23 results on '"Reformasi Birokrasi"'
Search Results
2. [Untitled]
- Author
-
Ahmad Riyadh Umar Bahlamar
- Subjects
Inovasi ,Pelayanan Publik ,Antrian ,Reformasi Birokrasi ,Political institutions and public administration (General) ,JF20-2112 - Abstract
The number of patient visits every day is increasing, this incident causes the waiting room to become crowded and crowded because it takes a long time for officers to find the patient's medical record folder and many patients complain if they wait too long. This causes the low quality of service at the registration counter at the Tarik Health Center. From the problems that result in the low quality of service at the Tarik Health Center, an innovation was made to overcome the problem of patient queues in the counter room to facilitate and speed up patient queue services through an application system on Android. The application created by the Tarik Health Center is the Tarik Health Center Queue Information System (SIAP TARIK). This study aims to describe and analyze a level of quality of the SIAP TARIK application system in improving the registration counter queue service at the Tarik Health Center. This study uses a bibliometric analysis method using two main sources, Google Scholar and also publish or perish. Which uses the keywords empathy, service quality, innovation, public service, e- government, quality, public, smart card, Siap Tarik application. Publish or Perish (PoP) application to generate data from 2020 – 2023 mentioned sources. The data obtained is then analyzed, and displayed using VOSViewer. VOS viewer is a useful software for building and visualizing.
- Published
- 2024
- Full Text
- View/download PDF
3. PELUANG DAN TANTANGAN WHISTLEBLOWING DALAM MEMERANGI KORUPSI
- Author
-
Dian Mahardikasari and Bernadia Linggar Yekti Nugraheni
- Subjects
korupsi ,lpsk ,reformasi birokrasi ,whistleblowing ,Commerce ,HF1-6182 ,Accounting. Bookkeeping ,HF5601-5689 - Abstract
Abstrak – Peluang dan Tantangan Whistleblowing dalam Memerangi Korupsi Tujuan Utama - Penelitian ini bertujuan menggali peluang dan tantangan whistleblowing dalam memerangi korupsi. Metode - Penelitian ini menggunakan metode studi kasus exploratory. Adapun wawancara dilakukan kepada 12 orang informan yang bekerja di inspektorat. Temuan Utama - Logika institusional atas aduan korupsi, penyalahgunaan aset, dan accounting fraud telah tertanam sebelum mekanisme whistleblowing terbentuk. Penyampaian dan tindak lanjut aduan pada saat itu belum dilakukan berdasarkan standar tertentu. Reformasi birokrasi telah mengubah paradigma penyelenggaraan pemerintahan. Implikasi Teori dan Kebijakan – Peluang dan tantangan whistleblowing dapat dijadikan pertimbangan memerangi korupsi. Whistleblowing diharapkan mampu mencegah kerugian negara yang lebih besar, meningkatkan kualitas laporan keuangan, dan mengakselerasi tercapainya sasaran reformasi birokrasi. Kebaruan Penelitian – Penelitian menggunakan institusional logics dari perspektif individual, lingkungan, dan organisasi untuk menggali peluang dan tantangan whistleblowing. Abstract – The Opportunities and Challenges of Whistleblowing in Fighting Corruption Main Purpose - This study explores whistleblowing opportunities and challenges in fighting corruption. Method - This study used an exploratory case study method. The interviews were conducted with 12 informants who worked at the inspectorate. Main Findings - The institutional logic for complaints of corruption, misuse of assets, and accounting fraud had been ingrained before the whistleblowing mechanism was formed. Submission and follow-up of complaints at that time were not based on specific standards. Bureaucratic reform has changed the paradigm of governance. Theory and Practical Implications – Whistleblowing opportunities and challenges can be considered in fighting corruption. Whistleblowing is expected to prevent more significant state losses, improve the quality of financial reports, and accelerate the achievement of bureaucratic reform targets. Novelty – This study uses institutional logic from individual, environmental, and organizational perspectives to explore opportunities and challenges of whistleblowing.
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
4. Etika Kepemimpinan Politik dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Indonesia
- Author
-
Anang Setiawan and Erinda Alfiani Fauzi
- Subjects
korupsi ,etika ,reformasi birokrasi ,Political science ,Social Sciences - Abstract
Dengan etika dan moralitas yang kuat maka diharapkan praktek korupsi di Indonesia akan menurun. Selain dengan etika dan moralitas yang kuat maka reformasi birokrasi juga menjadi salah satu cara untuk mengurangi korupsi dan membangun pelayanan dan penyelenggaraan pemerintah yang baik. Etika dalam politik atau penyelenggaraan pemerintah memang memiliki sebuah fungsi yang sangat penting dalam pelaksanaan reformasi birokrasi ini. Pembahasan ini tentang bagaimana etika, moral dan contoh korupsi di Indonesia saling berhubungan. Pentingnya etika dan moral sebagai pemimpin. Penelitian ini menggunakan metode studi literature dimana membandingkan beberapa studi sebelumnya sebagai teori nilai budaya yang sama seperti diskusi sosial yang dilakukan di penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ditemukan beberapa kasus korupsi yang terjadi di Indonesia yang berkaitan dengan etika kepemimpinan politik. Perilaku korupsi memang dipengaruhi oleh banyak hal , namun pada penelitian ini fokus membahas tentang dimana etika dan moralitas yang mempengaruhi perilaku korupsi yang dilakukan oleh pemimpin di Indonesia.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
5. PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, REFORMASI BIROKRASI, REMUNERASI, DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul)
- Author
-
Sekarwigati Nurdinah and Ignatius Soni
- Subjects
budaya organisasi ,reformasi birokrasi ,remunerasi ,employee engagement ,kinerja pegawai ,Business ,HF5001-6182 ,Economics as a science ,HB71-74 - Abstract
Penelitian ini menguji pengaruh budaya organisasi, reformasi birokrasi, renumerasi, dan employee engagement terhadap kinerja karyawan. Populasi yang digunakan adalah pegawai Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Jumlah responden yang digunakan dalam sampel adalah sebanyak 36 pegawai. Employee engagement dan reformasi birokrasi ditemukan berpangaruh positif terhadap kinerja pegawai. Sebagai implikasinya, reformasi birokrasi dan employee engagement perlu dipertahankan atau ditingkatkan di instansi untuk meningkatkan kinerja pegawai.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
6. Penguatan Reformasi Birokrasi Menuju Era Society 5.0 di Indonesia
- Author
-
Andika Yasa, Suswanta Suswanta, M. Rafi, Fajar Rahmanto, Deni Setiawan, and Mochammad Iqbal Fadhlurrohman
- Subjects
Reformasi Birokrasi ,SDM Aparatur ,Society 5.0 ,Political science (General) ,JA1-92 ,Political institutions and public administration (General) ,JF20-2112 - Abstract
Memasuki era society 5.0, pemanfaatan teknologi sudah mulai mempertimbangkan aspek-aspek humaniora terhadap proses penyelesaian masalah yang ada di sektor publik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguatan reformasi birokrasi menuju era society 5.0 melalui tata kelola perencanaan pengembangan SDM Aparatur oleh KemenPANRB. Kemudian, Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data secara sekunder dari referensi terdahulu seperti buku, jurnal, serta dokumen publik yang berkaitan dengan fokus penelitian dan dianalisis menggunakan software NVivo12 Plus dengan pendekatan Cluster Analysis. Temuan studi ini menunjukkan bahwa Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) telah melakukan penguatan reformasi birokrasi melalui tata kelola perencanaan berbasis sistem merit di mana pada tahapan rekrutmen, pengangkatan, dan promosi, dilakukan pemeriksaan komparatif terhadap tingkat keahlian dan kompetensi masing-masing aparatur yang memenuhi persyaratan jabatan dengan tetap memperhatikan aspek integritas dan moralitas. Namun, penguatan reformasi birokrasi menuju era society 5.0 di Indonesia mengalami berbagai hambatan terkait masih dominannya patologi birokrasi, budaya korupsi, serta ketidaksiapan birokrasi akan pemanfaatan teknologi dan informasi dalam orientasi pelayanan publik kepada masyarakat. Oleh karena itu, Perencanaan pengembangan SDM Aparatur oleh KemenPANRB dalam memperkuat reformasi birokrasi menuju era Society 5.0 harus dilakukan secara tepat dengan merespons berbagai hambatan yang terjadi serta segala bentuk perubahan lingkungan dan perkembangan zaman.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
7. REFORMASI BIROKRASI PADA LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
- Author
-
Malik Ibrahim
- Subjects
reformasi birokrasi ,peradilan agama ,era reformasi ,Islamic law ,KBP1-4860 ,Islam ,BP1-253 - Abstract
This article describes the development and change of Religious court in Indonesia as a fruit of bureaucratic reform in the period of Reformation era. Concentrating on the reformation of the institution, human resource, and infrastructure, this article argues that the bureaucratic reformation of Religious Court has brought about some positive impact to the Religious Court of Indonesia. The Religious Court becomes more independent and professional. Its professionalism is indicated by the on time process of the court, the increasing quality of human resources, and better infrastructure. Meanwhile, its independency is strengthened by the implementation of one roof system which put the Religious Court merely under the coordination of Supreme Court of the Republic of Indonesia. Artikel ini berupaya mendeskripsikan perubahan yang terjadi di lingkungan Peradilan Agama (PA) melalui Program Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan pada era Reformasi dengan fokus kajian tentang perbaikan layanan dan manajemen dari aspek kelembagaan, sumber daya manusia, struktur organisasi, sarana dan prasarana, kesejahteraan aparat serta peraturan perundangan yang mengatur tentang PA. Tulisan ini menunjukkan bahwa hasil dari reformasi birokrasi di lingkungan PA telah menjadikan PA sebagai sebuah lembaga yang lebih professional dan mandiri. Profesionalitas PA ditujukan dengan meningkatnya ketepatan waktu dalam proses peradilan, sumber daya manusia yang semakin berkualitas dan perbaikan sarana dan prasarana PA. Sedangkan kemandirian PA ditunjukkan dengan system peradilan satu atap dengan menempatkan kedudukan PA langsung di bawah Mahkamah Agung.
- Published
- 2018
- Full Text
- View/download PDF
8. Competency Based State Civil Apparatus Structuring in The Framework of Bureaucracy Reform.
- Author
-
Rosyida, Luthfiyah, Hakim, Abdul, and Saleh, Choirul
- Subjects
CIVIL service ,EMPLOYEES ,DATA analysis ,BUREAUCRACY - Abstract
Copyright of International Journal of Administrative Science & Organization / Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi is the property of Universitas Indonesia and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
9. REFORMASI BIROKRASI DALAM PELAYANAN PUBLIK MELALUI MOBILE JAMINAN KESEHATAN (JKN)
- Author
-
Afriyanti Elsyah BR Sirait and Mimin Sundari Nasution, S.Sos, M.Si
- Subjects
Mobile JKN ,Pelayanan Publik ,Reformasi Birokrasi - Abstract
Pada hakekatnya Reformasi birokrasi adalah suatu upaya dalam melakukan perubahan dan pembaharuan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintah dan sumber daya manusia aparatur untuk menuju tata kelola pemerintahan yang baik dan berkualitas (Good Governance). Reformasi birokrasi yang terjadi di indonesia bertujuan untuk memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Reformasi kini telah menjadi sebuah tuntutan dan kebutuhan bagi setiap masyarakat serta aparatur pemerintahan. Dalam perwujudannya reformasi birokrasi bukannya hanya bergantung pada para birokrat dan sistem penyelenggaraan pemerintahnya namun masyarakat juga perlu ikut dalam berpartisipasi dan terlibat dalam transparansi penyelenggaraan pemerintah. Reformasi birokrasi juga bukan lagi sekedar mengubah penyelenggaraan birokrasi saja tetapi juga para bagaimana sumber daya manusia atau aparatur negara yang memberikan pelayanan agar lebih berkualitas dan berintegritas dalam kinerjanya. Dengan demikian penyelenggaraan pemerintah akan dinilai dari bagaimana birokrasi dan birokrat publik mampu melaksanakan tugas dan fungsinya. Reformasi birokrasi berpengaruh dan akan memberikan dampak positif bagi masyarakat serta pelayanan publik. Mengapa demikian? karena pada hakekatnya reformasi birokrasi adalah penggerak dalam membangun dan meningkatkan pelayanan publik. Semakin meningkat kualitas birokrasi maka semakin meningkat dan berkualitas pelayanan publik, maka dapat disimpulkan bahwa reformasi birokrasi sanangat erat kaitannya dengan pelayanan publik. Berkaitan dengan pelayanan publik dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat dan tata kelola pemerintah yang baik, reformasi birokrasi tentu memiliki keterlibatan karena semua yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara tidak lepas dari yang namanya pelayanan publik. Pelayanan publik menjadi salah satu fokus utama dalam reformasi birokrasi. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) UU Nomor 25/2009 bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatanan 2 dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atau barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggaraa pelayanan publik. Maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam sistem birokrasi dengan tujuan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Setelah UU pelayanan publik di tetapkan, penyelenggaraan pelayanan publik dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan untuk menjamin kesejahteraan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini reformasi birokrasi juga menjadi lebih meningkat terutama dalam pelayanan publik. Iptek sangat mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik. Dalam reformasi birokrasi sendiri Iptek sudah digunakan dan sudah menjadi bagian dari sistem pelayanan publik. Sistem penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik disebut dengan E-Government. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menerapkan dan mengembangkan e-government dan sudah ditetapkan dalam INPRES NO.3 Tahun 2003 yang berisi tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-government. Dalam lingkup reformasi birokrasi ketetapan ini menjadi dasar hukum untuk mempercepat perkembangan e-government di indonesia dan meningkatkaan kualitas pelayanan publik melalui pemanfaatan teknologi informasi. Tujuan pelayanan publik dasarnya adalah untuk memberikan kepuasaan dan kesejahteraan pada masyarakat, maka dari itu kualitas pelayanan yang diberikan dituntut menjadi lebih prima, transparansi, akuntanbilitas, efesiensi dan efektivitas, dan partisipatif. Pada era digital ini banyak pelayanan yang sudah di ciptakan pemerintah melalui website ataupun aplikasi untuk memudahkan masyarakat dalam kepengurusan administrasi dan kebutuhan kesehatan. Pemberian layanan pada masyarakat melalui smartphone atau dapat diakses melalui alat teknologi lainnya dianggap akan berdampak positif karena sudah hampir seluruh rakyat indonesia telah menggunakan teknologi dan internet. Dilihat dari beberapa sumber dikatakan bahwa rata rata penggunaan 3 internet di indonesia mencapai lebih dari 200 juta orang dan terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi semakin penting dalam mendukung reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik di indonesia. Tidak hanya pelayanan berbasis administrasi kependudukan informasi kesehatan juga sudah di kembangkan dan di sebarluaskan melalui teknologi informasi berbasis internet. informasi kesehatan yang diberikan juga bermacam macam dan tersu berkembang tiap tahunnya. Perkembengan teknologi informasi juga mengubah tidak hanya sumber informasi saja yang disediakan tetapi juga ditambahkan dengan adanya interaksi antara dokter dan pasien, yang dapat dilakukan secara tidak langsung. Penyelenggaraan kesehatan melalui internet dilakukan karena dalam pemberian secara langsung khusus nya terhadap kesehatan masih berjalan sesuai dengan harapan dan masih terdapat kendala dalam kinerjanya terutama pada pasien Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Dalam penyelenggaraannya pemerintah telah membuat inovasi yaitu dengan mengadakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Menurut UndangUndang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011, Program jaminan sosial atau yang lebih dikenal dengan nama Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) di selenggarakan sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin setiap peserta atau anggota keluarganya akan kebutuhan dasar hidup yang layak (BPJS, 2011). Pada januari 2014 BJPS kesehatan resmi di operasikan oleh pemerintah atas perintah Undang Undang BPJS ( Kementrian Komunikasi dan Informatika, 2013). Untuk meningkatkan proses pendaftaran dan pelayanan pada peserta jaminan kesehatan, pada tanggal 15 september 2017 BPJS kesehatan meliris aplikasi “JKN Mobile”. Hal ini dibuat untuk dapat mempermudah para masyarakat yang ingin menjadi bagian dari BPJS dalam proses administrasi yang biasanya dilakukan di kantor cabang (BPJS, 2017)., {"references":["Komala, R., & Firdaus, A. (2020). Analisis Kualitas Layanan Mobile JKN Terhadap Kepuasan Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. J. Ilmu Manaj. dan Bisnis Islam, 6(2), 188-199.","Wulandari, A., & Sudarman, I. (2019). Inovasi bpjs kesehatan dalam pemeberian layanan kepada masyarakat: Aplikasi mobile jkn. Jurnal Public Policy Vol, 5(2).","Banowati, L., & Revilia, D. (2021). Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pendaftaran Online Pada Aplikasi Mobile JKN. Health Care: Jurnal Kesehatan, 10(1), 78-84.","Putra, B. K., Dewi, R. M., Fadilah, Y. H., & Roziqin, A. (2021). Reformasi Birokrasi dalam Pelayanan Publik melalui Mobile JKN di kota Malang. Jurnal Ilmiah Publika, 9(1), 1-13.","Bahri, Syamsul, Amri Amri, and Atikah Azmi Siregar. \"Analisis Kualitas Pelayanan Aplikasi Mobile JKN BPJS Kesehatan Menggunakan Metode Service Quality (SERVQUAL).\" Industrial Engineering Journal 11.2 (2022)","Narmansyah, Senja, et al. \"Analisis Pemanfaatan Sistem Informasi JKN Mobile Di Kota Makassar.\" Sehat Rakyat: Jurnal Kesehatan Masyarakat 1.3 (2022): 196-204.","https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--reformasi-birokrasi-reformasipelayanan-publik, Reformasi Birokrasi, Reformasi Pelayanan Publik","https://sdppi.kominfo.go.id/artikel-hasil-survey-pelayanan-publik-1-2233 Hasil Survey Pelayanan Publik","https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/23/ada-2047-juta-penggunainternet-di-indonesia-awal-2022 Data Pengguna Internet di Indonesia"]}
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
10. EFEKTIVITAS MAL PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK
- Author
-
Annisa and Mimin Sundari Nasution, S.Sos
- Subjects
EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK ,KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI ,REFORMASI BIROKRASI ,MAL PELAYANAN PUBLIK - Abstract
Pelayanan publik di Indonesia mempunyai peran penting bahkan vital pada kehidupan ekonomi dan politik. Pelayanan publik juga merupakan unsur paling penting dalam meningkatkan kualitas hidup sosial di dalam masyarakat mana pun. Secara ideal, tujuan utama pemerintah tersebut berada (Saragih, 2006). Mengingat pelayanan publik memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan ekonomi dan politik. Tetapi, kualitas pelayanan publik sampai saat ini secara umum masih belum baik. Buruknya kualitas pelayanan publik menimbulkan krisis kepercayaan di masyarakat terhadap birokrasi publik. Krisis kepercayaan ditunjukkan dengan munculnya berbagai bentuk protes dan demonstrasi kepada birokrasi baik di tingkat pusat maupun di daerah (Dwiyanto, 2006). Pemerintah yang diwakili Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara sendiri mengakui bahwa masyarakat selama ini masih merasakan prosedur dan mekanisme pelayanan yang berbelit-belit, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif, dan kurang konsisten sehingga tidak menjamin kepastian hukum, waktu, dan biaya. Pada dasarnya Reformasi Birokrasi adalah suatu perubahan signifikan elemen-elemen birokrasi seperti kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, aparatur, pengawasan dan pelayanan publik, yang dilakukan secara sadar untuk memposisikan diri (birokrasi) kembali, dalam rangka menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan yang dinamis. Reformasi birokrasi merupakan salah satu cara untuk membangun kepercayaan rakyat. Ruang lingkup reformasi birokrasi tidak hanya terbatas pada proses dan prosedur, tetapi juga mengaitkan perubahan pada tingkat struktur dan sikap serta tingkah laku. Mal Pelayanan Publik merupakan upaya pemerintah dalam hal peningkatan kualitas sistem birokrasi di Indonesia. Melalui keputusan menteri pendayagunaan aparatur Negara dan Reformasi birokrasi Republik Indonesia nomor 11 tahun 2018 tentang penyelenggaraan mal pelayanan publik memutuskan bahwa mal pelayanan publik ditujukan untuk memberikan kemudahan, kecepatan, keterjangkauan, keamanan, dan kenyamanan kepada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dan meningkatkan daya saing global dalam memberikan kemudahan berusaha di Indonesia. Melalui keputusan MENPAN-RB telah meresmikan mal pelayanan publik yang menandakan bahwa adanya keseriusan Pemerintah dalam membangun daerah-daerah alam hal pelayanan dan yang paling penting yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat agar efektivitas kebutuhan publik dapat dilakukan dalam satu lokasi., {"references":["Suryanegara, A. H. (2019). Reformasi Birokrasi dan Pemenuhan Hak Warga dalam Mengakses Pelayanan Publik melalui Mal Pelayanan Publik. Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum dan Konstitusi, 189-205.","Sancoko, B. (2011). Pengaruh remunerasi terhadap kualitas pelayanan publik. Bisnis & Birokrasi: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi , 17 (1), 4.","Soebhan, S. R. (2000). Model reformasi birokrasi Indonesia. Jakarta: PPW LIPI.","Pertiwi, Anggun, et al. \"REFORMASI BIROKRASI DALAM PELAYANAN PUBLIK.\"","Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2018). Laporan Kinerja Kementrian PANRB. Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, 74 hal","Sukalumba, I. S. (2023). EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MAL PELAYANAN PUBLIK (MPP) DI KOTA MALANG (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).","Puryatama, A. F., & Haryani, T. N. (2020). Pelayanan Prima Melalui Penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik Di Indonesia. Kybernan: Jurnal Studi Kepemerintahan, 3(1), 40-54.","Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2022). Laporan Kinerja Kementrian PANRB. Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, 82 hal","Salma, S. A., & Nawangsari, E. R. (2022). Kualitas Pelayanan Publik Pada Mal Pelayanan Publik. Jurnal Kebijakan Publik, 13(2), 170-178.","Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2009). Makna dan Tujuan. Diambil dari https://www.menpan.go.id/site/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuan"]}
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
11. Reformasi Birokrasi dalam Pelayanan Publik di UPTB Samsat Kabupaten Biak Numfor
- Author
-
Shuizella Sagala and Mimin Sundari Nasution
- Subjects
Pelayanan publik ,Reformasi birokrasi - Abstract
Reformasi Birokrasi belum sepenuhnya berhasil diterapkan di UPTB Samsat Biak Numfor, dilihat dari masih adanya proses dalam birokrasi yang panjang dan tumpang tindih tugas dan kewenangan menyebabkan penyelenggaraan pelayanan publik menjadi panjang dan melalui proses yang berbelit-belit serta dukungan sarana dan prasarana yang tidak memadai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reformasi birokrasi dan reformasi pelayanan publik pada UPTB Samsat Biak Numfor yang ditinjau dari perbaikan sarana dan prasarana dan perbaikan sumber daya manusia yang dimiliki oleh UPTBS Samsat Kabupaten Biak Numfor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, Interview, Studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa reformasi birokrasi yang terjadi di UPTB Samsat Biak Numfor Belum optimal. Hal ini terlihat dari reformasi pelayanan publik yang dilakukan dari sarana dan prasarana belum memadai, disamping itu pula sumber daya manusia di UPTB Samsat Biak Numfor mempunyai tingkat pendidikan yang masih rendah sehingga itu dapat mempengaruhi proses pelayanan.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
12. Reformasi Birokrasi Dalam Pelayanan Publik pada Kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar
- Author
-
Muhammad Farhan Habib Riziq and Mimin Sundari Nasution, S.Sos, M.Si
- Subjects
Pelayanan Publik ,Reformasi Birokrasi - Abstract
Reformasi birokrasi pelayanan publik di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) nampaknya sangat diperlukan pada saat ini. Fakta menunjukkan bahwa KKT dalam pelayanan publik, mereka menemui berbagai kendala, terutama yang berkaitan erat dengan kebutuhan pelayanan publik dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan perizinan khususnya di tingkat kecamatan, yang digunakan untuk memimpin pengurus KKT dalam mengelola pelayanan publik. Permasalahan pelayanan publik yang belum mampu diselesaikan Pemerintah KKT adalah rendahnya tata kelola pemerintahan, kedudukan, kewenangan, dan kapasitas struktur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kecamatan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah yang ditegaskan pada Pasal 5 ayat (2) bahwa Perangkat Daerah kabupaten/kota terdiri atas; (a) Sekretariat Daerah; (b) Sekretariat DPRD; (c) Inspektorat; (d) Dinas; (e) Badan; dan (f) Kecamatan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 menempatkan kecamatan sebagai ujung tombak dalam membantu tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat. Mengingat kondisi wilayah kecamatan sebagian besar adalah di kecamatan kepulauan dengan kondisi yang sulit beserta segala akses negatif yang dihadapi, maka perluasan kewenangan pemerintah kecamatan kepulauan dalam mengoptimalkan pelayanan publik yang baik menjadi sangat diperlukan. Untuk meningkatkan kapasitas kecamatan, maka diperlukan reformasi dalam birokrasi pemerintah KKT, peningkatan kemampuan pemerintah kecamatan dalam pelayanan publik, pengembangan kapasitas organisasi, manajemen, pendanaan, sumber daya, dan sarana prasarana yang memadai., {"references":["Abdullah, S. (2005). DESENTRALISASI : KONSEP, TEORI DAN PERDEBATANNYA. Jurnal Desentralisasi, 58.","Al-Farisi, M. S. (2021). DESENTRALISASI KEWENANGAN PADA URUSAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2020. Jurnal Ilmiah ECOSYSTEM, 21.","Bakar, A. (2020). HAKEKAT PELAYANAN PUBLIK. Jurnal Perspektif, 82.","Hertati, D. (2020). Birokrasi Dalam Perspektif Teori dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Mitra Abisatya.","Irawan, B. (2013, April 21). Studi Analisis Konsep E-Government:Sebuah Paradigma Baru dalam Pelayanan Publik. Jurnal Paradigma, pp. 176-177.","Kurniadi, B. D. (2010, November 26). Pengaturan Kecamatan di Indonesia Pasca Desentralisasi . Optimalisasi Fungsi Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, p. 5.","Maulidiah, S. (2014). Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN). Bandung: CV. Indra Prahasta.","Nurhestitunggal, M., & Muhlisin. (2020). PENYEDERHANAAN STRUKTUR BIROKRASI: SEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF TEORETIS DAN EMPIRIS PADA KEBIJAKAN PENGHAPUSAN ESELON III DAN IV. Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, 11.","Politeknik Negeri Padang. (2018, 9 26). Reformasi Birokrasi. Retrieved from pnp.ac.id: https://www.pnp.ac.id/reformasi-birokrasi/","Sawir, M. (2019). TINJAUAN MENGENAI FUNGSI BIROKRASI PEMERINTAHAN. CORE, 218.","Sirot, I. (2020). REFORMASI TAHUN 1998: PERANAN DAN DAMPAKNYA BAGI KOTA SOLO. Journal of Indonesian History, 103-106.","Umasugi, R., Kiyai, B., & Palar, N. (2017). PENGARUH REFORMASI STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP KINERJA ORGANISASI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MANADO. Jurnal Administrasi Publik, 4.","Wastuhana, Y., & Werdingnisih, R. (2021). REFORMASI BIROKRASI ERA INFORMASI TEKNOLOGI. Jurnal Media Admnistrasi, 12.","Wijaya, C., & Rifa'i , M. (2016). DASAR-DASAR MANAJEMEN. Medan: Perdana Publishing."]}
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
13. MENCIPTAKAN APARATUR YANG BERKUALITAS MELALUI REFORMASI BIROKRASI
- Author
-
Haafizhoh, Ghina and Mimin Sundari Nasution, S.Sos
- Subjects
Sistem administrasi negara ,Reformasi birokrasi - Abstract
Keberadaaan pemerintah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara dengan memberikan pelayanan yang terbaik dalam mencukupi kebutuhan masyarakat. Sebuah pelayanan dapat dinilai dari kepuasan masyarakat yang telah menerima pelayanan. Yang mana didalam penyelenggaraan sebuah pelayanan akan terdapatnya berbagai isu seperti, pelayanan yang diberikan tidak seimbang atau diskriminasi dalam sebuah pelayanan, pelayanan yang diberikan ada unsur KKN didalamnya, adanya dan kualitas yang diberikan kurang memuaskan. Yang berperan dalam memberikan sebuah layanan adalah apartur pemerintah. Aparatur pemerintah memiliki tugas yaitu memberikakan layanan yang baik kepada masyakarakat dengan kinerja yang baik dan prima , sehingga hasil yang didapatkan akan berkualitas. Dengan adanya aparatur yang menjalankan layanan publik maka dapat mempermudah urusan publik dan memberikan kebuasan kepada masyarakat. Kewajiban dan wujud dari seorang aparatur negara adalah memberikan pelayanan yang berkualitas dalam keadaan baik dan prima. Kenyataannya para aparatur kurang menyadari pentingnya pelayanan, sehingga pada umumnya para aparatur belum menyadari bahwa posisinya tersebut merupakan sebagai pelayan masyarakat. Jumlah aparatur yang berkualitas masih sangat rendah di Indonesia. Maka dari itu diperlukan reformasi birokrasi yang mana dapat membangun aparatur negara yang lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan serta pembangunan nasional. Reformasi birokrasi adalah langkah yang strategis dalam mewujudkan aparatur pemerintah yang lebih berdaya guna. Reformasi birokrasi juga dipahami sebagai upaya untuk birokrasi berjalan lebih baik. Langkah awal dari reformasi birokrasi ini yaitu melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai oleh organisasi yang sangat gemuk dan berjenjang, adanya tumpang tindih kewenangan dan peraturan perundang-undangan. Tujuan dari reformasi birokrasi ini yaitu menciptakan pemerintahan yang bermutu dan berkualitas, profesional dan berkarakter, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara serta mampu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Pemerintah selaku organisasi yang mempunyai misi pelayanan publik (public service) berusaha untuk mengimplementasikan makna hakiki dari pelayanan publik tersebut, namun dalam pelaksanaannya masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Secara umum terdapat dua variabel yang sangat berperan dan memilki pengaruh yang tidak boleh diabaikan oleh pemerintah dalam mengimplementasikan konsepsi mengenai pelayanan publik tersebut, yaitu: 1. Faktor komitmen untuk melaksanakan kebijakan yang sudah ada; 2. Faktor aparatur (birokrat) yang menjalankan fungsi pelayanan tersebut.1 Dalam mewujudkan pelayanan yang baik, maka diperlukannya aparatur yang berkopetentinggi, bertanggung jawab, dan mengerti tugas utamanya. Yang mana kompetensi aparatur tersebut menjadi salah satu penentu baik atau buruknya kinerja aparatur yang juga menentukan keberhasilan organisasi. Kinerja aparatur memengaruhi kualitas dari suatu layanan. Dengan adanya reformasi birokrasi ini bisa dapat merubah dan menjadikan pelayanan yang diberikan lebih baik dan berkualitas.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
14. INOVASI PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PEKANBARU Di ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
- Author
-
Nailul Fauziah and Mimin Sundari Nasution, S.Sos, M.Si
- Subjects
Sistem Administrasi Negara ,Inovasi Pelayanan Publik ,Inovasi ,Pelayanan Publik ,Reformasi Birokrasi - Abstract
Salah satu tugas pemerintah adalah memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat. Pada hakekatnya pelayanan adalah suatu proses untuk melakukan atau memberikan sesuatu dari satu pihak kepada pihak yang lain. Apabila aparatur sipil negara melaksanakan pelayanan tersebut maka dikenal dengan sebutan pelayanan publik. Pelayanan publik menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi warga negara dan penduduk atas barang, jasa atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Setelah Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik disahkan dan diberlakukan, penyelenggaraan pelayanan publik diamanatkan untuk terus meningkatkan kualitas dalam rangka menjamin kesederhanaan, kemudahan, keterjangkauan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi dan informasi yang mengakibatkan dunia menghadapi era revolusi industri 4.0, masyarakat juga semakin memiliki kesadaran tentang hak-hak mereka sebagai warga negara yang selalu mengharapkan pelayanan yang terbaik dari pelayan publik. Apabila pegawai pemberi pelayanan publik tidak mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi, maka akan menimbulkan persaingan dan akan kehilangan simpati dan kepercayaan dari masyarakat. Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dapat lebih maksimal, dibutuhkan inovasi dalam pengembangan pelayanan, Dengan hadirnya inovasi pelayanan sebagai suatu produk yang relatif baru tentunya akan dapat menggantikan cara-cara lama yang kurang efektif dalam pemberian pelayanan publik (Hendrayady, 2020). Pemerintah Kota Pekanbaru juga terus mengembangkan inovasi-inovasi dalam pemberian pelayanan publik. Pengembangan inovasi pelayanan publik bagi pemerintah Kota Pekanbaru sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menghasilkan pelayanan yang prima. Pentingnya inovasi pelayanan publik ini dapat dilihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap inovasi pelayanan publik di beberapa daerah di Indonesia. Pemerintah daerah Kota Surabaya yang memiliki dua program inovatif yakni : Program inovatif pertama 6 in 1, merupakan program di bidang pelayanan administrasi kependudukan, inovasi yang dilakukan membantu masyarakat dalam mengurus keperluan pelayanan administratif dengan cukup mengunggah dokumen yang dibutuhkan melalui aplikasi berbasis telepon pintar (Smartphone). Program inovatif kedua yakni program Tahu Panas yang merupakan singkatan dari Tak Takut Kehujanan dan Tak Takut Kepanasan. Inovasi yang dilakukan dengan cara melakukan perbaikan rumah tidak layak huni dan pembangunan jamban sehat melalui program rehabilitasi sosial daerah kumuh yang diintegrasikan dengan pemberdayaan ekonomi (Wicaksono, 2018). Pemerintah pemerintah Kota Bandung juga memiliki inovasi dalam memberikan pelayanan publik dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dengan program HAYU, GAMPIL (Gadget Mobile Application for License). Dinas Pendidikan dengan "Si Kasep", sebuah inovasi untuk melakukan seleksi Kepala Sekolah, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung dengan inovasi "Mang Udin" yang merupakan singkatan dari Mangga Urus Identitas Kependudukan, dan adapula inovasi "Bi Eha" singkatan dari Bisa Euy Hebat. Serta inovasi Sajadah (Sampah Jadi Banda Bila Dibilah) yang dilakukan oleh Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo Kota Bandung yaitu program di bidang lingkungan mengurangi kuantitas sampah, mengelola sampah mulai dari rumah tangga, sehingga wilayah menjadi bersih dan sejahtera karena sampai bernilai ekonomis telah diolah (Muharam, 2019). Berdasarkan uraian pada latar belakang yang menunjukkan bahwa inovasi pelayanan publik merupakan masalah yang krusial yang harus mendapatkan perhatian terutama oleh aparatur Pemerintah Kota Pekanbaru. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana inovasi-inovasi pelayanan publik yang telah diluncurkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 sehingga pelayanan publik yang diberikan menjadi lebih maksimal dan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat di Kota Pekanbaru., {"references":["Burhan, M. (2018). Proyeksi Pelayanan Publik Era 4.0. OMBUDSMAN Republik Indonesia. https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--proyeksi-pelayanan-publik-era-40","Burhan, M. (2018). Proyeksi Pelayanan Publik Era 4.0. OMBUDSMAN Republik Indonesia. https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--proyeksi-pelayanan-publik-era-40","Hartono, T., Trisakti, F. A., & Aprilia, G. (2021). Smart Card Madani: Solusi Berbasis Komunikasi Inovasi pada Pemerintahan Kota Pekanbaru, Riau. Jurnal Riset Komunikasi, 4(2), 232–246. https:// doi.org/10.38194/jurkom.v4i2.288","Hendrayady, A. (2020). Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Di Era Revolusi Industri 4.0. KEMUDI : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 4(2), 227–238. https://doi.org/10.31629/kemudi.v4i2.1900","Muharam, R. S. (2019). Inovasi Pelayanan Publik Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 Di Kota Bandung. Decision: Jurnal Administrasi Publik, 1(01), 39. https://doi.org/10.23969/decision.v1i01.1401","Wicaksono, K. W. (2018). Tipologi Inovasi Sektor Publik Pada Tiga Program Inovatif Pemerintah Daerah Kota Surabaya. Jurnal Manajemen Pelayanan Publik, 1(2), 196. https://doi.org/10.24198/jmpp.v1i2.19895"]}
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
15. BIBLIOMETRIC ANLYSIS: PENGARUH REFORMASI BIROKRASI TERHADAP PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT
- Author
-
Ricky, Ricky
- Subjects
Pengaduan Masyarakat ,Publish or Perish ,Geography, Planning and Development ,Reformasi Birokrasi ,Vos Viewer ,Management, Monitoring, Policy and Law ,Systematic Literature Review - Abstract
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur. Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik salah satunya dengan mengembangkan/membangun sistem Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4NLAPOR). Penelitian ini menggunakan studi biblimometric dengan menggunakann data publikasi melalui publish or perish bersumber dari database google scholar . Pengumpulan data melalui penelusuran terbitan google scholar dengan kata kunci reformasi birokrasi, pengaduan masyarakat . Dari data menggunakan publish or perish dari tahun 2020 hingga 2022 diperoleh data yang kemudian direduksi menjadi 890 jurnal. Kemudian dengan menggunakan VOS Viewer diperoleh 3 cluster dengan beragam tingkatan kejenuhan, hubungan derta kebaruan. Melalui studi bibliometrik, diperoleh bahwa studi mengenai pengaduan, masyrakat, merupakan penelitian yang banyak dilakukan sementara terkait lapor, SKM, IKM masih sedikit dilakukan, sedangkan terkait kebaruan, topik terkait lapor, SKM, IKM banyak diteliti ditahun 2021.
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
16. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI (Implementation of Bureaucracy Reform in The Ministry of Justice and Human Rights)
- Author
-
Haryono Haryono
- Subjects
implementasi ,reformasi birokrasi ,good governance ,implementation ,bureaucracy reform ,Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence ,K1-7720 ,Political institutions and public administration (General) ,JF20-2112 - Abstract
Keberlanjutan dan penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran penting dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mewujudkan visi dan misi Kementerian Hukum dan HAM. Agar pelaksanaan reformasi birokrasi dapat berjalan sesuai dengan arah yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan HAM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan (mixed methods) antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa reformasi birokrasi dicapai melalui pelaksanaan tugas dan fungsi yang terintegrasi melalui 8 area perubahan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi serta melakukan inovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan membentuk sumber daya manusia aparatur yang mempunyai inovasi dan kreatifitas perubahan. Secara umum pelaksanaan 8 area reformasi birokrasi sudah berjalan dengan baik. Meskipun masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaanya yang berkaitan dengan komitmen, tingkat pemahaman dan pengetahuan tentang pelaksanaan reformasi birokrasi dan target kinerja, tingkat kepuasan pegawai, dan beban kerja pegawai. Abstract Sustainability of previous stages bureaucracy reform has an important role in bringing good governance into reality to make vision and mission of the Ministry of Law and Human Rights come true. In order to bureaucracy reform implementation runs well, so it is necessary to do monitoring and evaluating. The purpose of this research is to examine the implementation of bureaucracy reform of the Ministry of Law and Human Rights. It uses mixed-method that is quantitative and qualitative approach with primary and secondary data. The sampling technique is purposive sampling and the result of this research shows that bureaucracy reform is achieved through an integrated task and duties performance by means of eight (8) change areas by using technology information and make an innovation to promote service to society by creating a creative and innovative apparatus. In general, its implementation goes well, although still find obstacles in performance targets related to commitment, stage of understanding and knowledge, officers satisfaction and work`s burden of officers.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
17. Mereformasi Birokrasi dari Perspektif Sosio-Kultural: Inspirasi dari Kota Yogyakarta
- Author
-
Erisandi Arditama
- Subjects
bureaucracy reformation ,deconstructive frame work ,priyayi’s values ,reformasi birokrasi ,dekonstruksi ,tata nilai priyayi ,Political science (General) ,JA1-92 ,Social sciences (General) ,H1-99 - Abstract
The issue of administration and working management are not the only matters of bureaucracy complexity. However, in Yogyakarta it is also about the internalization of palace cultural interest into it. Hence, this article offers socio-cultural perspective as an alternative one in studying the city’s bureaucracy reformation and is hopefully useful for larger scope of Indonesian bureaucracy. By initiating the idea of deconstructive frame work, this study analyzes the strategies of Yogyakarta’s current mayor in term of braking down priyayi’s values in the city’s bureaucracy. At last, this study emphasizes that good leadership exemplary is the major key to actualize an open bureaucracy and serving mission at the same time.
- Published
- 2014
- Full Text
- View/download PDF
18. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017
- Author
-
Cintia Pratiwi and Erman M.
- Subjects
road map ,reformasi birokrasi ,Political science (General) ,JA1-92 ,Political institutions and public administration (General) ,JF20-2112 - Abstract
Penelitian ini berjudul “PenyusunanRoad Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun 2012 - 2017” Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya PeraturanMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 96 Tahun 2013 tentang Penetapan Daerah Pilot Project Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah dan didukung oleh Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah, yang mana pada peraturan tersebut menyebutkan bahwa Pemerintah Kota Pekanbaru ditunjuk sebagai salah satu daerah Pilot Project Reformasi Birokrasi, dan setiap daerah Pilot Project termasuk Pekanbaru diwajibkan menyusun Road Map Reformasi Birokrasi untuk jangka 5 tahun ke depan. Permasalahan yang terdapat di dalam skripsi ini yaitu masih buruknya wajah birokrasi pemerintah kota Pekanbaru, minimnya program Quick Wins dalam penyusunan Road Map, tidak adanya sosialisasi Road Map reformasi birokrasi serta tidak dibentuknya Peraturan Daerah yang khusus mengatur tentang Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menjelaskan data secara deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan penelusuran dokumen. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari lokasi penelitian dan didukung oleh data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapat beberapa faktor penghambat dalam penyusunan Road Map yaitu salah satunya terjadi tarik ulur kepentingan, tidak adanya komitmen kuat struktur yang terlibat dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, terdapat hambatan dari segi anggaran karena tidak adanya peraturan daerah yang mengatur khusus mengenai Road Map reformasi birokrasi, setelah disusun kurangnya sosialisasi baik secara internal maupun universal, minimnya quick wins dalam Road Map, sehingga langkah ataupun rencana aksi yang terdapat pada Road Map bersifat mengulang atau hampir sebagian besarnya masih sama dengan program yang telah dilakukan Pemerintah kota Pekanbaru sebelumnya.
- Published
- 2016
- Full Text
- View/download PDF
19. Reformasi Birokrasi Publik Pasca Orde Baru: Perubahan tanpa 'Grand Design'
- Author
-
Miftah Thoha
- Subjects
reformasi birokrasi ,birokrasi publik ,pemerintahan demokratis ,Political science (General) ,JA1-92 ,Social sciences (General) ,H1-99 - Abstract
Normatively speaking bureaucratic reform is bound to be sensitive to the need for democratization, plurality and the advancement of information technology and global competition. Examination through several cases in this article leads us to conclude that the ongoing process of the attempted reform is missing its critical element: the grand design.
- Published
- 2002
- Full Text
- View/download PDF
20. Revitalisasi Peran Srategis Sekretaris Daerah Dalam Mengakselerasi Reformasi Birokrasi
- Author
-
Ilyas, Ilyas and Ilyas, Ilyas
- Abstract
Penelitian ini mengkaji revitalisasi peran strategis Sekretaris Daerah dalam akselerasi reformasi birokrasi, dengan metode penelitian deskriptif kualitatif, dan desain penelitian evaluatif, analitik, eksploratif, eksplanatif dan komparative, serta teknik analisis kualitatif. Hasilnya, secara umum dan keseluruhan, ada 8 (delapan) dimensi pokok dan utama satu kesatuan kelompok peran strategis seorang Sekretaris Daerah dalam birokrasi pemerintahan yaitu: (1) Pemimpin (Leader) birokrasi dan ASN. (2) Manajer (Manager) birokrasi dan ASN, (3) Konseptor, konsultan, desainer, formulator kebijakan daerah, organisasi birokrasi dan ASN, (4) Administrator birokrasi, ASN dan pelayanan public, (5) Koordinator, komunikator, fasilitator, mediator, motivator, dinamisator, energisator organisasi birokrasi, ASN dan pelayanan public, (6) Supervisor, educator, trainer, learner, advocator, promotor dan empower organisasi birokrasi, ASN dan pelayanan public, (7) Implementor dan eksekutor kebijakan organisasi birokrasi, ASN dan pelayanan public, (8) Controller, monitor dan evaluator organisasi birokrasi, ASN dan pelayanan publik. Model revitalisasi peran strategis Sekretaris Daerah dalam akselerasi reformasi birokrasi adalah revitalisasi peran Sekda sebagai aktor Reinventer Government, Leader Manager birokrasi, Entrepreuner birokrasi, aktor New Public Management (NPM), aktor Strategi Banishing Bureucracy reformasi birokrasi, dan aktor reformasi birokrasi berbasis kearifan budaya lokal. Disarankan untuk mempertimbangkan penerapan model revitalisasi peran strategis Sekretaris Daerah dalam akselerasi reformasi birokrasi tersebut. This research explore revitalization a strategic role of Local Secretary owned Local Government to accelerate bureaucracy reformation, by use a qualitative descriptive as method, and an evaluative, analytic, explorative, explanative and comparative as investigation design, and a qualitative as analyses. Results, by all dan generally, there are eight main dimensions as
- Published
- 2020
21. Strategi Redistribusi Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional Guru Dan Tenaga Kesehatan Di Kota Ambon
- Author
-
Wiryanto, W.
- Subjects
Reformasi Birokrasi ,Pelayanan Masyarakat ,Strategi Redistribusi ,Aparatur Sipil Negara - Abstract
Distribusi Pegawai Negeri Sipil tidak merata dan lebih banyak menumpuk di wilayah Barat daripada di wilayah Tengah dan Timur telah menjadi sebuah kendala birokrasi dan public service bagi pembangunan nasional Indonesia. Oleh karena itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11/2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, pemerintah perlu mengambil kebijakan reformasi birokrasi sektor aparatur antara lain untuk mengatasi kesenjangan distribusi PNS. Sehubungan hal tersebut, dilakukan sebuah penelitian dengan rumusan masalah, bagaimana distribusi PNS dalam jabatan fungsional guru dan tenaga kesehatan di daerah? Tujuan penelitian untuk merumuskan strategi redistribusi PNS di daerah. Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Fokus penelitian adalah distribusi PNS jabatan fungsional guru dan tenaga kesehatan; lokasi penelitian yang dipilih adalah kota Ambon. Penelitian dilakukan pada semester pertama tahun 2018. Hasil pengumpulan dan analisis data menunjukkan distribusi PNS dalam jabatan fungsional guru dan tenaga kesehatan di kota Ambon dikategorikan kelebihan pegawai. Oleh karena itu, pemerintah daerah kota setempat perlu menerapkan strategi redistribusi melalui pemindahan PNS ke daerah lain yang kekurangan pegawai dengan pendekatan minus growth.
- Published
- 2018
- Full Text
- View/download PDF
22. Reformasi Birokrasi Publik Pasca Orde Baru: Perubahan tanpa 'Grand Design'
- Author
-
Thoha, Miftah
- Subjects
Political science (General) ,Social sciences (General) ,H1-99 ,reformasi birokrasi ,birokrasi publik ,pemerintahan demokratis ,JA1-92 - Abstract
Normatively speaking bureaucratic reform is bound to be sensitive to the need for democratization, plurality and the advancement of information technology and global competition. Examination through several cases in this article leads us to conclude that the ongoing process of the attempted reform is missing its critical element: the grand design.
- Published
- 2002
23. Reformasi Birokrasi Ala Pemerintah Kota Pontianak (Bureaucratic Reform by the Government of Pontianak City)
- Author
-
Lany Erinda Ramdhani, dan Tri Noor Aziza, Rustan A., Fani Heru Wismono, Lany Erinda Ramdhani, dan Tri Noor Aziza, Rustan A., Fani Heru Wismono, Lany Erinda Ramdhani, dan Tri Noor Aziza, Rustan A., Fani Heru Wismono, and Lany Erinda Ramdhani, dan Tri Noor Aziza, Rustan A., Fani Heru Wismono
- Abstract
This study aims to identify the characteristic of bureaucratic reforms implemented by the government of Pontianak City. Some innovation has been successfully carried out in order to speed up public services, thus have an impact on increase of public confidence. The results of this study indicate that the role of strong leadership from the Mayor of Pontianak City(Sutarmidji) and public interaction factor becomes an important element in the implementation of bureaucratic reform in Pontianak. Furthermore, in the context of change management, in order to accelerate the bureaucratic reform in Pontianak, local government using power-coercive approach and normative-re-educative approach. Both of these approaches have succeeded in altering the face of Pontianak City bureaucracy becomes: serve the public better, providing excellent service, fast, cheap and even free, safe, easy, transparent,and fair.Keywords : bureaucratic reform, the government of Pontianak CityStudi ini bertujuan untuk menemukenali ciri khas reformasi birokrasi yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Pontianak. Beberapa pembaharuan/inovasi telah berhasil dilakukan dalam rangka mempercepat pelayanan publik dan meningkatkan kepercayaan publik. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa peran kepemimpinan yang kuat dari Walikota Sutarmidji dan faktor interaksi publik dengan penyelenggara pemerintahan menjadi elemen penting dalam pelaksanaan reform di tubuh birokrasi Kota Pontianak. Adapun pendekatan manajemen Perubahan yang diterapkan dalam rangka percepatan reformasi birokrasi di lokus penelitian ini adalah pendekatan kekuasaan-koersif dan pendekatan normatif-reedukatif. Kedua pendekatan ini telah berhasil mengubah wajah birokrasi Kota Pontianak menjadi lebih melayani publik,prima, cepat, murah dan bahkan gratis, aman, mudah, transparan, dan adil.
- Published
- 2014
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.