Search

In sports psychology, to improve athlete achievement, in addition to physiological factors, other factors influence an athlete's success, namely psychological factors. Psychological readiness is the readiness possessed by athletes before a match or during a match. Psychological readiness is one of the determining factors for the success of athletes in achieving achievements during matches. This study aims to analyze the determinants of the psychological readiness of athletic athletes. The research method uses descriptive qualitative methods with data collection techniques through focus group discussions. In the competition, psychological factors are needed more than physiological factors. This study showed that 90% of psychological factors affect performance in matches, and physiological factors influence 10%. This study found factors related to the psychological readiness of athletic athletes, namely coping, emotional regulation, self-regulation, and self-confidence. Athletes in training and competition need these factors. Problems that can disrupt the psychology of athletes in competing will result in achievements. This study's results can benefit trainers in integrating psychological approaches into physical exercise programs., Dalam psikologi olahraga, untuk meningkatkan prestasi atlet, selain faktor fisiologis, faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan seorang atlet, yaitu faktor psikologis. Kesiapan psikologis adalah kesiapan yang dimiliki oleh atlet sebelum pertandingan atau saat pertandingan. Kesiapan psikologis merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atlet dalam meraih prestasi selama pertandingan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kesiapan psikologis atlet atletik. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui focus group discussion. Dalam kompetisi, faktor psikologis lebih dibutuhkan daripada faktor fisiologis. Penelitian ini menunjukkan bahwa 90% faktor psikologis mempengaruhi kinerja dalam pertandingan, dan faktor fisiologis mempengaruhi 10%. Penelitian ini menemukan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan psikologis atlet atletik, yaitu koping, regulasi emosi, regulasi diri, dan kepercayaan diri. Atlet dalam latihan dan kompetisi membutuhkan faktor-faktor ini. Permasalahan yang dapat mengganggu psikologi atlet dalam bertanding akan berakibat pada prestasi. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pelatih dalam mengintegrasikan pendekatan psikologis ke dalam program latihan fisik.

*ABSTRAK* Penelitian ini dibuat sebagai salah satu sarana untuk mengetahui bahwa dengan penerapan pendekatan modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar melompat untuk siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Metode Penelitian tindakan kelas atau biasa juga si sebut classroom action research. Dalam penggunaan metode penelitian tindakan peneliti menggunakan dua siklus akan tetapi dalam setiap siklus terdiri dari dua tindakan. Instrumen yang digunakan untuk peningkatan gerak dasar melempar yaitu sikap awal, pelaksanaan, dan sikap akhir. Syarat penilaian ketuntasan mengacu pada standar nilai ktriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Sementara itu alat ukur untuk hasil peningkatan gerak dasar melompat menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan pendekatan modifikasi media dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar baik itu sikap awal, pelaksanaan, dan sikap akhir. Hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa dengan penerapan pendekatana modifikasi media dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar melompat mulai dari sikap awal, pelaksanaan, dan sikap akhir. Penigkatan tersebut ditunjukan melalui hasil peningkatan berupa presentasi setiap siklusnya. Data awal 85% tidak memenuhi syarat penilain atau tidak tuntas 15% dalam status tuntas. Data siklus I menunjukan hasil 65% dengan status tidak tuntas dan 35% pada status tuntas. Data siklus II menunjukan hasil 10% dengan status tidak tuntas dan 90% pada status tuntas. Sehingga jika proses pembelajaran di susun baik dalam perencanaan serta pelaksanaan seperti sebelumnya dapat diduga akan baik serta memuaskan seperti apa yang dilakukan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan modifikasi media dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar melompat siswa. Kata kunci : Penelitian tindakan kelas, gerak dasar melempar dan menangkap, modifikasi media *ABSTRACT* This research was made as a means to find out that the application of a modified learning media approach can improve jump learning outcomes for students. The research method used in this research is the Classroom Action Research Method or also known as Classroom Action Research. In using action research methods, researchers use two cycles, but each cycle consists of two actions. The instruments used to improve the basic throwing motion are initial attitude, execution, and final attitude. The requirements for completeness assessment refer to the standard minimum completeness criterion score (KKM), which is 75. Meanwhile, the measurement tool for the results of increasing the basic jumping motion uses an observation sheet. The results of the study showed that the application of the media modification approach could improve the basic throwing motion skills, both the initial stance, execution and final stance. The results of the research that has been carried out show that the application of the media modification approach can improve the basic movement abilities of jumping starting from the initial attitude, execution, and final attitude. The increase is shown through the results of the increase in the presentation of each cycle. Initial data 85% does not meet the assessment requirements or incomplete 15% is in the status of completion. Cycle I data shows results of 65% with incomplete status and 35% in completed status. Cycle II data shows results of 10% with incomplete status and 90% in completed status. So if the learning process is structured both in planning and implementation as before it can be expected that it will be as good and satisfying as what was done in this study. Based on the results of the research conducted, it can be concluded that the application of a media modification approach can improve learning outcomes for students' basic jumping motions. Keywords: Classroom action research, basic movements, basic jumping movements, modification of learning media

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui motivasi siswa mengikuti pembelajaran praktik Atletik di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan metode survey dengan teknik tes pengukuran menggunakan rumus persentase. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas XII SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur berjumlah 118 siswa teknik pengambilan sampel menggunakan rumus simple random sampling dengan 25% dari jumlah populasi sehingga dapat sampel yaitu 30 siswa. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket terdiri 40 pernyataan, yang terdiri 20 pernyataan motivasi dari dalam dan 20 pernyataan motivasi dari luar yang masing-masing 30 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif. Hasil penelitian berdasarkan survei motivasi siswa mengikuti pembelajaran praktik Atletik di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur secara keseluruhan untuk persentase sangat tinggi 0%, Tinggi 13,3% dengan jumlah 4 siswa, sedang 60% dengan jumlah 18 siswa, kurang 26,7% dengan jumlah 8 siswa, dan sangat rendah 0%. Untuk motivasi siswa mengikuti pembelajaran praktik atletik faktor dari dalam dikategorikan kurang dengan persentasi 53,3%, dan faktor dari luar dikategorikan sedang dengan persentase 46,7%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa mengikuti pembelajaran praktik atletik di SMA Negeri 4 Tanjung Jabung Timur secara keseluruhan dikategorikan sedang dengan persentase 60%.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik atlet nomor lari pada club atletik mandiri Kota Ternate. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Subjek penelitian ini adalah atlet nomor lari putra club Atletik Mandiri Kota Ternate yang berjumlah 15 atlet. Instrumen yang digunakan adalah kekuatan dengan tes leg dynamometer, kecepatan dengan tes lari 60 meter, daya ledak (power) otot tungkai dengan tes vertical jump dan daya tahan kardiorespirasi dengan tes lari 12 menit. Hasil penelitian tentang kondisi fisik atlet nomor lari club Atletik Mandiri Kota Ternate menunjukkan bahwa jumlah atlet yang memperoleh kategori baik Sekali sebanyak 1 atlet dengan presentasi sebesar 6,67% , jumlah atlet yang memperoleh kategori baik sebanyak 5 atlet dengan presentasi sebesar 33,33%, jumlah atlet yang memperoleh kategori cukup sebanyak 4 atlet dengan presentasi sebesar 26,67%, jumlah atlet yang memperoleh kategori kurang sebanyak 4 atlet dengan presentasi sebesar 26,67% sedangkan jumlah atlet yang memperoleh kategori kurang Sekali adalah 1 atlet dengan presentasi sebesar 6,67%.Frekuensi terbanyak pada kategori baik sehingga dapat diketahui tingkat kondisi fisik pada atlet nomor lari club atletik Mandiri Kota Ternate dalam kategori baik.

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR LARI JARAK PENDEK ABSTRAK Barkah Sekar Kalih BarkahSekarKalih_9903820020@mhs.unj.ac.id Pendidikan Jasmani, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, Indonesia. Jl. Rawamangun Muka Jakarta Timur Indonesia 13220 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran dan motivasi terhadap hasil belajar lari jarak pendek. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 15 Depok kelas VII. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain treatment by level 2x2. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 60 orang. Pengumpulan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Teknik analisis data adalah analisis varians dua jalur (ANAVA) dan dilanjutkan dengan uji Tukey pada tingkat signifikan ɑ = 0,05. Untuk menguji normalitas data, mengggunakan uji kolmogorv-smirnov dan uji homogenitas menggunakan uji levene. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Secara keseluruhan media pembelajaran visual lebih baik daripada penggunaan media pembelajaran audio berdasarkan nilai F(OA) = 21,11 dengan p-value = 0,000 < 0,05. (2) Terdapat pengaruh interaksi antara media pembelajaran dan motivasi terhadap hasil belajar lari jarak pendek berdasarkan nilai F(OAB) = 11,128 dengan p-value = 0,002 < 0,05. (3) Hasil belajar lari jarak pendek anak dengan media pembelajaran visual yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik daripada hasil belajar lari jarak pendek anak anak dengan media pembelajaran audio yang memiliki motivasi belajar tinggi berdasarkan Qhitung = 15,01 > Qtabel (0,05;4:30) = 3,85. (4) Hasil belajar lari jarak pendek dengan media visual dan media audio pada motivasi belajar rendah tidak terdapat perbedaan secara nyata atau signifikan berdasarkan nilai Qhitung = 2,39 < Qtabel (0,05;4:30) = 3,85. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Motivasi, Lari Jarak Pend THE EFFECT OF LEARNING MEDIA AND MOTIVATION ON LEARNING RESULT SHORT DISTANCE RUNNING ******** ABSTRACT Barkah Sekar Kalih BarkahSekarKalih_9903820020@mhs.unj.ac.id Physical Education, State University Of Jakarta, Jakarta, Indonesia, Jl.Rawamangun Muka Jakarta Timur Indonesia 13220 This study aims to determine the effect of learning media and motivation on the short distance running learning achievement. This research was conducted at SMPN 15 Depok class VII. This research uses experimental research method with treatment by level 2x2 design. The sample in this study consisted of 60 people. The sample collected by using simple random sampling technique. The data analysis technique was a two-way analysis of variance (ANAVA) and continued with the Tukey test at a significant level = 0.05. The normality of the data tested by, using the Liliefors test and the homogeneity of the data test by using the Barlett test. The results of this study indicate that (1) The results of short distance running learning archivement with visual learning media are higher than of short distance running learning archivement with audio learning media, based F(OA) = 21,11 with p-value = 0,000 < 0,05. (2) There is an interaction of learning media and motivation on result based on F(OAB) = 11,128 with p-value = 0,002 < 0,05. (3) The short distance running learning archivement of sample with visual learning media and high learning motivation is higher than the short distance running learning archivement of sample with audio learning media and high learning motivation based on Qcount = 15,01 > Qtable = 3,85. (4) There is no significant the short distance running learning achievement result with visual media and audio media on low learning motivation based on the value of Q count = 2.39 < Q table = 3,85. Keywords: Learning Media, Motivation, Short Distance Running

Tujuan penelitian ini mengembangkan model pembelajaran tolak peluru gaya menyamping pada Siswa/Siswi SMP. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan dari Robert Maribe Branch yaitu model ADDIE (Analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi). Tahap implementasi diterapkan pada 30 siswa kelas VII SMP Negeri 9 Pangkalpinang, 30 siswa kelas VII SMP Negeri 7 Pangkalpinang dan 30 peserta didik di SMP Negeri 3 Pangkalpinang. Sehingga total subjek pada penelitian ini adalah 90 orang. Dalam penelitian pengembangan ini, data yang digunakan adalah data yang menggunakan instrument berupa angket kelayakan produk pengembangan dan instrument kemampuan tolak peluru gaya menyamping test. Uji paired Sample T-Test melalui aplikasi SPSS.26 diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata antara pre-test dan post-test pada peserta didik kelas VII SMP negeri 9 pangkalpinang, kelas VII SMP Negeri 7 Pangkalpinang dan SMP Negeri 3 Pangkalpinang. Kemudian, mean difference antara pre-test dan post-test adalah sebesar 14.833. Temuan ini menunjukkan bahwa program model pembelajaran tolak peluru gaya menyamping untuk siswa sekolah menengah pertama berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan tolak peluru. ***** The purpose of this study is to develop a sideways style shot put learning model for junior high school students. This study uses a research and development model from Robert Maribe Branch, namely the ADDIE model (Analysis, design, development, implementation, and evaluation). The implementation phase is applied to class VII students at SMP Negeri 9 Pangkalpinang, class VII students at SMP Negeri 7 Pangkalpinang and class VII students at SMP Negeri 3 Pangkalpinang. So the total subjects in this study were 90 people. In this development research, the data used is data that uses instruments in the form of a questionnaire on the feasibility of developing a product and an instrument for the ability to shot put on the sideways style test. Paired Sample T-Test through the SPSS.26 application obtained the value of Sig. (2-tailed) of 0.000 < 0.05, it was concluded that there was an average difference between the pre-test and post-test on junior high school students. Then, the mean difference between pre-test and post-test is 14,833. This finding shows that the sideways style bullet put learning model program for junior high school students has a significant effect on increasing shot put ability Keywords: model; ADDIE; shot put; sideways style

Penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan pada pembelajaran atletik nomor tolak peluru karena keterbatasan media pembelajaran tolak peluru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Pada penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dengan model pengembangan ADDIE: Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation. Proses penilaian desain produk melibatkan ahli pembelajaran atletik dan ahli media pembelajaran. Pengujian media pembelajaran diberikan pada perwakilan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tugu dengan sampel uji coba kelompok kecil 14 siswa dan uji coba kelompok besar 28 siswa. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa pengembangan media pembelajaran tolak peluru dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran tolak peluru. Hal ini diperoleh dari hasil penelitian dengan persentase nilai dari hasil uji coba kelompok kecil dengan nilai rata-rata 82% (kategori baik) dapat digunakan dan dari hasil uji coba kelompok besar dengan nilai rata-rata 82,71% (kategori baik) dapat digunakan.

Penelitian Pengembangan Model Pembelajaran Fundamental Motor Skills Berbasis Team Games Tournament (TGT) untuk Anak Kelas Atas Sekolah Dasar bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran Fundamental Motor Skills dengan dasar kompetisi. Pembelajaran Gerak melalui permainan kompetisi kelompok sesuai tahapan dalam Tipe TGT ini dapat menciptakan sikap positif pada anak dalam mengembangkankerjasama, percaya diri, mandiri serta bertanggung jawab dengan apa yang mereka lakukan dan usahakan untuk diri sendiri dan kelompok. Pengembangan model pembelajaran ini, di implementasikan dengan konsep pembelajaran gerak langsung pada konteks pembelajaran dan kompetisi kelompok. Sehingga pengembangan keterampilan danpengembangan gerak anak di pandang akan lebih berkembang secara optimal karena dihadapkan dengan siatuasi nyata yang harus dilakukan, bukan suatu pembelajaran gerak dasar konvensional yang bersifat drilling atau pengulangan untuk memperoleh kecakapan gerak. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Research and Development(R&D) Borg and Gall, dalam mengembangkan Fundamental Tournament Models terlebih dahulun melalui validasi ahli dan praktisi yang selanjutnya di lakukan ujicoba kelompok kecil pada sekolah dasar SDN Kalangsurya III berjumlah 10 siswa dan Ujicoba kelompok besar pada sekolah SDIT Salman Al-Farisy Rengasdengklok berjumlah 20 siswa, dari tahapan tersebut menghasilkan “Fundamental Tournament Models” yang dinyatakan layak di terapkan pada anak kelas atas sekolah dasar. Kemudian berlanjut pada uji efektivitas yang dilaksanakan di Kabupaten Bekasi yaitu SDN Bantarjaya 01 sebagai kelas eksperimen dan SDN Sumberurip 01 sebagai kelas kontrol. Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu Fundamental Motor Skills Assessment (FMSA) berupa tes gerak dasar yang standar dan baku dengan 10 item. Dari hasil uji efektifitas terhadap 20 variasi model pembelajaran “Fundamental Tournament Models” diperoleh dari hasil uji N-Gain hasil mean kelompok eksperimen sebesar 53.078 dan mean kelompok kontrol sebesar 10.916. Hasil Uji Independent sampel test bagian Equal variances not assumed diketahui Sig. (2- tailed) sebesar 0,00 < 0,05, nilai t t hitung sebesar 10.713 > t tabel 2,024, maka berdasarkan pengambilan keputusan melalui hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada perbedaan rata-rata hasil Fundamental Motor Skill Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol atau kata lain penerapan Pengembangan Model Pembelajaran Fundamental Motor Skills Berbasis Team Games Tournament (Fundamental Tournament Models) untuk Anak Kelas Atas Sekolah Dasar yang diberikan kepada kelompok eksperimen menghasilkan hasil yang berbeda dan lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan perlakuan pembelajaran gerak dasar secara konvensional. ********** Research on Development of Fundamental Motor Skills Learning Model Based on Team Games Tournament (TGT) for Upper Grade Elementary School Children aims to develop a Motor Skills Fundamental learning model based on competition. The development of this learning model is implemented with the concept of direct motion learning in the context of learning and group competition. This study uses the Research and Development (R&D) Borg and Gall development model, in developing the Fundamental Tournament Models first through expert and practitioner validation, which is then carried out in small group trials at SDN Kalangsurya III elementary schools totaling 10 students and large group trials at SDIT schools. Salman Al-Farisy Rengasdengklok totaled 20 students, from this stage produced "Fundamental Tournament Models" which were declared feasible to be applied to upper grade elementary school children. The test instrument used in this study is the Fundamental Motor Skills Assessment (FMSA) in the form of a standard and standardized basic movement test with 10 test items. From the results of the effectiveness test on 20 variations of the "Fundamental Tournament Models" learning model, it was obtained from the results of the N-Gain test, the results of the experimental group mean of 53,078 and the control group's mean of 10,916. The results of the Independent sample test for the Equal variances not assumed part are known to Sig. (2-tailed) of 0.00 < 0.05, the value of t count is 10,713 > t table of 2,024, so based on decision making through the results obtained, it can be concluded that the Development of Motor Skills Fundamental Learning Models Based on Team Games Tournament (Fundamental Tournament Models) for Elementary School Upper Grade Children who were given to the experimental group produced different and better results compared to the control group with conventional basic movement learning treatment.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis gerak keterampilan atletik nomor lari sprint 100 meter siswa SMP Negeri 14 Muaro Jambi. Berdasarkan analisis data, deskripsi, hasil penelitian, dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian analisis gerak keterampilan atletik lari sprint 100 meter siswa SMP Negeri 14 Muaro Jambi, keterampilan dirincikan sebagai berikut: siswa yang berada pada kategori kurang sekali 5 dengan persentase sebesar (25%). Siswa yang berada pada kategori kurang 2 dengan persentase sebesar (10%). Siswa yang berada pada kategori baik 9 dengan persentase sebesar (45%). Siswa yang berada pada kategori baik sekali 4 dengan persentase sebesar (20%). Hasil penilaian analisis gerak keterampilan atletik nomor lari sprint 100 meter siswa berada pada kategori baik. Penguasaan teknik gerak keterampilan nomor lari sprint 100 meter siswa sangat penting untuk berlari saat berlomba dan kecepatan sangat penting untuk mempertahankan kemenangan dengan waktu yang sangat cepat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis gerak keterampilan nomor lari sprint 100 meter siswa SMP Negeri 14 Muaro Jambi berada kategori baik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Hubungan antara power otot lengan terhadap hasil tolakan tolak., 2) Hubungan antara balance terhadap hasil tolakan tolak peluru, 3) Hubungan antara power otot lengan dan balance terhadap hasil tolakan tolak peluru. Pengambilan data penelitian dilaksanakan dari tanggal 18 Desember 2021 yang bertempat di Stadion Atletik Ragunan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan studi korelasi. Penelitian ini bersifat korelasional yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel. Populasi penelitian ini adalah Seluruh siswa SMAN 116 Ragunan, dan sampelnya berjumlah 15 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen pada penelitian ini berupa tes daya ledak otot lengan berupa two handed medicine ball throw, tes keseimbangan berupa test of positional balance, dan tes tolak peluru. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah menggunakan uji t. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) terdapat hubungan yang berarti antara Power Otot Lengan dengan Hasil Tolakan Tolak Peluru, dengan persamaan garis linier Ŷ = -0,566 + 2,046X₁ koefesien korelasi ry₁ = 0,582, 2) Kedua, terdapat hubungan yang berarti antara Balance dengan Hasil Tolakan Tolak Peluru, dengan persamaan garis linier Ŷ = -9,681 + 0,186X₂, koefesien korelasi ry₂ = 0,573, 3) Ketiga, terdapat hubungan yang berarti antara Power Otot Lengan dan Balance dengan Hasil Tolakan Tolak Peluru, dengan persamaan garis linier Ŷ = - 9,392 + -1,407X₁ + 0,125 X₂, koefesien korelasi ry₁-₂ = 0,673. The purpose of this study was to determine 1) the relationship between arm muscle power and the results of the repulsion, 2) the relationship between balance and the results of the shot put, 3) the relationship between arm muscle power and balance on the results of the shot put. Research data collection was carried out from December 18, 2021 at the Ragunan Athletic Stadium. The research method used is a quantitative research method with a correlation study. This research is correlational, namely to find out how big the relationship between variables is. The population of this research is all students of SMAN 116 Ragunan, and the sample is 15 people using purposive sampling technique. The instrument in this study was a test of arm muscle explosive power in the form of a two handed medicine ball throw, a balance test in the form of a test of positional balance, and a shot put test. The statistical analysis technique used is the t test. The results of data analysis show that 1) there is a significant relationship between Arm Muscle Power and Bullet Rejection Results, with the linear equation = -0.566 + 2.046X₁ correlation coefficient ry₁ = 0.582, 2) Second, there is a significant relationship between Balance and Results Bullet Rejection, with a linear line equation = -9.681 + 0.186X₂, correlation coefficient ry₂ = 0.573, 3) Third, there is a significant relationship between Arm Muscle Power and Balance with Bullet Rejection Results, with a linear equation = -9.392 + -1.407X₁ + 0.125 X₂, correlation coefficient ry₁- ₂ = 0.673.

Penelitian ini menghasilkan produk model pembelajaran lempar lembing melalui pendekatan inquirí pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran lempar lembing untuk siswa SMP. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian pengembangan (research and development) untuk mendapatkan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuannya. Tujuan dari pengembangan model pembelajaran ini yaitu sebagai referensi pembelajaran bagi para pengajar maupun pelatih dalam memberikan pembelajaran yang menanarik siswa agar semangat dan gembira saat pembelajaran berlangsung. Untuk mencapai tujuan dan keefektifannya, model ini sudah di validasi oleh tiga pakar yang merupakan sarjana olahraga dari Universitas Negeri Jakarta yang ahli di bidang Pembelajaran, Permainan dan Atletik itu sendiri. dari hasil validasi ahli, menghasilkan dari 10 model pembelajaran yang dikembangkan peneliti dan ke 10 model final ini sudah dapat diterapkan dalam pembelajaran lempar lembing di sekolah menengah pertama. Kata Kunci : model pembelajaran, lempar lembing, inquiri, atletik THE JAVELIN THROWING LEARNING MODEL THROUGH THE INQUIRY APPROACH FOR VIII CLASS STUDENTS OF SMP NEGERI 8 CITY OF TANGERANG SELATAN ABSTRACT This research produces a javelin-throwing learning model product through an inquiry approach to class VIII students of SMP Negeri 8 South Tangerang City, aiming to produce a javelin throwing learning model for junior high school students. This research was conducted using research and development methods to obtain a learning model that is in accordance with its objectives. The purpose of developing this learning model is as a learning reference for teachers and trainers in providing learning that attracts students so that they are enthusiastic and happy when learning takes place. To achieve its goals and effectiveness, this model has been validated by three experts who are sports scholars from the Jakarta State University who are experts in the fields of Learning, Games and Athletics itself. from the results of expert validation, the results of the 10 learning models developed by researchers and the 10 final models can already be applied in learning javelin throwing in junior high schools. Keywords: learning model, javelin throwing, inquiri, athletics

This study aims to determine the difference between the learning method (A) which consists of the whole method (A1), part learning (A2) and the combination method (A3) by involving the moderator variable learning motivation (B) in increasing the dependent variable, namely discus throwing skills ( Y). This study used a 3 x 2 factorial experimental method with the population used as the target population of the study were 134 male students of SMP Negeri 24 Makassar. Sampling using purposive sampling technique by selecting 27% of the highest score data amount and 27% of the lowest score refers to the Verducci theory. Hypothesis test results 1) Thewhole method value is higher than the part method value (A1 x A2) with a p-value of 0.002 (H1 accepted). 2) The whole method value is higher than the combined method value (A1 x A3) with a p-value of 0.02 (H1 accepted). 3) The value of the part method is higher than the value of the combination method. (A2 x A3), with p-value 0.006 (H1 accepted). 4) There is an interaction between the learning method and learning motivation (interaction effect) with p-value = 0.000 (significant). 5) The whole method score is higher than the part method score in the high motivation student category (A1B1XA2B1), with a p-value of 0.0000 (H1 accepted). 6) The whole method score is higher than the combined method score in the high motivation student category (A1B1XA3B1), with a p-value of 0.0000 (H1 accepted). 7) The value of the part method is higher than the value of the combination method in the category of students with high motivation (A2B1XA3B1), with a p-value of 0.000 (H1 accepted). 8) The whole method score is lower than the part method score in the category of students with low motivation (A1B2xA2B2), with a p-value of 0,411 (H1 is rejected). 9) The whole method score is lower than the combined method score in the low Motivation student category (A1B2xA3B2), with a p-value of 0,0155 (H1 accepted). 10) The value of the part method is lower than the value of the combination method in the category of students with low motivation (A2B2xA3B2), with a p-value of 0,026 (H1 accepted). Thus it can be concluded that the whole learning method is better than the part or combination method. Furthermore, for students with high motivation, it turns out that the whole method is more superior than the part method or the combination method. On the other hand, in the category of students with low motivation, it turns out that the combination method is better than the part method and the whole method in improving disc throwing skills. Keywords: discus throw skills, learning methods, motivation to learn, ********* ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara metode pembelajaran (A) yang terdiri dari metode keseluruhan (A1), metode bagian (A2) dan metode kombinasi (A3) dengan melibatkan variabel moderator motivasi belajar (B) dalam meningkatkan ketergantungan Variabel yaitu keterampilan melempar cakram (Y). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen faktorial 3 x 2 dengan populasi yang dijadikan target penelitian adalah 134 siswa putra SMP Negeri 24 Makassar. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan memilih 27% dari jumlah data skor tertinggi dan 27% skor terendah mengacu pada teori Verducci. Hasil uji hipotesis 1) Nilai metode keseluruhan lebih tinggi dari nilai metode bagian (A1 x A2) dengan p-value 0,002 (H1 diterima). 2) Nilai seluruh metode lebih tinggi dari nilai metode gabungan (A1 x A3) dengan nilai p 0,02 (H1 diterima). 3) Nilai metode bagian lebih tinggi dari nilai metode kombinasi. (A2 x A3), dengan nilai-p 0,006 (H1 diterima). 4) Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar (pengaruh interaksi) dengan p-value = 0,000 (signifikan). 5) Skor metode keseluruhan lebih tinggi dari skor metode bagian pada kategori siswa motivasi tinggi (A1B1XA2B1), dengan p-value 0,0000 (H1 diterima). 6) Skor metode keseluruhan lebih tinggi dari skor metode kombinasi pada kategori siswa motivasi tinggi (A1B1XA3B1), dengan p-value 0,0000 (H1 diterima). 7) Nilai metode part lebih tinggi dari nilai metode kombinasi pada kategori siswa dengan motivasi tinggi (A2B1XA3B1), dengan p-value 0,000 (H1 diterima). 8) Skor metode keseluruhan lebih rendah dari skor metode bagian pada kategori siswa dengan motivasi rendah (A1B2xA2B2), dengan p-value 0,411 (H1 ditolak). 9) Skor metode keseluruhan lebih rendah dari skor metode gabungan pada kategori motivasi rendah siswa (A1B2xA3B2), dengan p-value 0,0155 (H1 diterima). 10) Nilai metode part lebih rendah dari nilai metode kombinasi pada kategori siswa dengan motivasi rendah (A2B2xA3B2), dengan p-value 0,026 (H1 diterima). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran keseluruhan lebih baik daripada metode bagian atau kombinasi. Selanjutnya bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi ternyata metode keseluruhan lebih unggul daripada metode bagian atau metode kombinasi. Sedangkan pada kategori siswa dengan motivasi rendah ternyata metode kombinasi lebih baik daripada metode bagian dan metode keseluruhan dalam meningkatkan keterampilan melempar cakram. Kata kunci: keterampilan lempar cakram, metode pembelajaran, motivasi belajar

Penelitian ini dilakukan untuk mencari seberapa besar kehilangan cairan pada Anggota KOP Floorball UNJ ketika diberikan Lari 100 Meter . Penelitian ini dilaksanakan di Hall B FIK UNJ. Metode yang digunakan ialah eksperimen dengan menggunakan desain Pre-Test dan Post-Test. Sampel yang digunakan berjumlah 15 orang Anggota KOP Floorball UNJ yang aktif. Disampaikan tentang nilai rata-rata (x) Untuk nilai pre test diperoleh rata-rata berat badan sebesar 64,10 kg, sedangkan untuk nilai post test diperoleh nilai rata-rata perubahan berat bada sebesar 62,90 kg. Jumlah responden yang digunakan adalah 15 (N). -rata (mean) sebesar 1,16 dengan standar deviasi sebesar 0,198. Nilai ini menunjukan selisih antara rata-rata berat badan pre test dengan rata-rata post test adalah sebesar 1,1600 yang artinya rata-rata perbedaan berat badan antara pre test dengan post test adalah sebesar 1,16 kg. (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Maka didapat kesimpulan bahwa terdapat pengaruh aktivitas Lari 100 Meter terhadap kehilangan cairan tubuh. Kata Kunci : Lari 100 Meter, Cairan Tubuh, Atlet Floorbal THE EFFECT OF 100 METER RUN ON FLUIDS DECREASE IN FLOORBALL ATHLETES, JAKARTA STATE UNIVERSITY OF JAKARTA ABSTRACT This research was conducted to find out how much fluid was lost to UNJ Floorball KOP Members when they were given a 100-meter run. This research was conducted in Hall B FIK UNJ. The method used is an experiment using Pre-Test and Post-Test designs. The sample used was 15 active UNJ Floorball KOP Members. The average value (x) was conveyed. For the pre-test value, the average weight was 64.10 kg, while for the post-test value, the average weight change was 62.90 kg. The number of respondents used is 15 (N). The mean (mean) is 1.16 with a standard deviation of 0.198. This value indicates the difference between the average pre-test and post-test weights is 1.1600, which means that the average weight difference between pre-test and post-test is 1.16 kg. (H0) is rejected and the alternative hypothesis (H1) is accepted. So it can be concluded that there is an effect of 100 meter running activity on body fluid loss. Keywords : 100 Meter Run, Body Fluids, Floorball Athlete

Dalam artikel ini latihan Single Leg Hops dapat meningkatkan kemampuan Lompat jangkit, sehingga setelah diberikan latihan Single Leg Hops siswa bisa meningkatkan kemampuan Lompat jangkit. Siswa dapat melakukan teknik lompat jangkit dengan baik, sehingga memudahkan siswa melakukan Lompat jangkit. Tujuan artikel ini adalah mengetahui pengaruh signifikan latihan Single leg Hops terhadap hasil Lompat jangkit pada siswa putra kelas IX SMP Negeri 1 sungai lilin Indonesia. Metode yang dipakai adalah pre-experimental designs (non designs ) teknik pengumpulan data dilakukan dengan instrumen tes lompat jangkit. Sampel diberi latihan single leg hops selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu. Analisis data menggunakan statistik uji t. Hasil analisis data didapatkan bahwa rata-rata tes awal lompat jangkit sebelum diberikan latihan single leg hops adalah sebesar 3,061 meter. Sedangkan rata-rata tes akhir lompat jangkit setelah diberikan latihan single leg hops sebesar 3,180 meter. Kesimpulan dari artikel ini bahwa ada pengaruh latihan single leg hops terhadap hasil lompat jangkit pada siswa putra kelas IX SMP Negeri 1 sungai lilin dan latihan yang diberikan hendaknya mengarah kepada gerakan seperti pada pertandingan lompat jangkit.

Tujuan penelitian ini adalah adalah menghasilkan produk pengembangan model Latihan Kids Athletics pada anak usia 7 – 8 Tahun yang dapat diterapkan dalam proses Latihan Kids Athletics di club – club atletik. Pengembangan model Latihan tersebut diharapkan dapat membantu pelatih – pelatih pada saat melatih Kids Athletics. Penelitian ini menggunakan ADDIE, dalam penelitian ADDIE 5 tahapan yaitu analisis, desain, pengembangan model, pelaksanaan, evaluasi. Hasil penelitian menghasilkan produk yang berupa pengembangan model Latihan Kids Athletics pada anak usia 7 – 8 tahun. Yang telah divalidasi dan direvisi oleh ahli Kids Athletics dan ahli gerak dasar sebanyak 30 model. Data dikumpulkan melalui kegiatan dokumentasi dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian berupa buku pengembangan model Latihan Kids Athletics pada anak usia 7 – 8 tahun. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa pengembangan model Latihan Kids Athletics pada anak usia 7 – 8 tahun telah dinyatakan valid dan dapat diterapkan untuk anak usia 7 – 8 tahun oleh ahli Kids Athletics, ahli gerak dasar. Dan ahli Atletik. Kata Kunci: pengembangan model latihan, Kids Athletics,Multilateral, Gerak Dasar // The purpose of this research is to produce a product development model for Kids Athletics training for children aged 7-8 years which can be applied in the Kids Athletics training process in athletic clubs. The development of the exercise model is expected to help coaches when training Kids Athletics. This research uses ADDIE, in ADDIE research there are 5 stages, namely analysis, design, model development, implementation, evaluation. The results of the study resulted in a product in the form of developing a Kids Athletics exercise model for children aged 7-8 years. Which has been validated and revised by Kids Athletics experts and basic movement experts as many as 30 models. Data were collected through documentation and observation activities. Data analysis was done descriptively. The results of the study were in the form of a book on the development of a Kids Athletics model for children aged 7-8 years. Based on the results of the study, it was proven that the development of the Kids Athletics exercise model for children aged 7-8 years has been declared valid and can be applied to children aged 7-8 years by Kids Athletics experts, basic movement experts, and athletics experts. Keywords : Training Model Development, Kids Athletics, Multilateral, Basic Movement

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk model pembelajaran gerak dasar lari cepat berbasis audio visual pada siswa sekolah dasar yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar. Model pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu guru pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya pada materi gerak dasar lari cepat. Penelitian ini menggunakan metode ADDIE, dalam penelitian ADDIE 5 tahapan yaitu analisis, desain, pengembangan model, pelaksanaan, evaluasi, namun pada kondisi COVID-19 ini peneliti hanya menggunakan 3 tahapan yaitu analisis, desain, dan pengembangan model. Hasil penelitian menghasilkan produk yang berupa model gerak dasar lari berbasis permainan tematik pada siswa tunagrahita ringan yang telah divalidasi dan direvisi oleh ahli atletik, ahli gerak dasar, ahli pembelajaran dan ahli audio visual sebanyak 8 model. Data dikumpulkan melalui kegiatan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian berupa video model pembelajaran gerak dasar lari cepat berbasis audio visual pada siswa sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa model pembelajaran gerak dasar lari cepat berbasis audio visual pada siswa tunagrahita ringan telah dinyatakan valid dan dapat diterapkan untuk siswa sekolah dasar oleh ahli atletik, ahli gerak dasar, ahli pembelajaran, dan ahli audio visual. Kata Kunci: Model Pembelajaran, Gerak Dasar Lari Cepat, Audio Visual The purpose of this research is to produce a product model of basic motion learning based on audio visual in elementary school students that can be applied in the process of physical education learning in elementary school. The learning model is expected to help teachers during the physical education learning process, especially in the basic fast-running material. This study uses ADDIE method, in ADDIE 5-stage research, namely analysis, design, model development, implementation, evaluation, but in covid-19 condition, researchers only use 3 stages, namely analysis, design, and model development. The results of the study produced a product in the form of a basic motion model of thematic game-based running in lightly deaf students that has been validated and revised by athletics experts, basic motionexperts, learning experts and audio visual experts as many as 8 models. Data is collected through documentation, interviews, and observation activities. Data analysis is done as descriptively as possible. The results of the study in the form of a video model of basic motion learning run based on audio visual in elementary school students. Based on the results of the study proves that the basic learning model of fast running based on audio visual in lightly visually impaired students has been declared valid and can be applied to elementary school students by athletic experts, basic motion experts, learning experts,and audio visual experts. Keywords: Model Learning, Gerak Basic Sprint, Audio Visual

Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan model pembelajaran nomor lari jarak pendek (ASAHI) berbasis permainan pada siswa sekolah dasar. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang: pengembangan dan penerapan model pembelajaran nomor lari jarak pendek (ASAHI) berbasis permainan pada siswa sekolah dasar dan mengetahui efektivitas, efisiensi dan daya tarik siswa terhadap model yang dibuat. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan metode Penelitian pengembangan Research & Development (R & D) dari Borg and Gall. Uji efektifitas model menggunakan rubric tahapan tes lari cepat yang terdiri dari sikap star, sikap saat berlari dan memasuki garis finis, untuk mengetahui keterampilan siswa sebelum pemberian treatmen berupa model yang dikembangkan dan untuk mengetahui keterampilan lari jarak pendek setelah perlakuan atau treatmen model yang dikembangkan. nilai t hitung memperoleh hasil sebesar 15,54 yang berarti jika dibandingkan dengan t tabel yang diperoleh lebih besar yakni 15,54 > 2,00 yang berarti H0 di tolak. Untuk itu berdasarkan dari data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa model pembelajaran nomor lari jarak pendek (ASAHI) berbasis Permaianan efektif dan dapat meningkatkan pembelajaran keterampilan nomor lari jarak pendek untuk siswa sekolah dasar The purpose of this research and development is to produce a game-based short distance number learning model (ASAHI) in elementary school students. This research and development was carried out to gain in-depth information about: the development and application of short-distance running number learning models (ASAHI) based on games for elementary school students and knowing the effectiveness, efficiency and attractiveness of students towards the models had been made. This research and development used Research & Development (R & D) research methods from Borg and Gall. Test the effectiveness of the model used a sprint test to find out the skills of students before giving treatment in the form of a developed model and to find out short distance running skills after treatment or treatment of the model developed. the value of t count got a result of 15.54 which means that when compared with the t table that obtained was greater, it was 15.54> 2.00 which means that H0 was rejected. For this reason, based on the data obtained, it could be said that the game-based short distance learning (ASAHI) number model is effective and can improve the learning skills of short distance running numbers for elementary school students.

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk model pembelajaran gerak dasar lari berbasis aktivitas bermain pada siswa SD kelas 1-3 untuk yang dapat di terapkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar Negeri. Model pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu guru pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya pada materi gerak dasar lari. Penelitian ini menggunakan metode ADDIE dalam penelitian ADDIE 6 tahapan yaitu analisis,tujuan,bahan ajar, kegiatan belajar, evaluasi, namun pada kondisi COVID-19 ini penelti hanya menggunakan 3 tahapan yaitu analisis, desain, dan pengembangan model. Hasil penelitian menghasilkan produk yang berupa model gerak dasar lari berbasis aktivitas bermain pada siswa sd kelas 1-3 yang telah divalidasi dan direvisi oleh ahli, ahli gerak dasar, ahli permainan,dan ahli pembelajaran sebanyak 5 model. Data dikumpulkan melallui kegiatan dokumentasi, wawancara, dan obervasi. Analisis data dilakukan secara dekriptif. Hasil penelitian berupa buka model pembelajaran gerak dasar lari berbasis permainan pada siswa SD kelas 1-3 telah dinyatakan valid dan dapat diterapkan untuk anak SD 1-3 oleh, ahli gerak dasar, ahli pembelajaran, ahli permainan. The purpose of this research is to produce a product of the basic motion learning model of running based on playing activities for elementary school students in grades 1-3 that can be applied in the learning process of physical education in State Elementary Schools. The learning model is expected to be able to help teachers during the physical education learning process, especially in the basic motion material for running. This study uses the ADDIE method in ADDIE research with 6 stages, namely analysis, objectives, teaching materials, learning activities, evaluation, but in this COVID-19 condition, researchers only use 3 stages, namely analysis, design, and model development. The results of the study resulted in a product in the form of a basic motion model of running based on playing activities for elementary school students in grades 1-3 which had been validated and revised by experts, basic movement experts, game experts, and learning experts as many as 5 models. Data were collected through documentation, interviews, and observations. Data analysis was done descriptively. The results of the study in the form of a game-based running learning model for elementary school students in grades 1-3 have been declared valid and can be applied to elementary school children 1-3 by basic movement experts, learning experts, game experts.

PENGEMBANGAN MODEL GERAK DASAR LOKOMOTOR BERLARI BERBASIS PERMAINAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS BAWAH DI KABUPATEN KAIMANA Abstrak Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menghasilkan produk pengembangan model gerak dasar lokomotor berlari berbasis permainan melalui permainan yang dapat diterapkan pada anak usia 5 - 6 tahun, sehingga dapat membantu guru pada saat proses pembelajaran, khususnya pada materi gerak dasar lokomotor berlari sesuai dengan tujuan yang digunakan oleh peneliti yaitu sampai lima langkah penelitian atau sampai tahap revisi desain, yang dimana penelitian ini menggunakan metode penelitian Research & Development (R&D) dari Addie Setelah peneliti membuat beberapa produk model pembelajaran, tahap selanjutnya adalah melalui tahap proses validasi yang dilakukan oleh tiga orang para ahli atau telaah pakar (Expert Judgment), kemudian setelah divalidasi maka akan direvisi model yang sudah divalidasi untuk diterapkan pada anak usia 5 – 6 tahun. Pada penelitian ini hanya sampai pada tahap revisi desain saja dikarenakan keadaan sekarang ini yang masih dalam masa pandemi COVID-19 yang belum tahu kapan akan berakhir. Kesimpulan pada model gerak dasar lokomotor melalui permainan ini, dapat digunakan untuk guru di sekolah dalam memberikan pembelajaran gerak dasar lokomotor yang dapat diterapkan untuk anak usia 5 - 6 tahun. Kata Kunci: pengembangan model gerak dasar lokomotor berlari berbasis permainan pada anak sekolah dasar kelas bawah di kabupaten kaimana THE DEVELOPMENT OF A GAME BASED RUNNING LOCOMOTOR BASIC MOTION MODEL FOR LOWER GRADE ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN IN KAIMANA DISTRICT Roberth G. Rumbewas Abstract Abstract. This research aims to create and produce a game-based running locomotor model development product through games that can be applied to children aged 5-6 years,so that it can help teachers during the learningprocess,especialy in the basic motion material of running locomotors according to the objectives used by research steps or until the design revision stage, where this study uses the research & development (R & D) research method from Addie. After the researcher makes several learning model products, the next step is to go through the validation process stage carried out by three experts or (expert judgment), then after being validated, the validated modell will be revised to be applied to children aged 5-6 years. In this study only at the desigt revision stage because of the current situation, which is still in the era of the COVID_19 pandemic who does not know when it will end.conclusions on the locomotor basic motion model through this game,can be used for teachers in schools in providing basic locomotor motion learning that can be applied to children ageg 5-6 years. Keywords: the development of a game bassed running locomotor basic motion model for lower grade elementary school children in kaimana district

PENGEMBANGAN MODEL PASSING RUGBY BERBASIS PERMAINAN PADA ANAK USIA 6-8 TAHUN DI CLUB RUGBY HOLANDIA JAYAPURA Abstrak Abstrak. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan model passing rugby berbasis permaina pada anak –anak di club. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Research & Development (R&D) menurut ADDIE, dimana penelitian menggunakan 5 tahap yaitu (1) Analyze (2) Design (3) Development (4) Implement (5) evaluate uji produk dan sosialisasi hasil. Hasil penelitian ini menghasilkan produk berupa pengembangan model passing rugby berbasis permainan pada anak usia 6-8 tahun . populasi yang digunakan dalam penelitian ini anak- anak usia 6-8 tahundi club rugby holandia yang berjumlah 15 orang sebagai subjek uji coba skala kecil (praktek lapangan). Uji validasi yang digunakan pada penelitian adalah dengan mengunakan uji justifikasi ahli sesuai dengani mana model yang telah di buat di Uji coba kemudia di konsulidasikan dengan para ahli dan di nilai apakah sesuai, setelah divalidasi sebanyak 18 model passing rugby berbasis permainan yang telah di uji cobakan pada anak- anak di club rugby holandia jayapura yang peneliti buat telah layak Kata Kunci : Model Pengembangan passing rugby berbasis permaina pada anak usia 6-8 di club rugby holandia jayapura DEVELOPMENT OF A GAME-BASED PASSING RUGBY MODEL FOR CHILDREN AGED 6-8 YEARS OLD AT HOLANDIA CLUB RUGBY JAYAPURA Septinus .Oyaitouw Abstract Abstract. This research and development aims to develop a game-based rugby passing model for children in the club. The research method used is Research & Development (R&D) according to ADDIE, where the research uses 5 stages, namely (1) Analyze (2) Design (3) Development (4) Implement (5) evaluate product tests and socialize the results. The results of this study resulted in a product in the form of developing a game-based passing rugby model for children aged 6-8 years. The population used in this study was children aged 6-8 years at the Holland rugby club, which amounted to 15 people as the subject of a small-scale trial (field practice). The validation test used in the study was to use an expert justification test in accordance with which model had been made in the trial and then it was consolidated with experts and assessed whether it was appropriate, after being validated as many as 18 game-based rugby passing models that have been tested on the children at the hollandia jayapura rugby club that the researchers made are worthy Keywords : Game-based rugby passing development model for children aged 6-8 at the rugby club Hollandia Jayapura

Antropometri adalah ukuran anatomi manusia pada waktu melakukan aktivitas berikut kebutuhan ruang sirkulasi dan perlengkapan yang menyertai aktivitas tersebut. Hampir semua cabang olahraga yang menjadi faktor dan menentukan prestasi terletak dari struktur tubuh seorang Atlet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh antopometri terhadap prestasi atlet lompat tinggi Di DKI Jakarta. Populasi dan sampel dalam penelitian ini Atlet Lompat Tinggi Putra DKI Jakarta Dalam Kejuaraan Pekan Olahraga Nasional Pada Tahun 2008 2012 Dan 2016, teknik sampling yang digunakan adlaah purposive sampling. Tehnik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik deskriptif jenis data kuantitatif dengan data persentase. Hasil analisis menunjukan Antroprometrik Atlet Lompat Tinggi Putra DKI Jakarta dalam Kejuaraan Pekan Olahraga Nasional dapat disimpulkan bahwa memiliki katagori baik. Hasil pengolahan data diperoleh rata-rata tinggi badan 183,33 cm, BB 60,67 kg, Lingkar paha kanan 18,33 cm dan lingkar paha kiri 18,33 cm, dan panjang tungkai rata-rata 106,67 cm. Hasil IMT menunjukkan rata-rata 18,04 dengan kategori Underweight. Kata Kunci : Analisis, Antropometri, Lompat Tinggi. Pekan Olahraga Nasional. ABSTRACT Anthropometry is a measure of human anatomy at the time of carrying out activities including the need for circulation space and equipment that accompanies these activities. Almost all sports that become a factor and determine achievement lies in the body structure of an athlete. The purpose of this study was to analyze the effect of anthropometry on the achievement of high jump athletes in DKI Jakarta. The population and sample in this study were the DKI Jakarta Men's High Jump Athletes in the Pekan Olahraga Nasional (PON) in 2008 2012 and 2016, the sampling technique used was purposive sampling. The technique of data analysis in this research is to use descriptive techniques of quantitative data types with percentage data. The results of the analysis show that the Anthroprometric High Jumping Athletes of DKI Jakarta in the National Sports Week Championships can be concluded that they have a good category. The results of data processing obtained an average height of 183.33 cm, weight 60.67 kg, right thigh circumference 18.33 cm and left thigh circumference 18.33 cm, and an average leg length of 106.67 cm. BMI results show an average of 18.04 in the Underweight category. Keywords: Analysis, Anthropometry, High Jump. Pekan Olahraga Nasional.

MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOKOMOTOR BERLARI BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BENTENGAN UNTUK ANAK USIA 7-9 TAHUN ABSTRAK Penelitian ini bertujuan membuat model pembelajaran gerak dasar lokomotor berlari berbasis permainan tradisional bentengan supaya anak paham dan termotivasi untuk mempermainkan permainan tradisional bentengan yang nantinya juga dapat sebagai pembelajaran gerak dasar lokomotor anak untuk (7-9 tahun). Pendekatan penelitian model pembelajaran gerak dasar lokomotor berlari berbasis permainan tradisional bentengan untuk anak usia dini menggunakan model penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Dick and Carry yaitu ADDIE dengan 5 tahapan yaitu: Analysis, Design, Development, Implementaion Evaluation . Pada penelitian ini peneliti bekerja sama dengan tiga ahli dalam bidang permainan tradisional, gerak dasar lokomotor dan pembelajaran sebagai expert judgment. Uji justifikasi ahli, dimana model pembelajaran yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan dan setelah itu dinilai oleh para ahli dalam bidang permainan tradisional, gerak dasar lokomotor dan pembelajaran. Pembuatan draft awal produk dengan menggunakan 17 model pembelajaran gerak dasar lokomotor setelah itu divalidasi oleh expert judgment model final menjadi 16 model pembelajaran gerak dasar lokomotor yang layak dipakai sebgai pembelajaran gerak dasar lokomotor berlari. Model pembelajaran gerak dasar lokomotor berlari berbasis permainan tradisional bentengan dapat dijadikan referensi bagi para guru dalam materi gerak dasar lokomotor. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa model pembelajaran gerak dasar lokomotor berlari dapat membuat anak paham dan lebih termotivasi dalam memainkan permainan tradisional bentengan yang bisa juga sebagai pembelajaran gerak dasar lokomotor berlari berdasarkan hasil penelitian dapat dikembangkan dan dapat diterapkan terhadap anak usia 7-9 tahun. Kata Kunci: Model Pembelajaran, Lokomotor, Bentengan, Anak Usia Dini LEARNING MODEL BASIC MOVEMENT LOCOMOTOR RUN BASED ON TRADITIONAL BENTENGAN GAMES FOR CHILDREN AGES 7-9 ABSTRACT This study aims to create a basic locomotor running learning model based on the traditional game of bentengan so that children understand and are motivated to play the traditional game of bentengan which later can also be used as learning basic locomotor movements for children (7-9 years). The research approach to learning the basic locomotor movement learning model based on the traditional game of fort for early childhood uses a research and development (R&D) model according to Dick and Carry, namely ADDIE with 5 stages, namely: Analysis, Design, Development, Implementation Evaluation. In this study, the researcher collaborated with three experts in the field of traditional games, locomotor basic movements, and learning as expert judgment. Expert justification test, where the learning model that has been made is then consulted and after that, it is assessed by experts in the fields of traditional games, basic locomotor movements and. learning. Making an initial draft of the product using 17 locomotor basic motion learning models after which it was validated by expert judgment of the final model into 16 locomotor basic motion learning models that were suitable for use as running locomotor basic motion learning. The basic locomotor running learning model based on the traditional game of bentengan can be used as a reference for teachers in locomotor basic motion material. The results of this study conclude that the locomotor running basic motion learning model can make children understand and be more motivated in playing the traditional bentengan game which can also be used as a running locomotor basic motion learning based on research results can be developed and can be applied to children aged 7-9 years. Keywords: Learning Model, Locomotor, Bentengan, Early Childhood

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL AKSELERASI 30 METER PADA MAHASISWA KOP ATLETIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1). Hubungan kecepatan reaksi terhadap Akselerasi 30 meter, 2) Hubungan power otot tungkai terhadap Akselerasi 30 meter, 3) Hubungan kecepatan reaksi dan power otot tungkai dengan hasil akselerasi 30 meter pada Mahasiswa KOP atletik Universitas Negeri Jakarta. Pengambilan data penelitian dilaksanakan tanggal 14 Juni 2021 yang bertempat di laboratorium kampus B Universitas Negeri Jakarta dan Stadion Atletik Rawamangun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan studi korelasi. Penelitian ini bersifat korelasional yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel. Populasi penelitian ini adalah atlet sprinter KOP Atletik Universitas Negeri Jakarta yang berjumlah 46 orang, dan sampelnya berjumlah 20 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen tes kecepatan reaksi menggunakan Whole Body Reaction Tester. Untuk tes power otot tungkai menggunakan Standing Broad Jump dan untuk tes akselerasi menggunakan tes lari 30 meter. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah menggunakan uji t. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) Terdapat hubungan negatif antara kecepatan reaksi (X1) terhadap akselerasi 30meter (Y) yang ditunjukan dalam persamaan regresi Ŷ = 3,032 - 4,776X1 dengan koefisien korelasi nilai rx1y sebesar -0,636. 2) Terdapat hubungan positif anatar power otot tungkai otot tungkai (X2) dengan akselerasi 30m (Y) yang ditunjukkan dalam persamaan Ŷ = -0,665 + 0,902X₂ dengan koefisien korelasi nilai rx2y sebesar 0,653. 3) Terdapat hubungan positif antara kecepatan reaksi (X1) dan power otot tungkai otot tungkai (X2) terhadap akselerasi 30m (Y) yang ditunjukkan dalam persamaan Ŷ = 1,013 – 2,917X1 + 0,593 X2 dengan koefisien korelasi Ry1-2 sebesar 0,726. Kata Kunci : kecepatan reaksi, power otot tungkai, akselerasi 30 meter THE RELATIONSHIP OF REACTION SPEED AND LEG MUSCLE POWER WITH 30 METER ACCELERATION RESULTS ON ATHLETIC COLLEGE STUDENTS, JAKARTA STATE UNIVERSITY ABSTRACT Abstract. The purpose of this study is to find out 1). The relationship between reaction speed and 30-meter acceleration, 2) The relationship between leg muscle power and 30-meter acceleration, 3) The relationship between reaction speed and leg muscle power with the results of 30-meter acceleration of athletic KOP college students at the State University of Jakarta. The research data collection was carried out on June 14, 2021, which took place at the campus B laboratory of the State University of Jakarta and the Rawamangun Athletic Stadium. The research method used is a quantitative research method with a correlation study. This research is correlational, namely to find out how big the relationship between variables. The population of this study was the sprinter KOP Athletics, Jakarta State University, amounting to 46 people, and the sample was 20 people using purposive sampling technique. The reaction speed test instrument uses a Whole Body Reaction Tester. For leg muscle power test using Standing Broad Jump and for acceleration test using 30 meter running test. The statistical analysis technique used is the t test. The results of data analysis show that 1) There is a negative relationship between reaction speed (X1) and 30 meter acceleration (Y) which is shown in the regression equation = 3.032 - 4.776X1 with a correlation coefficient of rx1y value of -0.636. 2) There is a positive relationship between leg muscle power (X2) and acceleration of 30m (Y) which is shown in the equation = -0.665 + 0.902X₂ with a correlation coefficient of rx2y value of 0.653. Keywords : reaction speed, leg muscle power, acceleration 30 meters

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan kekuatan otot Quadriceps terhadap hasil lompat jauh. Penelitian ini dilakukan pada anggota kop atletik Universitas Negeri Jakarta. Sampel menggunakan teknik accidental sampling dalam penelitian ini berjumlah 19 orang dari 50 orang populasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan teknik studi korelasi. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks massa tubuh menggunakan timbangan, dan meteran alat ukur tinggi badan,dan kekuatan otot di ukur menggunakan leg dynamometer. hubungan yang berarti antara Indeks Massa Tubuh dengan Hasil Lompat Jauh, dengan persamaan garis linier Ŷ = 6,024 + -0.066X₁ koefesien korelasi ry₁ = -0,534 Dan koefesien determinasi (ry₁²) = 0,285 Yang berarti variabel Indeks Massa Tubuh memberikan sumbangan terhadap Hasil Lompat Jauh 28,5%, terdapat hubungan yang berarti antara Kekuatan otot Quadriceps dengan Hasil Lompat Jauh, dengan persamaan garis linier Ŷ = 2,195 + 0,018X₂, koefesien korelasi ry₂ = 0,585 Dan koefesien determinasi (ry₂²) = 0,342 Yang berarti variabel kekuatan otot Quadriceps memberikan sumbangan dengan Hasil Lompat Jauh sebesar 34,2%, dan terdapat hubungan yang berarti antara Indeks Massa Tubuh dan kekuatan otot Quadriceps dengan Hasil Lompat Jauh, dengan persamaan garis linier Ŷ = 3,692 + -0,039X₁ + 0,013 X₂, koefesien korelasi ry₁-₂ = 0,643 dan koefesien determinasi (Ry₁.₂)² = 0,414 yang berarti variabel Indeks Massa Tubuh dan kekuatan otot Quadriceps memberikan sumbangan terhadap Hasil Lompat Jauh sebesar 41,4%. Kata kunci : Indeks Massa Tubuh, Kekuatan Otot Quadriceps, dan Lompat Jauh The purpose of this study is to determine the relationship between body mass index and Quadriceps muscle strength on the long jump results. The sample uses accidental sampling technique conducted on members of the sport performance athletic club of Jakarta State University. The sample of this study consists of 19 respondents from the total population of 50 people. This research used quantitative methods with correlation study techniques. The tools used to measure body mass index were body weight scale and height gauge. Muscle strength was measured with leg dynamometer. The study shows that there is a significant relationship between Body Mass Index and Long Jump Results, with the linear equation = 6.024 + -0.066X₁ correlation coefficient ry₁ = -0.534 and coefficient of determination (ry₁²) = 0.285, which means that the Body Mass Index variable contributes to the Long Jump as much as 28 ,5%. Another finding is that there is a significant relationship between Quadriceps muscle strength and Long Jump results, with a linear equation = 2.195 + 0.018X₂, correlation coefficient ry₂ = 0.585 and coefficient of determination (ry₂²) = 0.342, which means the Quadriceps muscle strength variable contributes to The Long Jump Result of 34.2%. Furthermore, there is a significant relationship between Body Mass Index and Quadriceps muscle strength with the Long Jump Result, with the linear equation = 3.692 + -0.039X₁ + 0.013 X₂, the correlation coefficient ry₁-₂ = 0.643 and coefficient of determination (Ry₁.₂)² = 0.414, which means that the variables of Body Mass Index and Quadriceps muscle strength contribute to the Long Jump Result of 41.4% . Keywords : Body Mass Index, Quadriceps Muscle Strength and Long Jump

PROFIL CEDERA OLAHRAGA PADA ATLET LARI JARAK PENDEK (SPRINTER) KOP ATLETIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang cedera olahraga cabang olahraga atletik nomor Jarak pendek (sprinter). Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pelatih maupun atlet dalam proses latihan agar mengetahui risiko yang akan dihadapi dan cara penanganannya jika mengalami cedera olahraga. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan teknik survei yaitu kuisioner dan wawancara untuk mendapatkan analisis yang lebih lengkap mengenai jenis-jenis cedera yang dialami, faktor penyebabnya, bagian tubuh, derajat berat ringannya cedera, dan cara penanganan cedera tersebut. Profil ini dikembangkan melalui uji sekala kecil terhadap 30 pelari jarak pendek (sprinter) KOP Universitas Negeri Jakarta . Analisis data dilakukan dengan menulis jawaban-jawaban responden dan menghitung dari setiap pertanyaan yang diberikan sesuai dengan aspek yang diteliti. Kemudian menghitung rata-rata jawaban dari tiap butir pertanyaan dengan aspek yang teliti. Berdasarkan hasil penelitian jika ditinjau dari persentase terbesar setiap aspeknya. Maka seluruh atlet pernah mengalami cedera pada saat berolahraga Lari Sprint. Sebanyak 14 atlet (46%) pernah mengalami cedera pada bagian paha. Sebanyak 6 atlet (20%) pernah mengalami jenis cedera robek serabut otot. Sebanyak 26 atlet (86%) pernah mengalami derajat cedera ringan. Sebanyak 29 atlet (96%) pernah mengalami cedera yang disebabkan faktor intenal violence. Sebanyak 28 atlet (93%) mengalami cedera pada saat berlatih, dan sebanyak 29 atlet (96%) pernah menangani cederanya dengan penanganannya sendiri. Kata Kunci : Profil cedera olahraga, atletik jarak pendek (sprint) CLUB ATHLETES RAWAMANGUN ATHLETIC CENTER ABSTRACT The study was intended to learn about the long jump athletic injury of the athletic club. It is hoped that this study will provide a source of information for both a trainer and an athlete in the exercise process in order to know the risks he or she will face and how to deal with sports injuries. The study involves a descriptive method of the survey techniques of questionologists and interviews to get a more complete analysis of the types of injuries it experiences, the factor of the causes, body parts, weight-weight injuries, and the treatment of injuries. The analysis was developed through a small pretesting of 17 long jump athletes on club athletes Rawamangun Athletics Center in Jakarta. Data analysis is carried out by writing down the answers of the respondents and calculating each question given according to the aspect under consideration. Then calculate the average answer to each question in aspect under consideration. Based on the results of research in terms of the largest percentage of each aspect. So all athletes have been injured during long jump exercises. As many as 14 athletes (46%) have injuries to the thigh. As many as 6 athletes (20%) have had torn muscle fibers. As many as 26 athletes (86%) have mild degrees of injury. As many as 26 athletes (86%) have injuries caused by intenal violence. As many as 29 athletes (96%) were injured during training, as many as 28 athletes (93%) were injured during training, and 29 athletes (96%) have treated injuries with their own care. Keyword : Sports injury profile, short distance athletics (sprint)

MINAT SISWA SMA NEGERI KELAS XI SEKECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN ATLETIK Muhamad Fajar Ikhsani Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Jakarta fajarikhsani65@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa SMA Negeri Kelas XI Sekecamatan Grabag Kabupaten Magelang Dalam Mengikuti Pembelajaran Atletik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, metode penelitian ini adalah metode survei. Populasi penelitian ini siswa SMA Negeri Kelas XI Sekecamatan Grabag Kabupaten Magelang berjumlah 567 responden. Sehingga terdapat sampel berjumlah 213 responden berdasarkan tabel Isaac sig 5%. Teknik sampel adalah proporsional random sampling. Faktor minat belajar dalam angket terbagi menjadi 2 faktor yaitu : 1) Faktor internal, 2) Faktor eksternal. Jumlah pernyataan awal di rancang 24 butir pernyataan dan setelah di lakukan ujicoba maka menjadi 21 butir pernyataan yang valid. Hasil penelitian ini adalah minat siswa terhadap pembelajaran atletik di SMA Negeri Kelas XI Sekecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Skor di kelas interval 82 – 89 menjadi frekuensi terbanyak dengan jumlah 89 siswa (41,78%). Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat hasil yang menengah (tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah) pada pembelajaran atletik di SMA Negeri Kelas XI Sekecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Kata kunci: minat, pembelajaran, atletik INTEREST STUDENT STATE SENIOR HIGH SCHOOL GRADE IN GRABAG DISTRICT MAGELANG IN TAKE ATHLETIC LEARNING MUHAMAD FAJAR IKHSANI Faculty Of Sport Science, State University Of Jakarta fajarikhsani65@gmail.com ABSTRACK This study aims to determine the intermine the interest student State Student High School Grade XI Grabag District Magelang Regency in Take Athletic Learning. This type of research is descriptive quantitative, this research method is a survey method. The population of this study was the student of State Senior High School Grade XI in the District of Grabag, Magelang Regency amount to 567 respondents. There is a sample of 213 respondents according to Isaac table with Sig 5% . The sampling technique is proporsional random sampling. Factor of learning interest in the questionnaire were dived into 2 factor, as follows : 1) Internal factors, 2) External factors. 3) psychomots. The number of intial statements is deigned fpr 24 statement items and after testing, it becomes 21 valid statements. The result of this study are Students Interest in Athletic Learning at State Senior High School Grade XI in the Grabag District, Magelang Regency. Scores in the interval class 82 – 88 became the highest frequency with a total of 89 students (41,78%). Based of this research, it is said that there are intermediate redult (not too high or not too low) in the athletic learning at State Senior High School Grade XI in the Grabag District, Magelang Regency. Keywords : interest, learning, athletic

The purpose of this study was to determine whether skiping training can improve the ability to do spikes in volleyball games in class VI SD Negeri 197 / IX Pematang Gajah. The research method uses classroom action research. The results of the study of skiping exercises can improve spike ability.The conclusion that can be drawn in this classroom action research is that using skiping exercises can improve the ability to do spikes in volleyball. Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah latihan skiping dapat meningkatkan kemampuan melakukan spike dalam permainan bola voly pada siswa kelas VI SD Negeri 197/IX Pematang Gajah. Metode penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian latihan skiping dapat meningkatkan kemampuan spike. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan latihan skiping dapat meningkatkan kemampuan melakukan spike dalam permainan bola voly.

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk model pembelajaran gerak dasar lari berbasis permainan kecil pada anak usia 7-9 tahun yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar. Model pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu guru pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya pada materi gerak dasar lari. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development Borg and Gall, dikemukakan sepuluh tahapan, akan tetapi berdasarkan penilaian dari pakar , maka penelitian ini hanya menggunakan lima langkah,adapun langkah-langkah tersebut adalah (1) Potensi dan masalah, (2) Mengumpulkan Informasi, (3) Desain Produk,. (4) Validasi Desain, (5) Perbaikan Desain, pertama petunjuk pelaksanaan model, kedua tujuan model, ketiga pengoptimalan alat dari segi keamanan, keempat jumlah permainan menjadi 19 permainan yang dapat dilaksanakan dalam peoses pembelajaran.Data dikumpulkan melalui kegiatan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian berupa buku model pembelajaran gerak dasar lari berbasis permainan kecil pada anak usia 7-9 tahun. Hasil penelitian membuktikan bahwa model pembelajaran gerak dasar lari berbasis permainan kecil pada anak usia 7-9 tahun telah dinyatakan valid oleh ahli atletik, ahli gerak dasar, dan ahli pembelajaran. The purpose of this study is to produce a basic game model of motion learning based on small games for children aged 7-9 years that can be applied in the physical education learning process in elementary schools. The learning model is expected to help the teacher during the physical education learning process, especially on basic running material. This research uses the Borg and Gall Research and Development method, presented ten stages, but based on the assessment of experts, this study only uses five steps, while the steps are (1) Potential and problems, (2) Gathering Information, ( 3) Product Design ,. (4) Design Validation, (5) Design Improvements, first the model implementation instructions, second the model objectives, thirdly the optimization of tools in terms of security, the fourth number of games to 19 games that can be implemented in the learning process. Data is collected through documentation, interview, and observation. Data analysis was performed descriptively. The results of the study are in the form of a book model of basic motion learning based on small games for children aged 7-9 years. The results of the study prove that the basic motion learning model of running based on small games in children aged 7-9 years has been declared valid by athletic experts, basic motion experts, and learning experts.

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk model belajar lari cepat berbasis Agility Balance Coordination pada anak usia 10 sampai 12 tahun diterapkan dalam proses belajar lari cepat di Club cabang Atletik maupun di Sekolah Dasar. Model belajar tersebut diharapkan dapat membantupelatih pada saat proses belajar lari cepat dalam pendidikan jasmani, khususnya pada materi gerak dasar lari cepat. Penelitian ini menggunakan metode BORG & GALL, dalam penelitian BORG & GALLada 10 tahapan, namun pada kondisi COVID-19 ini peneliti hanya menggunakan 6 tahapan yaitu Studi Pendahuluan, Merencanakan Penelitian, Pengembangan Desain, uji produk, Uji Kelayakan, Revisi Final Hasil Uji Kelayakan. Produk hasil penelitian yang berupa model lari cepat berbasis Agility Balance Coordination pada anak usia 10 – 12 tahuntelah divalidasi dan direvisi oleh ahli atletik, ahli strengh and conditioning, ahli pembelajaran gerak dasar sebanyak 16 model. Data dikumpulkan melalui kegiatan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian berupa buku model belajar lari cepat berbasis Agility Balance Coordination pada anak usia 10 – 12 tahun, dan membuktikan bahwa telah dinyatakan valid dan dapat diterapkan untuk usia 10 – 12 tahun oleh ahli atletik,ahli strengh and conditioning, ahli pembelajaran gerak dasar. The purpose of this study is to produce a model of learning to run fast based on Agility, Balance, Coordination in children aged 10 to 12 years applied in the process of learning to run fast in the Athletic Club Club and in Elementary Schools. The learning model is expected to be able to help trainers when learning to run fast in physical education, especially on the basic material of fast running. This research uses the BORG & GALL method, in the BORG & GALL study there are 10 stages, but in this COVID-19 condition the researcher only uses 6 stages namely Preliminary Study, Planning Research, Design Development, product testing, Feasibility Test, Final Revision of Feasibility Test Results. The product of the research in the form of a sprint model based on Agility, Balance, Coordination in children aged 10 - 12 years has been validated and revised by athletic experts, experts in strengh and conditioning, as many as 16 basic motion learning experts. Data is collected through documentation, interview and observation activities. Data analysis was performed descriptively. The results of the study are in the form of a book model of learning to run fast based on Agility, Balance, Coordination in children aged 10-12 years, and prove that it has been declared valid and can be applied for ages 10-12 years by athletic experts, experts in strengh and conditioning, experts in basic motion learning .

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik psikologi Atlet pada cabang olahraga Atletik serta membandingkan perbedaan antar nomor event yang terdiri dari nomor Lari, Lempar dan lompat. Penelitian dilakukan pada Atlet UKM Atletik Universitas Negeri Semarang dengan jumlah 27 Atlet Mahasiswa (11 Atlet Sprint, 6 Atlet Lari Jarak Panjang, 6 Atlet Lompat dan 6 Atlet Lempar). Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen Psychological Skill Inventory For Sport (PSIS-IR-5) Oleh Mahoney (1987) dan diadopsi dan dikembangkan pada Negara Deutch yaitu menjadi (PSIS-Youth-Cro) (Sindik et al., 2013). Hasil penelitian menyimpulkan analisis karakteristik Psikologi Atlet UKM Atletik adalah sebagai berikut Faktor yang paling dominan dari 6 faktor yang diteliti Motivasi dan Percaya diri. Motivasi paling baik ditunjukkan oleh atlet lempar dan setelah diikuti oleh atlet lompat sprit dan atlet lari jarak jauh, Sedangkan faktor percaya diri paling baik dimiliki oleh atlet lari jarak menengah diikuti alet lempar, sprint dan lompat. Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dari masing-masing nomor event, pada faktor Kecemasan, Persiapan Mental, Motivasi, Perhatian Tim, Konsentrasi dan Percaya Diri. Ini dapat disimpulkan bahwa, Karakteristik Psikologi Atlet Atlet dari keempat nomor event tersebut tidak memiliki peredaaan berarti.

Biomechanics is a study of science that focuses on the application and analysis of laws, forms and types of movements. 100-meter run and 1,600-meter run have different motion characteristics according to body, arms and leg angles. This study aims to analyze the motion of aerobic and anaerobic exercises based on biomechanical analysis. Research methodology uses quantitative descriptive research type. The sampling technique employs purposive sampling. The population is 60 Physical Education, Sport, Health and Recreation (PJKR) students of Jenderal Sudirman University (UNSOED). Data analysis technique applies kinovea software. The results show that 1600-meter run records the body angle of 138°, leg angle of 132° and arm swing angle of 67°. While 100-meter run shows the body angle of 117°, leg angle of 137° and arm swing angle of 65°. Hence, this study concludes that the description of 100-meter run body angle is leaning 20° forward compared to 1,600-meter run, the leg angle of 100 meter run is smaller 5° compared to 1,600-meter run, and 100 meter run swing arm is smaller 2 ° compared to 1,600-meter run. Futhermore, kinovea software has capability to provide clear data based on biomechanical analysis., Biomekanika merupakan kajian ilmu yang fokus pada penerapan dan analisis meliputi hukum, bentuk dan jenis gerakan. Nomor lari 100 meter dan 1.600 meter mempunyai karakteristik gerak yang berbeda, hal ini dapat dilihat dari sudut lengan, tungkai dan togok. Penelitian ini bertujuan menganalisa gerak sport aerobic dan anaerobic berdasarkan analisis biomekanika. Metodologi Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Populasi penelitian mahasiswa PJKR UNSOED berjumlah 60 mahasiswa. Teknik analisis data menggunakan software kinovea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudut tubuh untuk nomor lari 1.600 meter menunjukkan besar sudut tubuh sebesar 138°, sudut tungkai sebesar 132° dan ayunan lengan sebesar 67°. Sedangkan nomor lari 100 meter menunjukkan besar sudut tubuh sebesar 117°, sudut tungkai sebesar 137° dan ayunan lengan sebesar 65°. Kesimpulan dari penelitian ini adalah deskripsi besar sudut tubuh nomor lari 100 meter lebih condong ke depan sebesar 20°dibandingkan nomor lari 1.600 meter, sudut tungkai nomor lari 100 meter lebih kecil sebesar 5°, ayunan lengan nomor lari 100 meter lebih kecil sebesar 2° dan software kinovea dapat digunakan dan mampu memberikan data yang jelas berdasarkan analisis biomekanik.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pengetahuan tentang banyak macamnya metode latihan terhadap peningkatan vo2max. Kurangnya partisipasi pelatih serta sarana dan prasarana salah satu kendala untuk memungkinkan penyelenggaraan di atletik kota cilegon yang menjadi bagian signifikan untuk mendorong atlit menjadi lebih baik dan terarah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan HIIT terhadap peningkatan vo2max pelari jarak jauh. Metode penelitian ini menggunakan eksperimen dengan menggunakan latihan HIIT. Populasi penelitian sebanyak 7 Atlit. Sampel penelitian menggunakan simple random sampling. Variabel bebas, media papan luncur dan pull buoy pola metode drill. Variabel terikat:. Dalam penelitian ini penulis menganalisis data dengan bantuan program SPSS 17. Hasil pengujian hipotesis penelitian ini terbukti bahwa, menggunakan metode HIIT dapat meningkatkan vo2max atlit lari jarak jauh. Dalam penggunaanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan latihan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perbandingan efek kerja jogging dengan jalan cepat selama 30 menit terhadap penurunan kadar gula darah pada Siswa MAN 1 Bekasi. Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Futsal MAN 1 Bekasi pada tanggal 18 Januari 2020. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen “Two group Pre Test dan Post Test Design”. Dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling, sampel yang berjumlah 20 orang dari populasi 150 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji-T independen. Dari hasil penelitian mengenai penurunan kadar gula darah pada efek kerja joging selama 30 menit, diperoleh rentang nilai penurunan kadar glukosa darah sebesar 6 – 42 memiliki rata-rata 79,50 dengan standart deviasi 8,06 dan standar eror 0,90. Lalu dari hasil penelitian mengenai penurunan kadar glukosa darah pada efek kerja jalan cepat selama 30 menit diperoleh rentang nilai penurunan kadar gula darah sebesar 1 – 17 yang memiliki rata-rata 90,70 dengan standar deviasi 12,83 dan standar error 1,43 . Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai penurunan kadar gula darah pada joging lebih besar daripada jalan cepat yaitu dengan rata-rata 19,8 mg/dl pada joging dan 7,8 mg/dl pada jalan cepat. Dalam perhitungan selanjutnya diperoleh nilai t hitung sebesar 2,337 dengan t tabel 2,101. Dengan demikian nilai t hitung > t tabel yang menunjukan bahwa hipotesis nihil (Ho) di tolak dan hipotesa alternatif (H1) diterima. Maka sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil Efek Kerja Joging lebih baik dibandingkan dengan Efek Kerja Jalan Cepat terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Siswa MAN 1 Bekasi. The aim of this study was to find out how much the comparison of the effects of jogging work with race walking for 30 minutes on reducing blood sugar levels in MAN 1 Bekasi students. This research was conducted at Futsal Field MAN 1 Bekasi on January 18, 2020. The method used was the "Two group Pre Test and Post Test Design" experimental method. With a purposive sampling technique, a sample of 20 people from a population of 150 people. The data analysis technique used is an independent T-test. From the results of research on the decrease in blood sugar levels on the effect of jogging for 30 minutes, the range of values for decreasing blood glucose levels of 6 - 42 has an average of 79.50 with a standard deviation of 8.06 and a standard error of 0.90. Then from the results of research on reducing blood glucose levels on the effect of working race walking for 30 minutes obtained a range of values for reducing blood sugar levels by 1 - 17 which has an average of 90.70 with a standard deviation of 12.83 and a standard error of 1.43. From these results it can be seen that the value of decreased blood sugar levels in jogging is greater than race walking, with an average of 19,8 mg/dl jogging and 7,8 on race walking. In the next calculation, the calculated value of t is 2.333 with t table 2.101. Thus the value of t arithmetic > t table which shows that the null hypothesis (Ho) is rejected and the alternative hypothesis (H1) is accepted. So it can be concluded that the results of Jogging Effects are better than the Race Walking Effects on Decreasing Blood Sugar Levels in MAN 1 Bekasi Students.

Mata pelajaran olahraga terutama atletik (lari sprint 100 meter) di Sekolah Menengah Pertama sudah sampai pada tahap pengenalan lanjut. Maka, perlunya pendataan untuk mengetahui motivasi siswa agar dapat menyesuaikan kebutuhan siswa pada tahapan selanjutnya ataupun sebagai evaluasi pembelajaran atletik. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik (lari sprint 100 meter) di Sekolah Menengah Pertama Negeri 44 Palembang. Penelitian ini menggunakan metode survei. Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, kuisioner/angket dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian menggunakan deskripsi persentase. Berdasarkan analisa hasil, penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa motivasi terbesar siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik adalah karena faktor internal. Faktor internal ini timbul dalam diri sendiri yang akan mendorong siswa untuk dapat mengikuti pelajaran, bahkan akan pula terdorong untuk mencapai pada tahapan prestasi olahraga. Hal ini akan menjadi tantangan yang besar untuk guru untuk dapat memerikan bimbingan yang sesuai untuk siswa.

The aim of this research is to find out the influence of training method and coordination toward of sprint skills. The sample of this research concept of 48 students extracurricular activities athletics sprint number in SMP Negeri Satap 1 Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang and done in experimental study by treatment by level 2 x 2. The data were analyzed by using analyzed of varians (ANAVA) and then continued with Tukey Test were used to test the hypotheses at the level of significance α = 0,05. The results of the research show that (1) in general, there is a significance difference between Hollow Sprint training method and Acceleration Sprint training method toward of sprint skills (Fo 6.0919 > 4,11 Ft) and Hollow Sprint training method is better than Acceleration Sprint training method for the sprint skills, (2) there is an interaction between training method and coordination for the sprint skills (Fo 5,16 > 4,11 Ft), (3) for high coordination, Hollow Sprint training method is better than Acceleration Sprint training method for the sprint skills (Qo 22,5 > 3,89 Qt), and (4) for low coordination, there is significance difference in the sprint skills between the Hollow Sprint training method and Acceleration Sprint training method (Qo 16,58 > 3,89 Qt). ********** Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode latihan dan koordinasi terhadap keterampilan lari cepat (sprint). Sampel penelitian ini berjumlah 48 orang yang merupakan siswa kegiatan ekstrakurikuler atletik nomor lari di SMP Negeri Satap 1 Cilamaya Wetan dengan menggunakan rancangan penelitian treatment by level 2 x 2. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANAVA) dan dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan (1) secara umum, terdapat perbedaan yang signifikan antara metode latihan Hollow Sprint dan metode latihan Acceleration Sprint terhadap keterampilan lari cepat (Fo 6.0919 > 4,11 Ft), dan metode latihan Hollow Sprint memberikan keterampilan lari cepat atau sprint yang lebih baik daripada metode latihan Acceleration Sprint, (2) terdapat interaksi antara metode latihan Hollow Sprint dan metode latihan Acceleration Sprint terhadap keterampilan lari cepat atau sprint (Fo 5,16 > 4,11 Ft), (3) pada siswa dengan koordinasi tinggi, metode latihan Hollow Sprint memberikan keterampilan lari cepat atau sprint yang lebih baik daripada metode latihan Acceleration Sprint (Qo 22,5 > 3,89 Qt), dan (4) pada siswa dengan koordinasi rendah, terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada keterampilan lari cepat atau sprint antara metode latihan Hollow Sprint dan metode latihan Acceleration Sprint (Qo 16,58 > 3,89 Qt).

Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan model pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa sekolah dasar. Selain itu, penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang: pengembangan dan penerapan model pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa sekolah dasar dan mengetahui efektivitas, efisiensi dan daya tarik anak terhadap model yang dibuat. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan metode Research & Development (R & D) dari Borg and Gall. Subyek dalam penelitian dan pengembangan ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar yang terdiri dari 72 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah angket dan instrumen tes gerak dasar lompat jauh gaya jongkokuntuk mengumpulkan data siswa sekolah dasar. Adapun tahapan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah, pada tahap: (1) analisis kebutuhan, (2) evaluasi ahli (evaluasi produk awal); (3) uji coba terbatas (ujicoba kelompok kecil); dan (4) ujicoba utama (field testing). Uji efektifitas model menggunakan tes keterampilan lompat jauh gaya jongkokuntuk mengetahui keterampilan siswa sekolah dasar sebelum pemberian treatment berupa model pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang dikembangkan dan untuk mengetahui keterampilan lompat jauh untuk siswa sekolah dasar setelah perlakuan model yang dikembangkan. Dari tes awal yang dilakukan diperoleh keterampilan lompat jauh gaya jongkok siswa sebesar 714, kemudian setelah diberikan perlakuan berupa model pembelajaran diperoleh nilai total sebesar 836. Maka model pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa sekolah dasar. Berdasarkan hasil pengembangan dapat disimpulkan bahwa: (1) Dengan model pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa sekolah dasar dapat dikembangkan dan diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmaniserta meningkatkan keterampilan lompat jauh gaya jongkok untuk sekolah dasar(2) Dengan model pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa sekolah dasar yang telah dikembangkan, diperoleh data efektifitas dan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa sekolah dasar. ************ Purpose from this research and development is to produce learning model of basic moving jump far squat down style for student of primary school. Beside of it, this research and development is doing to get the deep information about development and application model of basic moving jump far squat down style for student of primary school and to know the effectiveness, efficiency and children attractiveness to the model that have made. This research and development using Research Development method (R&D) by Borg and Gall. The subject of this research is 72students of Primary School. The instrument that using in this research and development is quistionnaire and basic moving instrument of jump far squat down style to collect the data of Primary School students. The research and development stage is at step : (1) needs analithy (2) expert evaluation (first prodect evaluation) (3) limited trials (small group trials) (4) main trials(field testing). The model effectiveness test using skills of jump far squat down style test to know the skills of Primary School children before giving treatment of basic learning jump far squat down stylemodels that development and to know the jump far skills for children after the treatment of development models. From the beginning test that do, getting skills of jump far squat down children is 714,then after giving treatment learning models can get result 816. So, the learning basic moving jump far squat down style models to Primary School children. Based on result of development can concluded that : (1) with learning basic moving jump far squat down style models on Primary School children can developed and applied in learning of Physical Education and to improve jump far squat down style skills for Primary School children. (2) With learning models of basic moving jump far squat down style on Primary School children that have development, getting effectivity data and result learning of basic moving jump far squat down style on primary Schoolchildren

Yang melatarbelakangi penelitian ini adalah sarana dan prasarana yang ada disekolah yang kurang standart khususnya untuk cabang olahraga lempar lembing, sehingga membuat siswa tidak bisa mempraktekan materi lempar lembing. Maka dibutuhkan pengembangan media untuk pengganti lembing yang asli untuk pembelajaran lempar lembing yang bisa digunakan ditempat yang tidak terlalu luas, aman, nyaman dan tingkat bahaya yang rendah. Penelitian ini bertujuan mengembangkan media lembing untuk pembelajaran Penjas yang aman dan nyaman. Penelitian ini termasuk penelitian R and D (research and development) dengan menggunakan model ADDIE dengan langkah-langkah sebagai berikut analysis, design, development, implementation, evaluation . Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa hasil modifikasi media lembing berbentuk rudal bisa digunakan untuk pengganti lembing yang asli untuk pembelajaran Penjas. Dibuktikan dengan hasil validasi yang dilakukan kepada ahli media pembelajaran dan ahli pembelajaran atletik yang sudah disetujui. Dan juga hasil dua kali uji coba yang dilakukan dengan hasil penilaian dengan persentase 80,6% untuk uji coba kelompok kecil dan 82,9% untuk uji coba kelompok besar. Kedua uji coba mendapat nilai kategori baik dan bisa digunakan.

In this study it was aimed to determine the knowledge levels of female athletes in badminton players and national team of Badminton on Female Athletic Triad and whether the athletes experience the symptoms of “Female Athletic Triad”. The study was carried out voluntarily with the participation of a total number of 34 athletes from Badminton players. 9 of the athletes were from national team and 25 were from Badminton league players. As a measuring tool,“Female Athletic Triad” questionnaire was used in the study. The questionnaire was constructed by Heidi Wengreen She was created this questionnaire in 2004. Consequently, it has been found out in the study that woman athletes in both groups have never heard about "Female Athletic Triad". To the question about calorie intake %25 of badminton league player answered that they couldn't take enough amount of calorie. To the question about stress fracture %66 of national team players answered "yes" still, when they are asked about their first menarch age. It was found out that league players ranges in 14-15 age group and national team players ranges in 15-16 age group. Lastly when they are asked about their period regularity. National team players reported that their regularity is usually very irregular throughout the year. Based on all this information about "Female athletic triad" it was suggested to give seminers and disseminate these seminars via Youth and Sport Ministry Sport and Eduation Office and sport federations to the players in all branches including badminton players. ÖzetBu araştırmada, ülkemizdeki kadın lig badmintoncularıyla A milli takım düzeyindeki kadın badmintoncuların Kadın Atletik Triad'ı hakkındaki bilgi düzeyleri ve sporcularımızın Kadın Atletik Triad belirtilerini taşıyıp taşımadıklarının belirlenmesi amaçlanmıştır. Araştırma, 2015 Nisan - Mayıs ayları arasında A Milli takım kadrosunda yer alan 9 Milli Badmintoncuyla 25'i Lisanslı Badminton Lig sporcusu olmak üzere toplam 34 sporcunun gönüllü katılımıyla gerçekleştirilmiştir. Araştırmada veri toplama araçları olarak, Wengreen tarafından 2014 yılında oluşturulan genel geçerliliği kontrol edilmiş Female Athletic Triad Anketi kullanılmıştır. Yapılan çalışmada sonuç olarak; her iki gruptaki bayan sporcuların da "Kadın Atletik Triad'ını daha önce duymadıkları belirlenmiştir. Kalori alımıyla ilgili soruda Lig Badmintoncularının %25'i alamıyoruz cevabını vermiştir. Stres kırığıyla karşılaşma sorusuna Milli Badmintoncuların %66'sı evet yanıtını vermiştir. Yine pek çok badmintonucunun ilk menarş yaşı sorulduğunda Lig badmintoncularının genelde 14-15 yaş grubunda, Milli sporcuların ise genelde 15-16 yaş grubunda oldukları saptanmıştır. Son olarak reglilerinin düzenliliği ile ilgili sorulan soruda genellikle Milli Badmintoncuların %44'ünün adetlerinin yıl içinde çok düzensiz olduğunu belirtmişlerdir. Bütün bu sonuçlardan yola çıkarak; öncelikle araştırma sonucunda risk altında bulunan sporcuların Kadın Atletik Triadı hakkında Gençlik ve Spor Bakanlığı Spor Eğitim Dairesi ve spor federasyonlarının alan uzmanlarından destek alınarak hazırlanacak seminerler aracılığıyla bilgilendirilmesi ve sonrasında bu seminerlerin badminton dahil olmak üzere her spor branşı için yaygınlaştırılması önerilebilir.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan prestasi atlet atletik nomor lari 100 meter putera dan puteri pada Kejuaraan Nasional Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) tahun 2008- 2012. Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta bertempat di Kantor Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Jl. Asia Afrika No. 18- 19 Stadion Madya Senayan, Jakarta Pusat. Metode ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis dokumenter. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh data prestasi nomor lari 100 meter putera dan puteri pada Kejuaraan Nasional Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) tahun 2008-2012. Sedangkan sampel dalam penelitian ini diambil dengan purposive sampling yaitu data diambil dari hasil keseluruhan nomor lari 100 meter putera dan puteri pada Kejuaraan Nasional Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) tahun 2008-2012. Dari hasil data keseluruhan untuk nomor lari 100 meter putera dan puteri pada Kejuaraan Nasional Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) tahun 2008-2012 diperoleh bahwa prestasi atlet lari 100 meter putera waktu terbaiknya pada tahun 2012 dan waktu rata-rata terbaiknya terjadi pada tahun 2010. Sedangkan waktu terburuknya terjadi pada tahun 2008. Kemudian untuk nomor lari 100 meter puteri dari tahun 2008-2012 diperoleh bahwa prestasi terbaiknya terjadi pada tahun 2010 dan waktu rata-rata terbaiknya terjadi pada tahun 2012. Sedangkan waktu terburuknya terjadi pada tahun 2010.

Tujuan penelitian ini adalah menerapkan pengembangan model pembelajaran atletik dalam upaya meningkatkan minat belajar terhadap lari gawang pada siswa kelas VIII SMP Negeri Ujung Jaya 1 Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan di SMPN Negeri 1 Ujung Jaya Kabupaten Sumedang Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada Semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode action research. Populasi dalam penelitan ini adalah SMP Negeri 1 Ujung Jaya Kabupaten Sumedang. Sampel penelitian adalah siswa Kelas VIII Tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 32 siswa. Teknik analisis data digunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Untuk data kualitatif menggunakan analisis data refleksi dalam setiap pertemuannya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan lapangan, dokumentasi, dan observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan hasil pencapaian dengan indikator keberhasilan. Fokus pengamatan tentang kegiatan siswa selama pembelajaran praktek belajar penjasorkes. Untuk data kuantitatif menggunakan teknik analisis uji . Hasil penelitian sebagai berikut: 1).Penerapan modifikasi media pembelajaran lari gawang dengan menggunakan media karet, kardus, dan gawang kecil ternyata efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap lari gawang terbukti setelah guru menerapkannya di dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan materi lari gawang para ii siswa meningkat minat belajarnya rata-rata 19.12% pada tes akhir. Kedua, penerapan modifikasi media pembelajaran lari gawang dengan menggunakan media karet, kardus, dan gawang kecil ternyata membuat suasana kelas menjadi lebih hidup. Ketiga, penerapan modifikasi media pembelajaran lari gawang dengan menggunakan media karet, kardus, dan gawang kecil ternyata membuat guru dapat mengembangkan kreativitasnya dalam proses pembelajaran.