1. Hubungan Antara Kebersyukuran Dengan Subjective Well-Being Pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus
- Author
-
Nurul Alyya and Ahmad Hidayat
- Subjects
kebersyukuran ,subjective well-being ,berkebutuhan khusus. ,Education (General) ,L7-991 ,Psychology ,BF1-990 - Abstract
Keadaan yang disertai dengan stress yang dialami oleh orangtua anak berkebutuhan khusus akan membuat orangtua merasa tidak sejahtera atau menurunnya Subjective Well-Being. Salah satu yang dapat mempengaruhi Subjective Well-Being adalah rasa syukur.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara kebersyukuran dengan Subjective Well-Being pada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua orangtua yang anaknya sedang terapi disalah satu terapi yang bernama Pusat Layanan Autis (PLA) berjumlah 70 orang dan pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu sampling jenuh. Skala kebersyukuran diadaptasi dari Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) terdiri dari 6 butir item. Subjective Well-Being diukur menggunakan 2 skala satisfaction with life scale dan scale of positive and negative experiences terdiri dari 5 aitem dan 20 aitem. Teknik analisis data menggunakan SEM dengan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan software smartPLS 3.0 M3. Berdasarkan hasil penelitian nilai koefisien jalur pengaruh kebersyukuran terhadap Subjective Well-Being sebesar 0,760 dengan nilai p value 0,000 0,05 dan nilai t hitung sebesar 16,882. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya kebersyukuran berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Subjective Well-Being, sehingga hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kebersyukuran maka semakin tinggi tingkat Subjective Well-Being pada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, begitu juga sebaliknya.
- Published
- 2024
- Full Text
- View/download PDF