39 results on '"adsorben"'
Search Results
2. 污泥生物炭/凹凸棒土的制备及其吸附性能研究.
- Author
-
郜 飞, 董良飞, 葛玉龙, 唐园园, and 李 芬
- Subjects
X-ray photoelectron spectroscopy ,LANGMUIR isotherms ,METHYLENE blue ,ADSORPTION capacity ,SEWAGE sludge ,BIOCHAR ,RHODAMINE B - Abstract
Copyright of Inorganic Chemicals Industry is the property of Editorial Office of Inorganic Chemicals Industry and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
3. SINTESIS KOMPOSIT ZEOLIT X/OKSIDA PERAK DAN TEMBAGA MELALUI REAKSI TOLLENS SERTA APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN.
- Author
-
Rizal, Hasanuddin, Abidin, Zaenal, Trivadila, and Hiedayati, Nurul
- Abstract
Zeolite is a micro porous aluminosilicate mineral that has a wide spesific surface area. Its wide surface area causes zeolite to be commonly used as an adsorbent. Zeolite X is included in the Faujasite structure and usually adsorbs sodium cations. Cations adsorbed to zeolites can be exchanged for other cations, such as transition metal cations. Transition metal cations such as [Ag(NH3)2] + are commonly used to detect aldehyde groups or commonly known as Tollens reagents. This study aims to synthesize composite adsorbent zeolite X / silver oxide and zeolite X / copper oxide through Tollens reaction. Composites characterized using scanning electron microscope showed that the composite surface was coarser than the surface of zeolite X. The material used as a model for adsorption was ammonia gas. The resulting composites are of three types based on the stages of zeolite addition in the synthesis process, namely after the addition of a precursor (composite 1), after addition of NH4OH (composite 2), and after heating (composite 3). The resulting composite can increase the adsorption of ammonia by up to 2 times than zeolite X. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
4. SINTESIS ZEOLIT DARI EKSTRAK SEKAM PADI DAN KALENG BEKAS SEBAGAI ADSORBEN PENURUNAN KESADAHAN AIR
- Author
-
Herawati Oktavianty, Sunardi Sunardi, and Rejang Musi Agastya Arianda Saputra Wardani
- Subjects
adsorben ,ekstrak sekam padi ,kaleng bekas ,kesadahan air ,zeolit ,Agriculture (General) ,S1-972 - Abstract
Sekam padi dan kaleng bekas merupakan limbah yang banyak ditemui dan belum dimaksimalkan pemanfaatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah sekam padi dan kaleng bekas menjadi zeolit sebagai adsorben penurunan kesadahan air (ion logam Ca2+ dan Mg2+). Penelitian ini menggunakan rancangan blok lengkap dengan dua faktor, yaitu faktor massa kaleng bekas (1 gr; 2 gr; 3 gr) dan faktor massa ekstrak sekam padi (60 gr; 80 gr; 100 gr). Percobaan ini terdiri atas dua tahap, yaitu pembuatan zeolit dan penggunaan zeolit untuk penurunan kesadahan air. Analisis XRD dilakukan untuk zeolit dan analisis AAS untuk kesadahan air. Dari hasil percobaan didapatkan penyerapan ion logam Ca2+ dan Mg2+ optimal pada kondisi zeolit dengan komposisi massa kaleng bekas 2 gr dan massa ekstrak sekam padi 80 gr, yaitu sebesar 94,48% dan 89,26%.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
5. Pemanfaatan Limbah Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) dan Ampas Tebu (Sugarcane bagasse) sebagai Adsorben pada Pemurnian Minyak Jelantah
- Author
-
Hulqi Mila Haili, Sulistiyana Sulistiyana, and Edi M. Jayadi
- Subjects
adsorben ,adsorpsi ,ampas tebu ,kulit bawang merah ,minyak jelantah. ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Minyak jelantah merupakan minyak yang sudah mengalami kerusakan akibat digunakan secara berulang kali dan tidak baik untuk kesehatan apabila dikonsumsi, oleh karena itu diperlukan pemurnian menggunakan adsorben. Adsorben yang digunakan pada penelitian ini adalah serbuk kulit bawang merah dan ampas tebu. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh variasi perbandingan massa adsorben ampas tebu (At) dan kulit bawang merah (Kbm) terhadap karakteristik fisikokimia minyak jelantah yang telah dimurnikan. Adsorben ampas tebu dan kulit bawang merah dikeringkan terlebih dahulu kemudian diayak dengan ukuran 100 mesh, setelah itu dilanjutkan dengan proses adsorpsi yang diawali dengan memanaskan sampel minyak jelantah 100 g sampai dengan suhu 700C, kemudian menambahkan 10 g adsorben dengan variasi perbandingan massa At:Kbm= 0:10; 2,5:7,5; 5:5; 7,5:2,5; 10:0 yang diaduk konstan dengan magnetik stirer selama 30 menit. Filtrasi dan analisa warna, bau, bilangan peroksida dan bilangan asam dilakukan pada minyak yang telah diadsorpsi. Hasil terbaik berdasarkan SNI minyak goreng 3741:2013 untuk uji warna (normal), bilangan asam (maksimal 0,6 mg NaOH/g) dan bilangan peroksida (maksimal 10 mek O2/kg) terdapat pada perbandingan massa At:Kbm= 0:10 dengan hasil warna normal seperti minyak goreng baru, bilangan asam sebesar 0,4820 mg NaOH/g dan bilangan peroksidanya adalah 0,00 mek O2/kg. Uji bau (normal) dengan hasil terbaik terdapat pada perbandingan massa At:Kbm= 7,5:2,5 dengan bau normal seperti minyak goreng baru.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
6. Effect of Bayah natural zeolite for purification of waste cooking oil as feedstock of alkyd resin.
- Author
-
Heriyanto, Heri, Suhendi, Endang, Asyuni, Nadya Fitri, and Shahila, Ilham Kiki
- Subjects
ZEOLITES ,SORBENTS ,OIL consumption ,GUMS & resins ,PEROXIDES - Abstract
Copyright of Teknika: Jurnal Sains dan Teknologi is the property of Teknika: Jurnal Sains dan Teknologi, Universitas Sultan Ageng Titayasa and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
7. Peningkatan Kualitas Biogas Melalui Proses Pemurnian Dengan Purifier Bertingkat Seri Menggunakan Adsorben Arang Aktif Dan Zeolit
- Author
-
Abdul Mukhlis Ritonga, Masrukhi Masrukhi, and Ahmad Mafrukhi
- Subjects
biogas ,pemurnian biogas ,adsorben ,arang aktif ,zeolit ,Agriculture (General) ,S1-972 ,Technology (General) ,T1-995 - Abstract
Abstrak. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari bahan organik melalui proses fermentasi. Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi pada biogas. Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan gas metana pada biogas serta dapat menurunkan gas-gas pengotor seperti CO2, dan gas-gas lain yang tidak terpakai dengan pemurnian menggunakan purifier yang telah di isi adsorben, pada penelitian ini adsorben yang digunakan yaitu arang aktif dan zeolit. Variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu C/N rasio, pH, suhu, total solid (TS), volatile solid (VS), Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) yang berpengaruh dalam produksi gas metan. Kadar CH4 dan CO2 setelah dimurnikan, dan waktu optimal untuk proses pemurnian biogas, perlakuan yang diberikan menggunakan 3 waktu pengujian, yaitu 30, 60, dan 90 menit. Percobaan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio C/N sebesar 20,36 dengan suhu rata-rata 25,1oC dan pH rata-rata 6. Nilai BOD awal dan akhir masing-masing sejumlah 77800,86 mg/l dan 53002,42 mg/l dan COD awal dan akhir masing-masing sejumlah 59800 mg/l dan 36000 mg/l. TS dan VS masing masing mengalami penurunan sebesar 20,99% dan 17,93%. Penggunaan adsorben arang aktif dan zeolit dapat meningkatkan kandungan gas CH4 sebesar 136,5% dan menurunkan kandungan gas CO2 sebesar 64% pada biogas. Lama waktu pengujian mampu meningkatkan konsentrasi CH4 dan menurunkan kandungan gas CO2 dengan waktu paling optimal yaitu 30 menit. Increasing Quality Of Biogas With Purification Proses On Double Arranged Series Purifier Using Activated Charcoal And Zeolit Adsorbent Abstract. The quality of biogas is determined by the methane (CH4) content in the biogas. A good biogas is indicated by its high methane content. One way to increase the methane gas content in biogas is by purification using a series-level purifier that has been filled with adsorbents. In this study, the adsorbents used were activated charcoal and zeolite. The variables measured include CN ratio, pH, temperature, total solid (TS), volatile solid (VS), Biochemical Oxygen Demand (BOD) and Chemical Oxygen Demand (COD) which influential in methane gas production. CH4 and CO2 levels, before and after purification. Biogas was purified for a duration of 30, 60, 90 minutes and was repeated three times. The results showed that the C/N ratio was 20.36 with an average temperature of 25.1 °C and an average pH of 6. The initial and final BOD values were 77800.86 mg/l and 53002.42 mg/l and the initial and final COD values were 59800 mg/l and 36000 mg/l. TS and VS experienced a decrease of 20.99% and 17.93%. The use of activated charcoal and zeolite adsorbents was able to increase the CH4 gas content by 136.5% and reduce the CO2 gas content by 64%. The optimal purification time is 30 minutes.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
8. Pemanfaatan Abu Sekam Padi sebagai Sumber Silika untuk Pembuatan Adsorben Ion Logam Cd(II) melalui Teknik Imprinted Ionic
- Author
-
Sri Hastuti, Ilham Tri Utomo, Tri Martini, Pranoto Pranoto, Candra Purnawan, Abu Masykur, and Atmanto Heru Wibowo
- Subjects
abu sekam padi ,adsorben ,cd(ii) ,imprinted ionic. ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Banyaknya pencemaran ion logam dalam perairan menjadi perhatian yang serius para peneliti, terutama untuk mengurangi keberadaan ion logam Cd yang terkandung dalam perairan dengan menggunakan adsorben. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat adsorben berbasis silika dengan kapasitas dan selektifitas tinggi terhadap ion Cd(II). Dalam penelitian ini, sintesis material imprinted ionic Cd(II) (SiO2-TMPDT-Cd-Imp) telah berhasil dilakukan menggunakan prekursor natrium silikat dari abu sekam padi. Proses sintesis diawali dengan pembuatan natrium silikat. Selanjutnya, trimetoksisililpropildietilentriamin (TMPDT), ion logam Cd(II) dan HCl ditambahkan hingga terbentuk gel. Gel dielusi dengan etilenadiaminatetraasetat (EDTA) untuk membentuk cetakan (template). Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan TMPDT terikat pada silika ditandai dengan munculnya vibrasi ulur dari C-H alkana pada 2908 cm-1 dan vibrasi tekuk gugus N-H pada 1471 cm-1. Karakterisasi dengan Surface Area Analyzers (SAA) menunjukkan bahwa material tersebut memiliki luas permukaan sebesar 12,674 m2/g, volume pori total sebesar 0,017 cc/g, dan jari-jari pori rerata sebesar 18,783 Å. Karakterisasi dengan SEM-EDX memperlihatkan adanya unsur C dan N pada SiO2-TMPDT-Cd-Imp. Kondisi optimum adsorpsi ion logam Cd(II) oleh SiO2-TMPDT-Cd-Imp terjadi pada pH 6, waktu kontak 10 menit dan konsentrasi awal sebesar 10 ppm. Model kinetika adsorpsi ion logam Cd(II) pada SiO2-TMPDT-Cd-Imp mengikuti pseudo orde 2. Proses adsorpsi SiO2-TMPDT-Cd-Imp cenderung mengikuti isoterm Freundlich dengan nilai faktor heterogenitas (n) sebesar 1,617 dan konstanta Freundlich (KF) sebesar 2,768. Kapasitas adsorpsi maksimum untuk Langmuir (qm) sebesar 19,16 mg/g. Urutan selektifitas (K) ion logam Cd(II) terhadap ion logam lain pada SiO2-TMPDT-Cd-Imp adalah Cd-Pb
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
9. Pemanfaatan limbah lumpur aktif (LLA) sebagai adsorben untuk meminimalisir zat pencemar dalam air dan air limbah : Sebuah Ulasan
- Author
-
Salmariza Sy
- Subjects
adsorben ,limbah lumpur aktif ,lla ,adsorben berbasis lumpur ,abl ,Industries. Land use. Labor ,HD28-9999 ,Industry ,HD2321-4730.9 - Abstract
Artikel review ini merangkum tentang pemanfaatan limbah lumpur aktif (LLA) sebagai bahan prekursor untuk menghasilkan adsorben dan aplikasinya terhadap material pencemar lingkungan seperti pewarna dan logam berat. Kinerja adsorben berbasis lumpur (ABL) telah direview, dimana hasilnya bervariasi tergantung pada jenis prekursor lumpur, jenis pencemar, waktu dan suhu karbonisasi dan jenis kondisi aktivasi yang digunakan. Hasil review menunjukkan bahwa aktivasi kimia secara langsung mempengaruhi sifat adsorben, kapasitas adsorpsi dan mekanisme penyisihan zat pencemar oleh ABL. Dilaporkan bahwa aktivasi kimiawi menggunakan berbagai jenis aktivator menghasilkan adsorben yang jauh lebih unggul dengan luas spesifik area yang tinggi dibandingkan dengan metode aktivasi secara fisika. Disamping itu pada proses aktifvasi fisika sendiri, dilaporkan bahwa sejalan dengan semakin tinggi suhu pirolisis dan suhu aktivasi, maka semakin dapat meningkatkan luas spesifik area sehingga dapat meningkatkan kapasitas penjerapan zat warna dan logam dalam larutan
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
10. Pengaruh Adsorben Sebagai Media Filter dalam Menurunkan Kadar Timbal dalam Matrik Air Sungai
- Author
-
Nurmeily Rachmawati
- Subjects
adsorben ,logam timbal ,media filtrasi ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Usaha untuk mendapatkan air bersih dapat dilakukan dengan melakukan proses filterisasi. Salah satu sumber air yang dimanfaatkan untuk mendapatkan air bersih adalah air sungai. Sungai Cisadane yang terletak di Kota Tangerang ditemukan kadar logam timbal dengan kadar yang melebihi ambang batas baku mutu. Oleh sebab itu diperlukan suatu usaha untuk menurunkan kontaminan logam timbal dalam air sungai tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan informasi bagaimana adsorben alami dapat dimanfaatkan sebagai media filter dalam menurunkan kontaminan logam timbal tersebut. Metode penelitian ini merupakan ekperimental laboratorium dengan merancang media filter yang berisikan adsorben alami. Jumlah adsorben yang digunakan berjumlah 8 yaitu arang aktif (AA), zeolite (Z), sekam padi bakar (SPB), pasir silica (PS), jerami padi (JP), serbuk kayu (SK), sekam padi (SP), dan serabut kelapa (CH). Hasil yang diperoleh terjadi penurunan kontaminan logam berat dikedelapan adsorben yang digunakan. Adsorben zeolite, serbuk kayu, dan serabut kelapa mampu menurunkan kontaminan logam berat sebesar 90% dari konsentrasi awal logam timbal yang ditambahkan kedalam matrik air sungai tersebut. Berdasarkan uji statistic paired t-test juga ditemukan perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah filterisasi di kedelapan adsorben tersebut yang ditunjukkan dengan nilai Sig (2-tailed) α = 0,025.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
11. Penyiapan Arang Aktif Pelepah Kelapa Sawit sebagai Adsorben Asam Lemak Bebas dari CPO (Crude Palm Oil)
- Author
-
Muhdarina Muhdarina, Nurhayati Nurhayati, Mhd. Reza Pahlepi, Zetria Pujiana, and Syaiful Bahri
- Subjects
pelepah sawit ,arang aktif ,karbonisasi ,adsorben ,asam lemak bebas ,permukaan ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Limbah pelepah sawit (LPS) dihasilkan secara periodik dari perkebunan kelapa sawit. Keberadaan LPS ini berpeluang digunakan sebagai bahan baku adsorben. LPS telah diubah menjadi arang aktif pelepah sawit (APS) melalui langkah karbonisasi pada temperatur 600oC selama waktu bervariasi (30, 60, dan 120 menit). APS yang diperoleh dilakukan analisis kadar air, abu dan zat menguap. APS juga dikarakterisasi dengan FTIR untuk menentukan gugus fungsi, keasaman permukaan dengan tirasi Bhoem serta SEM untuk mendeteksi morfologi permukaan. Kemampuan APS untuk menjerap asam lemak bebas (ALB) dari CPO dipelajari pada waktu adsorpsi dan dosis adsorben yang bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua APS memiliki kadar air, abu dan zat menguap yang sangat rendah, sehingga memenuhi SNI 06-3730-1995. Gugus fungsi yang dimiliki APS di antaranya C-O, O-H, C-O-C, C=O, C-C (aromatik) dan C-H. APS mengandung 14 mmolg-1 total asam dengan mayoritas asam fenolat sebanyak 12,3 mmolg-1, sisanya sebagai asam karboksilat dan laktonat. Morfologi permukaan arang aktif membentuk rongga-rongga dengan ukuran yang semakin besar dan tersusun rapat seiring dengan lamanya waktu karbonisasi. Hasil uji adsorpsi ALB yang paling baik ditunjukkan oleh APS60 yang mampu menjerap hingga 77,8% ALB pada waktu adsorpsi 60 menit dan 1 g dosis adsorben. Dengan demikian, LPS layak dikembangkan menjadi arang aktif dan digunakan sebagai adsorben untuk mengurangi kadar asam lemak bebas dalam CPO.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
12. Pengaruh Penambahan Arang Aktif Limbah Tongkol Jagung Untuk Mengurangi Kadar Kesadahan Total
- Author
-
Awwalunisa Aliya Kusuma, Binti Lathifaturrohmah, and Eka Erfiana Dyah Lestari
- Subjects
tongkol jagung ,adsorben ,air tanah ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Kesadahan total dalam air adalah jumlah kalsium dan magnesium yang terlarut dalam air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kesadahan sebelum serta sesudah perlakuan dengan penambahan absorben berupa arang aktif tongkol jagung. Dilakukan uji aktivitasi arang aktif dari tongkol jagung pada sampel air tanah di lingkungan Kecamatan Cepu dengan menggunakan metode kompleksometri. Kadar kesadahan total sesudah perlakuan dengan penambahan absorben menurun. Kadar rata-rata kesadahan air sumur dari 3 sampel lokasi yang diteliti sebelum perlakuan 344,376 mg/L setelah perlakuan menjadi 216,765 mg/L. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan karbon aktif tongkol jagung dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan tingkat kekeruhan serta kesadahan air tanah di lingkungan Kecamatan Cepu.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
13. Pengaruh pH dan dosis adsorben dari limbah lumpur aktif industri crumb rubber terhadap kapasitas penyerapan ion Cd(II) dan Zn(II)
- Author
-
Salmariza Sy, Desi Kurniawati, Intan Lestari, H Harmiwati, and Monik Kasman
- Subjects
adsorben ,limbah lumpur aktif ,crumb rubber ,lla-icr ,dosis ,Industries. Land use. Labor ,HD28-9999 ,Industry ,HD2321-4730.9 - Abstract
Pernelitian dengan sistim batch telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh perlakuan pH larutan dan dosis adsorben yang dibuat dari limbah lumpur aktif industri crumb rubber (LLA-ICR) terhadap kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II) dan Zn(II) dalam larutan. Pengamatan meliputi variasi pH larutan pada range 1-7 dan dosis adsorben LLA-ICR 0,1 g - 1,0 g. Karakterisasi adsorben sebelum dan sesudah proses adsorpsi dilakukan dengan menggunakan FTIR, XRF dan SEM–EDX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pH larutan dan dosis adsorben berpengaruh pada kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II), dan Zn(II). pH optimum didapatkan pada pH 5. Semakin rendah dosis adsorben, maka semakin tinggi kapasitas adsorpsi namun semakin rendah efisiensi penyisihan ion Cd(II) dan Zn(II). Dosis adsorben optimum didapatkan pada 0,1g, dengan kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II) > Zn(II). Kapasitas adsorpsi maksimum untuk ion Cd(II) dan Zn(II) berturut-turut 29,8 mg/g dan 10,3 mg/g. Efisiensi penyisihan maksimum intuk ion Cd(II) dan ion Zn(II) adalah 95,4% dan 87,9%. AbstractA batch system has been carried out to study the treatment effect of pH solution and adsorbent dosage derived from crumb rubber (LLA-ICR) industrial activated sludge on the adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) and Zn(II) ions in aqueous solution. Observations included variations in the the solution pH in the range 1-7 and the LLA-ICR adsorbent dosage of 0.1 g - 1.0 g. Characterization of the adsorbent before and after the adsorption process was carried out using FTIR, XRF, and SEM-EDX. The results showed that the treatment of the pH solution and the adsorbent dose affected the adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) and Zn(II) ions. The optimum pH was obtained at pH 5. The lower the adsorbent dose the higher the adsorption capacity, however the lower the efficiency removal of Cd(II) and Zn(II) ions. The optimum adsorbent dosage was obtained at 0.1 g with adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) > Zn(II) ions. The maximum adsorption capacity for Cd(II) and Zn(II) ions were 29.8 mg/g and 10.3 mg/g respectively. The maximum removal efficiency forCd (II) and Zn(II) ions were 95.4% and 87.9%.
- Published
- 2018
- Full Text
- View/download PDF
14. Cara pengolahan limbah cair brown crepe untuk menurunkan bahan pencemar
- Author
-
Sri Sutyasmi, Ike Setyorini, and Prayitno
- Subjects
Adsorben ,brown crepe ,pengolahan limbah cair ,sand filter ,Technology (General) ,T1-995 ,Polymers and polymer manufacture ,TP1080-1185 - Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengolah limbah cair brown crepe agar bisa menurunkan beban pencemar. Limbah cair brown crepe diolah dengan menggunakan 3 model pengolahan yaitu dengan pengolahan primer dan adsorpsi, pengolahan dari bak penampung langsung ke sand filter, dan pengolahan primer yang dilanjutkan ke sand filter. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa penggunaan adsorben arang tempurung kelapa dapat menurunkan beban pencemaar untuk percobaan 1: COD 75,91%, BOD 73,94%, TSS 95,07% dan N-Amonia 91,23%. Percobaan 2: COD 91%, BOD 95%, TSS 84%, dan N-Amonia 61%. Percobaan 3: COD 65%, BOD 65%, TSS 88% dan N-Amonia 81%. Dari ketiga percobaan semua dapat menurunkan beban pencemar, namun yang paling efektif adalah percobaan 2 karena bisa menurunkan beban pencemar COD dan BOD paling tinggi. Variasi debit yang digunakan pada percobaan 2 tidak mempengaruhi penurunan beban pencemar.
- Published
- 2018
- Full Text
- View/download PDF
15. EFEKTIVITAS KOAGULAN DAN ADSORBEN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING TERCEMAR LOGAM BERAT KARSINOGENIK
- Author
-
D Nursyamsi, R. Artanti, A. Kurnia, and Y. Hindarwati
- Subjects
adsorben ,alami ,efektivitas ,koagulan ,logam berat ,Hydraulic engineering ,TC1-978 ,Environmental technology. Sanitary engineering ,TD1-1066 - Abstract
Penggunaan koagulan dan adsorben alami merupakan pilihan yang tepat dalam pengolahan limbah cair industri elektroplating karena selain efektif, juga mudah dan murah. Percobaan laboratorium yang bertujuan untuk mempelajari efektifitas bahan koagulan dan adsorben alami dalam menurunkan konsentrasi logam berat karsinogenik (Cr, Ni, Cu, dan Zn) limbah cair elektroplating untuk air irigasi telah dilaksanakan di Laboratorium Terpadu, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Jakenan menggunakan rancangan faktorial dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah koagulan, sedangkan faktor kedua adalah adsorben yang diberikan masingmasing dengan takaran 0.5 g/l. Faktor pertama meliputi: resin, khitosan, biji kelor, enceng gondok diaktivasi, azolla diaktivasi, dan tanpa koagulan. Faktor kedua meliputi: arang aktif, kulit kacang diaktivasi, zeolit, limbah teh, dan tanpa adsorben. Resin dan zeolit digunakan sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas bahan koagulan (khitosan, biji kelor, eceng gondok diaktivasi dan azolla diaktivasi) dan adsorben alami (arang aktif, kulit kacang diaktivasi, dan limbah teh) serta kombinasi keduanya dalam menurunkan konsentrasi logam berat karsinogenik limbah cair cukup tinggi, yaitu > 40 %. Bahan tersebut mampu meremediasi limbah cair elektroplating hingga mencapai konsentrasi logam berat Ni, Cu, dan Zn di bawah ambang batas kriteria mutu air limbah elektroplating menurut Kepmen LH No. 51/MENLH/10/1995.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
16. Peran Adsorben Selulosa Tongkol Jagung (Zea mays) dengan Polivinil Alkohol (PVA) untuk Penyerapan Ion Logam Timbal (Pb2+)
- Author
-
Dewi Martina, Rum Hastuti, and Didik Setiyo Widodo
- Subjects
tongkol jagung ,pva ,adsorben ,logam timbal ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Telah dilakukan penelitian tentang peran adsorben selulosa tongkol jagung (Zea mays) dengan polivinil alkohol (PVA) untuk penyerapan ion logam timbal (Pb2+). Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengkarakterisasi adsorben tongkol jagung (TJ) dan tongkol jagung-PVA (TJ-PVA) serta menentukan kemampuan adsorben terhadap penyerapan logam Pb2+. Tahapan penelitian ini meliputi pembuatan, karakterisasi adsorben TJ dan TJ-PVA serta penentuan kemampuan menyerapan ion Pb2+ pada variasi waktu kontak 10-150 menit, konsentrasi 5-20 ppm, dan pH 1-6. Karakterisasi dengan FTIR menunjukkan adanya gugus utama selulosa yaitu OH. Hasil GSA menunjukkan adanya kenaikkan luas permukaan sebesar 21,57%, penurunan diameter pori rata-rata sebesar 68% dan penurunan volume pori total sebesar 60,30%. Adsorpsi Pb2+ terbaik oleh adsorben TJ diperoleh pada waktu kontak 90 menit, konsentrasi 5,79 ppm dengan Pb2+ teradsorpsi sebesar 83,37%, dan pH 5. Sedangkan untuk adsorben TJ-PVA, adsorpsi terbaik terjadi pada waktu kontak 60 menit, konsentrasi 5,79 ppm dengan Pb2+ teradsorpsi 66,88%, dan pH 5. Dapat disimpulkan bahwa adsorben TJ-PVA dapat digunakan sebagai adsorben ion logam.
- Published
- 2016
- Full Text
- View/download PDF
17. Adsorpsi Ion Logam Nikel(II) oleh Kitosan Termodifikasi Tripolifosfat
- Author
-
Puji Rahayu and Khabibi Khabibi
- Subjects
kitosan-tripolifosfat ,adsorben ,kapasitas adsorpsi ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Penelitian tentang adsorpsi ion logam nikel (II) oleh kitosan termodifiksai tripolifosfat telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat kitosan-tripolifosfat untuk digunakan sebagai adsorben ion logam Ni(II) pada kondisi pH dan waktu kontak optimum. Metode yang digunakan untuk membuat kitosan-tripolifosfat adalah metode gelasi ionik. Adsorben yang dihasilkan selanjutnya dikarakterisasi menggunakan spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FTIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan optimum adsorpsi kitosan-tripolifosfat terhadap ion logam Ni(II) adalah pada waktu kontak lima jam dan pH=5. Nilai kapasitas adsorpsi maksimum yang terhitung adalah sebesar 3,3 mg/g dengan menggunakan model isotherm Langmuir.
- Published
- 2016
- Full Text
- View/download PDF
18. HYDROTALSIT Zn-Al-EDTA SEBAGAI ADSORBEN UNTUK POLUTAN ION Pb(II) DI LINGKUNGAN Zn-Al-EDTA Hydrotalcite as Adsorbent for Pb(II) Ion Pollutant in The Environment)
- Author
-
Roto Roto, Dahlia Rosma Indah, and Agus Kuncaka
- Subjects
adsorben ,lingkungan ,timbal ,polutan ,logam berat ,adsorbent ,environment ,lead ,pollutant ,hydrotalcite ,heavy metal ,Environmental pollution ,TD172-193.5 ,Environmental sciences ,GE1-350 - Abstract
ABSTRAK Polusi ion Pb(II) di dalam lingkungan perairan cenderung naik seiring peningkatan jumlah industri smelter dan daur ulang aki bekas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan hidrotalsit Zn-Al-EDTA sebagai adsorben ion Pb(II) dalam air secara mendalam. Hidrotalsit Zn-Al-NO3 disintesis dengan metode kopresipitasi dan hidrotermal pada temperatur 100 °C selama 15 jam. Hidrotalsit Zn-Al-EDTA diperoleh dengan penukaran ion. Keasaman larutan, kinetika dan kapasitas adsorpsi diteliti. Hidrotalsit Zn-Al-EDTA memiliki d003 sebesar 14,52 Å sementara Zn-Al-NO3 sebesar 8,90 Å. Spektra FTIR menunjukkan keberadaan serapan gugus C=O pada bilangan gelombang 1684,77 cm-1. Kondisi optimum adsorpsi ion Pb(II) terjadi pada pH 4, waktu kontak 60 menit dan kapasitas adsorpsi diperoleh 2,07 mg/g pada konsentrasi awal 10 mg/L dengan berat adsorben 0,100 g. Adsorpsi ion Pb(II) oleh hidrotalsit Zn-Al-EDTA mengikuti reaksi pseudo orde dua dengan tetapan laju adsorpsi sebesar 8,90 g mmol-1min-1. Adsorpsi ion Pb(II) oleh Zn-Al-EDTA terjadi karena pembentukan khelat Pb-EDTA di dalam struktur hidrotalsit. Hasil ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih luas di dalam pengendalian konsentrasi Pb(II) di lingkungan. ABSTRACT Polution by Pb(II) ion in the water environment tends to increase due the increase in the number of lead smelter and lead acid battery recycling industries. This work aims at studying in details the ability of Zn-Al-EDTA hydrotalcite as adsorbent for Pb(II) ion in the environment. The Zn-Al-NO3 hydrotalcite was synthesized first by coprecipitation method followed by hydrothermal treatment at 100 °C for 15 h. The Zn-Al-EDTA hydrotalcite was later obtained by ion exchange process. The solution pH, kinetics and adsorption capacity were studied. The XRD data showed that Zn-Al-EDTA and Zn-Al-NO3 hydrotalcites have d003 of 14.52 and 8.90 Å, respectively. The FTIR spectra suggested that C=O group was observed with absorption band at 1684.77 cm-1. The optimum condition for adsorption of Pb(II) ion by Zn-Al-EDTA hydrotalcite was obtained at pH 4, contact time of 60 minutes and adsorption capacity of 2.07 mg/g at initial concentration of 10 mg/L for each 0.100 g of adsorbent. The Pb(II) ion adsorption by Zn-Al-EDTA follows pseudo second order of reaction with reaction rate constant of 8,90 g mmol-1min-1. The increase in adsorption of Pb(II) ion by hydrotalcite Zn-Al-EDTA is believed to be due to the formation of chelate complex between Pb(II) and EDTA in the interlayer space of hydrotalcite Zn-Al-EDTA. This finding is expected to find broad applications for controlling Pb(II) in the environment.
- Published
- 2015
- Full Text
- View/download PDF
19. KARAKTERISTIK FISIK KIMIA MINYAK KACANG TANAH (Arachis hypogaea) HASIL PEMUCATAN (KAJIAN KOMBINASI ASDORBEN DAN WAKTU PROSES)
- Author
-
Eni Suryani, Wahono Hadi Susanto, and Novita Wijayanti
- Subjects
adsorben ,minyak kacang tanah ,pemucatan ,Agriculture ,Biotechnology ,TP248.13-248.65 - Abstract
Warna merupakan atribut sensori yang mempengaruhi mutu dan daya terima suatu produk. Warna berkaitan dengan pigmen alami yang dikandung suatu bahan. Pemucatan (bleaching) merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan pigmen dan pengotor dalam minyak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan kombinasi adsorben dan waktu proses terhadap karakteristik minyak kacang tanah hasil pemucatan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor, yaitu faktor I kombinasi adsorben (A) karbon aktif : lempung aktif (1:0; 1:2 ; 1:4) dan faktor II waktu proses (W) (20, 40, 60 menit). Analisa data menggunakan ANOVA kemudian uji lanjut dengan BNT dan DMRT dengan selang kepercayaan 5% dan 1%. Perlakuan terbaik yaitu rasio kombinasi adsorben (1:0) dengan waktu proses 60 menit, dengan tingkat kecerahan 78.77, 0Hue 84.87, kadar kotoran 1.45%, bilangan penyabunan 190.67 mg KOH/g, kadar air 0.01%, kadar asam lemak bebas 0.08%, dan rendemen 86.77%.
- Published
- 2015
20. Pengaruh Penambahan Polietilen Glikol (PEG) pada Selulosa dalam Serbuk Tongkol Jagung (Zea Mays) terhadap Adsorpsi Ion Logam Timbal (Pb2+)
- Author
-
Agustiani Yudi Aryanti, Rum Hastuti, and Khabibi Khabibi
- Subjects
tongkol jagung ,peg ,adsorben ,ion logam pb2+ ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan polietilen glikol (PEG) pada selulosa dalam serbuk tongkol jagung (Zea Mays) terhadap adsorpsi ion logam timbal (Pb2+). Tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan dan karakterisasi adsorben tongkol jagung dan tongkol jagung-PEG dan menentukan kemampuan penyerapan adsorben terhadap ion logam timbal (Pb2+). Metode yang digunakan adalah metode batch. Adsorben yang dihasilkan selanjutnya dikarakterisasi menggunakan FTIR, BET dan AAS. Hasil karakterisasi adsorben tongkol jagung dan tongkol jagung-PEG menggunakan FTIR menunjukkan adanya gugus utama selulosa yaitu hidroksil (OH). Karakterisasi menggunakan BET pada tongkol jagung-PEG mengalami kenaikan luas permukaan 45%. Kemampuan penyerapan adsorben tongkol jagung maupun adsorben tongkol jagung-PEG pada pH 6, konsentrasi 5,78 ppm, berat Pb teradsorp pada adsorben tongkol jagung sebesar 0,50 mg/g dalam waktu 90 menit, dan adsorben tongkol jagung-PEG sebesar 0,19 mg/g dalam waktu 60 menit.
- Published
- 2014
- Full Text
- View/download PDF
21. Pengaruh Penambahan PVA-Sulfonasi pada Tongkol Jagung (Zea Mays) sebagai Adsorben Ion Logam Pb2+
- Author
-
Devika Tesnar Winda, Rum Hastuti, and Abdul Haris
- Subjects
tongkol jagung ,pva-sulfonasi ,adsorben ,logam timbal ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan PVA-sulfonasi pada tongkol jagung (Zea mays) sebagai adsorben ion logam Pb2+. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan adsorben tongkol jagung (A1) maupun adsorben tongkol jagung-PVA sulfonasi (A2) dan mendapatkan data efektivitas adsorben dalam menyerap ion logam Pb2+. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah adsorpsi dengan parameter waktu kontak 10-150 menit, konsentrasi 5-20 ppm, dan pH 1-6 . Tahapan penelitian ini meliputi pembuatan dan karakterisasi adsorben A1 dan A2 serta aplikasi untuk mendapatkan data efektivitas adsorben. Karakterisasi dengan FTIR menunjukkan adanya gugus utama selulosa yaitu OH dan BET menunjukkan adanya kenaikkan luas permukaan sebesar 13%, penurunan rata-rata pori dan penurunan total volume pori sebesar 83% dan 81%. Adsorpsi Pb2+oleh adsorben A1 kondisi terbaik terjadi pada waktu kontak 90 menit, konsentrasi 20 ppm dengan persentase berat Pb teradsorpsi 83%, dan pH 6. Sedangkan pada adsorben A2 terbaik terjadi pada waktu kontak 30 menit, konsentrasi 20 ppm dengan persentase berat Pb teradsorpsi 100%, dan pH 6. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adsorben A2 dapat digunakan sebagai adsorben ion logam Pb2+.
- Published
- 2014
- Full Text
- View/download PDF
22. Studi Pemanfaatan Limbah Biomassa sebagai Raw Material Adsorben SiC dalam Penurunan Konsentrasi Amonia sebagai Parameter Bau dalam Air Limbah
- Author
-
Hanies Ambarsari, Asep Saefumillah, and Tia Agustiani
- Subjects
SiC ,adsorben ,sabut kelapa ,Biomassa ,General Medicine ,adsorpsi ,amonia - Abstract
Biomass as raw material is one solution that can be developed in the management of agricultural, plantation, and industrial waste. The utilization of biomass-derived from waste can help reduce pollution and environmental pollution. This research was conducted to make Silicon Carbide (SiC) adsorbent from wood biomass using Sengon sawdust as a source of carbon and non-wood biomass, namely coconut husk, as a source of silica. SiC adsorbent is applied for ammonium adsorption, which has implications on reducing ammonia gas from wastewater, reducing odor. The research methods included isolation of silica and carbon, the production of SiC adsorbent by magnesiothermic reduction, and the characterization of SiC adsorbents with XRD and SEM-EDX. Adsorption capacities of SiC to ammonium were determined according to SiO2:C adsorbent ratios (1:3 and 5:3), adsorbent mass variations, and ammonium concentrations in simulated wastewater using the spectrophotometric method. The results showed that SiC could be used as an adsorbent because there are pores on the surface structure. The optimum SiO2:C adsorbent ratio in adsorbing ammonium was 1:3 (SiC 136) with 45% adsorbed ammonium and an adsorption capacity of 0.47 mg/g. The optimum adsorbent mass in adsorbing ammonium was 0.1 g with 41.77% adsorbed ammonium. The optimum concentration of ammonium in simulated wastewater for ammonium adsorption was 20 mg/L with 46.25% adsorbed ammonium. The adsorption isotherm pattern during the ammonium adsorption process follows the Freundlich isotherm, which means that the adsorption process occurs physically. Keywords: adsorbent, adsorption, ammonia, biomass, coconut husk, SiC ABSTRAK Biomassa sebagai raw material merupakan salah satu solusi yang dapat dikembangkan dalam pengelolaan limbah hasil pertanian, perkebunan, dan industri. Pemanfaatan biomassa yang berasal dari limbah dapat membantu mengurangi tingkat polusi dan pencemaran lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk membuat adsorben Silikon Carbida (SiC) dari biomassa kayu yaitu memanfaatkan serbuk gergaji kayu Sengon sebagai sumber karbon dan biomassa non kayu yaitu sabut kelapa sebagai sumber silika. Adsorben SiC diaplikasikan dalam penjerapan amonium yang berimplikasi pada potensi penurunan gas amonia dari air limbah sehingga adsorben SiC berpotensi mengurangi bau dalam air limbah. Metode penelitian meliputi isolasi silika, isolasi karbon, pembuatan adsorben SiC secara reduksi magnesiotermik dan karakterisasi adsorben SiC dengan XRD dan SEM-EDX. Penentuan daya adsorpsi SiC sebagai adsorben terhadap variasi rasio adsorben SiO2:C (1:3 dan 5:3), variasi massa adsorben, variasi konsentrasi limbah simulasi menggunakan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SiC dapat digunakan sebagai adsorben karena terdapat pori-pori pada struktur permukaan. Variasi rasio adsorben SiO2:C optimum dalam mengadsorpsi amonium ialah SiC 136 dengan amonium teradsorpsi sebanyak 45% dan kapasitas adsorpsi sebesar 0,47 mg/g. Massa adsorben optimum dalam mengadsorpsi amonium ialah 0,1 g dengan amonium teradsorpsi 41,77%. Konsentrasi optimum limbah simulasi dalam adsorpsi amonium 20 mg/L dengan amonium teradsorpsi 46,25%. Pola isoterm adsorpsi selama proses adsorpsi amonium mengikuti isoterm Freundlich, yang berarti proses adsorpsi cenderung terjadi secara fisika. Kata kunci: adsorben, adsorpsi, amonia, biomassa, sabut kelapa, SiC
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
23. PENGGUNAAN KARBON AKTIF MAGNETIT-Fe3O4 SEBAGAI PENYERAP ZAT WARNA REMAZOL YELLOW
- Author
-
Intan Lestari, Eko Prasetyo, and Diah Riski Gusti
- Subjects
Remazol Yellow ,adsorben ,magnetit Fe3O4 ,Karbon aktif - Abstract
Karbon aktif magnetite Fe3O4 telah digunakan sebagai adsorben penyerap zat warna remazol yellow. Karbon aktif dibuat dari cangkang kelapa sawit dan dikompsoitkan dengan magnetite Fe3O4 dengan metode kopresipitasi. Adsorben digunakan untuk penyerap zat warna remazol yellow dengan mempelajari beberapa parameter penyerapan yaitu pengaruh pH, waktu kontak dan konsentrasi larutan Remazol Yellow. pH penyerapan diperoleh pada kondisi pH 2 dengan efisiensi penyerapan 84,613%, waktu kontak optimum pada waktu 45 menit dengan efisiensi penyerapan 71,79% dan dan konsentrasi optimum pada konsentrasi 45 mg/L dengan efisiensi penyerapan adalah 80,82%
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
24. PEMILIHAN ADSORBEN UNTUK PENJERAPAN KARBON MONOKSIDA MENGGUNAKAN MODEL ADSORPSI ISOTERMIS LANGMUIR
- Author
-
Yuliusman Yuliusman, Widodo Wahyu Purwanto, and Yulianto Sulistyo Nugroho
- Subjects
aktifasi ,adsorben ,adsorpsi ,karbon monoksida, zeolit alam ,Chemical engineering ,TP155-156 - Abstract
ADSORBENT SELECTION FOR CO ADSORPTION USING LANGMUIR ISOTHERMIC ADSORPTION MODEL. The objective of this research is to choose the adsorbent that can be applied to decrease toxicity level and to purify fire smoke. In case of fire, toxicity level is high due to carbon monoxide. Adsorbent is chosen based on its ability to adsorb carbon monoxide using volumetric method in constant temperature. Materials to be tested are natural zeolite, active carbon, TiO2, CuO, MgO. Due to existence of organic and mineral polluters, natural zeolite needs to be activated prior to adsorption test using fluoride acid (HF), chloride acid (HCl), ammonium chloride (NH4Cl) and followed by calcination process. Result shows that activation of natural zeolite can increase Si/Al ratio and surface area. According to Langmuir adsorption model obtained, adsorption capacity of active carbon and natural zeolite are the highest. At 1 atmospheric pressure, adsorption capacity are 0.0682 mmol/g for active carbon, 0.0464 for activated natural zeolite with particle size of 400 nm, and 0.0265 mmol/g for activated natural zeolite with particle size of (37-50) μm. Penelitian ini bertujuan untuk memilih adsorben yang dapat diaplikasikan untuk menurunkan tingkat racun dan menjernihkan asap kebakaran. Pada kasus kebakaran tingkat racun asap disebabkan tingginya kandungan karbon monoksida. Proses pemilihan adsorben dilihat pada kemampuan adsorben mengadsorpsi karbon monoksida, yang dilakukan dengan metode volumetrik pada temperatur konstan. Material yang diuji adalah zeolit alam, karbon aktif, TiO2, CuO, MgO. Zeolit alam banyak terdapat pengotor baik organik maupun mineral, oleh karena itu sebelum dilakukan uji adsorpsi, zeolit alam terlebih dahulu diaktifasi menggunakan larutan asam florida (HF), asam khlorida (HCl) dan larutan amonium khlorida (NH4Cl), dilanjutkan dengan proses kalsinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifasi zeolit alam dapat meningkatkan rasio Si/Al dan luas permukaan. Semua adsorben yang diuji mempunyai kemampuan mengadsorpsi karbon monoksida. Berdasarkan model adsorpsi Langmuir yang diperoleh, karbon aktif dan zeolit alam mempunyai kapasitas adsorpsi yang paling besar. Dengan menggunakan kondisi tekanan 1 atmosfir, kapasitas adsorpsi adalah 0,0682 mmol/g untuk karbon aktif, 0,0464 mmol/g untuk zeolit alam teraktifasi dengan ukuran partikel 400 nm dan 0,0265 mmol/g untuk zeolit alam teraktifasi dengan ukuran partikel (37-50) μm.
- Published
- 2013
- Full Text
- View/download PDF
25. Penyiapan Arang Aktif Pelepah Kelapa Sawit sebagai Adsorben Asam Lemak Bebas dari CPO (Crude Palm Oil)
- Author
-
Zetria Pujiana, Muhdarina Muhdarina, Syaiful Bahri, Nurhayati Nurhayati, and Mhd. Reza Pahlepi
- Subjects
pelepah sawit ,arang aktif ,adsorben ,Chemistry ,General Earth and Planetary Sciences ,permukaan ,karbonisasi ,QD1-999 ,asam lemak bebas ,General Environmental Science - Abstract
Limbah pelepah sawit (LPS) dihasilkan secara periodik dari perkebunan kelapa sawit. Keberadaan LPS ini berpeluang digunakan sebagai bahan baku adsorben. LPS telah diubah menjadi arang aktif pelepah sawit (APS) melalui langkah karbonisasi pada temperatur 600oC selama waktu bervariasi (30, 60, dan 120 menit). APS yang diperoleh dilakukan analisis kadar air, abu dan zat menguap. APS juga dikarakterisasi dengan FTIR untuk menentukan gugus fungsi, keasaman permukaan dengan tirasi Bhoem serta SEM untuk mendeteksi morfologi permukaan. Kemampuan APS untuk menjerap asam lemak bebas (ALB) dari CPO dipelajari pada waktu adsorpsi dan dosis adsorben yang bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua APS memiliki kadar air, abu dan zat menguap yang sangat rendah, sehingga memenuhi SNI 06-3730-1995. Gugus fungsi yang dimiliki APS di antaranya C-O, O-H, C-O-C, C=O, C-C (aromatik) dan C-H. APS mengandung 14 mmolg-1 total asam dengan mayoritas asam fenolat sebanyak 12,3 mmolg-1, sisanya sebagai asam karboksilat dan laktonat. Morfologi permukaan arang aktif membentuk rongga-rongga dengan ukuran yang semakin besar dan tersusun rapat seiring dengan lamanya waktu karbonisasi. Hasil uji adsorpsi ALB yang paling baik ditunjukkan oleh APS60 yang mampu menjerap hingga 77,8% ALB pada waktu adsorpsi 60 menit dan 1 g dosis adsorben. Dengan demikian, LPS layak dikembangkan menjadi arang aktif dan digunakan sebagai adsorben untuk mengurangi kadar asam lemak bebas dalam CPO.
- Published
- 2020
26. Penggunaan Zeolit Alam Terdealuminasi Sebagai Adsorben Senyawa Aromatik
- Author
-
Sriatun Sriatun and Adi Darmawan
- Subjects
adsorben ,dealuminasi ,senyawa aromatik ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Sifat pembakaran bahan bakar sangat dipengaruhi oleh komponen senyawa yang terkandung didalamnya. Diketahui bahwa adanya senyawa hidrokarbon aromatik dapat memberikan asap yang berlebihan pada pembakaran. Tentu saja hal ini tidak menguntungkan karena menimbulkan polusi udara. Untuk mengurangi senyawa hidrokarbon aromatik dalam bahan bakar dapat menggunakan zeolit alam yang sudah didealuminasi karena zeolit mempunyai kelebihan dalam hal struktur, bentuk, ukuran rongga dan pori yang spesifik.Prosedur kerja dalam penelitian ini meliputi dealuminasi zeolit alam melalui pengasaman dengan HCl dan H2SO4 dan penambahan oksidator KMnO4.. Zeolit hasil dealuminasi digunakan untuk mengadsorpsi komponen hidrokarbon aromatik pada minyak bumi fraksi 200 – 300oC. Karakterisasi produk dilakukan dengan analisis titik anilinnya, kromatografi gas (GC) dan pemeriksaan warna.Hasil uji adsorpsi menunjukkan bahwa zeolit terdealuminasi mampu mengadsorp senyawa hidrokarbon aromatik tetapi tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh kenaikan titik anilin produk, perubahan kromatogram pada puncak-puncak tertentu dan warna produk lebih terang.
- Published
- 2007
- Full Text
- View/download PDF
27. Adsorption of Lead Ion in Water Solutions using Kaolin-Surfactant Modified as Adsorben
- Author
-
Alfian Putra, Novia Lestari, and Hesti Meilina
- Subjects
adsorben ,adsorption ,kaolinite ,modify ,surfactant ,Chemical technology ,TP1-1185 - Abstract
Kaolin is one of the natural adsorbent materials. The adsorption ability of kaolin is still low and need to be modified with organic compounds such as surfactants. This research aimed to optimize the lead adsorption in a waste water using modified kaolin. This study modified kaolin adsorben with cationic surfactants which have activated on temperature 300oC during 3 hours in a furnace. The comparison of kaolin and surfactant were 1:0, 1:2, 1:3 and 2:1, respectively while adsorption time were 30, 60 and 90 minute. Lead was used as the artificial waste at a concentration of 100 ppm. The waste from municipal reservoir water storage of Lhokseumawe was used as a benchmark and application. The sample was analyzed by using AAS and characterized by FTIR. The modified adsorben kaolin-surfactan 1:2 gained the highest reduction of efficiency 78% while the lead ion of municipal waste decreased from 4.65 ppm into 2.67 ppm.
- Published
- 2015
28. Efektivitas Adsorben Bonggol Jagung Terhadap Kadar Klorin Pada Air Pdam
- Author
-
Retno Wulandari, Winda Nirmala Dewi, M. Fajar Ramadhan, Rizky Azizul Afni, and Apriliana Dwijayant
- Subjects
adsorben ,klorin ,polycyclic compounds ,jagung ,food and beverages - Abstract
Corn (Zea mays ssp. Mays) is one of the most important carbohydrate-producing crops in the world, apart from wheat and rice. For residents of Central and South America, maize is the staple food, part of the population of Africa and some areas in Indonesia. Corn kernels are rich in carbohydrates. Adsorbent is a solid substance that can absorb certain components of a fluid phase. Most adsorbents are materials that are very porous and adsorb, especially on pore walls or at certain locations in particles. Chlorine or chlorine or what we know as chlorine are the main ingredients used in the chlorination process. It is also common that chlorination is the main process in the process of disinfecting tap water, clean water or drinking water that we will use. However, from various studies, it turns out that people who drink water containing chlorine are more likely to develop bladder, rectal or colon cancer. In addition, the results of studies on the effects of chlorine in animals have also found the possibility of kidney and liver damage. This situation is a motivation for producing value-added material from corncob waste, namely as an alternative adsorbent to reduce water content containing chlorine.
- Published
- 2021
29. Pengaruh Pemanasan Terhadap Kemampuan Tanah Diatomit sebagai Adsorben Logam Krom (III) dan Kadmium (II)
- Author
-
Nuryono Nuryono, Eko Sri Kunarti, and Narsito Narsito
- Subjects
tanah diatomit ,adsorben ,krom (iii) ,kadmiun (ii) ,adsorpsi ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Telah dilakukan penelitian untuk mengkaji pengaruh pemanasan terhadap kemampuan tanah diatomit Sangiran, Sragen, Jawa Tengah terhadap kemampuannya mengadsorbsi logam Cr(III) dan Cd(II) dalam larutan. Sebelum proses adsorpsi dilakukan tanah diatomit dikarakterisasi keberadaan situs aktifnya dengan menggunakan spektrofotometri infra merah (IR) dan analisis termogravimetri (TGA). Adsorpsi dilakukan melalui sistem bath dengan mencampurkan sejumlah sampel tanah dengan larutan logam pada temperatur kamar, 30°C, pH 4,0- 6,0 (tanpa pengaturan) untuk Cr(lll), dan 5.0 - 7,0 untuk Cd(II). Proses serupa dilakukan terhadap tanah diatomit yang telah dipanaskan pada temperatur yang berbeda (300°C, 500°C dan 900°C). Pengaruh lama kontak dan konsentrasi awal logam terhadap adsorpsi dievaluasi untuk menentukan kapasitas, tetapan adsorpsi, dan energi adorpsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah diatomit melepaskan semua molekul air pada pemanasan 580°C, dan kondensasi gugus silanol menjadi siloksan terjadi pada pemanasan 700°C. Pemanasan tanah diatomit sampai 500°C dapat meningkatkan kemampuan mengadsorpsi ion Cr(III), sedangkan untuk adsorpsi ion Cd(ll) tidak berubah secara signifikan. Sebaliknya, pemanasan sampai 900°C mengakibatkan penurunan yang tajam terhadap kemampuannya mengadsorpsi baik ion Cr(III) maupun Cd(II). Kapasitas adsorpsi tertinggi untuk Cr(III), 205,3 mg/g, terjadi pada tanah setelah pemanasan 500°C, sedangkan untuk Cd(II), 14.93 mg/g, terjadi pada tanah setelah pemanasan 300°C. Tetapan adsorpsi berkisar 6.93 - 11,51 x 103 untuk Cd(II) dan 0,94- 1,58 x 103 untuk Cr(III), sedangkan energi adsorpsi berkisar 17,30- 18,55 kJ/mol untuk Cr(III) dan 21,49- 23,56 kJ/mol untuk Cd(ll).
- Published
- 2000
- Full Text
- View/download PDF
30. Cara pengolahan limbah cair brown crepe untuk menurunkan bahan pencemar
- Author
-
Prayitno Prayitno, Sri Sutyasmi, and Ike Setyorini
- Subjects
lcsh:Technology (General) ,brown crepe ,sand filter ,lcsh:T1-995 ,Adsorben ,pengolahan limbah cair - Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengolah limbah cair brown crepe agar bisa menurunkan beban pencemar. Limbah cair brown crepe diolah dengan menggunakan 3 model pengolahan yaitu dengan pengolahan primer dan adsorpsi, pengolahan dari bak penampung langsung ke sand filter, dan pengolahan primer yang dilanjutkan ke sand filter. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa penggunaan adsorben arang tempurung kelapa dapat menurunkan beban pencemaar untuk percobaan 1: COD 75,91%, BOD 73,94%, TSS 95,07% dan N-Amonia 91,23%. Percobaan 2: COD 91%, BOD 95%, TSS 84%, dan N-Amonia 61%. Percobaan 3: COD 65%, BOD 65%, TSS 88% dan N-Amonia 81%. Dari ketiga percobaan semua dapat menurunkan beban pencemar, namun yang paling efektif adalah percobaan 2 karena bisa menurunkan beban pencemar COD dan BOD paling tinggi. Variasi debit yang digunakan pada percobaan 2 tidak mempengaruhi penurunan beban pencemar.
- Published
- 2018
31. Pengaruh pH dan dosis adsorben dari limbah lumpur aktif industri crumb rubber terhadap kapasitas penyerapan ion Cd(II) dan Zn(II)
- Author
-
Intan Lestari, H Harmiwati, Salmariza Sy, Monik Kasman, and Desi Kurniawati
- Subjects
adsorben ,Aqueous solution ,Ph optimum ,Chemistry ,lla-icr ,dosis ,crumb rubber ,HD2321-4730.9 ,limbah lumpur aktif ,Adsorption ,Industries. Land use. Labor ,Industry ,Treatment effect ,HD28-9999 ,Nuclear chemistry - Abstract
Pernelitian dengan sistim batch telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh perlakuan pH larutan dan dosis adsorben yang dibuat dari limbah lumpur aktif industri crumb rubber (LLA-ICR) terhadap kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II) dan Zn(II) dalam larutan. Pengamatan meliputi variasi pH larutan pada range 1-7 dan dosis adsorben LLA-ICR 0,1 g - 1,0 g. Karakterisasi adsorben sebelum dan sesudah proses adsorpsi dilakukan dengan menggunakan FTIR, XRF dan SEM–EDX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pH larutan dan dosis adsorben berpengaruh pada kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II), dan Zn(II). pH optimum didapatkan pada pH 5. Semakin rendah dosis adsorben, maka semakin tinggi kapasitas adsorpsi namun semakin rendah efisiensi penyisihan ion Cd(II) dan Zn(II). Dosis adsorben optimum didapatkan pada 0,1g, dengan kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II) > Zn(II). Kapasitas adsorpsi maksimum untuk ion Cd(II) dan Zn(II) berturut-turut 29,8 mg/g dan 10,3 mg/g. Efisiensi penyisihan maksimum intuk ion Cd(II) dan ion Zn(II) adalah 95,4% dan 87,9%. AbstractA batch system has been carried out to study the treatment effect of pH solution and adsorbent dosage derived from crumb rubber (LLA-ICR) industrial activated sludge on the adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) and Zn(II) ions in aqueous solution. Observations included variations in the the solution pH in the range 1-7 and the LLA-ICR adsorbent dosage of 0.1 g - 1.0 g. Characterization of the adsorbent before and after the adsorption process was carried out using FTIR, XRF, and SEM-EDX. The results showed that the treatment of the pH solution and the adsorbent dose affected the adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) and Zn(II) ions. The optimum pH was obtained at pH 5. The lower the adsorbent dose the higher the adsorption capacity, however the lower the efficiency removal of Cd(II) and Zn(II) ions. The optimum adsorbent dosage was obtained at 0.1 g with adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) > Zn(II) ions. The maximum adsorption capacity for Cd(II) and Zn(II) ions were 29.8 mg/g and 10.3 mg/g respectively. The maximum removal efficiency forCd (II) and Zn(II) ions were 95.4% and 87.9%.
- Published
- 2018
32. Disosiasi H2S dalam Gas Alam pada Temperatur Ruang Menggunakan Katalisator MgO: Pengaruh Jumlah Katalis dan Laju Alir Massa
- Author
-
Devie Herdiansyah, Sri Haryati, Muhammad Djoni Bustan, and PT. Pusri Palembang
- Subjects
Teknik Kimia ,adsorben ,disosiasi ,MgO ,ZnO - Abstract
The presence of H 2 S in natural gas is very detrimental to ammonia industry because it can poison and deactivate steam reforming catalysts. In the ammonia plant Pusri-IB PT. Pusri Palembang, H 2 S was separated in the Desulfurizer Unit (201-D) by adsorption using ZnO adsorbent at low temperature (28 ° C). Unfortunately, in this process the ZnO adsorbent cannot be regenerated so that within one year the ZnO adsorbent will be saturated with sulfur. The alternative process of H 2 S separation is to dissociate H 2 S into its constituent elements ( hydrogen and sulfur ) with catalytic process . The magnesium oxide catalyst was chosen because magnesium oxide is a metal oxide compound widely known in the catalysis process and has two active sites . The highest H 2 S conversion that can be achieved by MgO catalyst is 92.2 9 %. Unlike ZnO, MgO does not absorb H 2 S, but catalyzes the dissociation of H 2 S into hydrogen and solid sulfur without being changed consumed by the reaction itself so that the MgO catalyst has a longer life time than the ZnO adsorbent . A B S T R A K Kandungan H 2 S dalam gas alam sangat merugikan bagi industri amoniak karena dapat meracuni dan mendeaktivasi katalis steam reforming . Di pabrik amoniak Pusri-IB PT. Pusri Palembang, H 2 S dipisahkan di Unit Desulfurizer (201-D) secara adsorpsi dengan menggunakan adsorben ZnO pada temperatur rendah (28 ° C). Namun sangat disayangkan, pada proses ini adsorben ZnO tidak dapat diregenerasi sehingga dalam kurun waktu satu tahun adsorben ZnO akan jenuh oleh sulfur. Salah satu alternatif proses pemisahan H 2 S adalah dengan mendisosiasi H 2 S menjadi unsur penyusunnya yaitu hidrogen dan sulfur dengan bantuan katalis. Katalis magnesium oksida dipilih karena magnesium oksida merupakan senyawa metal oksida yang penggunaannya sudah dikenal luas dalam proses katalisis serta memiliki dua gugus aktif. Konversi H 2 S tertinggi yang dapat dicapai katalis MgO adalah sebesar 92,29%. Berbeda halnya dengan ZnO, MgO tidak menyerap H 2 S, namun mengkatalisis proses disosiasi H 2 S menjadi hidrogen dan sulfur padat tanpa mengalami perubahan atau terkonsumsi oleh reaksi itu sendiri sehingga katalis MgO memiliki life time yang lebih lama dibanding adsorben ZnO.
- Published
- 2019
33. PENGARUH METODE AKTIVASI PADA KEMAMPUAN KAOLIN SEBAGAI ADSORBEN BESI (FE) AIR SUMUR GARUDA
- Author
-
Tirta Indah Wulan Sari, Muhsin Muhsin, and Hesti Wijayanti
- Subjects
Aktivasi ,adsorben ,adsorbent ,besi ,iron ,Activation ,lcsh:TP155-156 ,lcsh:Chemical engineering ,hydrous alumunium silicate - Abstract
Kaolin adalah mineral yang terdapat pada batuan sedimen dikenal dengan nama batu lempung. Kaolin banyak diaplikasikan di industri seperti kertas, keramik, karet, plastik, cat, fibergelas, dan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode aktivasi terhadap kemampuan kaolin sebagai adsorben. Penelitian dilakukan dengan cara pengaktivasian kaolin secara fisika, kimia, dan kimia-fisika. Aktivasi fisika dilakukan dengan pemanasan kaolin pada suhu 700oC di dalam furnace selama 30 menit dan untuk aktivasi kimia dilakukan penambahan HCl 0,25 M pada kaolin disertai pengadukan dengan kecepatan 200 rpm selama 60 menit sedangkan untuk aktivasi kimia-fisika dilakukan penambahan HCl 0,25 M pada kaolin kemudian dilanjutkan pemanasan di dalam furnace pada suhu 700oC. Pengaktivasian kaolin ini untuk menghasilkan adsorben yang mampu menyerap ion besi (Fe) secara optimum. Dari penelitian ini, aktivasi yang optimum diperoleh untuk kaolin dalam mengadsorpsi Fe adalah aktivasi kimia. Adsorben kaolin yang teraktivasi kimia mempunyai daya adsorpsi yang besar terhadap ion Fe yaitu menghasilkan penurunan kandungan ion besi (Fe) menjadi sebesar 0,04 mg/L. Kata kunci: Aktivasi, hydrous alumunium silicate, adsorben, besi Abstract- Kaolin is a mineral found in sedimentary rocks known as clay stone. Kaolin widely applied in industries such as paper, ceramics, rubber, plastics, paint, glassfiber, and cosmetics. This study aimed to determine the effect on the ability of kaolin activation methods as adsorbent. The study was conducted by activation of kaolin in physics, chemistry, and chemistry-physics. Physical activation was done by heating kaolin at 700 ° C in a furnace for 30 minutes and for the chemical activation, the addition of 0.25 M HCl in kaolin with stirring speed of 200 rpm for 60 minutes, while the chemical-physical activation, the addition of 0.25 M HCl to the kaolin and continued warming in furnace at 700 ° C. The kaolin activation was to produce an adsorbent that is able to absorb iron (Fe) optimally. From this study, the optimum activation obtained for kaolin in adsorbing Fe is the chemical activation. Chemical activated kaolin adsorbent having a large adsorption capacity of the ion Fe which resulted in decreased content of iron (Fe) to 0.04 mg / L. Keywords : Activation, hydrous alumunium silicate, adsorbent, iron
- Published
- 2016
34. Uji Persamaan Langmuir dan Chapman pada Daya Serap Zeolit Alam Teraktivasi terhadap Logam Chrom
- Author
-
aini, syarifah and wahyudi, hari
- Subjects
Isoterm Chapman ,Model Kesetimbangan Adsorpsi ,Zeolit ,Adsorben - Abstract
Aini, Syarifah. Wahyudi, Hari Dwi. 2018. UJI PERSAMAAN LANGMUIR DAN CHAPMAN PADA DAYA SERAP ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI TERHADAP LOGAM CHROM. preprint Logam chrom termasuk limbah logam berat yang perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut dengan menggunakan adsorben. Zeolit adalah adsorben yang cocok untuk menyerap logam chrom karena zeolit merupakan mineral alam yang mempunyai luas permukaan aktif per satuan massa yang besar dan daya afinitas yang cukup kuat. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan daya serap zeolit alam teraktivasi terhadap logam chrom melalui model kesetimbangan isoterm adsorpsi yaitu uji persamaan Langmuir dan Chapman beserta nilai nilai parameternya. Penelitian ini mengunakan metode penerapan model kesetimbangan adsorpsi isoterm yaitu Adsorpsi Isoterm Langmuir, dan Persamaan Sigmoidal Chapman. Dari kedua model ini dilakukan fitting data menggunakan program Excel kemudian model yang cocok akan dapat diamati dari visualisasi dan minimasi R-squared value. Model yang cocok dapat digunakan untuk mengetahui daya serap zeolit maksimal terhadap logam chrom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan Chapman lebih cocok digunakan untuk menyelesaikan kasus adsorpsi logam chrom oleh zeolit, baik zeolit alam maupun zeolit alam teraktivasi asam sulfat. Untuk menentukan daya serap zeolit maksimal, diambil dari persamaan Chapman yaitu nilai α nya. Dari kedua proses adsorpsi, nilai α yang terbesar yaitu isoterm adsorpsi logam chrom oleh zeolit teraktivasi asam sulfat, sebesar 418,3117 mg/g. Zeolit alam yang sudah teraktivasi oleh asam sulfat lebih reaktif dibandingkan yang belum teraktivasi asam sulfat.
- Published
- 2018
- Full Text
- View/download PDF
35. Pemanfaatan Alumina Waste dari Tailing Bauksit Menjadi Zeolit Adsorben
- Author
-
Septiansyah, S. I. (Sy), Septiansyah, S. I. (Sy), Santi, M. (Maya), Septiansyah, S. I. (Sy), Septiansyah, S. I. (Sy), and Santi, M. (Maya)
- Abstract
Alumina waste dari tailing bauksit merupakan produk samping yang berasal dari hasil benefisiasi bijih bauksit. Proses benefisiasi dilakukan dengan cara memisahkan partikel-partikel yang ada seperti lumpur atau clay, akar-akar, butiran bijih bauksit berkisar 2 mm yang dibuang atau menjadi waste product atau disebut sebagai limbah tailing. Tingginya kadar alumina dan silika dalam tailing bauksit menjadi salah satu alasan mengapa tailingini dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan produk baru yaitu zeolit sintetis. Zeolit sintetis dipilih karena zeolit merupakan produk impor, harganya mahal dan memiliki sifat yang seragam serta >150 jenis zeolit sintetis dapat dibuat secara komersial dan bahkan di industri zeolit dapat dimanfaatkan secara luas sebagai adsorben, penukar ion, membrane, katalis, dan lain-lain.Hasil analisis kimia tailing bauksit menunjukkan komposisi: alumina (Al2O3) sekitar 49,41%, silika (SiO2) sekitar 12,58%, hematit (Fe2O3) sekitar 10,6% dan beberapa oksida anorganik lainnya dalam jumlah yang kecil. Proses konversi tailing bauksit menjadi zeolit adsorben dilakukan dengan metode fusi kaustik untuk mendapatkan ekstrak fusi (mother liquor) kemudian dilanjutkan dengan penambahan prekursor natrium silikat dengan formula sintesis Si/Al(1:1). Kristalisasi produk dilakukan dengan menggunakan metode hidrotermal pada suhu rendah dengan variable waktu inkubasi yang ditentukan. Reaksi sodium aluminat dan sodium silikat telah mentransformasi fasa amorf gel menjadi fasa kristalin zeolit yang berbentuk serbuk putih halus.
- Published
- 2018
36. Pengaruh Penambahan PVA-Sulfonasi pada Tongkol Jagung (Zea Mays) sebagai Adsorben Ion Logam Pb2+
- Author
-
Abdul Haris, Rum Hastuti, and Devika Tesnar Winda
- Subjects
adsorben ,Chemistry ,logam timbal ,tongkol jagung ,pva-sulfonasi ,QD1-999 - Abstract
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan PVA-sulfonasi pada tongkol jagung (Zea mays) sebagai adsorben ion logam Pb2+. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan adsorben tongkol jagung (A1) maupun adsorben tongkol jagung-PVA sulfonasi (A2) dan mendapatkan data efektivitas adsorben dalam menyerap ion logam Pb2+. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah adsorpsi dengan parameter waktu kontak 10-150 menit, konsentrasi 5-20 ppm, dan pH 1-6 . Tahapan penelitian ini meliputi pembuatan dan karakterisasi adsorben A1 dan A2 serta aplikasi untuk mendapatkan data efektivitas adsorben. Karakterisasi dengan FTIR menunjukkan adanya gugus utama selulosa yaitu OH dan BET menunjukkan adanya kenaikkan luas permukaan sebesar 13%, penurunan rata-rata pori dan penurunan total volume pori sebesar 83% dan 81%. Adsorpsi Pb2+oleh adsorben A1 kondisi terbaik terjadi pada waktu kontak 90 menit, konsentrasi 20 ppm dengan persentase berat Pb teradsorpsi 83%, dan pH 6. Sedangkan pada adsorben A2 terbaik terjadi pada waktu kontak 30 menit, konsentrasi 20 ppm dengan persentase berat Pb teradsorpsi 100%, dan pH 6. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adsorben A2 dapat digunakan sebagai adsorben ion logam Pb2+.
- Published
- 2014
37. FUNDAMENTAL STUDY OF THE PORTABULE BLOOD PUREFICATION SYSTEM COMBING HYDROPHILIC GEL WITH ADSORBENTS
- Subjects
Portable blood purification ,Hydrophilic gel ,Adsorben - Abstract
Due to the size of the patient station machine for hemodialysis, patients with chronic renal failure are required to visit the hospital three days a week. This treatment may be a burden for the patient, and development of a portable treatment system is desired. In this study, fundamental projects towards a portable blood purification system is carried out. Activated charcoal was dispersed in a ball shaped gel using Gelrite® for plant tissue culture and a solute removal module filled with these balls was constructed. The solute removal performance by changing the diameter of the ball and the amount of activated charcoal in it has been investigated. It is suggested that the total surface area of the ball is an important design factor of the module. Initial rate of solute removal known as an initial clearance depends on the particle size of activated charcoal and its mixing ratio with different diameter.t
- Published
- 2018
38. PEMILIHAN ADSORBEN UNTUK PENJERAPAN KARBON MONOKSIDA MENGGUNAKAN MODEL ADSORPSI ISOTERMIS LANGMUIR
- Author
-
Yulianto Sulistyo Nugroho, Yuliusman Yuliusman, and Widodo Wahyu Purwanto
- Subjects
adsorben ,lcsh:TP155-156 ,General Medicine ,karbon monoksida, zeolit alam ,lcsh:Chemical engineering ,adsorpsi ,aktifasi - Abstract
ADSORBENT SELECTION FOR CO ADSORPTION USING LANGMUIR ISOTHERMIC ADSORPTION MODEL. The objective of this research is to choose the adsorbent that can be applied to decrease toxicity level and to purify fire smoke. In case of fire, toxicity level is high due to carbon monoxide. Adsorbent is chosen based on its ability to adsorb carbon monoxide using volumetric method in constant temperature. Materials to be tested are natural zeolite, active carbon, TiO2, CuO, MgO. Due to existence of organic and mineral polluters, natural zeolite needs to be activated prior to adsorption test using fluoride acid (HF), chloride acid (HCl), ammonium chloride (NH4Cl) and followed by calcination process. Result shows that activation of natural zeolite can increase Si/Al ratio and surface area. According to Langmuir adsorption model obtained, adsorption capacity of active carbon and natural zeolite are the highest. At 1 atmospheric pressure, adsorption capacity are 0.0682 mmol/g for active carbon, 0.0464 for activated natural zeolite with particle size of 400 nm, and 0.0265 mmol/g for activated natural zeolite with particle size of (37-50) μm. Penelitian ini bertujuan untuk memilih adsorben yang dapat diaplikasikan untuk menurunkan tingkat racun dan menjernihkan asap kebakaran. Pada kasus kebakaran tingkat racun asap disebabkan tingginya kandungan karbon monoksida. Proses pemilihan adsorben dilihat pada kemampuan adsorben mengadsorpsi karbon monoksida, yang dilakukan dengan metode volumetrik pada temperatur konstan. Material yang diuji adalah zeolit alam, karbon aktif, TiO2, CuO, MgO. Zeolit alam banyak terdapat pengotor baik organik maupun mineral, oleh karena itu sebelum dilakukan uji adsorpsi, zeolit alam terlebih dahulu diaktifasi menggunakan larutan asam florida (HF), asam khlorida (HCl) dan larutan amonium khlorida (NH4Cl), dilanjutkan dengan proses kalsinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifasi zeolit alam dapat meningkatkan rasio Si/Al dan luas permukaan. Semua adsorben yang diuji mempunyai kemampuan mengadsorpsi karbon monoksida. Berdasarkan model adsorpsi Langmuir yang diperoleh, karbon aktif dan zeolit alam mempunyai kapasitas adsorpsi yang paling besar. Dengan menggunakan kondisi tekanan 1 atmosfir, kapasitas adsorpsi adalah 0,0682 mmol/g untuk karbon aktif, 0,0464 mmol/g untuk zeolit alam teraktifasi dengan ukuran partikel 400 nm dan 0,0265 mmol/g untuk zeolit alam teraktifasi dengan ukuran partikel (37-50) μm.
- Published
- 2013
39. Studi Adsorpsi Logam Co(II), Cu(II), dan Ni(II) Dalam Limbah Cair Buatan Menggunakan Adsorben Nanopartikel Magnetik Fe3O4 dan ZnFe2O4
- Author
-
Desiana Wuryanti and M.Eng. Edi Suharyadi
- Subjects
adsorpsi ,Co(II) ,Cu(II) ,Ni(II) ,adsorben - Abstract
Telah berhasil dilakukan studi adsorpsi logam Co(II), Cu(II), dan Ni(II) dalam limbah cair buatan menggunakan adsorben nanopartikel magnetik Fe 3 O 4 dan ZnFe 2 O 4 . Nanopartikel Fe 3 O 4 dan ZnFe 2 O 4 disintesis menggunakan metode kopresipitasi. Pengaruh suhu (30 0 C, 60 0 C, 90 0 C, 120 0 C, dan 150 0 C) ,dan lama pengadukan (10 menit, 60 menit, dan 120 menit), serta perbandingan efektivitas adsorben nanopartikel Fe 3 O 4 dan ZnFe 2 O 4 dilakukan pada penelitian ini. Adsorpsi dalam pengaruh suhu untuk adsorben nanopartikel Fe 3 O 4 menunjukkan penurunan adsorpsi. Adsorpsi maksimum terjadi pada suhu rendah (30 0 C) dengan persentase adsorpsi logam Co(II), Cu(II), dan Ni(II) masing-masing sebesar 20,34%, 88,90%, dan 22,86%. Pada adsorben nanopartikel ZnFe 2 O 4 terjadi kenaikan adsorpsi. Adsorpsi maksimum terjadi pada suhu tertinggi (150 0 C) dengan persentase adsorpsi logam Co(II), Cu(II), dan Ni(II) masing-masing sebesar 28,90%, 100%, dan 29,40%. Adsorpsi dalam pengaruh lama pengadukan menggunakan kedua adsorben mengalami penurunan adsorpsi. Adsorpsi logam Co(II), Cu(II), dan Ni(II) oleh adsorben ZnFe 2 O 4 lebih efektif dibandingkan Fe 3 O 4 karena memiliki ukuran butir lebih kecil.
- Published
- 2018
- Full Text
- View/download PDF
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.