Search

This community service activity provides counseling to class XII students at SMK Berbudi Yogyakarta which aims to provide additional understanding and knowledge to class XII students about the relationship between social media and entrepreneurship so that later class XII students can open their own businesses after finishing school. This community service activity aims to increase understanding and additional knowledge for class XII students at SMK Berbudi Yogyakarta about the relationship between social media and entrepreneurship which is carried out using lecture, demonstration, and question and answer methods. The benefits that can be obtained by participants from this community service activity include increasing the knowledge, understanding, and experience of class XII students at SMK Berbudi Yogyakarta about the relationship between social media and entrepreneurship.

This study aims to examine the effect of the variable attitude, subjective norms, and perceived behavioral control on entrepreneurial intention which is moderated by the entrepreneurial self-identity variable. This study has three hypotheses. Data were collected from respondents obtained from online questionnaires distributed to students in Yogyakarta Indonesia. The data were then analyzed using a structural equation modeling technique with the help of SmartPLS 3 software. The results of this study indicate that the variable attitude, subjective norms, and perceived behavioral control have a positive and significant effect on entrepreneurial intention which is moderated by the entrepreneurial self-identity variable. All hypotheses in this study were accepted. Each hypothesis is discussed in detail in this article Keywords: Attitude, Subjective Norms, Perceived Behavioral Control, Entrepreneurial Intention, Entrepreneurial Self-identity.

The main purpose of this paper was to propose a strategic conceptual framework using the Theory of Planned Behavior in the context of entrepreneurship intention among young creative entrepreneurs. The dynamic environment of the COVID-19 pandemic has significantly affected the cultural resilience of art and design. The present study identified eight hypotheses for pathways of strategic direction for young creative entrepreneurs within and after the pandemic. The conceptual framework developed examines the influence of entrepreneurship education on attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control. Furthermore, this study also outlines guidance for young creative entrepreneurs based on attitudes toward entrepreneurship intention, entrepreneurship self-identity, subjective norms surrounding entrepreneurship intention, perceived behavioral control, and entrepreneurship commitment and enactment. Keywords: entrepreneurship education, Theory of Planned Behavior, entrepreneurship self-identity, entrepreneurship plan enactment, entrepreneurship commitment

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah praktik pencitraan merek internal dalam organisasi jasa secara luas mempengaruhi karyawan dan perilaku mereka terhadap organisasi. Tujuan lain dari artikel konseptual ini adalah untuk memberikan kerangka kerja alternatif untuk dimensi pencitraan merek internal dan pengaruhnya terhadap komitmen merek. Dimensi pencitraan merek internal terdiri dari kepuasan komunikasi internal, paparan informasi pelanggan dan pasar, kepemimpinan merek, pelatihan merek, dan lingkungan kerja. Ada lima hipotesis yang diajukan oleh peneliti dalam artikel konseptual ini. Artikel ini menyarankan penelitian selanjutnya untuk mengujinya secara empiris dengan mengumpulkan data dari responden yang berstatus sebagai karyawan dari sebuah perusahaan dengan merek jasa terkenal dan dianalisis menggunakan analisis regresi linier, uji F dan uji t.Kata Kunci — pencitraan merek internal, komitmen merek, perusahaan jasa, perilaku organisasi, perilaku konsumen

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh aspek-aspek sosial yaitu kebutuhan sosial dan pengaruh sosial terhadap ketergantungan dan pengaruh ketergantungan terhadap ponsel cerdas pada niat pembelian ulang. Kebutuhan sosial dan pengaruh sosial adalah aspek sosial sebagai faktor yang memicu ketergantungan. Kebutuhan sosial meliputi keinginan untuk dicintai, berteman dan diterima oleh orang lain. Sedangkan pengaruh sosial adalah cara seseorang untuk memengaruhi keyakinan, perasaan, dan perilaku orang lain. Penelitian ini memiliki tiga hipotesis. Data dikumpulkan dari responden yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Data kemudian dianalisis menggunakan teknik pemodelan persamaan struktural dengan bantuan perangkat lunak LISREL. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan sosial dan pengaruh sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketergantungan, sedangkan ketergantungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian ulang. Semua hipotesis dalam penelitian ini diterima. Masing-masing hipotesis dibahas secara detil dalam artikel ini. Kata Kunci — kebutuhan sosial, pengaruh sosial, ketergantungan, niat pembelian ulang, ponsel cerdas

Siswa SMK Batik Sakti 2 Kebumen belum memiliki gambaran tentang membuka usaha secara mandiri. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan wawasan pada para siswa kelas XII SMK Batik Sakti 2 Kebumen mengenai kewirausahaan, UMKM, permodalan, dan pemasaran. Kegiatan ini menggunakan metode penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman serta kesadaran para peserta, juga contoh-contoh tentang kewirausahaan, jenis-jenis usaha dan sosok wirausahawan yang dapat dijadikan contoh. Pemberian materi penyuluhan dilaksanakan selama satu hari saat jam kerja. Peserta pengabdian kepada masyarakat di sekolah ini diikuti sebanyak 60 siswa. Setelah mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat, semua peserta diharapkan memiliki pengetahuan tentang kewirausahaan sebagai modal ilmu untuk membuka usaha di kemudian hari.

Industri pariwisata mulai melemah khususnya di Indonesia di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi sekarang ini. Di tengah menurunnya tren pariwisata, teknologi justru semakin berkembang. Untuk itu diperlukan sebuah model baru untuk memajukan dan mengembangkan pariwisata dengan memanfaatkan teknologi. Tujuan utama dari penulisan artikel ini adalah untuk mengajukan dan memberikan model ataupun kerangka konseptual alternatif tentang pariwisata virtual. Lebih lanjut, kerangka konseptual yang baru ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel online destination experience, online destination authenticity, virtual reality, dan augmented reality terhadap pariwisata virtual pada situs warisan budaya di Indonesia. Dalam artikel ini, peneliti mengusulkan empat hipotesis untuk menguji setiap pengaruh antar variabel yang ada dalam kerangka konseptual yang diusulkan. Karena artikel ini termasuk dalam artikel konseptual, maka peneliti menyarankan pada penelitian selanjutnya dilakukan penelitian empiris berdasarkan kerangka konseptual yang diusulkan di dalam artikel ini.

In this digital era, smartphones are considered a primary need in everyday life. A person's behavior that reflects the dependence on smartphones is when most of their activities were spent using a smartphone. This study aims to analyze the relationship among variables convenience, social influence, and social need towards the dependence on smartphones. Then, this study analyzed the relationship of dependence on smartphones towards repurchase intention. Respondents of this study were undergraduate students in Yogyakarta who are using smartphones for their daily activities. The analytical technique used in this study was structural equation modeling using LISREL 10.1 software. This study proposed four hypotheses then the result showed that all hypotheses were accepted.

The phenomenon Taxi bike is a driver who will be minimal attention to customers, less attention to the completeness of attributes for customer safety and lack of providing quality services. So from that this research was conducted with the aim to find out how the effect of taxi bike of service quality on customer satisfaction. Primary and secondary data are the selected data types. The data sources has been internal and external data. Based on the results of simple linear regression is the value of Y = 1,270 + 0,231 (X), it is known that the value of a = 1,270 and the value of b = 0,231. If the value of X (Service Quality) increases by 1 then the satisfaction level rises by 1.501 and if there is no variable X, then the level of satisfaction constant 1,270 and the most influential t test result is X5.1 where the value of t is the value of T count and T Table or (4,842> 1,97976) it is concluded that H₀ is treated as H1 means there be an effect between Service Quality on the first tangibles (tangible) variable (X5. 1) on Customer Satisfaction, the results of the Effect of taxi bike Service Quality determination test are obtained R2 (R Square) of 61.9 % service quality has an effect on customer satisfaction while the rest (100% — 61. 9% = 38. 1%) is influenced by other factors outside the research, it can be concluded the results the Service Quality (X) variable is directly positive and significantly influential to the Customer Authority (Y) at the Taxi Bike