21 results on '"Gas Rumah Kaca"'
Search Results
2. PENILAIAN DAUR HIDUP PRODUK SUSU SAPI SEGAR: STUDI KASUS DI KPBS PANGALENGAN.
- Author
-
Brilianty, Sri Lina, Suprihatin, and Purwoko
- Abstract
Copyright of Journal of Agroindustrial Technology / Jurnal Teknologi Industri Pertanian is the property of IPB University and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
3. Perhitungan Tapak Karbon Pada Aspek Pengelolaan Sampah Di TPST 3R Mulyoagung Bersatu Sebagai Upaya Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
- Author
-
Bambang Suharto, Evi Kurniati, and Dianita Dwi Agustin
- Subjects
gas metana (ch4) ,gas rumah kaca ,tapak karbon ,tpst 3r ,methane gas (ch4) ,greenhouse gas ,carbon footprint ,Environmental technology. Sanitary engineering ,TD1-1066 ,Environmental engineering ,TA170-171 - Abstract
ABSTRAK Meningkatnya jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan jumlah, jenis dan karakteristik sampah. Sampah adalah produk dari aktivitas manusia yang berkontribusi pada pemanasan global. Salah satu upaya Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mengurangi dampak perubahan iklim pada sektor pengelolaan sampah dengan mendirikan program Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan menggunakan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Penelitian ini bertujuan menghitung potensi tapak karbon penyumbang emisi GRK dari timbulan sampah, mengetahui kondisi eksisting dan menganalisis pengaruh TPST 3R Mulyoagung Bersatu terhadap pengurangan emisi GRK. Gas rumah kaca dalam penelitian ini dibatasi pada gas metana (CH4). Perhitungan emisi GRK pada penelitian mengacu pada rumus Tier-1 IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change). Perhitungan emisi GRK emisi metana (CH4) berdasarkan dari 2 skenario yang ditentukan. Skenario 1 menghasilkan emisi (CH4) 45,900 Ton CO2eq/tahun. Skenario 2 menghasilkan emisi sebesar 9,180 Ton CO2eq/tahun. Persentase emisi (CH4) yang terreduksi dari aktivitas TPST 3R 80%. Perhitungan uji korelasi sederhana didapatkan hubungan yang linier (berbanding lurus) dengan nilai koefisien korelasi bernilai positif (r= 1) hubungan keeratan sangat kuat. Hal tersebut menunjukan dengan adanya TPST mampu mereduksi emisi (CH4) dari total sampah yang akan ditimbun secara langsung di TPA Randuagung. Kata kunci: gas metana (CH4), gas rumah kaca, tapak karbon, TPST 3R ABSTRACT The increasing population, economic growth and changes in people's consumption patterns are directly proportional to the amount, type and characteristics of waste. Garbage is a product of human activities that contribute to global warming. One of Indonesia's efforts to reduce greenhouse gas emissions is to reduce the impact of climate change on the waste management sector by establishing the Integrated Waste Processing Site (TPST) program using the 3R principle (reduce, reuse, recycle). This study aims to calculate the potential carbon footprint that contributes to GRK emissions from waste generation, to determine the existing conditions and to analyze the effect of TPST 3R Mulyoagung Bersatu on GRK emission reduction. The greenhouse gas in this study was limited to methane (CH4). Calculation of GRK emissions in the study refers to the IPCC Tier-1 (Intergovernmental Panel on Climate Change) formula. Calculation of GRK emissions of methane (CH4) emissions based on 2 specified scenarios. Scenario 1 produces 45,900 Ton CO2eq/year (CH4) emissions. Scenario 2 produces emissions of 9,180 tons CO2eq/year. The percentage of emission (CH4) reduced from TPST 3R activity is 80%. Calculation of simple correlation test obtained a linear relationship (directly proportional) with a positive correlation coefficient value (r = 0.999) very strong close relationship. This shows that the presence of TPST is able to reduce emissions (CH4) from the total waste that will be dumped directly at the Randuagung TPA. Keywords: methane gas (CH4), greenhouse gas, carbon footprint, TPST 3R
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
4. Estimasi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari Sektor Peternakan Tahun 2016 di Provinsi Sulawesi Tengah
- Author
-
A. B. L. Ishak, M. Takdir, and Wardi Wardi
- Subjects
ALU tools ,dinitrogen oksida (N2O) ,emisi ,gas rumah kaca ,metana (CH4) ,Animal culture ,SF1-1100 - Abstract
Peternakan adalah salah satu sektor yang berkontribusi dalam peningkatan pemanasan global yang berasal dari kotoran dan ekstraksi hewan. Sektor peternakan menyumbang gas metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), karbon dioksida (CO2), dan amonia yang dapat menimbulkan hujan asam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sumbangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor peternakan tahun 2016 di provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian kajian ini mengunakan metodenya survei lapang dan study literatur untuk memperoleh data sekunder serta data primer tentang populasi ternak di provinsi Sulawesi Tengah yang selanjutnya data ditabulasi dengan mengunakan Sofware ALU Tool untuk menghitung emisi GRK dari sektor peternakan. Data yang digunakan yaitu data populasi ternak dan nilai Faktor Emisi (FE) gas CH4 dan N2O dari setiap jenis ternak. Hasil penelitian menujukkan bahwa provinsi Sulawesi Tengah memberikan sumbangan emisi GRK sebesar 633,178 CO2-e Gg/tahun. Kesimpulan dari kajian ini yaitu diantara semua jenis ternak, sapi potong merupakan kontributor utama dalam penyumbang emisi GRK dalam bentuk Fermentasi Enterik CH4 483,9 (Gg CO2e) yaitu sebanyak 76,42%, diikuti oleh kambing dalam bentuk N2O sebesar 108,428 (Gg CO2e) atau setara dengan 17,12 %.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
5. POTENSI GAS RUMAH KACA CO2 PADA PENGOLAHAN MUNICIPAL SOLID WASTE DENGAN METODE BIODRYING
- Author
-
Nurandani Hardyanti, Mochtar Hadiwidodo, and Lutfi Saraswati
- Subjects
biodrying ,co2 ,emisi ,gas rumah kaca ,Environmental technology. Sanitary engineering ,TD1-1066 - Abstract
Jumlah sampah di Indonesia semakin meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Namun, pengolahan sampah di Indonesia masih berupa penimbunan sampah di TPA yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu diperlukan suatu pengolahan sampah alternatif yang dapat meminimalisir pencemaran salah satunya adalah pencemaran udara. Biodrying merupakan salah satu metode yang menawarkan solusi berkelanjutan untuk pengolahan sampah perkotaan. Namun, proses biodrying masih menghasilkan gas rumah kaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan debit udara dan variasi debit udara terhadap parameter emisi gas rumah kaca, terutama CO2 pada pengolahan Municipal Solid Waste (MSW) dengan metode biodrying dan mengetahui berapa besar debit udara yang optimum untuk menghasilkan emisi gas CO2 yang paling minimum pada pengolahan Municipal Solid Waste (MSW) dengan metode biodrying. Variasi debit udara pada penelitian ini adalah 0 l/m, 2 l/m, 3 l/m, 4 l/m, 5 l/m dan 6 l/m. Pengambilan sampel emisi dilakukan pada hari ke-1,ke-2, ke-15 dan ke-30. Hasil dari penelitian ini adalah proses biodrying menghasilkan emisi dengan rata-rata CO2 sebesar 6214,66 ppm. Penambahan debit udara pada proses biodrying mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 74,5%. Debit optimum yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar 6 liter/menit
- Published
- 2018
- Full Text
- View/download PDF
6. Pemetaan Distribusi Emisi Gas Karbon Dioksida (CO2) dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) pada Kota Blitar
- Author
-
Alexander Tunggul Sutanhaji, Fajri Anugroho, and Putri Ghassani Ramadhina
- Subjects
arcmap 10.3 ,emisi karbondioksia (co2) ,gas rumah kaca ,carbon dioxide emissions ,greenhouse gases ,Environmental technology. Sanitary engineering ,TD1-1066 ,Environmental engineering ,TA170-171 - Abstract
Pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang dipengaruhi konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Kota Blitar menjadi salah satu kota yang berpartisipasi dengan target pengurangan emisi GRK mencapai 11 persen pada tahun 2020. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi total dan persebaran emisi karbon dioksida di Kota Blitar, serta menganalisis berapa banyak emisi karbon dioksida yang harus dikurangi sampai tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang meliputi analisa spasial menggunakan software ArcMap 10.3. Data yang digunakan adalah data primer berupa survey dan data sekunder yang didapatkan melalui dinas pemerintahan dan badan terkait. Perhitungan emisi karbon dioksida (CO2) menggunakan pendekatan sektoral dengan tier 2, yaitu estimasi perhitungannya disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Inventarisasi emisi CO2 dibagi menjadi beberapa sektor, yaitu sektor domestik dan sektor transportasi. Hasil penelitian menunjukkan total emisi CO2di Kota Blitar pada tahun 2015 sebesar 114,443 kg.m-3 dengan penghasil terbesar dari sektor kendaraan yaitu 106,438 kg.m-3 mewakili 93 persen dari total emisi. Kelurahan yang memiliki konsentrasi karbon dioksida tertinggi adalah Kelurahan Kepanjenkidul sebesar 16,406 kg.m-3 dan konsentrasi terendah pada Kelurahan Tanggung sebesar 0,669 kg.m-3. Kota Blitar menargetkan pengurangan GRK sebanyak 11 persen dari total emisi karbon dioksida, yaitu sebesar 12,589 kg.m-3 sampai tahun 2020, terutama pada sektor tranportasi, dengan pengurangan operasi kendaraan bermotor, menggantikan bahan bakar solar menjadi bensin, dan pemakaian filter pada kendaraan.
- Published
- 2018
- Full Text
- View/download PDF
7. Analisis Konsumsi Energi dan Emisi Gas Rumah Kaca pada Tahap Konstruksi Studi Kasus : Konstruksi Jalan Cisumdawu
- Author
-
Agung Mulyana and Reini D. Wirahadikusumah
- Subjects
Energi ,emisi ,gas rumah kaca ,konstruksi ,jalan ,life cycle assessment. ,Engineering (General). Civil engineering (General) ,TA1-2040 - Abstract
Pertumbuhan sektor konstruksi akan mampu menarik pertumbuhan sektor pendukung serta mendorong pertumbuhan sektor pembangunan yang lain, namun sektor konstruksi turut berkontribusi dalam konsumsi energi serta menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK), salah satu kegiatan konstruksi yang diperkirakan mengkonsumsi energi dan menghasilkan emisi gas rumah kaca cukup besar adalah konstruksi jalan, dalam hal ini dilaksanakan suatu analisis konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca pada pekerjaan konstruksi jalan Cisumdawu dengan perkerasan kaku pada STA 10+700 hingga STA 11+500 meliputi pekerjaan subgrade (galian dan timbunan), pekerjaan lapisan subbase, serta pekerjaan perkerasan kaku dengan menggunakan pendekatan life cycle assessment. Dari hasil analisis diperoleh pekerjaan perkerasan kaku berkontribusi 78.78%, sedangkan pekerjaan subbase berkontribusi 17.04% dan pekerjaan subgrade berkontribusi 4.18%. Sementara itu secara keseluruhan material berkontribusi sebesar 92.80%, kegiatan transportasi berkontribusi 1.97% dan kegiatan Konstruksi berkontribusi 5.23% dari total besaran dampak lingkungan yang dihasilkan dari konstruksi jalan tersebut.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
8. Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur
- Author
-
Amar Addinsyah and Welly Herumurti
- Subjects
IPCC ,Gas Rumah Kaca ,Kompos ,Rumah Kompos ,Technology ,Engineering (General). Civil engineering (General) ,TA1-2040 - Abstract
Wilayah Surabaya Timur juga merupakan wilayah yang memiliki jumlah unit rumah kompos terbanyak di Surabaya yaitu sebanyak delapan unit rumah kompos. Unit rumah kompos tersebut mendapat pasokan sampah yang kebanyakan berasal dari perantingan dan sampah pasar. Pada unit rumah kompos tersebut belum terdapat suatu metode pengendalian terhadap emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari proses pengomposan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan timbulan sampah, kemampuan reduksi, dan emisi gas rumah kaca pada rumah kompos di Surabaya Timur. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode perhitungan timbulan dan komposisi sampah menurut SNI 19-3964-1994. Sedangkan untuk perhitungan emisi gas rumah kaca digunakan metode perhitungan menurut IPCC Guideline for National Greenhouse Gas Inventories. Penelitian ini melibatkan tiga skenario. Skenario pertama merupakan skenario rumah kompos Surabaya Timur dengan delapan rumah kompos dan dua unit gasifikasi berfungsi serentak. Skenario kedua merupakan skenario dengan lima rumah kompos dan dua unit gasifiaksi berfungsi serentak. Skenario ketiga merupakan skenario tanpa reduksi sampah dan sampah langsung dikirim ke TPA. Hasil dari penelitian timbulan sampah yang masuk di rumah kompos Surabaya Timur meliputi 51487,11 kg per bulan untuk sampah daun, 76654,04 kg per bulan untuk sampah kayu, dan 26778,13 kg per bulan untuk sampah pasar. Hasil penelitian tingkat reduksi menyatakan tingkat reduksi sebesar 50,74 % untuk skenario pertama perhitungan dan tingkat reduksi sebesar 34,68 % untuk perhitungan skenario kedua. Hasil penelitian emisi gas rumah kaca menyatakan emisi gas rumah kaca sebesar 5,80 Gg CO2 per bulan untuk skenario pertama, emisi gas rumah kaca sebesar 5,13 Gg CO2 per bulan untuk skenario kedua, dan emisi gas rumah kaca sebesar 0,49 Gg CO2 per bulan untuk skenario ketiga.
- Published
- 2017
9. PENENTUAN MUSIM TANAM, JENIS VARIETAS, DAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PADI TERKAIT MITIGASI EMISI METANA (CH4) (Determination of Early Planting Season, Type Varieties, and Cultivation Techniques of Rice as Mitigation to Methane Emission)
- Author
-
Lilik Slamet Supriatin
- Subjects
sawah ,metana ,mitigasi ,teknik ,budidaya ,emisi ,gas rumah kaca ,paddy field ,mitigation ,methane ,technique ,cultivation ,emission ,greenhouse gas ,Environmental pollution ,TD172-193.5 ,Environmental sciences ,GE1-350 - Abstract
ABSTRAK Emisi metana (CH4) dari pertanian padi lahan sawah dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti cara pemberian air, pengolahan tanah, varietas padi, dan iklim. Pada penelitian ini dikaji tahap penentuan musim tanam, pemilihan varietas padi, dan tahap terakhir adalah teknik budidaya pertanian padi lahan sawah yang terkait mitigasi emisi CH4. Hasil kajian menunjukkan bahwa musim tanam padi pada musim kemarau menghasilkan emisi CH4 lebih kecil daripada di musim hujan dengan pengurangan emisi CH4 sebesar 18,13%. Indonesia yang memiliki tiga tipe pola curah hujan tahunan (monsunal, equatorial, lokal) mengakibatkan periode musim tanam rendah emisi CH4 berbeda antara tipe curah hujan yang satu dengan lainnya. Varietas padi Way apo buru adalah varietas yang menghasilkan emisi CH4 terendah tetapi tetap optimum dalam produksi gabah sehingga dapat dipilih menjadi prioritas pertama untuk ditanam. Teknik budidaya pertanian padi lahan sawah yang menghasilkan rendah emisi CH4 dapat dilakukan dengan membuat genangan air yang dangkal saja, dengan cara pemberian air berselang, dan kombinasi antara pemeliharaan padi, ganggang, tanaman paku air, ikan air tawar, dan bakteri metanotrof dalam satu petak lahan sawah (mina padi plus). Pemberian air dengan cara berselang menurunkan emisi CH4 pada musim kemarau sebesar 59,36% dan pada musim hujan sebesar 51,68% jika dibandingkan dengan pemberian air secara terus-menerus (kontinyu). Teknik budidaya mina padi plus mengurangi emisi CH4 sebesar 21,5 kg/ha/musim tanam dan bakteri metanotrof mengurangi emisi CH4 ke atmosfer sebesar 20-60 Tg. Sawah dapat dijadikan sebagai instalasi terbuka pengolahan udara berlimbah CH4. ABSTRACT Methane (CH4) emissions from rice cultivation can be influenced by several factors i.e. the provision of water, soil cultivation, varieties of rice, and the climate. This study will examine the determination of the growing season, the selection of rice varieties and cultivation techniques of rice agriculture-related wetland mitigation of the CH4 emission. The results showed that the rice planting season in the dry season produces CH4 emissions is smaller than in the rainy season with CH4 emission reduction of 18.13%. Indonesia, which has three types of annual rainfall patterns resulting in periods of low growing season CH4 emissions differ between types of rainfall each other. Way apo buru rice species are varieties that produce low emissions of CH4 but remains optimum in grain production. Cultivation techniques of rice farming rice fields that produce low emissions of CH4 can be done by creating a pool of shallow water only, by way of provision of water intermittent, and the combination of maintenance of rice, algae, plants salviniales, freshwater fish, and bacteria metanotrof in a wetland. The provision of water by intermittent lowering emissions of CH4 in the dry season by 59.36% and in the rainy season amounted to 51.68% when compared to the provision of water continuously (continuous). Mina padi plus cultivation techniques reduce CH4 emissions by 21.5 kg/ha/planting and metanotrof bacteria can reduce CH4 emissions to the atmosphere by 20-60 Tg.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
10. Carbon Emission Disclosure: Studi pada Perusahaan Manufaktur Indonesia
- Author
-
Irwhantoko Irwhantoko and Basuki Basuki
- Subjects
Emisi Karbon ,Gas Rumah Kaca ,Pemanasan global ,Pengungkapan Suka¬rela ,Protokol kyoto ,Accounting. Bookkeeping ,HF5601-5689 ,Finance ,HG1-9999 - Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon. Faktor yang diuji di dalam penelitian ini meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas, kompetisi, pertumbuhan, rasio utang pada ekuitas, dan reputasi Kantor Akuntan Publik. Metode yang digunakan untuk mengukur seberapa luas pengungkapan emisi karbon mengadopsi dari check list yang dikembangkan berdasarkan lembar permintaan yang diperoleh dari Carbon Disclosure Project (CDP). Sampel penelitian ini dipilih menggunakan purposive sampling dan terseleksi 19 perusahaan pemanufakturan yang lterdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut mulai dari tahun 2012- 2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rasio utang pada ekuitas berpengaruh negatif signifikan pada pengungkapan emisi karbon, sementara faktor lainnya tidak berpengaruh signifikan.
- Published
- 2016
11. Pendugaan Potensi Cadangan Karbon Hutan di Atas Permukaan pada Ekosistem Mangrove Berbasis Synthetic Aperture Radar L-BAND
- Author
-
Yudi Fatwa Hudaya, Hartono Hartono, and Sigit Heru Murti
- Subjects
ALOS PALSAR ,mangrove ,Gas Rumah Kaca ,alometrik ,karbon ,Green House Gas ,allometry ,carbon ,Geography (General) ,G1-922 - Abstract
ABSTRAK Kebijakan pemerintah untuk menurunkan tingkat emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dari sektor kehutanan membutuhkan sistem pendugaan kandungan karbon hutan untuk cakupan wilayah geografis yang luas dan waktu pengukuran yang cepat. Salah satu alternatifnya melalui pemanfaatan citra satelit synthetic aperture radar (SAR). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan sensitivitas gelombang-L dari citra ALOS PALSAR terhadap nilai kandungan karbon di atas permukaan pada hutan mangrove. Penelitian dilakukan pada kawasan hutan mangrove, di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Metode penyusunan model dilakukan berdasarkan analisis quantitatif menggunakan persamaan regresi, dengan cara mengkorelasikan nilai backscatter yang diekstrak dari citra ALOS PALSAR Res.50m pada polarisasi HH dan HV dengan nilai kandungan biomassa aktual hasil pengukuran lapangan berbasis plot alometrik. Model penduga yang dihasilkan kemudian digunakan untuk menghitung jumlah cadangan karbon dan sebarannya secara geografis. Ditemukan hubungan yang kuat dengan koefisien determinasi (R2) mencapai 62% pada polarisasi HH dengan bentuk persamaan Y=1647e0,358BS_HH dan, 98,6% pada polarisasi HV dengan bentuk persamaan Y = 6,828BS_HV2 + 279,4BS_HV + 2870; Berdasarkan model persamaan tersebut dihasilkan dua buah peta kelas kerapatan karbon model-1 (HH) dan model-2 (HV). Kandungan biomassa di atas permukaan (Aboveground biomass-AGB) pada hutan mangrove di Kabupaten Kubu Raya diketahui sebesar 178,43 Mg/ha; sedangkan potensi karbon di atas permukaan (aboveground biomass carbon) diketahui sebesar 5.334.454,9 Mg (Megagram) atau 5,3 Mt (Megaton) karbon, dan kemampuan dalam menyerap karbondioksida (CO2) adalah sebesar 19,451 Mt (Megaton) CO2 equivalent. Sensitivitas gelombang-L citra ALOS PALSAR terhadap objek yang diamati diperkirakan akan menurun pada saat karbon aktual tertinggi di lapangan mencapai 335,15 Mg ha-1. Dalam konteks mitigasi perubahan iklim, hutan mangrove di Kubu Raya dengan luas 71.069,21 Ha apabila dipertahankan keberadaannya maka akan berkontribusi mengurangi tingkat emisi GRK dari sektor kehutanan sebesar 0,76 %. ABSTRACT The government policy to reduce the GHG (Green House Gas) emision from forestry sector, the need for sufficient forest carbon stock measurement system which encompass a faster measurement and covering broader geographic area to estimate the potential of forest carbon stock is now growing, one of which is the use of synthetic aperture radar (SAR) in radar remote sensing systems. The objectives of this study are to demonstrate the strong relationship between the L-band backscatter of ALOS PALSAR and the aboveground carbon stock in mangrove forest; and its sensitivity level. The information resulted from this study can be useful in reducing strategies of GHG (Green House Gases) emision, due to the climate change mitigation efforts in Indonesia. The study site was located at the area of mangrove forest, in Kubu Raya regency, West Kalimantan. The estimation models for aboveground biomass carbon stock was obtained from a quantitative analysis using regression method; i.e. by correlating the values of ALOS PALSAR 50m Res. backscatters at HH and HV polarization with the actual biomass total amount resulted from field -based allometric plots measurements. The estimation models were subsequently use for forest carbon stocks quantification in mangroves, and its distribution geographically. Strong relationship was found with coefficient of determination (R2) 62 % on HH polarization based on the equation model of Y=1647e0,358BS_HH and , 98.6 % on HV polarization based on the equation model of Y = 6,828BS_HV2 + 279,4BS_HV + 2870; two models of carbon density classification maps i.e. model-1 (HH) and model-2 (HV) are also resulted from the two equation models. The quantity of AGB (aboveground biomass) of mangrove forest in Kubu Raya district found as 178.43 Mg/ ha, while the aboveground biomass carbon is 5,334,454.9 Mg (Mega grams) or 5,3 Mt (Mega tons) of carbon, and the capacity of carbon dioxide (CO2) sequestration is 19.451 Mt (megatons) CO2 equivalent. The Sensitivity of L-band of ALOS PALSAR illumination on the object was expected to reach its saturation point when the highest total amount of actual carbon stock at field achieved the 335,15 Mg ha-1. In the context of climate change mitigation, the 71,069.21 ha area of mangrove forests in Kubu Raya if it remain save and be avoided from further deforestation and forest degradation, it will contribute to reduce the rate of GHG emissions from forestry sector by 0.76 %.
- Published
- 2016
- Full Text
- View/download PDF
12. PREDICTION OF GREENHOUSE GASSES EMISSION FROM MUNICIPAL SOLID WASTE SECTOR IN KENDARI CITY, INDONESIA (Prediksi Emisi Gas Rumah Kaca dari Sektor Sampah di Kota Kendari, Indonesia)
- Author
-
Mochammad Chaerul, Gan Gan Dirgantara, and Rangga Akib
- Subjects
composition ,composting ,greenhouse gasses ,landfill ,open burning ,gas rumah kaca ,komposisi ,pembakaran terbuka ,pengomposan ,Environmental pollution ,TD172-193.5 ,Environmental sciences ,GE1-350 - Abstract
ABSTRAK Municipal solid waste sector is considered as one of major contributors for Greenhouse Gasses (GHGs). GHGs that are CO2, CH4 and N2O were emitted from any waste management stages including waste transportation, treatment and disposal. The paper aims to predict GHGs emission from the last two stages above using the guidelines issued by Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) year of 2006. By comparing amount of waste generation at source and waste comes to landfill site, it can be found that the municipality only transport 68% of total 174 ton/day waste generated throughout the city. Percentage of waste to be composted and openly burned were 3.25 and 0.06 % of total waste generated, respectively. Organic waste, plastics and paper were dominantly found at final disposal site by 41, 31 and 9 %, respectively. GHGs emission from landfilling becomes a major source and it equals to 50,010 ton CO2 equivalent/year. The second largest of GHGs generator is waste burning equals to 340 ton CO2 equivalent/year. While waste composting generates 10 ton CO2 equivalent/year. Amount of GHGs emission can be reduced by reducing amount of waste to be landfilled and improving better practice at final disposal. Further, any measures regarding with Reduce, Reuse and Recycling (3R) of waste becomes important to be improved to reduce GHGs emission. ASBTRACT Sektor sampah merupakan salahsatu penyumbang utama Gas Rumah Kaca (GRK). GRK meliputi CO2, CH4 and N2O diemisikan dari berbagai tahapan pengelolaan sampah, termasuk pengangkutan, pengolahan dan penimbunan sampah. Paper ini bertujuan untuk memprediksi emisi GRK dari dua tahapan terakhir dengan menggunakan panduan yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2006. Dengan membandingkan jumlah timbulan sampah di sumber dan yang sampai di lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah, dapat diketahui bahwa pemerintah daerah hanya dapat mengangkut 68% dari total timbulan sampah Kota Kendari di sumber yang sebesar 174 ton/hari. Jumlah sampah yang dikomposkan dan dibakar terbuka masing-masing sebesar 3,25 dan 0,06 %. Sampah organik, plastik dan kertas mendominasi jenis sampah di TPA dengan prosentase masing-masing 41, 31 dan 9 %. Emisi GRK dari penimbunan sampah menjadi sumber terbesar yaitu sebesar 50.010 ton CO2 ekuivalen/tahun. Sumber terbesar kedua adalah pembakaran sampah yang sebesar 340 ton CO2 ekuivalen/tahun. Sementara pengomposan mengemisikan 10 ton CO2 ekuivalen/tahun. Jumlah emisi GRK dapat direduksi dengan cara mengurangi jumlah sampah yang ditimbun dan memperbaiki pengoperasian penimbunan yang lebih baik. Lebih lanjut lagi, berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan implementasi konsep Reduce, Reuse dan Recycling (3R) dalam pengelolaan sampah menjadi penting untuk ditingkatkan dalam rangka mengurangi emisi GRK.
- Published
- 2016
- Full Text
- View/download PDF
13. Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca Pada Sektor Pertanian dan Peternakan di Kota Surabaya
- Author
-
Manggar Cahyo Lintangrino and Rachmat Boedisantoso
- Subjects
Faktor Emisi ,Gas Rumah Kaca ,Inventarisasi Emisi ,Pertanian ,Peternakan ,Technology ,Engineering (General). Civil engineering (General) ,TA1-2040 - Abstract
Penurunan beban emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menjadi perhatian global seluruh dunia termasuk Indonesia. Seluruh kota di Indonesia wajib untuk membuat Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dalam rencana pembangunan daerahnya sesuai dengan yang tercantum pada Peraturan Presiden No 61. Tahun 2011. Pemerintah menargetkan penurunan GRK sebesar 0,008 gigaton pada tahun 2020 untuk sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri menghasilkan gas rumah kaca berupa CO2, CH4, dan N2O. Kota Surabaya yang merupakan kota metropolitan memiliki potensi GRK yang cukup besar dari berbagai sektor termasuk sector pertanian dan peternakan, dibandingkan dengan kota metropolitan lain di Indonesia. Maka diperlukan inventarisasi emisi. Inventarisasi merupakan langkah awal untuk menentukan kebijakan selanjutnya dalam mengendalikan kualitas udara. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan beban emisi GRK dan pemetaannya pada sebuah peta dasar Kota Surabaya menggunakan metode IPCC 2006. Beban emisi Kota Surabaya dari sektor peternakan sebesar 89,92 Gg Ton CO2-Eq/tahun, dan sektor pertanian sebesar 6,1 Gg Ton CO2-Eq/tahun. Total beban emisi GRK Kota Surabaya adalah sebesar 93 Gg Ton CO2-Eq/tahun. Kecamatan Semampir menyumbang emisi paling besar pada sektor peternakan yaitu 63,5 Ton CO2-Eq/tahun, dan pada sektor pertanian Kecamatan Pakal menyumbang emisi paling besar yaitu 1,4 Gg Ton CO2/tahun.
- Published
- 2017
14. PERFORMA OKSIDASI METAN PADA REAKTOR KONTINYU DENGAN PENINGKATAN KETEBALAN LAPISAN BIOCOVER LANDFILL
- Author
-
Opy Kurniasari, Tri Padmi, Edwan Kardena, and Enri Damanhuri
- Subjects
biocover ,sampah ,gas rumah kaca ,landfill ,metana ,oksidasi ,Chemical engineering ,TP155-156 - Abstract
PERFORMANCE OF METHANE OXIDATION IN CONTINUOUS REACTOR BY BIOCOVER LANDFILL FILM THICKNESS IMPROVEMENT. Municipal solid waste (MSW) handling in Indonesia is currently highly dependent on landfilling at the final disposal facility (TPA), which generally operated in layer-by-layer basis, allowing the anaerobic (absent of oxygen) process. This condition will certainly generate biogas in the form of methane (CH4) and CO2. Methane is a greenhouse gas with a global warming potential greater than CO2, and can absorb infrared radiation 23 times more efficient than CO2 in the period of over 100 years. One way that can be done to reduce methane gas from landfills that escape into nature is to oxidize methane by utilizing landfill cover material (biocover) as methane-oxidizing microorganism media. Application of compost as landfill cover material is a low-cost approach to reduce emissions so are suitable for developing countries. The compost used in this study was compost landfill mining, which is degraded naturally in landfill. The purpose of this study was to evaluate the ability of biocover to oxidize the methane on a certain layer thickness with a continuous flow conditions. Three column reactors were used, which were made of flexy glass measuring 70 cm in high and 15 cm in diameter. The methane flowed from the bottom of the reactor continuously at a flow rate of 5 ml/minute. The columns were filled with biocover compost landfill mining with layer thickness of 5, 25, 35 and 60 cm. The results showed that the thicker layer of biocover, the higher the efficiency of methane oxidation. The oxidation efficiency obtained in each layer thickness of 15, 25, 35 and 60 cm was 56.43%, 63.69%, 74.58% and 80, 03% respectively, with the rate of oxidation of 0.29 mol m-2 d-1 and the fraction of oxidation of 99%. The oxidation result was supported by the identification of bacteria isolated in this experiment, namely metanotrophic bacteria that have the ability to oxidize methane through the form of methanol metabolite. ABSTRAKPenanganan sampah kota di Indonesia pada umumnya dilakukan pada tempat pemrosesan akhir sampah (TPA), yang sebagian besar dilakukan dengan cara pengurugan (landfilling) yang cenderung bersifat anaerob (tidak ada oksigen). Cara pengurugan ini biasanya dioperasikan lapis perlapis sehingga memungkinkan terjadinya proses anaerob. Pada kondisi ini dipastikan biogas, yaitu gas metana (CH4) dan CO2, akan muncul. Metana adalah gas rumah kaca dengan potensi pemanasan global lebih besar dari CO2, dan dapat mengabsorpsi radiasi infra merah 23 kali lebih efisien dari CO2 pada periode lebih dari 100 tahun. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi gas metana dari landfill yang lepas ke alam adalah dengan mengoksidasinya dengan memanfaatkan material penutup landfill (biocover) sebagai media mikroorganisma pengoksidasi metana. Aplikasi kompos sebagai material penutup landfill merupakan pendekatan dengan biaya rendah untuk mereduksi emisi gas dari landfill sehingga cocok untuk negara berkembang. Biocover yang digunakan pada penelitian ini adalah kompos landfill mining, yaitu kompos yang terdegradasi secara alami di landfill. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kemampuan biocover kompos landfill mining dalam mengoksidasi metana pada ketebalan lapisan tertentu dengan kondisi aliran kontinyu. Tiga buah reaktor kolom yang digunakan terbuat dari flexy glass berukuran tinggi 70 cm dan diameter 15 cm. Gas metana dialirkan dari bawah reaktor secara kontinyu dengan laju alir 5 ml/menit. Kolom diisi dengan biocover kompos landfill mining dengan ketebalan lapisan 5, 25, 35 dan 60 cm. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin tebal lapisan biocover, semakin tinggi efisiensi oksidasi metana. Efisiensi oksidasi yang diperoleh pada setiap ketebalan lapisan 15, 25, 35 dan 60 cm adalah masing-masing 56,43%, 63,69%, 74,58% dan 80,03%, dengan laju oksidasi 0,287 mol m-2 d-1 dan fraksi oksidasi 97%. Hasil oksidasi yang diperoleh tersebut diperkuat dengan identifikasi bakteri yang berhasil diisolasi, yaitu bakteri metanotrofik yang memiliki kemampuan dalam mengoksidasi metana melalui metabolit antara berupa metanol.
- Published
- 2013
- Full Text
- View/download PDF
15. Estimasi Konsumsi Energi dan Emisi Gas Rumah Kaca pada Pekerjaan Pengaspalan Jalan
- Author
-
Reini D. Wirahadikusumah and Hengki Putra Sahana
- Subjects
konsumsi ,energi ,emisi ,gas rumah kaca ,konstruksi ,jalan ,aspal panas ,lingkungan ,Engineering (General). Civil engineering (General) ,TA1-2040 - Abstract
Sektor konstruksi adalah salah satu kontributor utama pembangunan ekonomi nasional. Namun di lain pihak, proses konstruksi serta penggunaan fasilitas infrastruktur dan bangunan adalah juga penyumbang emisi gas CO2 dan mengkonsumsi energi yang cukup besar. Inventarisasi dampak lingkungan akibat berbagai aktivitas konstruksi diperlukan agar upaya-upaya perbaikan dapat dilakukan lebih efektif. Salah satu aktivitas konstruksi yang diduga mengkonsumsi energi cukup besar adalah pekerjaan pengasplan jalan, khususnya yang menggunakan campuran aspal panas. Dengan mengumpulkan data mengenai konsumsi bahan bakar yang digunakan pada berbagai tahap pekerjaan pengasplanjalan pada dua studi kasus, dilakukan perhitungan estimasi konsumsi energi dan emisi GRK, yang mengacu pada prosedur IPCC. Kajian dibatasi pada aktivitas yang terkait langsung pada sektor jasa konstruksi, yaitu i). Tahap produksi campuran aspal panas, ii). Tahap transportasi material dan iii). Tahap pelaksanaan pekerjaan pengaspalan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa proses pengeringan agregat adalah proses yang paling dominan yaitu mengkonsumsi energi sekitar 68%, dan emisinya sekitar 70-75% dari keseluruhan tahapan. Estimasi ini lebih lanjut dapat dilakukan untuk berbagai skenario metoda pekerjaan pengaspalan jalan, sehingga dapat diketahui metoda yang melibatkan proses-proses yang paling optimal dalam meminimalkan dampak lingkungan. Lebih jauh, perhitungan estimasi yang disajikan dapat memberikan gambaran umum mengenai kebutuhan energi dan emisi gas rumah kaca terkait pekerjaan pengaspalan jalan secara nasional.
- Published
- 2012
- Full Text
- View/download PDF
16. Pemodelan Spasial Beban Sumber Emisi Gas Rumah Kaca di Kecamatan Driyorejo
- Author
-
Dimas Fikry Syah Putra and Joni Hermana
- Subjects
ArcGIS 10.1 ,Gas rumah kaca ,Pemodelan spasial ,Penataan ruang ,Technology ,Engineering (General). Civil engineering (General) ,TA1-2040 - Abstract
Kecamatan Driyorejo merupakan salah satu kecamatan yang mengalami proses urbanisasi hinterland dari Kota Surabaya yang menyebabkan pencemaran udara dari berbagai kegiatan. Selama ini aspek keruangan di bidang udara tidak dimasukkan dalam pembahasan rencana tata ruang dan ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Gresik dan di Indonesia. Metode perhitungan beban emisi menggunakan rumus default IPCC tahun 2006 pada tier-1. Memodelkan spasial menggunakan software ArcGIS 10.1 yang ditampilkan secara visual. Besarnya total perkiraan emisi gas rumah kaca di Kecamatan Driyorejo adalah untuk beban sumber emisi CO2 dari kegiatan industri sebesar 18766405,94 kg CO2/tahun, kegiatan transportasi 37070628 kg CO2/tahun, kegiatan pertanian 123588,40 kg CO2/tahun, kegiatan permukiman 9514595,13 kg CO2/tahun. Untuk beban sumber emisi CH4 dari kegiatan pertanian sebesar 101925 kg CH4/tahun, kegiatan peternakan 19718 kg CH4/tahun, kegiatan transportasi 21929 kg CH4/tahun. Untuk beban sumber emisi N2O dari kegiatan pertanian sebesar 6336,80 kg N2O/tahun, kegiatan transportasi 861,55 N2O/tahun. Hasil pemodelan spasial beban sumber emisi menunjukan kelurahan Karangandong mempunyai tingkat emisi besar. Arahan penataan ruang untuk wilayah dengan tingkat emisi besar agar dibuat ruang terbuka hijau publik.
- Published
- 2014
17. POTENSI GAS RUMAH KACA CO2 PADA PENGOLAHAN MUNICIPAL SOLID WASTE DENGAN METODE BIODRYING
- Author
-
Mochtar Hadiwidodo, Nurandani Hardyanti, and Lutfi Saraswati
- Subjects
co2 ,lcsh:Environmental technology. Sanitary engineering ,biodrying ,emisi ,lcsh:TD1-1066 ,gas rumah kaca - Abstract
Jumlah sampah di Indonesia semakin meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Namun, pengolahan sampah di Indonesia masih berupa penimbunan sampah di TPA yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu diperlukan suatu pengolahan sampah alternatif yang dapat meminimalisir pencemaran salah satunya adalah pencemaran udara. Biodrying merupakan salah satu metode yang menawarkan solusi berkelanjutan untuk pengolahan sampah perkotaan. Namun, proses biodrying masih menghasilkan gas rumah kaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan debit udara dan variasi debit udara terhadap parameter emisi gas rumah kaca, terutama CO2 pada pengolahan Municipal Solid Waste (MSW) dengan metode biodrying dan mengetahui berapa besar debit udara yang optimum untuk menghasilkan emisi gas CO2 yang paling minimum pada pengolahan Municipal Solid Waste (MSW) dengan metode biodrying. Variasi debit udara pada penelitian ini adalah 0 l/m, 2 l/m, 3 l/m, 4 l/m, 5 l/m dan 6 l/m. Pengambilan sampel emisi dilakukan pada hari ke-1,ke-2, ke-15 dan ke-30. Hasil dari penelitian ini adalah proses biodrying menghasilkan emisi dengan rata-rata CO2 sebesar 6214,66 ppm. Penambahan debit udara pada proses biodrying mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 74,5%. Debit optimum yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar 6 liter/menit
- Published
- 2018
18. Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur
- Author
-
Welly Herumurti and Amar Addinsyah
- Subjects
IPCC ,lcsh:T ,020209 energy ,02 engineering and technology ,010501 environmental sciences ,01 natural sciences ,lcsh:Technology ,lcsh:TA1-2040 ,Gas Rumah Kaca ,Kompos ,0202 electrical engineering, electronic engineering, information engineering ,lcsh:Engineering (General). Civil engineering (General) ,Rumah Kompos ,0105 earth and related environmental sciences - Abstract
Wilayah Surabaya Timur juga merupakan wilayah yang memiliki jumlah unit rumah kompos terbanyak di Surabaya yaitu sebanyak delapan unit rumah kompos. Unit rumah kompos tersebut mendapat pasokan sampah yang kebanyakan berasal dari perantingan dan sampah pasar. Pada unit rumah kompos tersebut belum terdapat suatu metode pengendalian terhadap emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari proses pengomposan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan timbulan sampah, kemampuan reduksi, dan emisi gas rumah kaca pada rumah kompos di Surabaya Timur. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode perhitungan timbulan dan komposisi sampah menurut SNI 19-3964-1994. Sedangkan untuk perhitungan emisi gas rumah kaca digunakan metode perhitungan menurut IPCC Guideline for National Greenhouse Gas Inventories. Penelitian ini melibatkan tiga skenario. Skenario pertama merupakan skenario rumah kompos Surabaya Timur dengan delapan rumah kompos dan dua unit gasifikasi berfungsi serentak. Skenario kedua merupakan skenario dengan lima rumah kompos dan dua unit gasifiaksi berfungsi serentak. Skenario ketiga merupakan skenario tanpa reduksi sampah dan sampah langsung dikirim ke TPA. Hasil dari penelitian timbulan sampah yang masuk di rumah kompos Surabaya Timur meliputi 51487,11 kg per bulan untuk sampah daun, 76654,04 kg per bulan untuk sampah kayu, dan 26778,13 kg per bulan untuk sampah pasar. Hasil penelitian tingkat reduksi menyatakan tingkat reduksi sebesar 50,74 % untuk skenario pertama perhitungan dan tingkat reduksi sebesar 34,68 % untuk perhitungan skenario kedua. Hasil penelitian emisi gas rumah kaca menyatakan emisi gas rumah kaca sebesar 5,80 Gg CO2 per bulan untuk skenario pertama, emisi gas rumah kaca sebesar 5,13 Gg CO2 per bulan untuk skenario kedua, dan emisi gas rumah kaca sebesar 0,49 Gg CO2 per bulan untuk skenario ketiga.
- Published
- 2017
19. Carbon Emission Disclosure: Studi pada Perusahaan Manufaktur Indonesia
- Author
-
Basuki Basuki and Irwhantoko Irwhantoko
- Subjects
Pemanasan global ,lcsh:Accounting. Bookkeeping ,Gas Rumah Kaca ,lcsh:Finance ,lcsh:HG1-9999 ,Pengungkapan Suka¬rela ,Protokol kyoto ,Emisi Karbon ,lcsh:HF5601-5689 - Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon. Faktor yang diuji di dalam penelitian ini meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas, kompetisi, pertumbuhan, rasio utang pada ekuitas, dan reputasi Kantor Akuntan Publik. Metode yang digunakan untuk mengukur seberapa luas pengungkapan emisi karbon mengadopsi dari check list yang dikembangkan berdasarkan lembar permintaan yang diperoleh dari Carbon Disclosure Project (CDP). Sampel penelitian ini dipilih menggunakan purposive sampling dan terseleksi 19 perusahaan pemanufakturan yang lterdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut mulai dari tahun 2012- 2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rasio utang pada ekuitas berpengaruh negatif signifikan pada pengungkapan emisi karbon, sementara faktor lainnya tidak berpengaruh signifikan.
- Published
- 2016
20. Pendugaan Potensi Cadangan Karbon Hutan di Atas Permukaan pada Ekosistem Mangrove Berbasis Synthetic Aperture Radar L-BAND
- Author
-
Hudaya, Yudi Fatwa, Hartono, Hartono, and Murti, Sigit Heru
- Subjects
mangrove ,ALOS PALSAR ,Gas Rumah Kaca ,alometrik ,karbon ,Green House Gas ,allometry ,carbon ,lcsh:G1-922 ,lcsh:Geography (General) - Abstract
Kebijakan pemerintah untuk menurunkan tingkat emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dari sektor kehutanan membutuhkan sistem pendugaan kandungan karbon hutan untuk cakupan wilayah geografis yang luas dan waktu pengukuran yang cepat. Salah satu alternatifnya melalui pemanfaatan citra satelit synthetic aperture radar (SAR). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan sensitivitas gelombang-L dari citra ALOS PALSAR terhadap nilai kandungan karbon di atas permukaan pada hutan mangrove. Penelitian dilakukan pada kawasan hutan mangrove, di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Metode penyusunan model dilakukan berdasarkan analisis quantitatif menggunakan persamaan regresi, dengan cara mengkorelasikan nilai backscatter yang diekstrak dari citra ALOS PALSAR Res.50m pada polarisasi HH dan HV dengan nilai kandungan biomassa aktual hasil pengukuran lapangan berbasis plot alometrik. Model penduga yang dihasilkan kemudian digunakan untuk menghitung jumlah cadangan karbon dan sebarannya secara geografis. Ditemukan hubungan yang kuat dengan koefisien determinasi (R2) mencapai 62% pada polarisasi HH dengan bentuk persamaan Y=1647e0,358BS_HH dan, 98,6% pada polarisasi HV dengan bentuk persamaan Y = 6,828BS_HV2 + 279,4BS_HV + 2870; Berdasarkan model persamaan tersebut dihasilkan dua buah peta kelas kerapatan karbon model-1 (HH) dan model-2 (HV). Kandungan biomassa di atas permukaan (Aboveground biomass-AGB) pada hutan mangrove di Kabupaten Kubu Raya diketahui sebesar 178,43 Mg/ha; sedangkan potensi karbon di atas permukaan (aboveground biomass carbon) diketahui sebesar 5.334.454,9 Mg (Megagram) atau 5,3 Mt (Megaton) karbon, dan kemampuan dalam menyerap karbondioksida (CO2) adalah sebesar 19,451 Mt (Megaton) CO2 equivalent. Sensitivitas gelombang-L citra ALOS PALSAR terhadap objek yang diamati diperkirakan akan menurun pada saat karbon aktual tertinggi di lapangan mencapai 335,15 Mg ha-1. Dalam konteks mitigasi perubahan iklim, hutan mangrove di Kubu Raya dengan luas 71.069,21 Ha apabila dipertahankan keberadaannya maka akan berkontribusi mengurangi tingkat emisi GRK dari sektor kehutanan sebesar 0,76 %. ABSTRACT The government policy to reduce the GHG (Green House Gas) emision from forestry sector, the need for sufficient forest carbon stock measurement system which encompass a faster measurement and covering broader geographic area to estimate the potential of forest carbon stock is now growing, one of which is the use of synthetic aperture radar (SAR) in radar remote sensing systems. The objectives of this study are to demonstrate the strong relationship between the L-band backscatter of ALOS PALSAR and the aboveground carbon stock in mangrove forest; and its sensitivity level. The information resulted from this study can be useful in reducing strategies of GHG (Green House Gases) emision, due to the climate change mitigation efforts in Indonesia. The study site was located at the area of mangrove forest, in Kubu Raya regency, West Kalimantan. The estimation models for aboveground biomass carbon stock was obtained from a quantitative analysis using regression method; i.e. by correlating the values of ALOS PALSAR 50m Res. backscatters at HH and HV polarization with the actual biomass total amount resulted from field -based allometric plots measurements. The estimation models were subsequently use for forest carbon stocks quantification in mangroves, and its distribution geographically. Strong relationship was found with coefficient of determination (R2) 62 % on HH polarization based on the equation model of Y=1647e0,358BS_HH and , 98.6 % on HV polarization based on the equation model of Y = 6,828BS_HV2 + 279,4BS_HV + 2870; two models of carbon density classification maps i.e. model-1 (HH) and model-2 (HV) are also resulted from the two equation models. The quantity of AGB (aboveground biomass) of mangrove forest in Kubu Raya district found as 178.43 Mg/ ha, while the aboveground biomass carbon is 5,334,454.9 Mg (Mega grams) or 5,3 Mt (Mega tons) of carbon, and the capacity of carbon dioxide (CO2) sequestration is 19.451 Mt (megatons) CO2 equivalent. The Sensitivity of L-band of ALOS PALSAR illumination on the object was expected to reach its saturation point when the highest total amount of actual carbon stock at field achieved the 335,15 Mg ha-1. In the context of climate change mitigation, the 71,069.21 ha area of mangrove forests in Kubu Raya if it remain save and be avoided from further deforestation and forest degradation, it will contribute to reduce the rate of GHG emissions from forestry sector by 0.76 %.
- Published
- 2016
21. PERFORMA OKSIDASI METAN PADA REAKTOR KONTINYU DENGAN PENINGKATAN KETEBALAN LAPISAN BIOCOVER LANDFILL
- Author
-
Edwan Kardena, Enri Damanhuri, Tri Padmi, and Opy Kurniasari
- Subjects
landfill ,lcsh:TP155-156 ,General Medicine ,biocover ,lcsh:Chemical engineering ,metana ,oksidasi ,sampah ,gas rumah kaca - Abstract
PERFORMANCE OF METHANE OXIDATION IN CONTINUOUS REACTOR BY BIOCOVER LANDFILL FILM THICKNESS IMPROVEMENT. Municipal solid waste (MSW) handling in Indonesia is currently highly dependent on landfilling at the final disposal facility (TPA), which generally operated in layer-by-layer basis, allowing the anaerobic (absent of oxygen) process. This condition will certainly generate biogas in the form of methane (CH4) and CO2. Methane is a greenhouse gas with a global warming potential greater than CO2, and can absorb infrared radiation 23 times more efficient than CO2 in the period of over 100 years. One way that can be done to reduce methane gas from landfills that escape into nature is to oxidize methane by utilizing landfill cover material (biocover) as methane-oxidizing microorganism media. Application of compost as landfill cover material is a low-cost approach to reduce emissions so are suitable for developing countries. The compost used in this study was compost landfill mining, which is degraded naturally in landfill. The purpose of this study was to evaluate the ability of biocover to oxidize the methane on a certain layer thickness with a continuous flow conditions. Three column reactors were used, which were made of flexy glass measuring 70 cm in high and 15 cm in diameter. The methane flowed from the bottom of the reactor continuously at a flow rate of 5 ml/minute. The columns were filled with biocover compost landfill mining with layer thickness of 5, 25, 35 and 60 cm. The results showed that the thicker layer of biocover, the higher the efficiency of methane oxidation. The oxidation efficiency obtained in each layer thickness of 15, 25, 35 and 60 cm was 56.43%, 63.69%, 74.58% and 80, 03% respectively, with the rate of oxidation of 0.29 mol m-2 d-1 and the fraction of oxidation of 99%. The oxidation result was supported by the identification of bacteria isolated in this experiment, namely metanotrophic bacteria that have the ability to oxidize methane through the form of methanol metabolite. ABSTRAKPenanganan sampah kota di Indonesia pada umumnya dilakukan pada tempat pemrosesan akhir sampah (TPA), yang sebagian besar dilakukan dengan cara pengurugan (landfilling) yang cenderung bersifat anaerob (tidak ada oksigen). Cara pengurugan ini biasanya dioperasikan lapis perlapis sehingga memungkinkan terjadinya proses anaerob. Pada kondisi ini dipastikan biogas, yaitu gas metana (CH4) dan CO2, akan muncul. Metana adalah gas rumah kaca dengan potensi pemanasan global lebih besar dari CO2, dan dapat mengabsorpsi radiasi infra merah 23 kali lebih efisien dari CO2 pada periode lebih dari 100 tahun. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi gas metana dari landfill yang lepas ke alam adalah dengan mengoksidasinya dengan memanfaatkan material penutup landfill (biocover) sebagai media mikroorganisma pengoksidasi metana. Aplikasi kompos sebagai material penutup landfill merupakan pendekatan dengan biaya rendah untuk mereduksi emisi gas dari landfill sehingga cocok untuk negara berkembang. Biocover yang digunakan pada penelitian ini adalah kompos landfill mining, yaitu kompos yang terdegradasi secara alami di landfill. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kemampuan biocover kompos landfill mining dalam mengoksidasi metana pada ketebalan lapisan tertentu dengan kondisi aliran kontinyu. Tiga buah reaktor kolom yang digunakan terbuat dari flexy glass berukuran tinggi 70 cm dan diameter 15 cm. Gas metana dialirkan dari bawah reaktor secara kontinyu dengan laju alir 5 ml/menit. Kolom diisi dengan biocover kompos landfill mining dengan ketebalan lapisan 5, 25, 35 dan 60 cm. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin tebal lapisan biocover, semakin tinggi efisiensi oksidasi metana. Efisiensi oksidasi yang diperoleh pada setiap ketebalan lapisan 15, 25, 35 dan 60 cm adalah masing-masing 56,43%, 63,69%, 74,58% dan 80,03%, dengan laju oksidasi 0,287 mol m-2 d-1 dan fraksi oksidasi 97%. Hasil oksidasi yang diperoleh tersebut diperkuat dengan identifikasi bakteri yang berhasil diisolasi, yaitu bakteri metanotrofik yang memiliki kemampuan dalam mengoksidasi metana melalui metabolit antara berupa metanol.
- Published
- 2013
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.