14 results on '"ketebalan"'
Search Results
2. STUDI PENGUPASAN MATERIAL LUMPUR PADA PIT 40SST PT MULTI HARAPAN UTAMA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR.
- Author
-
Saeppudin, Ahmad, Devy, Shalaho Dina, Magdalena, Henny, Hasan, Harjuni, and Nugroho, Windhu
- Subjects
- *
MATERIALS handling , *MINES & mineral resources , *ENERGY minerals , *COAL mining , *MATERIALS testing - Abstract
Stripping of the mud material used at PT Multi Harapan Utama in pit 40SST follows the regulations contained in the Decree of the Minister of Energy and Mineral Resources number 1827/K/30/MEM/2018 concerning stripping of mud material. Prior to stripping, there are several requirements so that the sludge material stripping activity can be carried out. The method used is the calculation of the volume and thickness of the mud material and testing the physical properties of the mud material. Based on the results and discussion that has been described, it can be concluded that the activity of stripping mud material in pit 40SST with a boundary area of 28.40 Ha and obtained a volume of mud material of 1,392,237 bcm and a mud thickness of 10.6 m can be carried out with mud material which has a water content of 80.7%. For draining the material is done by making a ditch so that there is no stagnant water. For the handling of mud materials, PC 1250 and PC 2000 diggers are used with the foundation taken from the blasted hard material carried by the conveyance and later leveled by the dozer. And finally, the specified safety distance is 3.5 times the thickness of the soft material specified by the Company. By fulfilling these requirements, work safety is met and coal mining activities can work optimally. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2023
3. Pengaruh Lama Penyinaran dan Ketebalan Resin Komposit Bulk Fill Terhadap Kebocoran Mikro
- Author
-
Erma Sofiani and Fineza Rovi
- Subjects
bulk fill ,kebocoran mikro ,ketebalan ,lama penyinaran ,resin komposit ,Dentistry ,RK1-715 - Abstract
Restorasi gigi bertujuan mengembalikan fungsi mastikasi, fonetik, estetik, dan perlindungan terhadap jaringan pendukung gigi. Resin komposit merupakan bahan restoratif yang digunakan di kedokteran gigi karena mempunyai estetik dan kekuatan yang baik. Salah satu kekurangan dari resin komposit yaitu polymerization shrinkage. Pengkerutan akibat polimerisasi dapat menimbulkan kebocoran mikro, sehingga menyebabkan kegagalan restorasi berupa karies sekunder, diskolorasi dan infeksi pulpa. Polimerisasi resin komposit dikatakan baik apabila derajat konversi berupa ikatan atom karbon ganda menjadi ikatan tunggal pada monomer berjalan dengan tepat. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti translusensi bahan, lama penyinaran, ketebalan resin komposit, dan tipe filler. Beberapa cara untuk mengurangi kebocoran mikro diantaranya adalah teknik penumpatan secara incremental. Kekurangan teknik ini yaitu memperlambat proses perawatan dan meningkatkan risiko kontaminasi setiap lapisannya. Saat ini telah dikembangkan resin komposit bulk fill yang mampu diaplikasikan ke dalam kavitas secara langsung (bulk) dengan ketebalan 4-5 mm, dapat mengalami polimerisasi dengan baik. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyinaran dan ketebalan resin komposit bulk fill terhadap kebocoran mikro. Semakin lama penyinaran maka menyebabkan peningkatan ikatan karbon yang memperkecil jarak antar monomer. Peningkatan ketebalan aplikasi bahan meningkatkan nilai c-factor yang menyebabkan terjadinya pengkerutan sehingga menyebabkan kebocoran mikro. Beberapa studi menggunakan metode dye penetration dengan larutan marker yang berbeda untuk mengukur kebocoran mikro. Evaluasi dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), mikroskop cahaya, dan micro-CT. Kesimpulan literature review ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lama penyinaran dan ketebalan resin komposit bulk fill terhadap kebocoran mikro.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
4. Karakteristik Bioplastik Berbahan Dasar Limbah Cair Tahu (Whey) dengan Penambahan Kitosan dan Gliserol
- Author
-
Bambang Rahadi, Putri Setiani, and Robert Antonius
- Subjects
daya serap air ,ketebalan ,kuat tarik ,modulus elastisitas ,perpanjangan putus ,water absorption ,bioplastic thickness ,tensile strength ,elasticity ,elongation at break ,Environmental technology. Sanitary engineering ,TD1-1066 ,Environmental engineering ,TA170-171 - Abstract
ABSTRAK Penggunaan plastik telah banyak membantu kehidupan manusia, namun saat ini keberadaanya dialam berada dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Mayoritas plastik yang bersifat sekali pakai serta proses penguraian yang lambat membuat plastik menumpuk dan mencemari lingkungan. Disisi lain, Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi tahu yang tinggi. Produksi tahu menghasilkan whey yang biasa dibuang dan mencemari lingkungan. Alternatif penyelesaian terhadap dua masalah ini melalui pembuatan bioplastik. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan variasi terbaik bioplastik dari limbah cair tahu dengan penambahan kitosan dan gliserol. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dua faktor (massa kitosan dan volume gliserol) dengan 9 variasi perlakuan. Karakterisasi bioplastik dilakukan terhadap parameter ketebalan, sifat mekanik, dan daya serap air. Hasil analisa menunjukkan hasil karakterisasi terbaik terdapat pada bioplastik perlakuan kitosan 2.3 g dan gliserol 1.5 mL atau K2G2. Variasi K2G2 yang memiliki rerata ketebalan 0.056 mm, kuat tarik sebesar 0.1625 kgf.cm-2, perpanjangan putus sebesar 45%, modulus elastisitas sebesar 0.0036 kgf.cm-2, dan daya serap air sebesar 26.08%. Kata kunci: daya serap air, ketebalan, kuat tarik, modulus elastisitas, perpanjangan putus ABSTRACT Plastic ussage is undeniable for human life. But, the amount of plastic waste is on terrifying level. Plastic characteristics are single used and hardly to decompose caused that waste end up and damaging the environment. Beside, tofu consumption is favored by Indonesian citizen. Tofu production is generated whey that usually thrown away directly then polluting the environment. Solution to tackle that environmental problem is through bioplastic production. This study objectives is to determine the best variaton of bioplastic sample from whey with glycerol and chitosan addition. Statistical analysis was done by using Factorial Completely Randomize Design with 2 factors (chitosan mass and glycerol volume) with 9 sampel variation. Bioplastic was analyzed by thickness measurement, mechanical properties, and water absorption. Bioplastic sample with the addition of chitosan of 2.3 g and glycerol of 1.5 mL or K2G2 show the best characteristic. K2G2 bioplastic present the average of thickness measurements of 0.0056 mm, tensile strength of 0.1625 kgf.cm-2, elongation at break of 45%, elasticity of 0,0036 kgf.cm-2, water absorption of 26.08%. Keywords: water absorption, bioplastic thickness, tensile strength, elasticity, elongation at break
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
5. Hubungan Pola Penyebaran dan Ketebalan Zona Bijih Endapan Nikel Laterit dengan Topografi Permukaan Pada PT Aneka Tambang Tbk
- Author
-
Fadli Fadli
- Subjects
Topografi ,Nikel Laterit ,Kadar ,Ketebalan ,Pola Penyebaran ,Meteorology. Climatology ,QC851-999 ,Geology ,QE1-996.5 ,Environmental sciences ,GE1-350 - Abstract
Abstrak: Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya nikel laterit yang berlimpah, mulai dari Sulawesi hingga ke Papua. Oleh karena itu, peneliti melakukan analisis pola sebaran dan ketebalan endapan nikel leterit untuk mendapatkan pola sebaran zona bijih dari endapan nikel laterit berdasarkan topografi permukaan. Adapun metode yang dilakukan adalah menganalisis sampel pemboran dengan X-ray spectometer, menganalisis topografi, morfologi dan membuat profil penampang antar sumbu bor untuk menganalisis pola sebaran zona bijih endapan nikel laterit. Data yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bentuk topografi perbukitan dengan morfologi bergelombang, miring hingga melandai, dengan kemiringan lereng 20-160. Penampang endapan secara vertikal mengunakan parameter overburden dengan kadar Ni < 0.90% – > 4%. Penampang serta pola sebaran endapan nikel laterit terbagi 3 warna yaitu coklat untuk kadar Ni < 0.90%, kuning untuk kadar Ni 0,91% – 1,50%, dan hijau untuk kadar Ni > 1,51%. Berdasarkan penampang korelasi pada topografi landai, didapatkan kadar yang tinggi serta tebal dan topografi yang berbukit miring ditemukan kadar yang tinggi tetapi ketebalan yang tipis. Secara keseluruhan kadar nikel laterit berkisar 8 – 16 meter. Kata Kunci: Topografi, Nikel Laterit, Kadar, Ketebalan, Pola Penyebaran Abstract: Indonesia is a country that has abundant nickel laterite resources, from Sulawesi to Papua. Therefore, the researchers analyzed the distribution pattern and thickness of the nickel leterite deposits to obtain the distribution pattern of the ore zones of the laterite nickel deposits based on the surface topography. The method used is to analyze the drilling sample with an X-ray spectometer, analyze the topography, morphology and create a cross-sectional profile between the drill axes to analyze the distribution pattern of the laterite nickel ore deposit zone. The data generated from this study is a hilly topography with a wavy morphology, slanted, and sloping, with a slope of 20-160. The vertical cross section of the sediment uses overburden parameters with Ni content < 0.90% – > 4%. The cross-section and distribution pattern of laterite nickel deposits are divided into 3 colors, namely brown for Ni content < 0.90%, yellow for Ni content 0.91% – 1.50%, and green for Ni content > 1.51%. Based on the cross-sectional correlation on the sloping topography, it was found that high grades and thick and hilly topography found high grades but thin thicknesses. Overall, laterite nickel content ranges from 8 to 16 meters. Keywords: Topography, Nickel Laterite, Grade, Thickness, Distribution Pattern
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
6. Optimization of BS4 Enzyme Production with Different Substrate Thickness and Type of Trays.
- Author
-
Haryati T., Sinurat A. P., Hamid H., and Purwadaria T.
- Subjects
ENZYMES ,EUPENICILLIUM ,TRAYS ,FERMENTATION ,INDUSTRIAL costs - Abstract
Copyright of Indonesian Journal of Animal & Veterinary Sciences / Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner is the property of Indonesian Center for Animal Science Research & Development and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
7. Karakterisasi dan Aplikasi Pasir Silika Desa Oko-Oko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka sebagai Media Filter untuk Menurunkan Kadar Besi dan Mangan Pada Air Sumur Gali
- Author
-
Akhiruddin, Akhiruddin, Asfar, Suryawan, Rusman, La Ode, and Aba, La
- Subjects
Pasir ,Silika ,Ketebalan ,XRF ,Mikroskop ,dan AAS - Abstract
Telah dilakukan penelitian karakterisasi dan aplikasi pasir silika Desa Oko-Oko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka sebagai media filter untuk mereduksi kadar besi dan mangan pada air sumur gali dengan metode aerasi-filtrasi menggunakan bubble aerator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi pasir silika Desa Oko-Oko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka dengan menggunakan XRF dan mengetahui efektifitas variasi ketebalan pasir pada aplikasi pasir silika sebagai media filter terhadap penurunan besi (Fe), mangan (Mn), warna dan kekeruhan sumur gali dengan menggunakan saringan pasir cepat dengan metode aerasi-filtrasi. Hasil pengamatan mikroskopis menunjukkan pasir silika Desa Oko-Oko memiliki ukuran butir pasir yang bervariasi dan termasuk kategori halus. Karakterisasi mineral pasir silika dari Desa Oko-Oko menggunakan XRF menunjukkan bahwa kandungan mineral SiO2 tertinggi adalah 98,72% yang berarti telah memenuhi syarat untuk dikatakan pasir silika. Pengukuran sampel awal air sumur gali untuk penentuan kadar Fe dan Mn dengan metode Spektroskopi Serapan Atom menghasilkan kadar logam Fe sebesar 2,078 mg/L dan untuk kadar Mn sebesar 1,422 mg/L. Penurunan kadar Fe dan Mn pada metode aerasi-filtrasi dengan variasi ketebalan pasir (20 cm, 40 cm, dan 80 cm) menghasilkan kadar Fe sebesar 0,131 mg/L, 0,081 mg/L, dan 0,026 mg/L, 0,617 mg/L, 0,029 mg/L, dan 0,013 mg/L. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi Fe dan Mn telah memenuhi baku mutu baku Permenkes. 492/Menkes/IV/2010 adalah 0,3 mg/L untuk besi (Fe) dan 0,4 mg/L untuk mangan (Mn). Berdasarkan hasil penelitian bahwa pasir silika desa Oko-Oko berhasil menurunkan kadar Fe dan kadar Mn pada air sumur gali dengan metode aerasi-filtrasi menggunakan bubble aerator dan fast sand filter
- Published
- 2022
8. Studi Eksperimen Pengaruh Tebal Cat dan Kekasaran pada Pelat Baja Karbon Rendah Terhadap Kerekatan Cat dan Biaya Proses di PT. Swadaya Graha
- Author
-
Rishad Antony Pratama and Sudiyono Kromodiharjo
- Subjects
cat ,kekasaran ,kekuatan rekat ,ketebalan ,Technology ,Engineering (General). Civil engineering (General) ,TA1-2040 - Abstract
Keberadaan industri manufaktur di Indonesia sangatlah penting. karena dengan peningkatan kualitas dan kuantitas output yang dihasilkan maka dapat meningkatkan daya saing industri di pasar global. PT. Swadaya Graha merupakan salah satu anak usaha PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Sejak tahun 1985 PT. Swadaya Graha bergerak dalam bidang manufaktur. Berhubungan dengan proses manufaktur yang ada di PT. Swadaya Graha, proses pengecatan atau coating merupakan proses manufaktur akhir yang dibutuhkan untuk melapisi semua komponen yang dibuat. Perbaikan pada lapisan cat akan memakan waktu yang relatif lama dan memakan biaya sehingga akan memperlambat selesainya suatu komponen. Oleh karena itu Penelitian Tugas Akhir ini akan mengangkat kasus mengenai kekuatan rekat. Eksperimen ini dimaksudkan agar mengetahui pengaruh ketebalan lapisan cat dan tingkat kekasaran permukaan terhadap kekuatan rekat cat pada suatu baja karbon rendah dan mengetahui kombinasi antara ketebalan cat dan kekasaran permukaan manakah yang paling optimal. Kekuatan rekat cat diketahui dari hasil pengujian pull off adhesion. Hasil penelitian yang didapatkan dari pengujian dengan objek pelat baja karbon 250 x 250 x 6 mm menunjukkan bahwa seluruh hasil berada diatas standar. Daya lekat tertinggi yaitu 14.32 MPa dengan kekasaran 30-50 µm dan ketebalan cat 320 µm pada klasifikasi C5 (struktur di lingkungan laut). Daya lekat tertinggi pada klasifikasi C4 (industri pengolahan kimia) yaitu 13.85 MPa dengan kekasaran 30-50 µm dan ketebalan 280 µm. Dan daya lekat tertinggi pada klasifikasi C3 (struktur jembatan) yaitu 13.11 MPa dengan kekasaran 30-50 µm dan ketebalan 320 µm. Biaya proses pengecatan termurah pada klasifikasi C3 sebesar Rp. 8.307. Biaya proses pengecatan termurah pada klasifikasi C4 sebesar Rp. 10.908. Sedangkan biaya proses pengecatan termurah pada klasifikasi C5 sebesar Rp. 12.363.
- Published
- 2017
9. Karakteristik Bioplastik Berbahan Dasar Limbah Cair Tahu (Whey) dengan Penambahan Kitosan dan Gliserol
- Author
-
Putri Setiani, Robert Antonius, and Bambang Rahadi
- Subjects
daya serap air ,ketebalan ,kuat tarik ,bioplastic thickness ,lcsh:TD1-1066 ,lcsh:Environmental engineering ,elongation at break ,modulus elastisitas ,tensile strength ,water absorption ,perpanjangan putus ,elasticity ,lcsh:Environmental technology. Sanitary engineering ,lcsh:TA170-171 - Abstract
Penggunaan plastik telah banyak membantu kehidupan manusia, namun saat ini keberadaanya dialam berada dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Mayoritas plastik yang bersifat sekali pakai serta proses penguraian yang lambat membuat plastik menumpuk dan mencemari lingkungan. Disisi lain, Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi tahu yang tinggi. Produksi tahu menghasilkan whey yang biasa dibuang dan mencemari lingkungan. Alternatif penyelesaian terhadap dua masalah ini melalui pembuatan bioplastik. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan variasi terbaik bioplastik dari limbah cair tahu dengan penambahan kitosan dan gliserol. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dua faktor (massa kitosan dan volume gliserol) dengan 9 variasi perlakuan. Karakterisasi bioplastik dilakukan terhadap parameter ketebalan, sifat mekanik, dan daya serap air. Hasil analisa menunjukkan hasil karakterisasi terbaik terdapat pada bioplastik perlakuan kitosan 2.3 g dan gliserol 1.5 mL atau K2G2. Variasi K2G2 yang memiliki rerata ketebalan 0.056 mm, kuat tarik sebesar 0.1625 kgf.cm-2, perpanjangan putus sebesar 45%, modulus elastisitas sebesar 0.0036 kgf.cm-2, dan daya serap air sebesar 26.08%. Kata kunci: daya serap air, ketebalan, kuat tarik, modulus elastisitas, perpanjangan putus ABSTRACT Plastic ussage is undeniable for human life. But, the amount of plastic waste is on terrifying level. Plastic characteristics are single used and hardly to decompose caused that waste end up and damaging the environment. Beside, tofu consumption is favored by Indonesian citizen. Tofu production is generated whey that usually thrown away directly then polluting the environment. Solution to tackle that environmental problem is through bioplastic production. This study objectives is to determine the best variaton of bioplastic sample from whey with glycerol and chitosan addition. Statistical analysis was done by using Factorial Completely Randomize Design with 2 factors (chitosan mass and glycerol volume) with 9 sampel variation. Bioplastic was analyzed by thickness measurement, mechanical properties, and water absorption. Bioplastic sample with the addition of chitosan of 2.3 g and glycerol of 1.5 mL or K2G2 show the best characteristic. K2G2 bioplastic present the average of thickness measurements of 0.0056 mm, tensile strength of 0.1625 kgf.cm-2, elongation at break of 45%, elasticity of 0,0036 kgf.cm-2, water absorption of 26.08%. Keywords: water absorption, bioplastic thickness, tensile strength, elasticity, elongation at break
- Published
- 2020
10. The Effect of Thickness of Medium for Silkworm (Tubifex sp.) Culture using Waste Sludge of Catfish Cultivation
- Author
-
Suryadin, Dindin, Helmiati, Senny, and Rustadi, Rustadi
- Subjects
lcsh:SH1-691 ,Bahan organik ,biomassa ,cacing sutera ,ketebalan ,limbah budidaya lele ,Organic material ,biomass ,Tubifex sp ,thickness ,waste of catfish culture ,lcsh:Aquaculture. Fisheries. Angling - Abstract
This research aims to know the influence of the thickness of catfish culture waste on silk worm (Tubifex sp.) biomass. The research was conducted with culturing Tubifex sp. in different thickness media of the waste as treatments. The treatments consist of the waste 2, 4, 8 and 12 cm thickness of medium with 6 cm depth. The stock densities 150 g/m3 with average weight 0.0062+0.00032 g. The parameter that analyzed is biomass and population of Tubifex sp.. Data analyzed by analysis of variance and posthoc test is Duncan’s Multiple Range Test. The result shows that diversification of medium thickness gives the real influence (P, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah budidaya lele sebagai media budidaya cacing sutera dan mendapatkan ketebalan media yang menghasilkan biomassa cacing sutera tertinggi. Penelitian dilakukan menggunakan sistem wadah bertingkat dengan aliran air secara resirkulasi. Wadah budidaya yang digunakan berukuran 40x30x20 cm3. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan rancangan penelitian berupa Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan empat perlakuan dan masing-masing tiga ulangan, yaitu P1 (ketebalan media 2 cm); P2 (ketebalan media 4 cm); P3 (ketebalan media 8 cm); P4 (ketebalan media 12 cm) dengan kedalaman air 6 cm. Padat tebar Tubifex sp. sebesar 150 g/m3 dengan rerata berat 0,0062±0,00032 g. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test. Perbedaan ketebalan media budidaya berpengaruh nyata (P
- Published
- 2017
11. Peningkatan Protein dan Vitamin B melalui Pemberian Whey dan Lerry pada Produk Nata
- Author
-
Shagti, Indhira
- Subjects
Ketebalan ,Whey tofu ,Nutritional value ,Whey tahu ,Nilai gizi ,Lerri ,Thickness ,Nata - Abstract
Background: Rinse or rice water lyri and whey tofu is a waste generated by many households and home industries are thrown away. Whereas this waste is still a lot of nutrients that still exist such as carbohydrates, proteins, and vitamins. Waste lerri and whey know this can still be utilized to nata by using bacteria Acetobacter xylinum, so it is expected can also increase economic value of society. Objective: To know the effect of whey tofu substitution on thickness, nutrient content and vitamin B1 nata de lerri. Method: This research is purely experimental, using Completely Randomized Design (RAL) consisting of 5 treatments and each repeated 3 times. Where the free variable is media formula nata, namely rice water washing medium (lerri) and whey knows F1 (100: 0)%; F2 (75: 25)%; F3 (50: 50)%; F4 (25: 75)%; F5 (0: 100)%. The dependent variable is nata thickness, nata nutritional value (moisture content, crude protein content, coarse fiber content, vitamin B1) and organoleptic receiving power. Result: In this research there are five formula of nata de lerri substitution whey know that do. But in practice 2 formulas did not work, namely F4 and F5, because the product remains liquid and cloudy white. This is possible fungal contamination that occurs due to a technical error (less sterile). For thickness nata de lerri, the highest result is the formula F1 with a thickness of 1 cm and the lowest F3 with a thickness of 0.5 cm. But for the results of testing the water content, ash content and highest crude protein content is F3 with a water content value 99.93%, ash 0.34%, crude protein content 1.35%. But from the test results of vitamin B1 all formula and water lerri not detected, this is possible because of the error of the test equipment., Latar Belakang: Air cucian beras atau lerri dan whey tahu merupakan limbah yang banyak dihasilkan oleh rumah tangga dan industri rumahan yang dibuang begitu saja. Padahal pada limbah ini masih banyak kandungan nutrisi yang masih ada seperti karbohidrat, protein, serta vitamin. Limbah lerri dan whey tahu ini masih bisa dimanfaatkan menjadi nata dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum, sehingga diharapkan dapat juga meningkatkan nilai ekonomi masyarakat. Tujuan: Mengetahui pengaruh substitusi whey tahu terhadap ketebalan, kandungan gizi dan vitamin B1 nata de lerri. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental murni, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Dimana yang menjadi variabel bebasnya adalah formula media nata, yaitu media air cucian beras (lerri) dan whey tahu F1 (100:0)%; F2 (75:25)%; F3 (50:50)%; F4 (25:75)%; F5 (0:100)%. Variabel terikatnya adalah ketebalan nata, nilai gizi nata (Kadar air, kadar protein kasar, kadar serat kasar, vitamin B1) dan daya terima organoleptik. Hasil: Pada penelitian ini terdapat lima formula nata de lerri substitusi whey tahu yang dilakukan. Namun pada pelaksanaannya 2 formula tidak berhasil, yaitu F4 dan F5, karena produk tetap cair dan berwarna putih keruh. Hal ini dimungkinkan adanya kontaminasi jamur yang terjadi karena kesalahan teknis (kurang steril).Untuk ketebalan nata de lerri, hasil yang paling tinggi adalah formula F1 dengan ketebalan 1 cm dan terendah F3 dengan ketebalan 0,5 cm. Namun untuk hasil pengujian kadar air, kadar abu serta kadar protein kasar yang paling tinggi adalah F3 dengan nilai kadar air 99,93%, kadar abu 0,34%, kadar protein kasar 1,35%. Namun dari hasil pengujian kadar vit B1 semua formula dan air lerri tidak terdeteksi, hal ini dimungkinkan karena adanya kesalahan alat uji.
- Published
- 2017
12. Efek Ketebalan Semen Ionomer Kaca dan Resin Komposit terhadap Kekuatan Tekan Tumpatan Sandwich
- Author
-
Tunjung Nugraheni
- Subjects
lcsh:RK1-715 ,ketebalan ,tumpatan Sandwich ,lcsh:Dentistry ,kekuatan tekan - Abstract
Tuntutan masyarakat terhadap tumpatan sewarna gigi semakin tinggi. Pada kasus-kasus tertentu teknik restorasi dengan menggunakan dua bahan restorasi yang berbeda (teknik tumpatan sandwich) diperlukan untuk mendapatkan restorasi yang dapat melekat kuat dan mempunyai estetika yang bagus. Teknik tumpatan sandwich yang sering dilakukan adalah menggunakan semen ionomer kaca dan resin komposit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek perbedaan ketebalan semen ionomer kaca dan resin komposit terhadap kekuatan tekan tumpatan sandwich secara in vitro. Pada penelitian ini digunakan 40 subjek penelitian berupa tumpatan sandwich yang dibuat pada cetakan fiber dengan kavitas berbentuk sHinder dengan diameter 5 mm dan tinggi 5 mm. Semua kavitas ditumpat dengan semen ionomer kaca dan resin komposit dengan teknik sandwich, dengan perbandingan ketebalan yang berbeda. Kelompok I dilakukan penumpatan semen ionomer kaca tipe II dan resin komposit packable dengan perbandingan 1:4, kelompok II dengan perbandingan 2:3, kelompok III dengan perbandingan 3:2, kelompok IV dengan perbandingan 4:1. Selanjutnya seluruh subjek penelitian direndam dalam saliva tiruan pH 6,7 dan disimpan pada suhu 370C selama 24 jam dalam inkubator, kemudian diukur kekuatan tekan menggunakan alat uji tekan Universal Testing Machine. Hasil analisis dengan Anava satu jalur menunjukkan perbedaan ketebalan semen ionomer kaca dan resin komposit mempunyai efek yang bermakna terhadap kekuatan tekan tumpatan sandwich (p < 0,05). Hasil uji LSD rerata kekuatan tekan antar kelompok 1,11,III dan IV berbeda bermakna (p < 0,05), dapat disimpulkan bahwa perbedaan ketebalan semen ionomer kaca dan resin komposit berpengaruh terhadap kekuatan tekan tumpatan sandwich.
- Published
- 2016
13. Analisa Pengaruh Besar Tegangan Listrik Terhadap Ketebalan Pelapisan Chrom pada Pelat Baja dengan Proses Elektroplating
- Author
-
AHMAD, MUHAMMAD AZHAR and Shaifullah
- Subjects
waktu ,baja karbon rendah ,volt ,ketebalan ,electroplating - Abstract
Muhammad azhar ahmad (D21105080) and Shaifullah (D21105046). Analisa Pengaruh Besar Tegangan Listrik Terhadap Ketebalan Pelapisan Chrom pada Pelat Baja dengan Proses Elektroplating. (2011). Dibimbing oleh DR. Ir. Johannes Leonard, DEA dan Hairul Arsyad, ST., MT. Electroplating adalah pelapisan permukaan logam dengan proses elektrokimia Penggunaan baja pada masa sekarang ini sangatlah pesat, umumnya banyak digunakan untuk mengatasi alat-alat permesinan, konstruksi maupun pipa minyak atau gas. Peningkatan sifat-sifat fisis baja dapat dilakukan dengan proses pelapisan menggunakan metode electroplating. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh variasi tegangan listrik dan lama waktu electroplating terhadap ketebalan pada baja karbon rendah dengan pelapisan krom. Manfaat dilakukan penelitian yaitu untuk mendapatkan informasi pengaruh tegangan listrik dan waktu terhadap ketebalan baja karbon rendah dengan pelapisan krom. Dalam kegiatan penelitian ini menggunakan baja karbon rendah yang dilapisi dengan menggunakan metode electroplating dengan variasi tegangan listrik 2,4,6,8,10 volt serta lama waktu pelapisan 4, 8, dan 12 menit. Selanjutnya dilakukan pengujian ketebalan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketebalan lapisan krom keras pada tegangan 2,4,6,8,10 volt pada lama waktu, 4 menit: 29, 90, 48, 9, 55 ??m, lama waktu 8 menit : 15, 143, 133, 81, 46 ??m. lama waktu 12: 46, 116, 171, 104, 27 ??m menit Kemudian dapat disimpulkan semakin lama proses electroplating maka akan semakin tebal hasil pelapisan yang terjadi. Dan arus terbaik untuk hasil pelapisan adalah 4 volt.
- Published
- 2011
14. Hubungan Retraksi Gigi Anterior dengan Bentuk Bibir pada Perawatan Protrusif Bimaksilar dengan Teknik Begg
- Author
-
Prihandini Iman, Francisca Prima, and Darmawan Sutantyo
- Subjects
Protrusif ,Protrusion ,Length ,Bimaxillary ,Retraksi ,Bimaksilar ,Ketebalan ,Panjang ,Bibir ,Retraction ,Thickness ,Lip ,lcsh:RK1-715 ,lcsh:Dentistry - Abstract
Perubahan pada jaringan keras di daerah sepertiga wajah bagian bawah membawa perubahan pada jaringan lunak di atasnya. Pergerakan pada gigi anterior akan mempengaruhi bentuk bibir yang melekat langsung pada gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahanposisi gigi anterior dengan perubahan bentuk bibir atas dan bibir bawah setelah perawatan ortodontik pada maloklusi protrusif bimaksilar dengan teknik Begg pada orang dewasa Jawa. Penelitian dilakukan pada 17 pasang sefalogram lateral pasien berumur 18-35 tahun dengan protrusif bimaksilar sebelum dan sesudah perawatan. Masing-masing sefalogram diukur perubahan pada posisi gigi anterior yaitu jarak yang diukur dari tepi insisal gigi anterior ke garis referensi yang ditarik dari sella dan perubahan pada bibir atas dan bawah yaitu ketebalan dan panjang bibir. Data perubahan pada posisi gigi anterior dan perubahan pada bibir dianalisis dengan uji korelasi product moment Pearson dan analisis regresi. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi bermakna antara perubahan posisi gigi anterior dengan perubahan ketebalan dan panjang bibir.Ketebalan bibir atas dan bibir bawah bertambah secara bermakna ( P
- Published
- 2013
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.