PERLUASAN WAWASAN TENTANG ‘INFORMASI TOXIC’ PADA SERANGAN PASCA COVID-19 DI INDONESIA

Modernisasi TI tidak dapat dibendung lagi. Kemajuan pesat dari segala berita yang beredar di kalangan masyarakat yang aktif di social media kerap menimbulkan persepsi, antusias, reaksi, interpretasi; tanggapan yang beragam. Terlebih, krisis Covid-19 tentu berpotensi menimbulkan konflik akibat kesalahpahaman dalam merespon informasi yang berbeda dan ini dimaknai dengan ‘toxic digital’. Melalui PkM ini, setidaknya menjawab tantangan sekaligus peluang tentang upaya atau solusi untuk memberi strategi dan edukasi kepada netizen dalam meninjau ulang segala bentuk informasi yang masih diperdebatkan di FB, YouTube, Twitter, dan IG. Teknik PkM dirancang secara aktual dalam melihat problematika yang relevan dengan pemanfaatan literasi digital dan cultue technology yang matang untuk mereduksi missed information. Sederhananya, metode didukung berbasis diseminasi dan umpan balik. Perencanaan melibatkan berbagai pihak, dimana tahapan koordinasi, sosialisasi, dan sharing-knowledge, tahapan PkM diterapkan di periode 2021. Peran stakeholders yang termuat pada konsep ‘ABGC’, maka setidaknya adaptasi terhadap kemajemukan pola pikir penggiat media sosial menekankan menyoroti dan menyororoti urgensitas ulasan dan berita yang berhubungan dengan angka penyebaran, kematian, penanggulangan, penanganan, dan dampak dari Covid-19 dengan bijaksana. Kami juga menawarkan kepada partisipan dan kalangan luas agar lebih cerdas dan tidak langsung mengambil kesimpulan sepihak untuk terhindar dari gangguan mental, degradasi psikologis, cyber-bullying, dan efek negatif lainnya.