111 results on '"bawang merah"'
Search Results
2. PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PADA BUDIDAYA TANAMAN BAWANG MERAH DI NAGARI PALANGKI KECAMATAN IV NAGARI KABUPATEN SIJUNJUNG
- Author
-
Delvi Yanti, Fadli Irsyad, and Imelda Safitri
- Subjects
bawang merah ,palangki ,pupuk organik ,Technology - Abstract
Faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah diantaranya kandungan unsur hara tanah. Upaya dalam meningkatkan produksi bawang merah dapat dilakukan dengan cara penggunaan pupuk secara optimal. Penggunaan pupuk anorganik dapat merusak keseimbangan ekosistem biologi tanah. Mengatasi hal tersebut, maka perlu penggunaan pupuk organik karena lebih bersifat ramah lingkungan dan memanfaatkan limbah yang ada. Nagari Palangki sebagai wilayah yang memiliki pasar ternak terbesar di Sumatera Barat dan umumnya masyarakat di Nagari Palangki cukup banyak yang memiliki hewan ternak, sehingga memiliki potensi yang cukup dalam penyediaan pupuk organik. Ketersediaan pupuk organik tersebut harusnya dapat menunjang kegiatan pertanian terutama bawang merah di Nagari Palangki. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat terkait pemanfaatan pupuk organik pada budidaya bawang merah di Nagari Palangki. Tujuan kegiatan adalah transfer pengetahuan kepada masyarakat untuk meningkatkan produksi bawang merah di Nagari Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat (petani budidaya bawang merah). Pelaksanaan kegiatan terkait pemanfaatan pupuk organik dalam budidaya tanaman bawang di Nagari Palangki telah selesai dilakukan. Masyarakat sebagai pelaku budidaya merespon dengan baik transfer pengetahuan yang diberikan bahkan petani yang telah mendapatkan mempraktekkan materi yang diberikan terhadap lahannya. Selanjutnya limbah kotoran pasar tenak di Nagari Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung ini sangat berpotensi dan mendukung keberhasilan budidaya tanaman bawang yang digalakkan oleh pemerintahan Nagari Palangki tersebut.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
3. PENGUJIAN AGENS HAYATI TERHADAP PENYAKIT LAYU FUSARIUM (Fusarium oxysporum) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN CISEENG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
- Author
-
Siti Ghia Azzahra Ibrahim and Abdul Latief Abadi
- Subjects
aspergillus sp. ,bawang merah ,layu fusarium ,p. fluorescens ,trichoderma sp. ,Agriculture - Abstract
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum) merupakan penyakit penting tanaman bawang merah yang dapat menyebabkan kehilangan hasil. Pseudomonas fluorescens, Trichoderma sp., dan Aspergillus sp. merupakan agens hayati yang efektif dalam mengendalikan penyakit tanaman. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan agens hayati dalam mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah serta mengetahui potensi Trichoderma sp., Aspergillus sp. dan P. fluorescens terhadap penyakit layu fusarium. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2021 di kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas enam perlakuan dan tiga ulangan. Parameter mengamatan yang diamati adalah intensitas penyakit, bobot umbi perbedang dan tingkat efikasi. Data yang telah diperoleh dianalisa lebih lanjut menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan DMRT dengan taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi P. fluorescens, Trichoderma sp., dan Aspergillus sp. berpotensi dalam mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah. Namun, Trichoderma sp. dan Aspergillus sp. memiliki kemampuan yang sama dengan fungisida Benomil 50% dalam menekan intensitas penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
4. Pemberdayaan Kelompok Tani Melalui Budidaya Tanaman Hortikultura Lahan Pasir Pantai di Desa Karanggondang Kabupaten Jepara
- Author
-
Budi Gunawan, Arief Sudarmaji, Fajar Nugraha, Nindya Arini, and Sri Mulyani
- Subjects
bawang merah ,lahan pasir ,hortikultura ,Social history and conditions. Social problems. Social reform ,HN1-995 ,Communities. Classes. Races ,HT51-1595 - Abstract
Desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara merupakan kawasan pesisir di pantai utara Jawa Tengah yang memiliki panjang garis pantai 4,8 km dengan luas daerah pantai mencapai 1.214 Ha. Lahan pasir pantai merupakan salah satu lahan marginal yang memiliki banyak faktor pembatas seperti kandungan bahan organik rendah, kesuburan tanah rendah, tinggi evaporasi, temperatur tinggi serta angin yang dapat membawa garam. Namun lahan pasir pantai memiliki potensi sebagai lahan pertanian karena arealnya yang luas dan datar, adapun faktor pembatas tersebut dapat diminimalkan melalui masukan teknologi dan modifikasi lingkungan. Petani di Desa Karanggondang enggan mengusahakan budidaya di lahan pasir pantai karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Dilatarbelakangi oleh rendahnya pengetahuan petani mengenai budidaya hortikultura di lahan pasir pantai dan potensi dari usaha tani di lahan pasir pantai itu sendiri maka keterampilan petani dapat ditingkatkan. Metode kegiatan meliputi koordinasi dengan mitra, forum group discussion, sosialisasi dan pendampingan. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini petani mendapatkan pengetahuan baru tentang cara bertanam bawang merah dan masukan teknologi yang dapat diterapkan pada lahan pasir pantai.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
5. ANALISA RESIDU PESTISIDA PADA UMBI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO
- Author
-
Mochammad Syamsulhadi, Bintar Probo Sunarto, and Achmad Fitriadi Taufiqurrahman
- Subjects
abamectin ,bawang merah ,mancozeb ,pestisida ,residu ,Agriculture - Abstract
Bawang merah merupakan tanaman yang memiliki resiko tinggi dalam aktivitas budidaya pertanian, salah satunya adalah serangan OPT. Oleh sebab itu penggunaan pestisida menjadi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat residu pestisida berbahan aktif Abamectin dan Mancozeb pada tanaman bawang merah di Kabupaten Probolinggo. Penelitian dilakukan di lahan pertanian bawang merah meliputi Desa Mranggon Lawang, Desa Sumberbulu, dan Desa Sumberkerang. Analisa residu dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Waktu pelaksanaan pada bulan Mei sampai bulan Oktober 2021. Analisis residu pestisida dikerjakan menggunakan Gas Chromatography (Model 8000 TOP yang dilengkapi dengan Electron Capture Detector). Hasil penelitian menunjukkan semua sampel bawang merah meninggalkan residu pestisida. Namun residu pestisida masih berada di bawah ambang batas maksimal berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Desa Mranggon Lawang yang menjadi desa sentra bawang merah terbesar di Kabupaten Probolinggo memiliki tingkat residu tertinggi dibandingkan dengan 2 desa lainnya. Hasil uji bahan aktif Abamectin pada daun sebesar 0,002; umbi 0,004; dan tanah 0,004 mg/kg. Sedangkan pada bahan aktif mancozeb pada daun 0,132; umbi 0,093; dan tanah 0,155 mg/kg. Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku petani bawang merah di Kabupaten Probolinggo terhadap penggunaan pestisida masih termasuk dalam batas wajar.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
6. UJI EFEKTIVITAS DAN STABILITAS HAIR TONIC EKSTRAK BAWANG MERAH (Allium cepa L.) SEBAGAI PERANGSANG PERTUMBUHAN RAMBUT
- Author
-
Kartika Sari, Vivi Laurensia, Nurjannah Bachri, Achmad Mukhsin, and Teti Indrawati
- Subjects
Bawang merah ,rambut ,penyubur ,pertumbuhan ,Pharmacy and materia medica ,RS1-441 - Abstract
Proteksi kulit dari luar salah satu fungsi rambut, masalah rambut yang sering dijumpai kerontokan bahkan kebotakan. Kondisi ini disebabkan oleh dua faktor yaitu genetik dan lingkungan sekitar. Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan umbi yang dimanfaatkan sebagai rempah maupun obat. Kandungan flavonoid dan fenol sebagai antioksidan mampu meremajakan dan memperbaiki sel-sel rambut rusak, quersetin dan kaempferol meningkatkan pertumbuhan rambut dan mencegah kerontokan. Penelitian ini bertujuan diperoleh sediaan hair tonic memiliki aktivitas sebagai penyubur rambut dan diperoleh sediaan hair tonic yang memiliki stabilitas yang baik, aman dan berkhasiat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, uji efektivitas dengan Tanaka dan uji stabilitas dipercepat Hasil uji efektivitas kontrol sehat, kontrol negatif, kontrol positif, F2, F3 dan F4 pada hari ke-21 menjukan nilai secara berturut yakni 12,8, 12,55, 17,2, 16,5, 14,45 dan 12,2 dan uji stabilitas pH 5,73-6,82, bobot jenis 0,990-1,031, warna cokelat, bentuk cair, bauk has aromatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan dengan F2 memiliki hasil yang sama dengan kontrol positif dan memiliki sediaan yang stabil pada pengujian stabilitas selama 28 hari.
- Published
- 2024
7. Pengaruh Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria dan Trichoderma sp Terhadap Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Bawang Merah(Allium cepa L.)
- Author
-
Encik Akhmad Syaifudin, Tjatjuk Subiono, Ni'matuljannah Akhsan, Surya Sila, and Kristiadi Kristiadi
- Subjects
Penyakit Layu Fusarium ,Trichoderma sp ,Plant Growth Promoting ,Rhizobacteria ,Bawang Merah ,Agriculture ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Suatu percobaan untuk menentukan pengaruh kombinasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dengan Trichoderma sp dalam menurunkan penyakit layu Fusarium pada tanaman bawang merah (Allium cepa L.). Penelitian dilaksanakan pada Januari hingga April 2020. Lokasi percobaan di Loa Janan Ulu, Kutai Kartanegara dan di Laboratorium IHPT Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Percobaan dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok, terdiri atas 5 ulangan dan 4 perlakuan yaitu kontrol (P0) 0 mL PGPR + 0 g Trichoderma sp, (P1) 100 mL PGPR + 10 g Trichoderma sp, (P2) 150 mL PGPR + 20 g Trichoderma sp dan (P3) 200 mL PGPR + 30 g Trichoderma sp. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi PGPR dengan Trichoderma sp dapat menurunkan intensitas penyakit pada tanaman umur 4,5,6 dan 7 minggu setelah tanam dan dapat meningkatkan hasil panen. Respon tanaman bawang merah terbaik terdapat pada (P3) 200mL PGPR dan 30g Trichoderma sp dengan rata-rata tinggi tanaman 54,76 cm dan rata-rata hasil 20,80g per polybag.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
8. THE ANALYSIS OF TRADING SYSTEMS AND DISPARITY OF SHALLOT'S PRICE IN CENTRAL JAVA PROVINCE.
- Author
-
Asy-syahid, Yusuf Syauqi, Rahayu, Endang Siti, and Handayani, Sugiharti Mulya
- Subjects
SHALLOT ,COMMERCIAL products ,STATISTICAL hypothesis testing ,MARKETING - Abstract
Copyright of Journal of Management & Agribusiness / Jurnal Manajemen & Agribisnis is the property of IPB University and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
9. Pengaruh Pemberian Kompos Pada Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L.).
- Author
-
Ruhimat, Riki, Djajakirana, Gunawan, and Antonius, Sarjiya
- Subjects
- *
SHALLOT , *SOIL fertility , *PLANT growth , *PLANT-soil relationships , *COMPOSTING - Abstract
Shallot productivity relies on diverse environmental conditions, including soil fertility. Compost is an organic material that is crucial for the improvement of soil health and fertility. Compost amendment could be employed on shallot to improve its growth and productivity. This study aims to investigate the effect of 4 different composts amendments, processed with 4 different bioactivators, on the shallot growth (Bima–Brebes variety), the dynamic of culturable microbes, and nutrient content on the growth medium inside the polybag. Treatments include a mature compost processed with no biactivators (K0), and with the bioactivator Bioaktimo (K1), Beyonic Startmik (K2), indigenous (K3), and the mixed of K1, K2, and K3 (K4). Measured parameters on shallot growth include plant height, number of leaves, stem diameter, wet and dry weights of shallot bulb, root, and above-ground biomass, and chlorophyll content. In addition, physical, chemical, and biological characteristics of the initial planting medium on the polybag were determined. The result showed that compost amendment significantly increased all parameters tested, except chlorophyll content, when compared to the control and the treatment with 100% chemical fertilizer. The best shallot growth was found in the treatment with soil planting media of 75% Soil + 25% Compost K4 (TK5). [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
10. THE EFFECT OF VARIOUS INSECTICIDE ACTIVE INGREDIENTS AGAINST THE INTENSITY OF SPODOPTERA EXIGUA ATTACKS ON SHALLOT (ALLIUM ASCALONICUM L.) BIMA BREBES VARIETIES.
- Author
-
Miftahunnaja, Muhamad, Suterajati, Arif, Nugraha, Novendra Ram, Deden, and Dukat
- Subjects
SHALLOT ,BEET armyworm ,EMAMECTIN benzoate ,INSECTICIDES ,INSECTICIDE application ,ANIMAL carcasses - Abstract
Shallots (Allium ascalonicum L.) are one of the leading commodities in agriculture. Shallots are commonly used as a seasoning for cooking, besides that shallots are also useful as traditional medicine because they have antiseptic substances contained in them. The productivity of Shallot plants often decreases as a result of pest attacks. Armyworm (Spodoptera exigua) is one of the obstacles in the cultivation of Shallot plants (Allium ascalonicum L.), high caterpillar attack rates can reduce Shallot productivity, even causing crop failure. One way to control this pest is to control by using insecticides with certain active ingredients. This study aims to determine the effectiveness of various insecticide active ingredients to control armyworm pests (Spodoptera exigua) on Shallot plants (Allium ascalonicum L.). The design in this study was a Randomized Group Design (RGD) with 4 treatments of insecticide active ingredients and controls, namely A (Profenofos), B (Emamectin benzoate), C (Metomil), D (Sipermethrin) and E (Control). Each treatment was repeated 5 times so that there were 25 experimental units. The research was conducted in Gagasari Village, Gebang District, Cirebon Regency, West Java. The trial research time starts from June - September 2023. The results showed that the application of insecticides active ingredients Profenofos, Emamectin benzoate, Metomil and Sipermethrin did not cause phytotoxicity to Shallot plants. Insecticide, Profenofos has a relatively gentle attack and low when compared to other active ingredients. In general, it is seen that all active ingredients of insecticides tested are able to play a role in controlling pests well. Insecticide treatment has a significant effect on the yield of dry weight of shallots per plot when compared to treatment without insecticide control (control). Profenofos active ingredient insecticide treatment was seen to produce a higher dry tuber weight than other treatments even when compared to all insecticide active ingredients tested, reaching 24.92 kg or equivalent to 24.9 tons per hectare. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2023
11. KAJIAN SISTEM HIDROPONIK MENGGUNAKAN ULTRASONIC ATOMIZER UNTUK PEMBIBITAN TSS (TRUE SHALLOT SEED) BAWANG MERAH
- Author
-
Lilis Sucahyo, Mohamad Solahudin, and Shandra Amarillis
- Subjects
aeroponik ,bawang merah ,tss (true shallot seed) ,ultrasonic atomizer ,Agriculture (General) ,S1-972 - Abstract
TSS (True Shallot Seed) merupakan benih botani alternatif selain umbi yang sangat potensial untuk digunakan dalam proses budidaya bawang merah. Proses pembibitan di petani umumnya menggunakan metode tebar langsung pada lahan dengan tingkat persentase tumbuh yang rendah. Hal tersebut menjadi permasalahan dalam penerapan TSS di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi pembibitan benih TSS menggunakan metode hidroponik, khususnya sistem aeroponik dengan modul ultrasonic atomizer sebagai pengabutan larutan nutrisi. Percobaan menggunakan 3 jenis varietas TSS yaitu Lokananta, Tuktuk dan Sanren. Proses penyemaian bibit dilakukan selama 7 minggu pada ruangan dengan kisaran suhu 23,5-29 oC serta kelembapan relatif sebesar 54,1-75,7 %. Penyinaran fotosintesis menggunakan cahaya LED White dengan nilai photosynthetic photon flux density (PPFD) rata-rata sebesar144 mmol/m2/s. Diperolah hasil performa performa pengabutan ultrasonic atomizer sebesar 89,71 % pada konsentrasi larutan nutrisi 135-1.048 ppm. Sistem aeropnik mampu menghasilkan bibit bawang merah TSS dengan performa keberhasilan pembibitan rata-rata sebesar 89,29 %. Varietas Lokananta, Tuktuk dan Sanren secara berurutan memiliki tinggi tanaman rata-rata sebesar 32 ± 3,61 cm, 34,47 ± 4,52 cm dan 30,2 ± 3,53 cm dengan jumlah daun rata-rata sebanyak 4,07 helai, 4,33 helai dan 4,01 helai. Keragaan tanaman tersebut sesuai dengan kriteria bibit TSS bawang merah. Penggunaan TSS dapat menjadi alternatif penyediaan bibit berkualitas untuk petani bawang merah di Indonesia.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
12. Penerapan Teknologi Tepat Guna dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Pengupasan Bawang Pengusaha Coto Makassar
- Author
-
Irvawansyah Irvawansyah, Syahrul Mustafa, and Veronika Sari Den Ka
- Subjects
bawang merah ,mesin pengupas bawang ,umkm coto makassar ,Social history and conditions. Social problems. Social reform ,HN1-995 ,Communities. Classes. Races ,HT51-1595 - Abstract
Indonesia merupakan negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah khususnya pada rempah-rempah. Salah satu rempah-rempah yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia adalah bawang. Bawang merupakan salah satu komoditi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada olahan bahan makanan (kuliner). Bawang terdiri dari beberapa jenis seperti bawang merah, bawang putih dan bawang bombai. Salah satu jenis makanan yang membutuhkan bawang adalah makanan khas Makassar yaitu coto Makassar. UMKM rumah makan coto mengolah bawangnya secara mandiri dan menggunakan metode tradisional. Proses pengolahannya terdiri dari tahap (1) pengupasan, (2) pencacahan, dan (3) penggorengan. Rata-rata kebutuhan bawang untuk UMKM rumah makan coto Makassar berkisar 50 kg/hari dan membutuhkan waktu pengupasan selama 12 jam. Program PkM ini menggunakan metode Research and Development. Hasil dari PkM ini adalah:(1) mesin pengupas bawang sederhana yang dapat diimplementasikan di UMKM rumah makan coto Makassar, (2) efisiensi waktu pengupasan 4 jam 10 menit untuk 50kg bawang atau berkisar 65.27%, dan (3) penerapan teknologi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada UMKM rumah makan coto Makassar.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
13. Pengaruh Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai Agen Priming pada Performa Perkecambahan Biji Bawang Merah.
- Author
-
Mantja, Katriani, Syam’un, Elkawakib, and Faried, Muhammad
- Subjects
- *
PLANT development , *SHALLOT , *PLANT growth , *GERMINATION , *MORINGA , *ELECTRONIC data processing - Abstract
Moringa leaf extract is a biostimulant containing various phytohormones that can spur plant growth and development. This study aimed to evaluate the potential of Moringa leaf extract as a priming agent on the germination performance of shallot seeds. The experiment began with leaf extract preparation, seed priming, and germination testing. The data obtained were analyzed using ANOVA, and if there was a significant effect, further tested with the BNJ test with α = 0.05. The data were processed using RStudio software version 4.2.1. The results stated that seed priming with leaf extract concentration of 37.5% had the best effect on all germination parameters, including average germination time (2.19 days), final germination percentage (96.53%), seed germination uniformity (95.83%), germination velocity coefficient (45.85), germination rate index (50.48%/day), sprout vigor index I (790.58), sprout vigor index II (31.30), plumula length (6.53 cm), radicle length (1.66 cm), sprout fresh weight (0.32 g), and sprout dry weight (0.0233 g). It was concluded that Moringa leaf extract has the potential as a priming agent for shallot seeds. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
14. Pengembangan Agribisnis Bawang Merah di Dataran Tinggi Bersama Kelompok Wanita Tani Desa Wae Ri’i Kabupaten Manggarai.
- Author
-
Payong, Polikarpus, Ke Lele, Onesimus, Panjaitan, Fany Juliarti, and Taopan, Rizki Adiputra
- Abstract
The development of shallot agribusiness in the highlands, especially in WaeRi'i Village, Manggarai Regency, has not been optimal due to various obstacles such as the lack of farmer’s knowledge, the limited input production, and the lack of shallot agribusiness training. To solve the obstacles, community service is held to improve the knowledge, skills, and attitudes of Women Farmer Group members in the development of shallot agribusiness, in the highlands of WaeRi'i Village. In the early stages, it was found that all group members did not have in-depth knowledge and were still have technical and non-technical constraints in shallot agribusiness development. The implementation method is (1) identifying problems through interviews (2) agricultural extension related to group organizing, risk management, and risk prevention (3) shallot cultivation technical training (4) field assistance (5) agricultural marketing socialization (6) monitoring and evaluation. Community service gives a real positive impact which can be seen through the pre-test result of 6.73% and 16.16% post-test results. The success of the program can also be seen from the results of the monitoring and evaluation so that the general conclusion of shallot agribusiness development in the highlands with the Women Farmer Group has increased from the criteria of not being good to be good enough. Furthermore, it is hoped that there will be efforts to increase group capacity better than before in the future. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2023
15. Inventarisasi Penyakit Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokananta Asal Biji (True Shallot Seed)
- Author
-
Sri Wahyuni Budiarti, Hermawati Cahyaningrum, and Muhammad Ari Setyo Nugroho
- Subjects
antraknosa ,bawang merah ,colletotrichum gloeosporioides ,fusarium oxysporum ,penyakit jamur ,anthracnose ,fungal diseases ,shallots ,Agriculture (General) ,S1-972 ,Nutrition. Foods and food supply ,TX341-641 - Abstract
One of the limiting factors in the cultivation of shallots (Allium ascalonicum L.) is the attack of pathogens that can reduce the yield of shallots. The use of seed-origin shallots (true shallot seed) of the Lokananta variety for the production of shallot bulbs has not been widely practiced in Indonesia, so information on the types of diseases that attack has not been widely reported. The purpose of this study was to determine the symptoms and signs of the disease, as well as to determine the types of pathogens in the Lokananta variety shallots. The study was conducted using a survey method. The survey locations were shown in Sleman and Bantul Regencies, Special Region of Yogyakarta Province. Disease inventory was carried out by directly observing symptoms of pathogen attack on leaves, tubers and plant roots randomly on each onion plant. The isolation stage and macroscopic characteristics were performed in the laboratory. The results showed that there were two main types of diseases on shallots of the Lokananta variety, namely moler's disease caused by the fungus Fusarium sp. and anthracnose (leaf rot) caused by the fungus Colletotrichum gloeosporioides. Typical symptoms of moler are yellowing leaves that tend to curl, twist (twisted), plants wilt and droop, and tubers rot. The early symptoms of anthracnose are oval to round white spots on the leaves and a depression is formed. Further symptoms are the leaves will break and droop, and blackish conidia colonies are formed. The isolation results of the Lokananta variety of shallots obtained two isolates of Fusarium sp. and one fungal isolate, C. gloeosporioides. The macroscopic characteristics are seen below the surface of two petri dishes of Fusarium sp. and one isolate of C. gloeosporioides as purple, orange and gray, respectively. This study confirmed the type of disease in the Lokananta variety of shallots as basic information in determining the right way of controlling the disease.
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
16. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN CENDAWAN ANTAGONIS TRICHODERMA HARZIANUM UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN BAWANG MERAH.
- Author
-
Rahmawati, Irma
- Subjects
- *
FUSARIOSIS , *WILT diseases , *PLANT diseases , *SHALLOT , *TRICHODERMA - Abstract
Shallots have high economical value that is supported by increased consumption of shallots as the population grows. Diseases that are often found in shallot is a wilt disease caused by fungi Fusarium, use of pesticides used continuously resulting in pesticides accumulated in the soil the need to use technology Wither environmentally friendly disease control. Research aims to determine the effectiveness of Trichoderma administration for the control of Fusarium wither disease in shallot plants. The research was conducted in January-March 2019 in the experimental land of Faculty of Agriculture University of Muhammadiyah Jakarta. The design used is complete group design Cak with the treatment consists of 1 factor that is dose Trichoderma with the following treatment levels: (P0) without Trichoderma as a negative control, (P1) dose 10 g/planting holes, (P2) dose 15 g/ Planting holes, (P3) dose 20 g/planting holes as positive control, (P4) dose 25 g/planting holes, (P5) dose 30 g/planting holes. The experiment consisted of 6 treatments with 4 repeats, data Analyzed with a variant analysis of 5% if the difference is real, the test is carried out with the test of real difference honestly (BNJ) at the level of 5%. The effectiveness of Trichoderma doses caused by Fusarium in the shallot plants gives a noticeable effect on the number of leaf observation parameters as well as the intensity of disease attack while not being real different to the high Plants, the number of bulbs, and the diameter of bulbs. Treatment at a dose of Trichoderma 30 g showed the best results in high parameters of plants, and the diameter of the tuber while the dose of 20 g as the recommended dose effective for the Fusarium wither attack. The use of Trichoderma dose 10 g gives the best results in the parameters of leaf count, number of bulbs and tuber weight. Trichoderma dose 10 g is effective for wither attack with the best shallot production. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
17. ANALISIS EFISIENSI TATANIAGA BAWANG MERAH DI KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH.
- Author
-
Utami Immanuella, Brigitta Dyah and Tinaprilla, Netti
- Abstract
Shallot is one of Indonesia’s leading horticultural commodities. Brebes Regency is the largest production area of shallot in Central Java. The fluctuating price and its high marketing margin between price by farmers and price paid by consumers affects the amount of farmer’s share received by farmers is relatively small. The purpose of this research is to analyze marketing channel, institutions, function of trading, also operational and price efficiency. The research data was obtained from observations, interviews and supporting data from relevant agencies. The results of the study indicate that there are three marketing channels that carry out each trading function. Operationally, the trading system is not yet efficient due to inequality of margins and profits, but based on quantitative calculations channel III is the most efficient channel with a margin of Rp4,250 per kg and farmer’s share of 71.67%. The trading system is already price- efficient, as seen from the vertical integration between prices at the farm level and at the wholesale level at Kramat Jati Central Market. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
18. PENGARUH KEDALAMAN PARIT, DOSIS PUPUK ORGANIK DAN FREKUENSI PENYIRAMAN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH.
- Author
-
Nur, Subandi
- Abstract
Common onion cultivation techniques carried out by farmers in Brebes and surrounding areas include making trenches between beds with a trench width of 50 cm. and a trench depth of 60 - 70 cm. With a trench depth of 60-70 cm., The farmer must spend a relatively large amount of land cultivation costs and require a relatively longer time. One way to improve soil quality is with organic fertilizer, which can cause plants to grow well. The research objectives to be achieved are: Knowing the morpho-physiological response of onion plants in the treatment of variations in depth of the trench, the dose of organic fertilizer and the frequency of watering and knowing the interaction between variations in the depth of the trench and the frequency of watering tested were seen from the growth and yield variables of onions. The study was conducted in Pulosari Village, Brebes District, Brebes Regency for three months (April to June 2022). The study was conducted using a Split Split Plot Design with the basic RAKL design and repeated 3 (three) times. The factors that were tried were: 1. Main plot: Trench depth (P): P1 = 30 cm., P2 = 50 cm. and P3 = 70 cm. 2. Small Breeds: Organic Fertilizer (O): O1 = 0 tons / ha, O2 = 17.5 tons / ha and O3 = 35 tons / ha. Plot Children: Watering Frequency (F): F1: 1 time a day and F2: 2 times a day. The data obtained were analyzed using analysis of variance at 5% error level, if there is a real difference followed by the Least Significant Difference Test (LSD) level 5%. The results showed: The highest soil moisture content at the interaction interaction was 70 cm trench depth, 35 tons / ha of organic fertilizer and twice daily watering frequency (P3O3F2) (38.55mm.10cm-1). [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
19. Pengaruh Biopestisida Fobio dan Agens Hayati Trichoderma sp., terhadap Penyakit Layu Fusarium pada Bawang Merah
- Author
-
Farisa, Dita Megasari, and Sri Wiyatiningsih
- Subjects
Bawang merah ,Biopestisida Fobia ,Layu Fusarium ,Trichoderma sp ,Plant culture ,SB1-1110 - Abstract
Pengendalian penyakit tanaman bawang merah hingga saat ini masih mengandalkan fungisida kimia yang dapat mencemari lingkungan, sehingga perlu dilakukan pengendalian secara hayati dan ramah lingkungan. Alternatif yang dapat diterapkan adalah menggunakan Biopestisida Fobio dan agens hayati Trichoderma sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon aplikasi Biopestisida Fobio dan agens hayati Trichoderma sp. terhadap penyakit layu fusarium pada bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2022 di Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan dua faktor, yaitu konsentrasi Biopestisida Fobio terdiri dari 3 taraf yaitu petak utama adalah F0 (kontrol atau perlakuan pestisida kimia), F1 (Fobio 5 ml/liter), F2 (Fobio 7,5 ml/liter) dan anak petak yaitu konsentrasi Trichoderma sp. terdiri dari 3 taraf yaitu T0 (kontrol atau perlakuan pestisida kimia), T1 (Trichoderma sp. 10 ml/liter), T2 (Trichoderma sp. 20 ml/liter) sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Parameter pengamatan meliputi periode inkubasi, kejadian penyakit, berat basah umbi, dan berat kering umbi. Hasil penelitian dari semua kombinasi perlakuan tidak berbeda nyata. Hasil perlakuan aplikasi Biopestisida Fobio menunjukkan bahwa tanaman bawang merah berbeda nyata terhadap periode inkubasi pada perlakuan F2 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 20 hst. Kejadian penyakit terendah terdapat pada perlakuan F2 pada umur 28 dan 42 hst. Perolehan berat basah paling tinggi diperoleh pada perlakuan F2T0 yaitu 2,128 kg. Perolehan berat kering tertinggi yaitu pada perlakuan F0T2.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
20. STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BAWANG GORENG UD. HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH.
- Author
-
Nur T., Fanny Iswarini, Baga, Lukman M., and Burhanuddin
- Abstract
Copyright of Journal of Indonesian Agribusiness / Jurnal Agribisnis Indonesia is the property of IPB University and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
21. ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU PETANI MENGHADAPI RISIKO USAHATANI BAWANG MERAH DI NAGARI PANINGGAHAN KECAMATAN JUNJUNG SIRIH KABUPATEN SOLOK
- Author
-
Helmayuni, Mardianto, and Fauziah Agustin
- Subjects
bawang merah ,perilaku petani ,risiko ,serikat ,Social Sciences ,Science - Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur risiko produksi dan mengetahui perilaku petani terhadap risiko usaha tani serikat pekerja di Nagari Paninggahan. Metode penelitian yang digunakan adalah Simple Random Sampling, dimana sampel yang diambil adalah 44 sampel petani bawang merah di Nagari Paninggahan, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis risiko produksi menggunakan koefisien variasi (CV) dan perilaku petani terhadap risiko menggunakan metode Moscardi dan de Janvry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani Bawang Merah di Nagari Paninggahan memiliki risiko tinggi karena koefisien variasi (CV) yang diperoleh adalah 0,76 (CV> 0,5) dan nilai batas bawah produksi (L = -876,98
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
22. Kajian Macam Pupuk NPK dan Mulsa Plastik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
- Author
-
Choirul Anam, Imam Hanafi, and Dian Eka Kusumawati
- Subjects
bawang merah ,pupuk npk ,mulsa plastik ,Agriculture - Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam pupuk NPK dan mulsa plastik terhadap pertumbuhan dan peroduksi bawang merah (Allium ascalonicum L.). Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Desa Sidorejo Kecamatan Kedungadam Kabupaten Bojonegoro mulai bulan Maret sampai Mei 2021, pada tanah sawah pada ketinggian 42 meter dari permukaan laut. Varietas bawang merah yang digunakan adalah Nanjung, jarak tanam 13 13 cm dengan pemupukan sebanyak 500 kg pupuk NPK, 100 kg pupuk SP36, 120 kg pupuk Urea dan 60 kg pupuk KCL per hektar dan penggunaan mulsa plastik sesuai dengan perlakuan. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor yang faktor pertama : macam pupuk NPK (P), yang terdiri dari tiga macam, yaitu P1 : Kontrol, P2 : 500 kg/h pupuk NPK merek (T) dan P3 : 500 kg/h pupuk NPK merek (D); sedangkan faktor kedua : Mulsa plastik (U), yang yerdiri dari tiga taraf, yaitu U1 : Kontrol, U2 : Mulsa Perak dan U3 : Mulsa Hitam Perak.Hasil penelitian menunjukan interaksi terhadap Jumlah Anaan,Jumlah Daun, Tinggi Tanaman, Berat Basah, Berat Kering, Berat Umbi Sempel, Berat Umbi Perpetak dan Berat 100 Umbi. Bahwa perlakuan yang dominan pada tanaman bawang merah adalah 500 kg/h pupuk NPK merek (T) dan penggunaan perlakuan mulsa plastik perlakuan kontrol yang lebih dominan.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
23. Pestisida Nabati Berbahan Baku Limbah Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) untuk Mengatasi Hama Penting pada Tanaman Asparagus (Asparagus officinalis).
- Author
-
Damanik, Dina Layali, Novianti, Shilfa, Ifana, Cindy Anola, Firmansyah, Lutfi, Wandira, Sindy, Fauzillah, Ridwan, Dewi, Ratna, Rakanu, Andrian, Gupi, Ainul Firman, Hanifa, Salma, Anwar, Ruly, and Fauzi, Ichsan Achmad
- Abstract
Asparagus is a plant from the horticultural group that has high economic value on the global and national scene. Asparagus plants in Indonesia are varieties of the results of the introduction of countries in the subtropics region, this causes the growth of asparagus plants cannot to be optimal in Indonesia. In addition, high temperature and humidity conditions in Indonesia cause plants to be susceptible to diseases and pests. Cigunungsari Village has not been doing asparagus cultivation for a long time, so many problems have occurred. Armyworm (Spodoptera litura) is the main pest that attacks asparagus in Cigunungsari Village, resulting in a decrease in the amount of harvest and quality of asparagus, so efforts are needed to overcome this problem. Efforts are being made to disseminate vegetable pesticides from red onion peel waste to the people of Cigunungsari Village. Armyworms have polyphagous properties that allow them to attack other plants. Making vegetable pesticides is relatively easy to do, soaking the onion skin in a jar filled with air. The marinade is then tightly closed and fermented for 48 hours before being applied. This vegetable pesticide still cannot be declared effective for controlling armyworm pests. However, the egg stage is the stage that has been reported to be successfully controlled, and this pesticide is repellent to ants. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
24. EKSTRAK ETANOL KULIT BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA L.) MENURUNKAN KADAR ADVANCED OXIDATION PROTEIN PRODUCT (AOPP) PLASMA PADA TIKUS WISTAR TERPAPAR DIAZINON.
- Author
-
Rachmania, Sheilla, Dewi, Rosita, Helianti, Dina, and Munawaroh, Ayu
- Abstract
The extensive use of diazinon has a negative impact, especially for workers in the agro-industry sector. Carcinogenic and toxic effects of diazinon on organs occur through oxidative stress pathways. The flavonoid quercetin contained in the skin of shallots (Allium cepa L.) can neutralize oxidative stress conditions, especially quercetin derivatives, 2-(3,4-dihydroxybenzoyl)-2,4,6-trihydroxy-3(2H)-benzofuranone (BZF)), has a much higher antioxidant effect than quercetin. This study aims to determine the antioxidant effect of ethanolic onion peel extract (ECBM) on oxidative stress in Wistar rats exposed to diazinon by measuring plasma AOPP levels and predicting BZF protein targets. A total of 25 male Wistar rats were divided into normal, control, and three treatment groups. Diazinon orally was given at a dose of 40 mg/kgBW for the first 7 days, followed by EKBM at a dose of 600, 900, and 1200 mg/kgBW for the next 7 days. Plasma AOPP levels were measured by the Witko-Sarsat colorimetric method. BZF characterization analysis was carried out using the Swiss Target Prediction bioinformatics approach. AOPP levels in the three treatment groups were significantly lower than the normal group (p<0.05) and between doses of 600 mg/kg body weight and 900 mg/kg body weight showed no significant difference (p>0.05). The characterization of BZF resulted in the prediction of protein targets, namely the Kv1.3 Potassium Channel (probability score >0.65) which played a role in the inhibition of protein oxidation reactions. In conclusion, in this study EKBM with a dose of 600 mg/kgBW was the most effective for neutralizing oxidative stress due to exposure to diazinon as indicated by a decrease in plasma AOPP levels. BZF is predicted to have a protein target with the highest probability, namely the Kv1.3 Potassium Channel. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2022
25. CAN ADOPTION OF CHEMICAL PESTICIDE-FREE FARMING PRACTICES BENEFIT TO FARMERS? AN EMPIRICAL STUDY IN SHALLOT PRODUCTION IN CENTRAL JAVA, INDONESIA.
- Author
-
Tinaprilla, Netti, Utami, Anisa Dwi, and Suprehatin, Suprehatin
- Subjects
PESTICIDES ,FARMERS ,INCOME ,PROFITABILITY - Abstract
Copyright of Journal of Management & Agribusiness / Jurnal Manajemen & Agribisnis is the property of IPB University and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
26. THE IMPACT OF EL NINO AND LA NINA TOWARDS THE PRICES OF CABBAGE AND SHALLOT IN INDONESIA.
- Author
-
Fitriana, Rizqi, Siregar, Hermanto, and Anggraeni, Lukytawati
- Subjects
CABBAGE ,SHALLOT ,INCOME ,STRUCTURAL equation modeling ,SOIL moisture - Abstract
Copyright of Journal of Management & Agribusiness / Jurnal Manajemen & Agribisnis is the property of IPB University and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
27. PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP EFISIENSI DAN RISIKO USAHATANI BAWANG MERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH.
- Author
-
Yuliastri, Deda Annasia, Fariyanti, Anna, and Tinaprilla, Netti
- Abstract
Copyright of Journal of Indonesian Agribusiness / Jurnal Agribisnis Indonesia is the property of IPB University and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
28. Diversifikasi Olahan Bawang Merah Menjadi Produk Bernilai Ekonomis Tinggi di Desa Genengadal Grobogan
- Author
-
Dwi Puji Astuti, Kardiyem Kardiyem, Wulan Suci Rachmadani, and Abdul Khafidz
- Subjects
inovasi ,diversifikasi ,bawang merah ,bernilai ekonomis ,Social Sciences - Abstract
Tujuan dari program pengabdian kepada masyarakat ini adalah membantu mengoptimalkan potensi sumber daya lokal berupa bawang merah yang tersedia di Desa Genengadal, Grobogan untuk dijadikan olahan berbagai produk bawang merah yang bernilai jual tinggi. Metodologi yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: (1) pertemuan dengan perwakilan kelompok tani rahayu untuk mengadakan pelatihan dan sosialisasi (2) Focus Group Discussion (FGD) membicarakan secara rinci rencana kegiatan sembari membagi tugas untuk anggota kelompok tani rahayu, (3) pelatihan pembuatan olahan bawang merah, yaitu bawang goreng dan kue kering dari bawang merah, (4) pendampingan strategi pemasaran online, dan (5) monitoring dan evaluasi. Berdasarkan hasil pelatihan yang dilakukan, potensi bawang merah yang semula belum dimanfaatkan secara optimal oleh para petani, saat ini telah mampu dioptimalkan kegunaanya menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi. Hasil olahan bawang merah yang telah dihasilkan adalah bawang goreng dan kue kering. Selain itu produk yang telah dihasilkan dikemas dan diberi label kemasan menarik yang memiliki nilai ekonomi.
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
29. Aplikasi Pupuk Organik Cair dari Limbah Organik Perkotaan pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)
- Author
-
Dwi Haryanta, Tatuk Tojibatus Sa’adah, Moch. Thohiron, Indarwati Indarwati, and Dian Fitri Permatasari
- Subjects
Aplikasi Pupuk ,Bawang Merah ,Limbah Organik ,Perkotaan ,Pupuk Organik Cair (POC) ,Agriculture ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Limbah organik perkotaan jumlahnya semakin meningkat dapat menganggu kesehatan dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Pemrosesan limbah organik sebagai pupuk organik dapat menjadi salah satu solusi permasalahan limbah. Penelitian bertujuan memanfaatkan pupuk organik cair dari limbah organik perkotaan untuk budidaya tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya mulai bulan April 2020 sampai Agustus 2021. Percobaan faktorial dengan perlakuan faktor 1 adalah bahan baku pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang terdiri dari 7 level yaitu P1 = POC campuran 6 bahan jenis limbah, P2 = POC dari limbah sayuran, P3 = POC dari limbah buah, P4 = POC dari limbah kecambah, P5 = POC dari limbah makanan, P6 = POC dari limbah ikan lele, dan P7 = POC dari limbah darah sapi. Perlakuan faktor 2 adalah konsentrasi larutan POC yang terdiri K1 = 4%, K2 = 8%, dan K3 = 12%. Percobaan dilaksanakan dengan rancangan acak kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis bahan baku dan konsentrasi pupuk organik cair tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pertumbuhan (panjang tanaman dan jumlah daun) serta hasil tanaman bawang merah (berat panen dan berat konsumsi). Jenis bahan baku pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap rendemen (berat kering konsumsi dibanding berat panen), yaitu pupuk organik cair dari limbah ikan, darah sapi dan campuran 6 bahan menunjukkan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan baku sayuran, buah, kecambah dan limbah makanan (catering).
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
30. PEMANFAATAN BIODIVERSITAS BAKTERI SERASAH KOPI SEBAGAI SOLUSI PENGENDALI PENYAKIT MOLER PADA BAWANG MERAH
- Author
-
Gallyndra Fatkhu Dinata, Nurul Ariani, Andik Purnomo, and Luqman Qurata Aini
- Subjects
agens hayati ,bawang merah ,fusarium ,penyakit moler ,ramah lingkungan ,Agriculture - Abstract
Penyakit busuk pangkal batang/moler (Fusarium oxysporum f.sp. cepae/FOC) merupakan salah satu faktor biotik dalam produksi bawang merah yang menyebabkan kerusakan hingga 50 %. Pengendalian biologi menawarkan strategi potensial pada perlindungan tanaman yang berfokus pada peran musuh alami dalam menekan hama dan penyakit tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui jenis bakteri yang berpotensi sebagai agens hayati terhadap penyakit moler pada bawang merah. Penelitian dilaksanakan di kondisi laboratorium dan lapang menggunakan rancangan acak kelompok untuk membandingkan setiap isolat dalam mengendalikan patogen. Sebanyak 5 dari 21 isolat bakteri menunjukkan sifat antagonisme yang tinggi terhadap FOC. Kelima isolat teridentifikasi sebagai Bacillus mycoides (K1), Clostridium sp. (K2), Pseudomonas sp. (K11), Erwinia sp. (K13), dan Pseudomonas sp. (K29). Pseudomonas sp menujukkan aktivitas penghambatan jamur sebesar 61,01 % dan 73,05 % di laboratorium, sedangkan Bacillus mycoides memberikan hasil terbaik pada kondisi lapang. K2 dan K29 menunjukkan hasil terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman dibandingkan dengan kontrol. Sementara itu, K29 juga berpotensi meningkatkan jumlah daun dan berat basah tanaman.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
31. PERANAN LIMBAH PERTANIAN DAN TINGKAT PEMUPUKAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI LAHAN PASANG SURUT TIPE LUAPAN D.
- Author
-
Hawayanti, Erni, Astuti, Desi Tri, Ananda, Dea Rizki, Sinta, Dela Ayu, and Sebayang, Nico
- Abstract
Increasing national food production needs to be done by applying production technology through the use of organic fertilizers. Soil fertility can be restored by adding fertilizer. The use of various types of agricultural waste can be used to make organic fertilizer, namely rice straw, banana weevil, water hyacinth, coconut fiber. This organic fertilizer is applied to the soil in solid form on shallot plants grown on tidal soil type D overflow, in Sukajadi village, kec. . Talang Kelapa Banyuasin Regency. The purpose of the study was to obtain a dose of agricultural waste organic fertilizer that could reduce the use of inorganic NPK fertilizers in tidal land, and it was hoped that it would be very useful for users as an applicative technology that was economically profitable and technologically easy to apply, for the government to overcome the problem of fertilizer scarcity and for the community. especially farmers can increase their production and standard of living. The split plot design used in this research was designed with 9 treatment combinations with 3 replications, 27 plots and 5 sample plants were obtained. The treatment factors are as follows: 1. Main Plot : fertilization rate of Compound NPK Fertilizer (N) N1 = 25% of Recommended Dose, N2 = 50% of Recommended Dose, N3 = 75% of Recommended Dose, 2. Sub-plots : Fertilizer Dose Agricultural waste (L) L1 = 5 tons/ha, L2= 0 tons/ha, L3 = 15 tons/ha. The data obtained were tested statistically using SPSS 26 software program. The variables observed in this research were plant height (cm), tuber weight per plot and tuber weight per clump. The results showed that the application of organic fertilizer from agricultural waste 15 tons/ha with 75% NPK fertilizer resulted in the best growth and yield of shallots at 11.30 tons/ha. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2022
32. Karakterisasi Pengeringan Bawang Merah (Allium cepa L.) Menggunakan Tray Dryer
- Author
-
Rintis Manfaati, Hibah Baskoro, and Muhammad Muhlis Rifai
- Subjects
bawang merah ,difusivitas ,kadar air ,laju pengeringan ,tray dryer ,Chemical engineering ,TP155-156 ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Pengeringan bawang merah (Allium cepa L.) menggunakan tray dryer bertujuan menghasilkan produk sesuai standar bahan kering, tetapi kadar nutrisinya tetap dipertahankan. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari karakteristik proses pengeringan bawang merah melalui beberapa tinjauan yaitu kadar air bawang merah setelah pengeringan, laju pengeringan konstan (Rc), kadar air bebas kritis (Xc), parameter pengeringan (k), profil kurva laju pengeringan menurun dan nilai difusivitas rata-rata. Pengeringan dilakukan pada bawang merah dengan kadar air awal 82,5%, dan ketebalan 1-2 mm. Suhu pengeringan divariasi pada rentang 50-70 oC, waktu pengeringan 6 jam dan laju udara pengeringan 2,0 m/s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu optimum pengeringan adalah 70 oC dengan kadar air bawang merah setelah pengeringan adalah 8,3896%, nilai Rc yaitu 1,2968 kg/jam.m2, nilai Xc yaitu 2,3044 kg air/kg bahan kering dan nilai k adalah 0,0173 menit-1. Profil perpindahan air terikat dalam bawang merah terjadi secara difusi dengan nilai difusivitas rata-rata (DL) adalah 1,5556.10-10 m2/detik.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
33. PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS TABLET DIPERKAYA MINERAL DAN Trichoderma sp. TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KANDUNGAN VITAMIN C BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)
- Author
-
Zakiyuddin Ahmad, Chintya Ramadhani, Chintia Damayani Parangin Angin, and Eny Fuskhah
- Subjects
bawang merah ,kompos ,produksi ,vitamin c ,Agriculture ,Agriculture (General) ,S1-972 ,Technology (General) ,T1-995 - Abstract
Penelitian ini untuk mengetahui hasil produksi tanaman bawang merah dan kandungan vitamin C umbi melalui perlakuan pemberian pupuk kompos diperkaya mineral dan Trichoderma sp. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak lengkap monofaktor 6 perlakuan dan 4 ulangan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk, pupuk NPK mutiara 250 kg/ha, kompos tablet 5 ton/ha, kompos tablet 10 ton/ha, kompos tablet 15 ton/ha, dan kompos tablet 20 ton/ha. Parameter yang diamati adalah, jumlah umbi, diameter umbi, berat kering umbi, berat kandungan vitamin C umbi. Data pengamatan dianalisis dengan ANOVA dilanjutkan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukan perlakuan pemberian pupuk kompos tablet diperkaya mineral dan Trichoderma sp. tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter umbi bawang merah. Namun pemberian pupuk kompos tablet diperkaya mineral dan Trichoderma sp. pada dosis kompos tablet 20 ton/ha berpengaruh terhadap jumlah umbi, bahan kering tajuk, dan bahan kering umbi.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
34. PENINGKATAN PRODUKSI BAWANG MERAH MELALUI APLIKASI YUYAOST DAN TRICHODERMA DI KELOMPOK TANI NGUNGUN JORONG GANTIANG UTARA
- Author
-
Yulmira Yanti, Hasmiandy Hamid, Trimuti Habazar, Reflin Reflin, Nurbailis Nurbailis, Yaherwandi Yaherwandi, Muzilatul Nilisma, and Annisya Diadinni
- Subjects
bawang merah ,yuyaost ,trichoderma ,pengabdian ,Technology - Abstract
Tanaman bawang merah memiliki potensi pengembangan sangat baik. Permintaan pasar akan komoditi tanaman bawang merah cenderung meningkat berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk,. tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini ialah meningkatkan produksi tanaman bawang merah ngungun jorong Gantiang Utara dengan cara yang efektif dan efisien melalui pemberian YUYAOST dan Trichoderma. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi survei pendahuluan pendekatan sosial, penyuluhan, pelatihan, dan pembuatan demplot. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya kelompok tani ngungun jorong Gantiang Utara. Antusias dan partisipasi aktif dari masyarakat sangat menunjang keberhasilan dari kegiatan ini. Pertumbuhan dan hasil produksi yang terbaik didapatkan pada perlakuan YUYAOST. Dalam penerapan teknologi menggunakan YUYAOST dan Trichoderma sangat membantu percepatan tumbuhan tanaman bawang merah. Penggunaan YUYAOST sangat disarankan karena selain mudah untuk didapatkan juga memberikan nilai positif terhadap pertumbuhan tanaman dan baik untuk teknologi lingkungan sekitar tanaman budidaya.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
35. Respons Tanaman Bawang Merah Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Air Kelapa dan Mikroorganisme Lokal Bonggol Pisang
- Author
-
Khalida Firda Zanatia, Cecep Hidayat, and Esty Puri Utami
- Subjects
Air Kelapa ,Bawang Merah ,MOL Bonggol Pisang ,Pupuk Organik Cair ,Organik ,Agriculture ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman rempah yang penting bagi masyarakat Indonesia. Air kelapa dan bonggol pisang diharapkan mampu dijadikan alternatif untuk meningkatkan produksi tanaman bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman bawang merah terhadap pemberian air kelapa dan MOL bonggol pisang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2020 di Padasuka, Bandung, Jawa Barat 6°53’14.5104” LS dan 107°39’13.0572” BT dengan ketinggian tempat 722 mdpl. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 Faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah air kelapa yang terdiri dari 4 taraf (a0 = kontrol, a1 = 25%, a2 = 50%, dan a3 = 75%). Faktor kedua adalah MOL bonggol pisang yang terdiri dari 3 taraf perlakuan (m0 = kontrol, m1 = 40 mL tanaman-1, m2 = 80 mL tanaman-1). Uji lanjut yang digunakan adalah uji DMRT 5% (Duncan’s multiple range test). Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara air kelapa dan MOL bonggol pisang terhadap tinggi tanaman usia 3 MST dan 4 MST, namun tidak memberikan pengaruh secara mandiri atau interaksi terhadap tinggi tanaman setelah 4 MST, jumlah daun, jumlah anakan, dan jumlah umbi hingga akhir pengamatan. Perlu memperhatikan waktu penyimpanan Pupuk Organik Cair (POC) MOL bonggol pisang karena dapat mempengaruhi unsur hara didalamnya.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
36. Optimalisasi Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum, L) dengan Pupuk Organik Cair dari Daun Kelor (Moringa oleifera)
- Author
-
Mohamad Ihsan, Srie Juli Rachmawati, Khoirul Anwar, and Tri Rahayu
- Subjects
Bawang Merah ,Ekstrak Daun Kelor ,Organik ,Penyaringan ,Pupuk Cair ,Agriculture ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil umbi bawang merah (Allium ascalonicum, L) dengan memberikan penambahan pupuk organik cair dari ekstraksi daun kelor serta untuk mengetahui respon tanaman terhadap konsentrasi pemberian pupuk organik cair ekstraksi daun kelor yang diberikan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap faktorial dua faktor. Faktor pertama yaitu teknik penyaringan ekstraksi daun kelor (disaring dengan kain kasa, disaring dengan kertas saring standard kelas 4, dan disaring dengan kertas saring whatman kelas 1). Faktor kedua adalah konsentrasi pupuk cair organik dari ekstrak daun kelor (0%, 5%, 10%, dan 15%). Data dianalisis dengan sidik ragam pada jenjang nyata 5% dan 1%, dan diuji lanjut menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada jenjang nyata 5%. Berdasarkan F hitung, perlakuan konsentrasi pemberian pupuk organik cair lebih besar dari F tabel 5% untuk parameter-parameter: tinggi tanaman, berat umbi per tanaman, berat umbi per petak dan berat brangkasan segar. Perlakuan teknik penyaringan ekstrak daun kelor lebih besar dari F tabel 5% untuk parameter-parameter pengamatan: tinggi tanaman, berat umbi per tanaman, jumlah umbi per petak, dan berat brangkasan segar. Perlakuan penyaringan ekstrak daun kelor dengan menggunakan kertas saring standard kelas 4 memberikan hasil terbaik, dan konsentrasi pemberian pupuk organik cair ekstraksi daun kelor yang terbaik adalah 5%.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
37. PENGARUH PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicumL.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS LIMBAH RUMPUT LAUT (Gracilariasp.)
- Author
-
Zaira Yuliantika, Achmad Nizar, and Muhammad Saikhu
- Subjects
bawang merah ,kompos rumput laut ,organik pertumbuhan ,peningkatan hasil panen ,Agriculture ,Agriculture (General) ,S1-972 ,Technology (General) ,T1-995 - Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos limbah rumput laut (Gracilaria sp.) terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium Ascalonicum.L). Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (RAKF), setiap perlakuan diulang 3 kali ulangan. Variabel pengamatan meliputi pertumbuhan dan hasil.Data dianalisis menggunakan rumus sidik ragam rancangan acak kelompok, apabila hasilnya berbeda nyataakan dilanjutkan dengan Uji Duncan pada taraf 5% dengan menggunakan aplikasi SPSS. Penggunaan kompos limbah rumput laut dengan penambahan POC Nasa/20cc berpengaruh nyata terhadap tinggi daun, jumlah daun, jumlah umbi, berat umbi basah, dan berat umbi kering.Perlakuan terbaik adalah penggunaan kompos limbah rumput laut dosis 3 kg/petak dengan penambahan Boisca/20cc.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
38. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH DI NAGARI GUNUANG RAJO
- Author
-
Yulmira Yanti, Hasmiandy Hamid, and Putra Santoso
- Subjects
bawang merah ,limbah ,rizokompos ,rizobakteri ,Technology - Abstract
Program pengabdian masyarakat ini dilatarbelakangi ketakpahaman masyarakat tentang manfaat dari limbah-limbah pertanian yang ada di sekitar Nagari Gunung Rajo. Limbah dari kegiatan bertani dan beternak tidak ter manfaatkan dengan baik, padahal limbah tersebut dapat digunakan kembali oleh masyarakat. Salah satu teknologi sederhana tepat guna yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan limbah dan teknologi rizobakteri sebagai pupuk organik. Salah satu jenis pupuk organik yang terbaik adalah berupa kompos, karena dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman dan memperbaiki struktur maupun kesuburan tanah. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan rizokompos adalah tumbuhan Tithonia diversifolia, sekam padi, dedak dan pupuk kandang sapi. Dalam proses dekomposisi digunakan Rizobakteri sebagai decomposer dengan cara rizobakteri disiramkan pada bahan kompos, lalu kompos dibalik dan diberi rizobakteri kembali setiap minggu dengan proses pembuatan total 3 minggu. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan limbah pertanian dan aplikasi rizobakteri indigenos dalam pembuatan kompos. Kegiatan ini telah dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan demonstrasi. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya masyarakat Nagari Gunung Rajo. Antusias dan partisipasi aktif dari masyarakat sangat menunjang keberhasilan dari kegiatan ini. Pertumbuhan dan hasil produksi yang terbaik didapatkan pada perlakuan rizokompos dan rizobakteri dibanding diaplikasikan secara tunggal.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
39. Upaya Peningkatan Nilai Tambah Produk Bawang Merah (Tindak Lanjut KKN di Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul)
- Author
-
Nurul Arfinanti
- Subjects
nilai tambah ,produk olahan ,bawang merah ,Social Sciences - Abstract
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan nilai tambah produk bawang merah di Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul. Penelitianini dilaksanakan sebagai tindak lanjut kegiatan Kuliah Kerja Nyata UIN Sunan Kalijaga yang pernah dilaksanakan di Desa Selopamioro yang memperoleh data permasalahan rendahnya harga bawang merah di Desa Selopamioro pada saat panen raya. Penelitian ini merupakan suatu penelitian berbasis komunitas atau Community Based Research (CBR). Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan bersama dengan kegiatan penelitian dalam satu waktu. Riset yang dilakukan adalah pengembangan produk olahan bawang merah. Komunitas dampingan dalam penelitian ini adalah kelompok wanita tani Dusun Srunggo, Desa Selopamioro. Komunitas dampingan dilibatkan dalam proses pengembangan produk olahan bawang merah yang dilakukan. Hasil penelitian adalah terciptanya produk olahan bawang merah berupa kering bawang merah dengan berbagai varian campuran (tempe, kentang, original, kacang) dan bawang merah goreng aneka rasa. Hasil analisis terhadap nilai tambah produk olahan bawang merah menunjukkan adanya peningkatan keuntungan yang cukup signifikan.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
40. Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Berbasis Pengolahan Pangan di Desa Mantingan, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati.
- Author
-
Amri, Muhammad Aushol, Nurrismiyandini, Aisyah, Dewi, Mellania Chandra, Astuti, Ika Feby, Jayantii, Sumi, and Astika, I. Wayan
- Abstract
Community empowerment needs to be realized to increase the independence of village communities. Community empowerment activities in the village of Mantingan, especially KWT AlIkhlas, can improve knowledge and skills related to the processing of chili and shallot agricultural products, as well as take advantage of the telang flower which is rich in benefits. The method of implementation is carried out in several activities, namely discussions with partners, trials of making chili and siwang powder, training in making chili and siwang powder, planting telang flowers, and making agricultural product brands. The community prefers to sell chilies and shallots directly to collectors even when the price of chilies and shallots drops. The community considers the telang plant to be a wild plant because they do not know the benefits of the telang flower. Making chili powder is done to overcome the price of chili which tends to fluctuate and extend the self-life of the chilies being harvested. The innovation in processing chili powder "Mak Chilli Tini" and "Siwang Mak Tini" onion paste has a large potential profit margin. The chili powder product "Mak Chilli Tini" and the onion paste "Siwang Mak Tini" have a lower selling price per gram than other products and PIRT certificates, so the optimism to legally compete with the broad market is high. Socialization about the benefits of telang flowers has made the people of Mantingan Village more familiar with telang flowers and are interested in planting them. Telang plants were distributed to 44 residents of Mantingan Village. This activity helps the people of Mantingan Village to solve 2 main problems, namely the fluctuating price of chilies and shallots in the market and the problem of marketing KWT commodities that have not been maximized. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2021
41. Strategi Mata Pencaharian Rumah Tangga Petani Bawang Merah dalam Menghadapi Variabilitas Curah Hujan: Livelihood Strategy of Shallot Farmer Household in Dealing with Rainfall Variability
- Author
-
Dwi Marseva, Amalia and Dwi Marseva, Amalia
- Abstract
Bawang merah adalah salah satu komoditas pertanian yang rentan terhadap perubahan cuaca. Variabilitas curah hujan berpotensi menurunkan produktivitas budidaya bawang merah dan berimplikasi menurunkan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga petani. Petani perlu melakukan strategi adaptasi untuk mengatasi dampak variabilitas curah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi mata pencaharian petani bawang merah dalam menghadapi variabilitas curah hujan. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 5 orang Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Analytical Hierarcy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas strategi mata pencaharian petani bawang merah adalah mengombinasikan mata pencaharian di sektor on-farm dan off-farm, Shallot is one of the agricultural commodities that are vulnerable to weather change. Rainfall variability potentially impacts decreasing shallot productivity and its implication to decrease of farmers’ household income and welfare. Farmers need to do adaptation strategies to overcome rainfall variability. This research aims to formulate a farmer’s livelihood strategy for dealing with rainfall variability. 5 respondents were involved in this research. Data in this research were analyzed using the analytical hierarchy process (AHP). The results show that the priority of shallot farmer’s livelihood strategy is to combine livelihood in on-farm farm and off-farm sectors
- Published
- 2023
42. PENGARUH KOMBINASI MULSA DAN JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium Ascalonicum L.)
- Author
-
Adnan, Sondakh, Rian Christian, and Moh. Alfin
- Subjects
bawang merah ,pupuk kandang ,mulsa - Abstract
Bawang merah memiliki masalah terhadap produktifitasnya yang menurun dikarenakan tidak dilakukan perlakuan yang tepat seperti mulsa dan kombinasi pupuk yang digunakan. Riset ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan mulsa plastik dan jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan (vegetatif) dan hasil (generatif) tanaman bawang merah (Allium Ascalonicum L.). Riset ini telah dilakukan di Lahan Percobaan, fakultas pertanian. Metode yang digunakan jenis mulsa plastik dan pupuk kandang ayam, dengan rancangan percobaan menggunakan RAK Faktorial sehingga diperoleh 9 kombinasi taraf percobaan dan semua taraf perlakuan memiliki ulangan sebanyak 3 kali. Hasil yang didapatkan bahwa kombinasi perlakuan mulsa plastik perak (M2) dengan pupuk kandang ayam (P1) memiliki interaksi antara keduanya, yang berpengaruh pada jumlah daun umur 50 HST dan jumlah umbi per rumpun. Perlakuan mulsa plastik perak dan pupuk kandang ayam (M2P1) memiliki hasil lebih baik dari perlakuan lainnya yaitu jumlah daun sebesar 35.60 helai dan jumlah umbi per rumpun 12.87 umbi. Sedangkan untuk parameter tinggi tanaman, berat umbi segar dengan daun per-rumpun, dan berat umbi segar eskip per-rumpun hanya berpengaruh pada 1 faktor yaitu perlakuan mulsa plastik perak (M2).
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
43. EVALUASI BERBAGAI INSEKTISIDA TERHADAP HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua Hubner) (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH
- Author
-
A Friska Rahmawati, Silvi Ikawati, and Toto Himawan
- Subjects
bahan aktif ,bawang merah ,efektivitas ,insektisida ,ulat bawang ,Agriculture - Abstract
Salah satu hama yang menyebabkan penurunan produktivitas bawang merah adalah ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae). Salah satu upaya pengendalian S. exigua pada tanaman bawang merah ialah dengan penggunaan insektisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas insektisida dengan bahan aktif tunggal chlorfenapyr dan flufenoxuron dalam mengendalikan populasi dan intensitas kerusakan tanaman bawang merah oleh larva S. exigua dan mengetahui efektivitas dari pencampuran bahan aktif chlorfenapyr, flufenoxuron, emamectin benzoat, fipronil dan Bacillus thuringiensis dalam mengendalikan populasi dan intensitas kerusakan tanaman bawang merah oleh larva S. exigua. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 12 perlakuan yang diulang 3 kali. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Februari 2015, di Desa Pucangsongo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan aplikasi insektisida chlorfenapyr 1 l/ha + flufenoxuron 1 l/ha lebih efektif dalam menekan intensitas kerusakan tanaman oleh larva S. exigua dan menunjukkan produksi bawang merah tertinggi. Sedangkan perlakuan insektisida dengan bahan aktif flufenoxuron 0,5 l/ha + chlorfenapyr 1 l/ha mengakibatkan fitotoksik tertinggi pada tanaman bawang merah.
- Published
- 2017
44. EFEKTIVITAS JENIS POLINATOR DAN ASUPAN HARA TERHADAP HASIL BIJI DAN UMBI BAWANG MERAH (Alium cepa L.)
- Author
-
Yv Pardjo Notosandjojo and Sulandjari Sulandjari
- Subjects
polinator ,asupan hara ,bawang merah ,Alium cepa L. ,Agriculture - Abstract
Penggunaan umbi sebagai benih tanaman bawang merah memerlukan waktu penyimpanan yang lama sebelum ditanam, memerlukan jumlah berat dan volume yang besar untuk ditanam pada areal pertanaman, serta sulit didistribusikan antar daerah. Alternatif lain dalam praktek budidaya tanaman bawang merah adalah dengan menggunakan benih biji (True Shallot Seed). Kendala dalam produksi TSS yang sangat menonjol adalah pembungaan yang tidak serempak dan diperlukan bantuan polinator atau serangga penyerbuk untuk meningkatkan seedset-nya. Lalat hijau dan lebah madu banyak berperan dalam penyerbukan bunga bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis polinator yang efektif membantu penyerbukan dalam meningkatkan hasil biji dan mengevaluasi asupan hara terhadap peningkatkan hasil biji dan umbi bawang merah. Asupan hara dengan pupuk anorganik dan organik, serta polinator dengan lebah madu dan lalat hijau. Untuk merangsang pembuangan dilakukan vernalisasi. Kesimpulan : pupuk anorganik Mutiara dan pupuk Organik Compound Super-MS dengan dosis masing-masing 150 kg/ha dan 1 t/ha meningkatkan jumlah anakan per rumpun, jumlah bunga per umbel, bobot biki per umbel, dan bobot kering per rumpun. Vernalisasi nyata mempercepat pembungaan dan jumlah bunga perpetak dan jumlah bunga per umbel. Polinator lebah dan lalat hijau efektif meningkatkan jumlah biji per umbel dan bobot biji per umbel.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
45. Aplikasi Berbagai Bahan ZPT Alami untuk Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw)
- Author
-
Fitri Kurniati, Tini Sudartini, and Dikdik Hidayat
- Subjects
air kelapa ,bawang merah ,bonggol pisang ,kemiri sunan ,rebung bambu ,banana bulb ,bamboo shoot ,candlenut cv sunan ,coconut water ,shallot ,Agriculture (General) ,S1-972 - Abstract
Kemiri Sunan merupakan tanaman alternatif penyediaan bahan bakar nabati dan bahan baku berbagai produk industri. Kulit benih kemiri yang keras menjadi penghalang dalam perkecambahan. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) eksogen alami seperti umbi bawang merah sumber auksin, rebung bambu sumber giberelin, bonggol pisang dan air kelapa sebagai sumber sitokinin. Tujuan penelitian adalah mengetahui kemampuan berbagai bahan ZPT alami atau kombinasinya untuk menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan bibit kemiri sunan asal biji. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Oktober 2016, rancangan percobaan yaitu Rancangan Acak Kelompok yang diulang tiga kali, dengan perlakuan: a0 : kontrol (tanpa ZPT); a1 : ekstrak umbi bawang merah (BM); a2 : ekstrak rebung bambu (RB); a3: ekstrak bonggol pisang (BP); a4 : air kelapa (AK); a5: BM + RB; a6 : BM + BP; a7 : BM + AK; a8 : RB+ BP; a9 : RB+ AK; a10 : BP+ AK; a11 : BM + RB + BP + AK. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap daya kecambah, tinggi bibit umur 30 hari setelah tanam (HST), 37 HST, 44 HST, dan 51 HST, juga jumlah daun pada 51 HST. Aplikasi zpt BP + AK menghasilkan daya kecambah paling baik (97,78 %), namun tidak berbeda dengan aplikasi RB + BP; BM+ RB+ BP+ AK; BM + AK. Aplikasi zpt asal BP + AK menghasilkan tinggi bibit tertinggi (13,57 cm). Jumlah daun terbanyak dihasilkan pada aplikasi BP + AK (1,45 helai). Secara umum zpt bonggol pisang + air kelapa memberikan hasil paling baik, namun umbi bawang merah maupun rebung bambu mempunyai harapan untuk dikembangkan. Candlenut cv. Sunan is alternative biofuels plant also as raw of many industrial products. Its hard pulp seed becomes barrier of germination. This condition can be overcome by giving natural plant growth regulators (PGRs), i,e shallot as auxin source, bamboo shoot as gibberellin source, banana bulb and coconut water as sources of cytokinin. The research aim was knowing effect of various PGRs and their combinations to promote germination and growth of seedling candlenut cv Sunan. The research was done from June to October 2016, in experimental design of Randomized Block Design (RBD), consisted of : a0 : control (without PGRs); a1 : shallot (BM); a2 : bamboo shoot (RB); a3: banana bulb (BP); a4 : coconut water (AK); a5 : BM+ RB; a6 : BM + BP; a7 : BM + AK; a8 : RB+ BP; a9 : RB + AK; a10 : BP + AK; a11 : BM + RB + BP + AK, all repeated three times. The result showed that application of natural PGRs had significant effect on germination percentage, plant height on 30 days after planting (dap), 37 dap, 44 dap, and 51 dap, number of leaves 51 dap. Application of BP + AK gave the best effect on germination (97.78%), but no significant different with RB + BP; BM + RB + BP + AK. Application of BP + AK generated highest plant (13.57 cm). The best of the number of leaves was RB + AK (1.45 leaves). Overall application of natural PGRs from banana bulb + coconut water gave the best effect, besides bamboo shoot and shallot have opportunity to be developed.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
46. PENGARUH AIR LIMBAH INDUSTRI SUSU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAM TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa L.)
- Author
-
Arif Yachya
- Subjects
Bawang merah ,industri susu ,Limbah ,Biology (General) ,QH301-705.5 - Abstract
During this time the handling of waste water in dairy industry (ALIS) in Indonesia is done by dumping into the river. This activity causes damage to rice fields which are located around the river flow. The yield losses due to ALIS is up to 50%. The friendly method is needed for handling ALIS. Since ALIS is known to contain beneficial macro nutrients for plants growing so potents as an organic fertilizer. This study aimed to optimize the ALIS concentrations (0, 20, 40, 60, 80 and 100% v / v) for the growth and yield of onion (Allium cepa L.) var. Buto Ijo. The results showed, treatment ALIS 60% (v / v) increasedheight ofonion leaves until 24.45 cm. Whereas ALIS treatment on various concentrations had no effect on the number of onion shoots. The yields showed, the highest of fresh weight of biomass, number of bulbs, fresh weight and dry weight of bulbs per clump approximatly 13.03 g g; 12,33 bulbs, 7.79 g and 5.38 g was achieved by treatment of ALIS 80% (v/v). Based on the result ofgrowth and crop yields, ALIS 80% (v/v) was selected as the optimum concentration for onion crop. The ALIS was given100 mL and three times during the growing season.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
47. Pengaruh Konsentrasi dan Interval Waktu Pemberian Larutan Nutrisi Bahan Organik (BP-1) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bibit Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
- Author
-
Mohammad Rizal Almanfaluthy, Moch. Bintoro, and Prasodjo Soedomo
- Subjects
Bawang Merah ,Interval waktu ,biopras (Bp-1) ,Plant culture ,SB1-1110 - Abstract
Penelitian pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian larutan nutrisi bahan organik Biopras (Bp-1) terhadap pertumbuhan dan hasil bibit bawang merah (Allium ascalonicum L.) bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi larutan Bp-1 yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil bibit bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian produksi bibit bawang merah di laksanakan pada tanggal 11 September 2018 di Dusun Dongkol, Desa Sukasari Kaler, Kec. Argapura, Kab. Majalengka, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Petak Terbagi (Splitplot) secara faktorial. Petak utama interval waktu penyemprotan meliputi I1= interval waktu penyemprotan Bp-1 3 hari sekali, I2= interval waktu penyemprotan Bp-1 6 hari sekali, I3= interval waktu penyemprotan Bp-1 9 hari sekali. Anak petak konsentrasi Bp-1 meliputi B0 = Tanpa Di semprot larutan Bp-1, B1 = Di semprot larutan Bp-1 konsentrasi 1 ml per liter air, B2 = Di semprot larutan Bp-1 konsentrasi 2 ml per liter air, B3 = Di semprot larutan Bp-1 konsentrasi 3 ml per liter air, B4 = Di semprot larutan Bp-1 konsentrasi 4 ml per liter air. Data pengamatan pada setiap parameter dianalisis menggunakan analisis rumus F (ANOVA) diikuti dengan uji lanjut BNT dan DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan interval waktu penyemprotan 3 hari sekali (I1) berpengaruh nyata pada parameter jumlah umbi per rumpun (11,51), berat basah umbi per rumpun (128,20 g), dan berat kering umbi per rumpun (80,68 g). Sedangkan konsentrasi larutan Bp-1 3 ml per liter air (B3) berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman umur 14 hari (16,88 cm) dan 28 hari setelah tanam (28,17 cm), jumlah daun umur 14 hari (9,78) dan 28 hari setelah tanam (28,37), tinggi batang semu umur 42 hari setelah tanam (6,77 cm), jumlah umbi per rumpun (11,19) dan berat basah umbi per rumpun (130, 46 g).
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
48. Dampak Interferensi Gulma terhadap Kualitas dan Hasil Bawang Merah (Allium cepa L. Aggregatum Group)
- Author
-
Handayani, Valentina Dwi Suci and Sulistyaningsih, Endang
- Subjects
bawang merah ,dominansi ,gulma ,kualitas umbi ,produksi - Abstract
Produktivitas bawang merah nasional masih di bawah potensi hasil yang diharapkan. Tidak optimalnya produktivitas bawang merah disebabkan interferensi gulma. Interferensi gulma dapat menjadi penyebab kehilangan hasil pada proses budidaya karena adanya kompetisi dan dampak dari alelopati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak interferensi gulma terhadap kualitas dan hasil bawang bawang merah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga blok sebagai ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah pengendalian gulma dan tanpa pengendalian. Hasil penelitian menunjukkan pengendalian gulma pada lahan pertanian menyebabkan perubahan kelimpahan dan keragaman komunitas gulma. Pengendalian gulma pada saat 3 dan 6 minggu setelah tanam (mst) menyebabkan perbedaan kelimpahan gulma dan perubahan dominasi gulma yaitu dari rumputan menjadi daun lebar yang terjadi pada pengamatan 6 mst dan 9 mst. Kelimpahan dan dominansi gulma berdampak pada penurunan diameter umbi, bobot segar umbi dan bobot umbi bawang merah kering jemur (susut bobot). Pengendalian gulma pada lahan pertanian dapat mencegah kehilangan hasil bawang merah dengan rerata 3 ton/ha dibandingkan lahan tanpa pengendalian.
- Published
- 2023
49. Pengaruh Biopestisida Fobio dan Agens Hayati Trichoderma sp., terhadap Penyakit Layu Fusarium pada Bawang Merah
- Author
-
null Farisa, Dita Megasari, and Sri Wiyatiningsih
- Subjects
Trichoderma sp ,Layu Fusarium ,Immunology ,Bawang merah ,Biopestisida Fobia - Abstract
Pengendalian penyakit tanaman bawang merah hingga saat ini masih mengandalkan fungisida kimia yang dapat mencemari lingkungan, sehingga perlu dilakukan pengendalian secara hayati dan ramah lingkungan. Alternatif yang dapat diterapkan adalah menggunakan Biopestisida Fobio dan agens hayati Trichoderma sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon aplikasi Biopestisida Fobio dan agens hayati Trichoderma sp. terhadap penyakit layu fusarium pada bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2022 di Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan dua faktor, yaitu konsentrasi Biopestisida Fobio terdiri dari 3 taraf yaitu petak utama adalah F0 (kontrol atau perlakuan pestisida kimia), F1 (Fobio 5 ml/liter), F2 (Fobio 7,5 ml/liter) dan anak petak yaitu konsentrasi Trichoderma sp. terdiri dari 3 taraf yaitu T0 (kontrol atau perlakuan pestisida kimia), T1 (Trichoderma sp. 10 ml/liter), T2 (Trichoderma sp. 20 ml/liter) sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Parameter pengamatan meliputi periode inkubasi, kejadian penyakit, berat basah umbi, dan berat kering umbi. Hasil penelitian dari semua kombinasi perlakuan tidak berbeda nyata. Hasil perlakuan aplikasi Biopestisida Fobio menunjukkan bahwa tanaman bawang merah berbeda nyata terhadap periode inkubasi pada perlakuan F2 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 20 hst. Kejadian penyakit terendah terdapat pada perlakuan F2 pada umur 28 dan 42 hst. Perolehan berat basah paling tinggi diperoleh pada perlakuan F2T0 yaitu 2,128 kg. Perolehan berat kering tertinggi yaitu pada perlakuan F0T2.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
50. EFISIENSI ALOKATIF INPUT FAKTOR PADA USAHATANI BAWANG (Allium ascolonicum L) DI KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT.
- Author
-
Mutiarasari, Nurul Risti, Fariyanti, Anna, and Tinaprilla, Netti
- Abstract
Copyright of Sosiohumaniora is the property of Sosiohumaniora and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.