Search

Dye sensitized solar cell (DSSC) merupakan rangkaian alat yang menggunakan energi celah antara semikonduktor dan ikatannya dengan gugus pada lapis tipis untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui absorbsi zat warna yang di ekstrak dari daun kelor dengan pelarut metanol, etanol dan aseton yang diuji dengan UV visible dan mengetahui aplikasi antosianin dari ekstrak daun kelor sebagai dye sensitizer untuk DSSC. Ekstrak antosianin dari daun kelor didapatkan dari metode maserasi dengan berbagai variasi pelarut yaitu metanol, etanol dan aseton yang masing-masing telah dicampurkan dengan menggunakan HCL 5%. Ekstrak daun kelor yang telah didapatkan diuji serapannya dengan spktrofotometer UV-visibel yang menghasilkan serapan pada panjang gelombang maksimum untuk pelarut metanol, etanol dan aseton sebesar 533 nm, 534 nm dan 533nm. Selain itu dilakukan peritungan kadar total antosianin dengan menggunakan metode perbedaan pH dengan kadar antosianin maksimum didapatkan dari pelarut aseton yaitu sebesar 13,392 mg/100g. Ekstrak daun kelor diuji dengan kromatografi lapis tipis menghasilkan 3 spot noda yang salah satunya merupakan antosianin dengan nilai Rf sebesar 0,00. Hasil pemisahan dengan kromatografi kolom tidak didapatkan ekstrak antosianin sehingga hasil pemisaham tersebut tidak dapat digunakan menjadi dye sensitizer untuk DSSC. Sedangkan, ekstrak daun kelor dengan meggunakan pelarut aseton tanpa pemisahan menghasilkan tegangan sebesar 33,461 mV.

The effect of increasing surface area of graphite electrode on the performance of dual chamber Microbial Fuel Cells (MFC) was observed. The surface area of graphite electrode (anode and cathode) that was using in this experiment was 29.5cm2 and 44.5cm2 for the A and B reactor, respectively. The anode chamber contained mixed microorganism culture from real wastewater of textile industry and the cathode chamber contained 0.1M potassium permanganate electrolyte solution. The salt bridge was required to stabilize the charge between the anode and cathode chambers, and the electrodes attached to the anode and cathode chambers as the electron catcher. Both, the A and B reactor were observed for 72 hours of running time. The voltage and power density were found to increase with the increase in surface area of the graphite electrode. The highest power density was 93.93mWm-2 and 197.23mWm-2 that obtained at 36 hours and 48 hours on the A and B reactor, respectively. At the end of experiment, these MFCs system could also reduce COD by 28.6% and 15.6% on A and B reactor, respectively.

Plastik Biodegradabel yang dibuat dari campuran pati garut, sorbitol, asam asetat, dengan penambahan ekstrak lidah buaya telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak lidah buaya terhadap sifat mekanik dan sifat degradasi plastik Biodegradabel dalam tanah. Metode dalam pembuatan plastik Biodegradabel dengan penambahan ekstrak lidah buaya ada empat tahap, yaitu pembuatan ekstrak lidah buaya, pembuatan plastik Biodegradabel, karakterisasi plastik Biodegradabel, dan uji biodegradasi plastik. Berat ekstrak lidah buaya divariasikan masing-masing yaitu 0; 0,1; 0,3; 0,5; 0,7; dan 1,4 gram. Plastik Biodegradabel kemudian dikarakterisasi dengan FTIR, untuk mengetahui gugus fungsi dalam plastik. Uji mekanik dilakukan untuk mengetahui ketebalan, kuat tarik, dan elongasi plastik. Uji biodegradasi kemudian dilakukan pada sampel tanah. Kelembapan, pH, dan temperatur tanah dijaga agar selalu konstan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak lidah buaya dapat meningkatkan nilai ketebalan plastik sampai 0,11 mm. Penambahan ekstrak lidah buaya dapat pula meningkatkan nilai elongasi hingga 16,99% pada penambahan 1,4 gram. Kuat tarik plastik mengalami penurunan menjadi 4,66 MPa pada penambahan 0,5 gram lidah buaya. Laju serapan air yang dihasilkan pada penambahan ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi 0,1 gram hanya menyerap 30% air. Uji biodegradasi plastik Biodegradabel menggunakan media tanah menunjukkan bahwa plastik dapat terdegradasi di tanah dalam waktu 12 hari.

Theoretical studies of pheophytin compound modified with Cu, Ni, and Zn atoms as a sensitizer for dye solar cell compound (DSSC) have been carried out based on HOMO-LUMO energy parameters, LUMO electron localization, spectra, light absorption efficiency, coupling constant, and sensitizer bond length with TiO2. This study aims to determine the parameters of bond length, spectra, molecular density, HOMO-LUMO energy, LHE, and ΔG injection of pheophytin α and β complexes using the central atoms of Cu, Ni, and Zn; and formulating the effect of adding central atoms of Cu, Ni and Zn on the characteristics α and β pheophytin photoelectric and determine the best modification capable of producing the best characteristics for pheophytin as a dye compound on the DSSC based on parameters of bond length, spectra, molecular density, energy HOMO-LUMO, LHE, and ΔG injection. The theoretical modification that used is DFT/B3LYP, the accuracy of the method used amounted to 89.27% and 96.09%. Based on the above parameters the best modification sensitizer for DSSC is Zn Pheophytin β> Zn Pheophytin α> Pheophytin β> Pheophytin α> Cu Pheophytin β> Ni Pheophytin α> Ni Pheophytin β> Cu Pheophytin α.

A pyropheophorbide-a (PPhe-a) derivatives were theoretically investigated using DFT/TD-DFT theory for DSSC application. Investigating the PPhe-a derivatives structure-properties relationships to understand prospects as a dye on DSSC. The geometry optimization using NWChem with 6-31G* basis set. The optimum HOMO-LUMO energy was calculated to be -4,855 eV for HOMO energy and -2,566 eV for LUMO energy (3PPhe-a). The optimum coupling constant was calculated to be 0,465 (4PPhe-a). The optimum ΔGinject was calculated to be -2,364 (3PPhe-a). The optimum LHE was calculated to be 0,577 (1PPhe-a). The UV-Vis absorption parameters and electron density parameters show the similarity of characters. The results showed that PPhe-a derivatives can be used as a dye on DSSC. The 3PPhe-a shows the optimum ability as a dye on DSSC.

Ceramic is low-cost separator membrane has widely applied in dual-chambered Microbial Fuel Cell (MFC). Its big pores and other chemical and physical advantages make it suitable to substitute expensive exchange separator membranes. The purpose of this study is to enhance electricity of ceramic-based microbial fuel cell by using various number of carbon electrode pairs. This study uses tempe waste as anolyte and KMnO4 as its catholyte to gain electricity. Three variety of electrode pairs data of electricity result is processed statistically to examine significant difference of voltage, current, and power density as parameters. The result of this study shows that electricity of three-electrode pairs has a higher average of power density with the number 1447,91 mW/m2, the difference between three and two electrode pairs is around 588 mW/m2 and between three and one electrode pairs is 910 mW/m2. It has significant difference between one, two, and three-electrode pairs in the parameters.

The purpose of this study was to obtain adsorbent zeolite modified by CaCO3 from pokea shell (PS) waste to adsorb Ni2+ ions. Adsorbents are made through the intercalation method, where the PS powder is mixed to zeolites in 0.1 M HCl with 3 ratios of 3:1, 2:2 and 1:3 (g/g), respectively. The optimization of adsorption power was carried out by using parameters such as pH, contact time and concentration variation of Ni2+ ion solution. The analysis of the adsorption capacity and type of bond using the Freundlich and Langmuir isotherm equations. The characterization of the active site composition of the adsorbent was used FTIR instrument. FTIR spectra showed that CaCO3 modified zeolite adsorbent include Si-OH, O-H, Al-O, Si-O, C-H, Ca-C and C-O from CaCO3 and C-O from CO3 2-functional groups. The results showed that the best adsorbent was it with the zeolite-PS powder ratio of 3:1, the optimum conditions were obtained at pH 5, contact time at 60 minutes and 45 mg l−1 concentration. Adsorption of Ni2+ ions meets the Freundlich isothermal with adsorption capacity and energy of 1.33 mg g−1 and 5.78 kJ mol−1.

Persaingan antara pelaku usaha yang semakin ketat akibat interaksi global menuntut setiap UKM (Usaha Kecil Menengah) sektor pangan harus lebih kreatif dan cermat dalam memasarkan produk mereka. Salah satu yang menjadi isu penting dalam persaingan global produk UKM sektor pangan adalah kenyamanan konsumen, khususnya konsumen muslim yang menuntut kehalalan suatu produk pangan. Oleh karena itu, pemerintah dan pihak terkait harus aktif memberikan penyuluhan terkait dengan sertifikat halal suatu produk.Jurusan Kimia UIN Sunan Kalijaga sebagai lembaga pendidikan tinggi yang core studinya fokus pada integrasi-interkoneksi sains-keislaman mewujudkan perannya dalam bentuk kegiatan penyuluhan proses sertifikasi halal hasil penyembelihan Rumah Potong Ayam (RPA) yang disampaikan kepada UKM anggota kelompok ternak unggas “Mitra Harapan Turi” di Dusun Garongan Wonokerto Turi Sleman Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang diikuti dengan kegiatan pendampingan, pembinaan, dan pengawasan bagi kelompok UKM tersebut guna meningkatkan pendapatan mereka.Materi penyuluhan meliputi manfaat dan proses sertifikasi halal suatu produk, khususnya produk RPA, serta materi mengenai teknik penyembelihan ayam potong yang sehat dan halal sesuai dengan syariat Islam. Peserta memperoleh pengetahuan baru dan motivasi dalam mengembangkan UKM mereka. Jika produk mereka dilengkapi dengan sertifikat halal, maka wilayah pemasaran produk mereka dapat diperluas hingga ke hotel dan rumah makan. Ini sangat memungkinkan karena Yogyakarta merupakan kota wisata yang memiliki banyak hotel dan rumah makan. Sebanyak 7 RPA bersedia mengurus sertifikat halal untuk produk mereka pada gelombang pertama bulan Maret 2015, sementara RPA yang lain menyusul pada gelombang kedua. Mereka didampingi oleh Jurusan Kimia UIN Sunan Kalijaga hingga memperoleh sertifikat tersebut dari LPPOM-MUI. Selanjutnya, Jurusan Kimia UIN Sunan Kalijaga bersama dengan LPPOM-MUI D.I. Yogyakarta akan melakukan pengawasan dalam pelaksanaan jaminan halal masing-masing RPA yang telah memiliki sertifikat halal.Kata kuci: UKM, Persaingan Global, Rumah Potong Ayam (RPA), Sertifikat Halal

Persaingan antara pelaku usaha yang semakin ketat akibat interaksi global menuntut setiap UKM (Usaha Kecil Menengah) sektor pangan harus lebih kreatif dan cermat dalam memasarkan produk mereka. Salah satu yang menjadi isu penting dalam persaingan global produk UKM sektor pangan adalah kenyamanan konsumen, khususnya konsumen muslim yang menuntut kehalalan suatu produk pangan. Oleh karena itu, pemerintah dan pihak terkait harus aktif memberikan penyuluhan terkait dengan sertifikat halal suatu produk.Jurusan Kimia UIN Sunan Kalijaga sebagai lembaga pendidikan tinggi yang core studinya fokus pada integrasi-interkoneksi sains-keislaman mewujudkan perannya dalam bentuk kegiatan penyuluhan proses sertifikasi halal hasil penyembelihan Rumah Potong Ayam (RPA) yang disampaikan kepada UKM anggota kelompok ternak unggas “Mitra Harapan Turi” di Dusun Garongan Wonokerto Turi Sleman Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang diikuti dengan kegiatan pendampingan, pembinaan, dan pengawasan bagi kelompok UKM tersebut guna meningkatkan pendapatan mereka.Materi penyuluhan meliputi manfaat dan proses sertifikasi halal suatu produk, khususnya produk RPA, serta materi mengenai teknik penyembelihan ayam potong yang sehat dan halal sesuai dengan syariat Islam. Peserta memperoleh pengetahuan baru dan motivasi dalam mengembangkan UKM mereka. Jika produk mereka dilengkapi dengan sertifikat halal, maka wilayah pemasaran produk mereka dapat diperluas hingga ke hotel dan rumah makan. Ini sangat memungkinkan karena Yogyakarta merupakan kota wisata yang memiliki banyak hotel dan rumah makan. Sebanyak 7 RPA bersedia mengurus sertifikat halal untuk produk mereka pada gelombang pertama bulan Maret 2015, sementara RPA yang lain menyusul pada gelombang kedua. Mereka didampingi oleh Jurusan Kimia UIN Sunan Kalijaga hingga memperoleh sertifikat tersebut dari LPPOM-MUI. Selanjutnya, Jurusan Kimia UIN Sunan Kalijaga bersama dengan LPPOM-MUI D.I. Yogyakarta akan melakukan pengawasan dalam pelaksanaan jaminan halal masing-masing RPA yang telah memiliki sertifikat halal.Kata kuci: UKM, Persaingan Global, Rumah Potong Ayam (RPA), Sertifikat Halal

Effects of EDG and EWG on the luminescent properties of Eu(III)1,10-phenanthroline complexes have been studied theoretically using DFT/B3LYP and TDDFT method. The 6-31G basis set was used for the ligand atoms and Stuttgart_RSC_1997_ECP for europium. The groups were varied as 2-X-1,10-phenanthroline and 5-X-1,10-phenanthroline where X is CH3; CH=CH2; F; OH as EDG and CN; CF3; NO2; CHO as EWG. The results showed that the energy difference between singlet and triplet excited state of the ligand (ΔEISC) increasing when using EDG and decreasing when using EWG. The different pattern occurs for energy difference between the triplet excited state of the ligand and the 5D0 level of europium (III) (ΔEET), which increasing when using groups without a double bond (CH3; F; OH; CF3) and decreasing when using groups with a double bond (CH=CH2; CN; NO2; CHO). The highest energy transfer rate (WET) was Eu(III)2-NO2-1,10-phenanthroline which was caused by interaction between NO2 with europium.

The synthesis of chitosan–TiO2 film composite using sorbitol as plasticizer has been conducted. This research aims to develop environmental friendly plastic material which is safe for health due to the use of biodegradable chitosan - TiO2 that can block UV rays and therefore, maintain the quality of product from damage caused by UV rays. The anatase phase TiO2 nanocrystal was synthesized in chitosan matrix at room temperature and aging process. The solution was then added and blended in sorbitol for 24 hours to obtain homogeneous solution. The composite film was formed by coating method on a plate substrate, followed by drying. The characterization of film composite by XRD, TEM and FTIR showed the forming of anatase phase TiO2 nanocrystal that dispersed in chitosan matrix and formed the hydrogen bond. Meanwhile, from the physical properties characterization it was observed that the use of sorbitol as plasticizer had improved the plasticity tensile strength and elongation of the composite film. However, the excess sorbitol reduced the elasticity, tensile strength and elongation of the plastic. The best quality of plasticity obtained from film composite added by 3 % of sorbitol.