6 results on '"Buti Azfiani Azhali"'
Search Results
2. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Diabetes Melitus dengan Persepsi Pencegahan Komplikasi Polineuropati Diabetik
- Author
-
null Rizky Rizal Alfarysyi, null Meike Rachmawati, and null Buti Azfiani Azhali
- Abstract
The World Health Organization (WHO) reported that in 2014, there were 422 million people living with Diabetes Mellitus (DM). The most DM complications were diabetic polyneuropathy (DPN) by 50% compared to other complications. A person's knowledge of a disease, in this case DM, can be the basis for one's perception of choosing disease prevention planning, disease control, and self-management. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge type 2 DM with the perception prevention of DPN complications in adults in Kujangsari Village, Bandung City. This study used an analytic study method with a cross-sectional approach, analyzed by using the Chi-square test. The subjects of this study were 60 adults over 30 years old in Kujangsari Village, Bandung City and the sample was taken using simple random sampling method. The data of this study were obtained from a questionnaire on knowledge level of type 2 DM and a questionnaire for assessing the perception of DPN complications prevention. The results of the study obtained by most adults were having good knowledge about type 2 DM as many as 57 people (97%) and perception prevention of complications DPN as many as 55 people (92%). The results of the data analysis research showed that there was a significant relationship between the level of knowledge about type 2 DM with the perception of the prevention DPN complications. This research illustrates that a good level of knowledge type 2 DM can be a supporting factor to form a perception prevention of complications DPN which is also positive. Abstrak. World Health Organization (WHO) melaporkan terdapat 422 juta jiwa orang yang hidup dengan Diabetes Melitus (DM di dunia pada tahun 2014, Komplikasi DM paling banyak adalah polineuropati diabetik (PND) sebesar 50% dibandingkan komplikasi lain. Pengetahuan seseorang terhadap suatu penyakit dalam hal ini DM, dapat menjadi dasar persepsi seseorang memilih perencanaan pencegahan penyakit, pengendalian penyakit, dan manajemen diri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan DM tipe 2 dengan persepsi pencegahan komplikasi PND pada orang dewasa di Kelurahan Kujangsari Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode studi analitik dengan pendekatan potong lintang, dianalisis dengan uji Chi-square. Subjek penelitian ini adalah orang dewasa di atas 30 tahun di wilayah Kelurahan Kujangsari Kota Bandung berjumlah 60 responden dan sampel tersebut diambil dengan menggunakan metode simple random sampling. Data penelitian ini diperoleh dari kuesioner tingkat pengetahuan DM tipe 2 dan kuesioner penilaian persepsi pencegahan komplikasi PND. Hasil penelitian yang diperoleh orang dewasa yang terbanyak adalah memiliki pengetahuan yang baik tentang DM tipe 2 sebanyak 57 orang (97%) dan persepsi terhadap pencegahan komplikasi PND yang positif sebanyak 55 orang (92%). Hasil analisis data menunjukkan terhadap hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang DM tipe 2 dengan persepsi pencegahan komplikasi PND. Hasil bahwa tingkat pengetahuan DM tipe 2 yang baik dapat menjadi faktor pendukung terhadap pembentukan persepsi pencegahan komplikasi PND yang juga positif..
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
3. Hubungan Stunting dengan Kerentanan Penyakit pada Anak Usia 1–5 Tahun di Desa Panyirapan Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung
- Author
-
Herry Garna, Nisa Lathifah Rohmatika, and Buti Azfiani Azhali
- Abstract
Stunting adalah kondisi balita yang memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibanding dengan usia. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang memiliki nilai z-score
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Anak Jalanan di Tambun Selatan Kota Bekasi
- Author
-
Titik Respati, Herry Garna, Lisa Adhia Garina, Atia Mansoorah, and Buti Azfiani Azhali
- Abstract
Anak jalanan masih menjadi masalah di Indonesia khususnya Kecamatan Tambun Selatan, Kota Bekasi yang mewakili daerah kumuh dan tingkat kriminal yang tinggi. Lingkungan memengaruhi perilaku anak jalanan yang identik dengan kelalaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik anak jalanan dengan PHBS di Kecamatan Tambun Selatan, Kota Bekasi. Penelitian dilakukan dari Januari−Juli 2018. Instrumen berupa kuesioner dan wawancara tentang karakteristik, mencuci tangan, sikat gigi, buang air besar di toilet, dan merokok pada anak jalanan usia 7−18 tahun, tidak hidup nomaden, dapat membaca dan menulis, serta dapat mengikuti pendidikan dari awal hingga akhir. Metode penelitian merupakan cross sectional dengan desain penelitian analitik kategorik tidak berpasangan, uji chi square, Fisher’s Exact, Goodman dan Kruskal Tau, dan Kendall’s Tau-b. Mayoritas dari 80 orang adalah 44 perempuan, 57 orang berusia 7−12 tahun, dan 47 orang berpendidikan sekolah dasar (SD). Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik jenis kelamin dan PHBS (nilai p=0,04). Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik status pendidikan dan PHBS (nilai p=0,049). Kesimpulannya, mayoritas anak jalanan di Kecamatan Tambun Selatan tergolong tidak ber-PHBS, namun perempuan lebih ber-PHBS dibanding dengan laki-laki dan status pendidikan SD lebih ber-PHBS dibanding status pendidikan lain. CLEAN AND HEALTHY LIFE BEHAVIOR (PHBS) OF STREET CHILDREN IN TAMBUN SELATAN BEKASI CITY Street children are still a problem in Indonesia especially Tambun Selatan Sub-district, Bekasi City that represent slum area and high criminal rate. The environment influences the behavior of street children that is identical with the neglect of clean and healthy life behavior so that this research was done to know the characteristic relationship with the clean and healthy life behavior of street children in Tambun Selatan Sub-district, Bekasi City conducted from January to July 2018. The instrument was conducted by giving questionnaires and interviews about the characteristics of street children, hand washing, toothbrush, defecate in the toilet, and smoking to street children aged 7−18 years, not living nomadic, can read and writing, and willing to take part from the beginning to the end. This study was a cross sectional research with unpaired categorical analytic analytic research design, using Chi Square, Fisher’s Exact, Goodman and Kruskal Tau, and Kendall’s Tau-b statistical test. The majority from 80 people were 44 girls, 57 people aged 7−12 years, and 47 people elementary school educated. There was a significant relationship between sex and clean and healthy life behavior (p=0.04). In addition, there was a significant relationship between the status of education and clean and healthy life behavior (p=0.049). In conclusions, the majority of street children in Tambun Selatan Sub-district are classified as not good in clean and healthy life behavior but girl is better than boy and elementary school education status is better than other education status.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
5. Kejadian HIV pada Anak Balita di Jawa Barat Periode Tahun 2014–2016
- Author
-
Caecielia Caecielia, Buti Azfiani Azhali, Budiman Budiman, Tony S Djajakusumah, and Nia Yulia Susanti
- Subjects
Gynecology ,medicine.medical_specialty ,business.industry ,medicine ,Human immunodeficiency virus (HIV) ,medicine.disease_cause ,business - Abstract
Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Di Indonesia perempuan usia reproduktif dengan HIV masih tinggi pada periode Januari sampai Maret tahun 2014 berjumlah 13.023 kasus, kemudian meningkat pada periode April sampai Juni tahun 2014 menjadi 30.542 kasus. Hal ini berdampak apabila perempuan usia reproduktif hamil dengan HIV dapat meningkatkan risiko bayi yang lahir dengan HIV positif. Intervensi lebih dini dengan mengikuti pelayanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) dapat menurunkan angka kejadian HIV pada anak balita. Penelitian ini bertujuan melihat kejadian HIV pada anak balita di Provinsi Jawa Barat dan untuk melihat bagaimana layanan PPIA di Provinsi Jawa Barat periode tahun 2014–2016. Penelitian dilakukan studi ekologi kualitatif deskriptif observasional untuk melihat jumlah kasus infeksi HIV pada anak balita di Jawa Barat periode tahun 2014 sampai 2016. Penelitian menggunakan data tersier dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian HIV pada anak balita di Jawa Barat pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibanding dengan tahun 2014, sedangkan pada tahun 2016 dan 2015 tidak terdapat perubahan kejadian HIV pada anak balita di Jawa Barat. HIV INCIDENCE IN CHILDREN UNDER FIVE IN WEST JAVA PERIOD YEAR 2014–2016 Human immunodeficiency virus (HIV) is a virus that attacks the human immune system. In Indonesia, women of reproductive age with HIV were still high in the period of January to March 2014 was 13,023 cases and then increased in the April to June 2014 period to 30,542 cases. It has an impact if women of reproductive age pregnant with HIV can increase the risk of babies born with HIV positive. Early intervention by following prevention services for mother-to-child HIV transmission (PPIA) can reduce the incidence of HIV in children under five. This study aimed to know the incidence of HIV in children under five in the province of West Java and to know how PPIA services in the province of West Java in the period 2014–2016. Observational descriptive quanlitative ecology study was conducted to know the number of cases of HIV infection in children under five in West Java in the period 2014 to 2016. The study used tertiary data from the provincial health office of West Java. The results showed that the incidence of HIV in children under five in West Java in 2015 had increased compared to 2014 while in 2016 and 2015 there was no change in the incidence of HIV in children under five in West Java.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
6. Efek Antibakteri Ekstrak Aquades Buah Kurma (Phoenix dactylifera L.) Varietas Ajwa terhadap Staphylococcus aureus Secara In Vitro
- Author
-
Usep Abdullah Husin, Ratna Dewi Indi Astuti, Titik Respati, Buti Azfiani Azhali, and Lu'lu Ulul Albab
- Abstract
Penemuan antimikrob menjadi hal yang sangat penting dalam pengobatan dan kemajuan medis. Tantangan dalam pengobatan menggunakan antibiotik adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik yang digunakan. Salah satu bakteri yang mengalami resistensi adalah Staphylococcus aureus . Oleh karena itu, diteliti alternatif pengobatan dengan menggunakan tumbuhan yang berpotensi memiliki kemampuan antibakteri. Buah kurma varietas Ajwa telah diteliti memiliki beberapa senyawa aktif yang berpotensi sebagai antibakteri dan antioksidan. Kurma Ajwa juga telah disebutkan di dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek antibakteri ekstrak akuades buah kurma Ajwa dengan melihat luas zona hambat serta konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM) pada Staphylococcus aureus . Penelitian ini menggunakan metode ekperimental secara in vitro dan bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan menggunakan sumuran dan metode dilusi padat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Mikrobiologi Poltekkes Bandung. Didapatkan rerata hasil zona hambat adalah 5,87 mm yang termasuk kategori sedang, KHM pada konsentrasi 50%, dan KBM belum dapat ditemukan. Berdasar atas uji statistik, hasil penelitian uji difusi menunjukkan bahwa ekstrak akuades buah kurma ( Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa berpengaruh menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus . ANTIBACTERIAL EFFECT OF EXTRACT AQUADES AJWA DATE ( PHOENIX DACTYLIFERA L.) AGAINST STAPHYLOCOCCUS AUREUS IN VITRO The discovery of antimicrobials has been significantly important for current treatments and the future developments in the medical field. One of the challenges faced in the usage of antibiotics is the resistance imposed by the bacteria towards the antibiotics itself. An example of such bacteria that experiences thisresistance is Staphylococcus aureus . As a result, studies regarding alternatives of treatments, specifically those utilizing various plants that may potentially have antibacterial properties are conducted. Previous studies have already shown that date palms of the Ajwa variety, known as Phoenix dactylifera , contains several active compounds that are potential antioxidants and exhibit antibacterial properties. The Ajwa date palm has also been mentioned in several scriptures of the Al-Quran and Al-Hadits . The objective of this study was to understand the antibacterial properties of aquadest-extracted Phoenix dactylifera through the measurement of the area of the zone of inhibition, the minimum inhibitory concentration (MIC), and the minimum bactericidal concentration (MBC) of Staphylococcus aureus . This study involves the use of an experimental method, known as in vitro, and is also a descriptive observational study with a quantitative approach. The methodology used consists of the well diffusion method and the solid dilution method. This study was conducted at Laboratorium Terpadu Mikrobiologi Poltekkes Bandung. The results of this study show an average zone of inhibition of 5.87 mm which is categorized as medium, a minimum inhibitory concentration of 50%, and a minimum bactericidal concentration that is yet to be found. Based on statistical tests, the result of the diffusion method shows that the aquadest-extracted Phoenix dactylifera is influential in inhibiting the growth of the Staphylococcus aureus bacteria.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.