sendangadi dan Trihango memiliki tingkat resiko terendah dengan nilai yang sama yaitu 1,1. Dari hasil analisis risiko bencana yang telah didapatkan bahwa di semua kelurahan yang dialiri Sungai Winongo bagian hulu mendapatkan tingkat risiko rendah.