11 results on '"fraksi serat"'
Search Results
2. Pengaruh Perbedaan Bahan Perekat dan Sumber Filtrat terhadap Fraksi Serat dan Kualitas Fisik Wafer Ransum Komplit
- Author
-
Adli Adli, Dewi Febrina, Zumarni Zumarni, Fitrah Khairi, and Sadarman Sadarman
- Subjects
adhesive ,bahan perekat ,fiber fraction ,filtrat ,fraksi serat ,kualitas fisik ,oil palm fronds ,pelepah sawit ,physical quality ,Animal culture ,SF1-1100 - Abstract
ABSTRACT. Pelepah sawit dapat diolah dengan penambahan filtrat abu sekam padi (FASP) dan filtrat abu tandan kosong (FATK) selanjutnya digunakan sebagai bahan pembuatan wafer. Perbedaan sumber filtrat dan bahan perekat dalam pembuatan wafer memengaruhi fraksi serat dan kualitas fisik. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh sumber filtrat dalam pengolahan pelepah sawit dan bahan perekat berbeda dalam pembuatan wafer terhadap fraksi serat dan kualitas fisik. Rancangan acak lengkap berfaktor 2 x 3 dengan 3 ulangan digunakan dalam penelitian. Faktor F : sumber filtrat : F1= FATK dan F2 = FASP. Faktor L: bahan perekat, L1 = molases; L2. onggok; L3. tepung tapioka. Parameter yang diukur adalah kualitas fisik (kerapatan partikel dan daya serap air) serta fraksi serat (serat detergen asam/acid detergent fiber (ADF), hemiselulosa, selulosa, lignin dan serat detergen netral/neutral detergent fiber (NDF). Data dianalisis dengan analisis variansi selanjutnya analisis ragam dengan uji jarak berganda Duncan/Duncan Multiple Range Test (DMRT). Pelepah sawit yang diolah dengan sumber filtrat berbeda tidak memengaruhi kualitas fisik (daya serap air dan kerapatan partikel) serta kandungan selulosa dan hemiselulosa, tapi memengaruhi (P0,05) kandungan ADF, lignin dan NDF. Penggunaan bahan perekat berbeda dalam pembuatan wafer tidak memengaruhi kerapatan partikel tapi memengaruhi (P0,05) daya serap air dan fraksi serat (ADF, lignin, hemiselulosa, NDF, dan selulosa). Interaksi sumber filtrat dalam pengolahan pelepah sawit dengan bahan perekat dalam pembuatan wafer memengaruhi (P0,05) fraksi serat dan kualitas fisik. Pelepah sawit yang diolah dengan FASP selanjutnya dibuat wafer berbahan perekat molases menghasilkan fraksi serat terbaik (NDF 43,03%; ADF 40,29%; lignin 12,62%; selulosa 24,63%; hemiselulosa 2,74%) dan pelepah sawit yang diolah dengan FATK selanjutnya dibuat wafer berbahan perekat tepung tapioka menghasilkan kualitas fisik terbaik. (The effect of differences of adhesive and filtrates sources on fiber fraction and physical quality of complete ration wafer) ABSTRAK. Palm fronds can be processed with the addition of rice husk ash filtrate (RHAF) and empty bunches ash filtrate (EBHF) and then used as an ingredient in making wafers. Difference source of the filtrate and adhesive material in wafer making affect the fiber fraction and physical quality. The study aimed to determine the effect of the filtrate source in the processing of palm fronds and different adhesives in wafer making on the fiber fraction and physical quality. A completely randomized design with a factorial pattern, 2 x 3 with 3 replications was used in the study. Factor F : filtrate source : F1 = RHAF and F2 = EBHF. Factor L : adhesive material, L1 = molasses; L2 = tapioca by product ; L3 = tapioca flour. The measured parameters are physical quality (particle density and water absorption) and fiber fraction (ADF, hemicellulose, lignin, cellulose, and NDF). Data were analyzed by analysis of variance and the differences were analyzed by DMRT test. Palm fronds treated with different filtrate sources did not affect the physical quality (water absorption and particle density) and cellulose and hemicellulose content, but affected (P0.05) the content of ADF, lignin and NDF. The use of different adhesives in wafer making did not affect particle density but affected (P0.05) water absorption and fiber fraction (ADF, lignin, hemicellulose, NDF, and cellulose). The interaction of the filtrate source in the processing of palm fronds with the adhesive in wafer making affected (P0.05) the fiber fraction and physical quality. Palm fronds which were processed with RHAF then formed wafers with molasses as an adhesive, producing the best fiber fraction (NDF 43.03%; ADF 40.29%; lignin 12.62%; cellulose 24.63%; hemicellulose 2.74%) and palm fronds which were processed with EBAF then formed wafers with tapioca flour adhesive, resulting in the best physical quality.
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
3. Pengaruh Perebusan Daun Mangrove (Avicennia marina) dengan Air Abu Sekam terhadap Kecernaan Fraksi Serat (NDF, ADF, Selulosa, dan Hemiselulosa) Secara In-Vitro
- Author
-
G. Yanti, N. Jamarun, and Elihasridas Elihasridas
- Subjects
daun mangrove ,perebusan ,abu sekam ,kecernaan invitro ,fraksi serat ,Animal culture ,SF1-1100 - Abstract
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh intensitas waktu perebusan daun mangrove (Avicennia marina) terhadap nilai kecernaan fraksi serat (NDF, ADF, selulosa dan hemiselulosa) secara in-vitro. Analisis perhitungan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai kecernaan NDF, ADF, Selulosa, dan Hemiselulosa melalui pengukuran berdasarkan intensitas waktu perebusan daun mangrove menggunakan air abu sekam 15% (w/v). Perlakuan intensitas waktu dengan rentang : selama 0 menit (P0), 5 menit (P1), 10 menit (P2), dan 15 menit (P3). Hasil penelitian membuktikan bahwa waktu perebusan daun mangrove menggunakan air abu sekam 15% mempengaruhi sangat nyata (P
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
4. Pengaruh Berbagai Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan Fraksi Serat Pada Rumput Lapang Sebagai Pakan Hijauan
- Author
-
N. P. Indriani, A. Rochana, H. K. Mustafa, B. Ayuningsih, I. Hernaman, D. Rahmat, T. Dhalika, K. A. Kamil, and Mansyur Mansyur
- Subjects
rumput lapang ,hijauan ,ketinggian tempat ,fraksi serat ,Zoology ,QL1-991 - Abstract
Ketersediaan rumput lapang dengan kualitas yang tinggi dan jumlah yang mencukupi sangat diperlukan ruminansia. Fraksi serat merupakan komponen sumber energi pada ruminansia untuk meningkatkan produktivitasnya. Rumput lapang cukup tersedia di berbagai ketinggian, terutama pedesaan di Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan fraksi serat dari rumput lapang di pedesaan Jawa Barat pada musim hujan dan musim kemarau. Penelitian dilakukan dari bulan September 2015 sampai Juli 2016. Metoda yang digunakan adalah metoda survei, dengan penentuan sampel secara bertahap.Tahap pertama adalah menentukan area berdasarkan jumlah ternak dengan purposive sampling untuk wilayah Jawa Barat. Tahap kedua menentukan daerah berdasarkan ketinggian tempat sebagai perlakuan menggunakan metoda eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Setiap desa mempunyai 6 cuplikan dengan cara melempar kuadran secara acak. Parameter yang diukur adalah fraksi serat. Hasil menunjukkan bahwa ADF dan Lignin sama kandungannya untuk berbagai ketinggian, sedangkan kandungan NDF, Selulosa dan hemiselulosa pada ketinggian sedang dan rendah adalah sama dan lebih tinggi dari pada di dataran tinggi.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
5. PERBEDAAN LEVEL ONGGOK DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP FRAKSI SERAT SILASE DAUN UBI KAYU.
- Author
-
Melisa, L., Harahap, A. E., and Elfawati
- Abstract
Copyright of Indonesian Archipelago Journal of Animal Science (IAJAS) / Jurnal Peternakan Nusantara (JPN) is the property of Universitas Djuanda and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2022
6. Kandungan Fraksi Serat Pelepah Sawit Hasil Biodelignifikasi Menggunakan Kapang Phanerochaete chrysosporium dengan Penambahan Mineral Ca dan Mn
- Author
-
D. Febrina, N. Jamarun, M. Zain, and Khasrad
- Subjects
pelepah sawit ,Phanerochaete chrysosporium ,fraksi serat ,Ca ,Mn ,Animal culture ,SF1-1100 - Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan mineral Ca dan Mn dalam proses biodelignifikasi pelepah sawit menggunakan kapang Phanerochaete chrysosporium terhadap kandungan fraksi serat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial 3 x 3 dengan dua ulangan : Faktor A adalah dosis mineral Ca (1.000; 2.000 dan 3.000 ppm). Faktor B adalah dosis mineral Mn (50, 100 dan 150 ppm). Fermentasi berlangsung selama 10 hari. Peubah yang diukur adalah kandungan NDF, ADF, hemiselulosa, selulosa dan lignin. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara mineral Ca dan Mn mempengaruhi kandungan NDF, selulosa dan lignin. Penambahan 2.000 ppm Ca dan 150 ppm Mn pada biodelignifikasi pelepah sawit menggunakan kapang Phanerochaete chrysosporium memberikan hasil terbaik karena menghasilkan kandungan lignin terendah yaitu 22,4%.
- Published
- 2015
- Full Text
- View/download PDF
7. Degradasi in vitro Fraksi Serat Ransum Berbasis Limbah Jagung Amoniasi
- Author
-
Elihasridas and R. W. S. Ningrat
- Subjects
in vitro ,degradasi ,fraksi serat ,limbah jagung amoniasi ,ransum komplit ,Animal culture ,SF1-1100 - Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rasio penggunaan limbah jagung amoniasi dan konsentrat dalam ransum komplit ternak ruminansia berdasarkan parameter kecernaan fraksi serat (NDF, ADF, selulosa dan hemiselulosa) secara in vitro. Empat formula ransum komplit adalah; R0= 50% rumput lapangan + 50% konsentrat (ransum kontrol), R1= 40% limbah jagung amoniasi + 60% konsentrat, R2= 60% limbah jagung amoniasi + 40% konsentrat dan R3= 80% limbah jagung amoniasi + 20% konsentrat. Kecernaan fraksi serat diukur setelah ransum diinkubasi selama 48 jam dengan cairan buffer rumen menurut teknik Tilley dan Terry (1969). Data dianilisis secara statistik menggunakan rancangan acak kelompok, dan perbedaan nilai rataan perlakuan diuji dengan uji Duncan. Hasil yang diperoleh menunjukkan degradasi fraksi serat ransum nyata berbeda (P
- Published
- 2015
8. Pengaruh Perebusan Daun Mangrove (Avicennia marina) dengan Air Abu Sekam terhadap Kecernaan Fraksi Serat (NDF, ADF, Selulosa, dan Hemiselulosa) Secara In-Vitro
- Author
-
Elihasridas Elihasridas, Novirman Jamarun, and Gusri Yanti
- Subjects
kecernaan invitro ,perebusan ,daun mangrove ,abu sekam ,fraksi serat ,SF1-1100 ,Animal culture - Abstract
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh intensitas waktu perebusan daun mangrove (Avicennia marina) terhadap nilai kecernaan fraksi serat (NDF, ADF, selulosa dan hemiselulosa) secara in-vitro. Analisis perhitungan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai kecernaan NDF, ADF, Selulosa, dan Hemiselulosa melalui pengukuran berdasarkan intensitas waktu perebusan daun mangrove menggunakan air abu sekam 15% (w/v). Perlakuan intensitas waktu dengan rentang : selama 0 menit (P0), 5 menit (P1), 10 menit (P2), dan 15 menit (P3). Hasil penelitian membuktikan bahwa waktu perebusan daun mangrove menggunakan air abu sekam 15% mempengaruhi sangat nyata (P
- Published
- 2021
9. Pengaruh Berbagai Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan Fraksi Serat Pada Rumput Lapang Sebagai Pakan Hijauan
- Author
-
H. K. Mustafa, Mansyur Mansyur, Dedi Rahmat, Ana Rochana, Iman Hernaman, Nyimas Popi Indriani, Budi Ayuningsih, Kurnia A. Kamil, and Tidi Dhalika
- Subjects
ketinggian tempat ,lcsh:Zoology ,rumput lapang ,lcsh:QL1-991 ,hijauan ,fraksi serat - Abstract
Ketersediaan rumput lapang dengan kualitas yang tinggi dan jumlah yang mencukupi sangat diperlukan ruminansia. Fraksi serat merupakan komponen sumber energi pada ruminansia untuk meningkatkan produktivitasnya. Rumput lapang cukup tersedia di berbagai ketinggian, terutama pedesaan di Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan fraksi serat dari rumput lapang di pedesaan Jawa Barat pada musim hujan dan musim kemarau. Penelitian dilakukan dari bulan September 2015 sampai Juli 2016. Metoda yang digunakan adalah metoda survei, dengan penentuan sampel secara bertahap.Tahap pertama adalah menentukan area berdasarkan jumlah ternak dengan purposive sampling untuk wilayah Jawa Barat. Tahap kedua menentukan daerah berdasarkan ketinggian tempat sebagai perlakuan menggunakan metoda eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Setiap desa mempunyai 6 cuplikan dengan cara melempar kuadran secara acak. Parameter yang diukur adalah fraksi serat. Hasil menunjukkan bahwa ADF dan Lignin sama kandungannya untuk berbagai ketinggian, sedangkan kandungan NDF, Selulosa dan hemiselulosa pada ketinggian sedang dan rendah adalah sama dan lebih tinggi dari pada di dataran tinggi.
- Published
- 2020
10. Degradasi in vitro Fraksi Serat Ransum Berbasis Limbah Jagung Amoniasi
- Author
-
R.W.S. Ningrat and Elihasridas Elihasridas
- Subjects
in vitro ,degradasi ,ransum komplit ,lcsh:Animal culture ,fraksi serat ,limbah jagung amoniasi ,lcsh:SF1-1100 - Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rasio penggunaan limbah jagung amoniasi dan konsentrat dalam ransum komplit ternak ruminansia berdasarkan parameter kecernaan fraksi serat (NDF, ADF, selulosa dan hemiselulosa) secara in vitro . Empat formula ransum komplit adalah; R0= 50% rumput lapangan + 50% konsentrat (ransum kontrol), R1= 40% limbah jagung amoniasi + 60% konsentrat, R2= 60% limbah jagung amoniasi + 40% konsentrat dan R3= 80% limbah jagung amoniasi + 20% konsentrat. Kecernaan fraksi serat diukur setelah ransum diinkubasi selama 48 jam dengan cairan buffer rumen menurut teknik Tilley dan Terry (1969). Data dianilisis secara statistik menggunakan rancangan acak kelompok, dan perbedaan nilai rataan perlakuan diuji dengan uji Duncan. Hasil yang diperoleh menunjukkan degradasi fraksi serat ransum nyata berbeda (P
- Published
- 2015
11. KANDUNGAN NDF, ADF DAN HEMISELULOSA PUCUK TEBU (Saccharumofficinarum L.) YANG DIFERMENTASI DENGAN KALSIUM KARBONAT, UREA, DAN MOLASES
- Author
-
PRATAMA, JUFRIADI
- Subjects
CaCO3 ,Pucuk Tebu ,Fraksi serat ,Urea ,Molases ,Hemiselulosa - Abstract
2014 Jufriadi Pratama (I211 10 268), Harfiah (Pembimbing Utama), Rohmiyatul (Pembimbing Anggota) Kandungan NDF, ADF, dan Hemiselulosa Pucuk Tebu (Saccharum officinarum L.) yang Difermentasi dengan Kalsium Karbonat (CaCO3 ), Urea, dan Molases. ABSTRAK Teknologi fermentasi dapat meningkatkan kualitas pucuk tebu sebagai pakan ruminansia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kandungan NDF,ADF, dan Hemiselulosa pucuk tebu hasil fermentasi dengan CaCO 3 , urea dan molases. Rancangan percobaan yang digunakanadalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuandan 3 ulanganyaitu P0 (Pucuk tebu (kontrol)), P1 (Pucuk tebu + Urea 5%), P2 (Pucuk tebu + Urea 5% + CaCO30,5%), dan P3 (Pucuk tebu + Urea5% + CaCO3 0,5% + Molases 10%). Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P
- Published
- 2014
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.