Search

RINGKASAN nbsp Sapriyadin Dedi. 2023. Pengaruh model pembelajaran Inquiry terhadap kemampuan penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada materi usaha dan energi. Tesis Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Prof. Dr. Sutopo M.Si (2) Dr. Hari Wisodo M.Si Kata kunci pembelajaran Inquiry kemampuan penguasaan konsep kemampuan pemecahan masalah Kemampuan penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa untuk mengungkapkan menginterpretasikan serta mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari. Salah satu tujuan aplikasi pengetahuan yang telah dipelajari adalah dengan menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan tingkat tinggi dari penguasaan konsep. Kedua kemampuan ini saling berhubungan. Siswa yang memiliki penguasaan konsep yang baik cenderung memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik pula. Namun masih banyak kendala untuk mencapai kedua kemampuan ini. Diantaranya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan memahami konsep fisika utamanya materi usaha dan energi. Hal ini terjadi karena siswa tidak diajarkan konsep secara menyeluruh yang menyebabkan siswa gagal memahami materi usaha dan energi. Selain itu juga mengakibatkan siswa menyelesaikan masalah dengan plug and chug dan mengabaikan informasi konseptual. Urgensi ini yang menjadi dasar penelitian ini. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan penguasaan konsep siswa dan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi usaha dan energi yang menggunakan pembelajaran inquiry dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional serta korelasi antara kemampuan penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah usaha dan energi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Quasi Experiment dan rancangan penelitiannya adalah nonequivalent control group design. Penelitian ini melibatkan kelas eksperimen yang menggunakan model pe

Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji efektivitas flipbook berbasis Learning Cycle 5E yang telah dikembangkan untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. Subjek penelitian terdiri dari 33 siswa SMA kelas XII. Flipbook yang diterapkan pada siswa telah melalui tahap review dari dosen ahli materi dan dosen ahli media dengan hasil masing-masing sebesar 3 68 dan 3 77 sehingga masuk dalam kategori sangat layak. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design dimana siswa mengerjakan pretest sebelum pembelajaran dan mengerjakan posttest setelah pembelajaran menggunakan flipbook. Terdapat kenaikan yang signifikan pada hasil posttest dibandingkan dengan hasil pretest yaitu dari yang semula 40 30 menjadi 79 09. Untuk memastikan bahwa skor posttest berbeda secara statistik dengan skor pretest dilakukan uji t untuk data berpasangan dengan hasil nbsp thitung nbsp 16 917 (df 32) dan nilai signifikansi p 0 000. Peningkatan penguasaan konsep siswa ditinjau melalui perhitungan nilai gain ternormalisasi dengan hasil 0 69 dimana nilai tersebut masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil analisis secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest dan pretest sehingga dapat disimpulkan bahwa flipbook terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran dan mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi listrik statis.

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model Predict-Observe-Explain (POE) nbsp terhadap pemahaman konsep siswa nbsp pada materi getaran harmonis sederhana. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIPA 4 di salah satu SMA negeri di Kota nbsp Malang nbsp dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa. Penelitian ini menggunakan One Group nbsp Pretest-Postest Design. Hasil analisis menunjukkan bahwa nbsp rata-rata nilai pretest dan postest siswa meningkat dari 3 27 menjadi 7 76. Nilai d-effect size nbsp didapatkan sebesar 1 65 dengan kategori tinggi. Untuk nilai nbsp n-gain nbsp diperoleh sebesar 0 67 dengan kategori sedang. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran POE nbsp berpengaruh nbsp terhadap pemahaman konsep siswa pada materi gerak hamonis sederhana.

Penguasaan konsep merupakan kemampuan dasar yang dibutuhkan siswa untuk meningkatkan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pendidikan abad 21 yaitu kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil penelitian nbsp kesulitan-kesulitan masih ditemui siswa dalam menyelesaikan masalah konsep. Model Learning Cycle 5E dan pendekatan multirepresentasi diketahui dapat meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan representasi siswa namun pendekatan multirepresentasi dalam model ini belum banyak ditemukan. Oleh karena itu Learning Cycle 5E berbasis multirepresentasi digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan representasi siswa pada materi gerak lurus. Untuk melihat efektifitasnya peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan representasi siswa dibandingkan dengan peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan representasi siswa belajar dengan model Learning Cycle 5E. nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental dengan rancangan Non-Equivalent Control-Group Design. Subjek penelitian ini meliputi siswa kelas X IPA yang terdiri dari 25 siswa kelompok eksperimen dan 24 siswa kelompok kontrol di salah satu SMA di kabupaten Pasuruan. Data kuantitatif berasal dari tes penguasaan konsep dan tes kemampuan representasi. Teknik analisis data kuantitatif dilakukan dengan perhitungan N-Gain D-Effect Size dan Independent Sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Learning Cycle 5E berbasis multirepresentasi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep kemiringan grafik dan menganalisis kecepatan berdasarkan representasi diagram gerak daripada model Learning Cycle 5E. Kesulitan yang banyak ditemui siswa adalah menganalisis jarak tempuh perpindahan dan kelajuan sesaat berdasarkan representasi tabel. Model Learning Cycle 5E berbasis multirepresentasi juga memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan kemamp

Strategi siswa dalam memecahkan masalah fisika merupakan salah satu topik penelitian yang banyak dilakukan dalam pendidikan fisika. Berdasarkan kajian literatur telah banyak studi yang mengungkap strategi pemecahan masalah fisika siswa serta mengelompokkannya berdasarkan kriteria tertentu. Namun demikian masih sangat sedikit penelitian yang mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan seorang siswa cenderung menerapkan strategi pemecahan masalah tertentu. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap faktor-faktor tersebut. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh adalah pandangan (belief) siswa tentang fisika dan pengalaman belajar siswa. Penelitian tentang belief siswa sudah banyak dilakukan dan menghasilkan instrumen yang cukup reliabel. Di lain pihak juga sudah ada penelitian yang mengungkap berbagai jenis pengalaman belajar siswa. Namun demikian belum ada penelitian yang mengungkap bagaimana keterkaitan antara pengalaman belajar belief terhadap fisika dan strategi pemecahan masalah siswa. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap hubungan tersebut. Lebih rinci penelitian ini untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah pengaruh pengalaman belajar dan belief siswa tentang fisika terhadap strategi pemecahan masalah fisika siswa. Pengetahuan tersebut sangat diperlukan sebagai input perencanaan pembelajaran yang mampu mengantarkan siswa sebagai pemecah masalah yang lebih efektif. Untuk menjawab pertanyaan itu akan diterapkan pendekatan penelitian mixed-methods dengan desain embedded-correlational. Hasil data kuantitatif dianalisa menggunakan teknik regresi-berganda yang kemudian akan digabungkan dengan hasil analisisa kualitatif untuk menjelaskan secara mendalam interpretasi data kuantitatif yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah 102 siswa terdistribusi ke dalam lima grup strategi yaitu sebanyak 12 siswa berkategori scientific approach sebanyak 46 siswa berkategori plug-chug approach dengan penyebaran siswa kategori plug- chug structured sebanyak 32 s