1. ANALISIS KEBIJAKAN INVENTORI PADA KOMPONEN DARAH PACKED RED CELL (PRC)
- Author
-
Muchammad Fauzi (Universitas Widyatama - Indonesia) and Senator Nur Bahagia (Institut Teknologi Bandung - Indonesia)
- Subjects
blood, overstock, eoq, uncertainty ,Management. Industrial management ,HD28-70 ,Business ,HF5001-6182 - Abstract
Abstract By following WHO guidelines, the minimum blood availability is 2% of the population. The total population of Indonesia in 2016 is 261.115.456, so ideally it takes 5.222.309 blood bags. In 2013-2015 for 36 months, there were 26 overstock events and 10 stockout events. The data shows that the frequency of over-supply is more frequent than over-demand. The high overstock has an impact on the high costs incurred by the City of Bandung PMI, if there is overstock there are two costs to be incurred, namely the cost of storing if the blood is still in good use and the cost of overstock if the blood is more than the expiration date. The purpose of this study was to determine the optimal value of inventory levels to reduce wastage of blood culling due to overstock occurring at PMI Bandung. The research method uses a quantitative approach to the optimization model of inventory policy, namely Uncertainty EOQ. The optimal amount of supplies that must be provided is at intervals of 8,705 - 9,375 blood bags with a large safety stock 403 blood bags and the ordering point is at the level of supplies of 5.706 blood bags. This proposal can provide a total inventory cost savings of Rp6.622.659.034/year. Keywords: Blood, Overstock, EOQ, Uncertainty Abstrak Sesuai dengan panduan WHO, ketersediaan darah minimal adalah 2% dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2016 adalah 261.115.456 jiwa, maka idealnya dibutuhkan 5.222.309 kantong darah. Tahun 2013-2015 selama 36 bulan, terdapat 26 kejadian overstock dan 10 kejadian stoc-kout. Data tersebut menunjukan bahwa frekuensi over-supply lebih sering dibandingkan over-demand. Tingginya overstock berdampak pada tingginya biaya yang dikeluarkan oleh PMI Kota Bandung, jika terjadi overstock ada dua biaya yang harus dikeluarkan, yaitu biaya simpan jika darah masih dalam masa baik digunakan dan biaya overstock jika darah sudah lebih dari tanggal kadaluarsa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai tingkat persediaan yang optimal untuk mengurangi pemborosan pemusnahan darah akibat overstock yang terjadi di PMI Kota Bandung. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif model optimasi pada kebijakan inventori yaitu EOQ Tak Tentu Berisiko Terkendali. Jumlah persediaan optimal yang harus disediakan berada di interval 8.705 – 9.375 kantong darah dengan besar safety stock 403 kantong darah dan titik pemesanan berada di tingkat persediaan 5.706 kantong darah. Usulan ini dapat memberikan penghematan total biaya persediaan sebesar Rp6.622.659.034/tahun. Kata kunci: Darah, Overstock, EOQ, Tak Tentu
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF