Back to Search Start Over

GEOHIDROLOGI KARST

Authors :
Rachmi, Isfi
Publication Year :
2018
Publisher :
INA-Rxiv, 2018.

Abstract

Karst seringkali menjadi perbincangan berkaitan dengan kawasan daerahnya yang memiliki masalah kekeringan dan kemiskinan. Geohidrologi karst pada umumnya dicirikan oleh jaringan porositas sekunder dan sistem pengeringan bawah permukaan yang mengalir melalui sungai-sungai bawah tanah (SBT) dengan bentuk tidak beraturan dan saluran yang berkembang di akuifer karst biasanya rumit. Karst memiliki karakteristik berupa adanya aliran air di bawah tanah, dan tidak adanya aliran permukaan. Aquifer karst memliki ciri khas karena di dalamnya seringkali terdapat empat jenis porositas sekaligus, yakni porositas matriks atau intergranuler (pori-pori antarbutir),aliran antara, porositas retakan, dan porositas rongga. Wilayah Kabupaten Gunungkidul secara fisiografi dikelompokkan menjadi tiga zona yaitu zona utara yaitu kawasan Baturagung, zona Tengah disebut kawasan ledok Wonosari, dan zona Selatan disebut karst Gunung Sewu. GunungSewu merupakan kawasan topografi karst yang mempunyai keunikan secara geomorfologi dan hidrologi dalam hal ini akan menyusun geohidrologi yang terbentuk. Kawasan karst Gunungsewu memiliki proses pelarutan yang terjadi secara terus menerus dan membentuk bentang alam eksokarst yang terbentuk di permukaan dan memiliki fenomena yang khas. Proses ini menghasilkan jaringan lorong-lorong vertikal dan horizontal dengan ukuran dan jenis bervariasi yang membentuk sistem perguaan (cuve system) atau sistem sungai bawah tanah. Sementara itu, hidrogeokimia perbukitan karst Gunung Sewu cenderung memiliki kesadahan lebih tinggi.

Details

Database :
OpenAIRE
Accession number :
edsair.doi.dedup.....166f926b62ad83a335ce322316def37f
Full Text :
https://doi.org/10.17605/osf.io/y7c2v