Search

Ragam hias bordir dikenal sebagai salah satu elemen untuk mengubah penampilan kain, baik yang dihasilkan oleh tangan, mesin jahit ataupun mesin bordir. Istilah “bordir” diambil dari istilah Inggris embroidery (im-broide) yang berarti sulaman. Pengerjaan kerajinan hias ini berawal hanya dengan bantuan alat berupa jarum dan benang. Dengan menggunakan jari-jemari tangan, kedua alat ini ditusuk-tusukkan pada kain, lalu munculalah berbagai istilah jenis tusuk yang disebut dengan istilah sulam. Dengan berkembangnya teknologi, pengerjaan bordir ini meningkat dengan memakai alat bantu berupa mesin jahit (mesin bordir), sehingga hasil pekerjaanya menjadi lebih baik. Hiasan bordir bunga ini dapat digunakan sebagai garniture pada kesempatan busana pesta. Busana pesta adalah busana khusus yang digunakan untuk kesempatan pesta dan memiliki karakteristik istimewa mulai dari desain hingga berbagai macam garniture nya untuk menambah kesan indah dan mewah pada busana pesta. Manfaat hiasan bordir yaitu sebagai decorative trim pada busana pesta wanita. Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu Project Based Learning

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan Model Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaborasi SMK Produktif Berbasis Riset. Target khusus yang dicapai dari penelitian tahun ke dua ini adalah menghasilkan: (1) Model Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaborasi SMK Produktif, (2) Bahan Ajar Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaborasi SMK Produktif, (3) Instrumen penilaian proposal dan laporan Penelitian Tindakan Kelas, (4) Artikel hasil penelitian yang diplubikasikan dalam jurnal nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development; meliputi tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan model dan tahap uji validasi model. Pada tahap studi pendahuluan dilakukan: (1) Studi penjajagan ujicoba model, (2) Penetapan subjek ujicoba model Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaborasi SMK Produktif berbasis Research. Pada tahap studi pengembangan dilakukan: (1) Ujicoba Model Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaborasi SMK Produktif berbasis Research, (2) Evaluasi dan penyempurnaan model. Pada tahap uji validasi model dilakukan: (1) Validasi Model melalui Expertjudgement akhli dan praktisi, (2) Evaluasi dan penyempurnaan model hingga menghasilkan Model Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaborasi SMK Produktif berbasis Research sebagai Model Final.

This study was based on the fact that it is important to synchronize the competences of vocational school students or graduates and workplace requirements. The students should actually be equipped with abundant learning experiences tailored with the industrial requirements. The aim of this study was to produce a model production unit with the approach of Knowledge Based Industry Vocational Skills Competency in dressmaking. Specific targets to be achieved from this research is to produce: (1) The findings concerning the characteristics of the business management field of fashion in the opinion of the expert and practitioner, (2) Findings of the routine activities of the production units of clothing in Vocational Skills Competencing dressmaking, (3) Design models Unit Production Approach Knowledge with Based Industry Vocational Skills Competency in dressmaking, (4) Strengthening training programs in vocational competency fashion expertise. This research uses a descriptive method with the approach of Research and Development. This development studies are carried out in three stages, comprising: a preliminary study phase, the model development and validation of test models. The subjects consist of the students and master teachers on entrepreneurship subjects and productive skills in the vocational field of dressmaking. The data were collected through interviews, observation and documentation study. The results showed that, the design model of a production unit with the approach of Knowledge Based Industry in Vocational Skills Competency is designed to combine dressmaking boutiques and mass product system adapted to the adjustment in production processes adapted to the demands of working in the fashion industry and consumers needs. To implement the model developed should be supported by adequate competence, in order to obtain the findings and strengthen the need for training of fashion competency skills for learners in business practices at the production unit that pioneered SMK. The outcomes of this study are: (1) Design Approach models Production Unit with Knowledge Based Industry Vocational Skills Competency in dressmaking, (2) training program strengthening competence in vocational fashion expertise, (3) the results of the research article is to be published in international journals. Keywords-Model, Production Unit, Knowledge Based Industry, SMK Clothing Design