Search

Penelitian ini bertujuan untuk menelaah fenomena campur-kode dan alih-kode yang terdapat dalam instruksi kelas, atau bahasa pengantar perkuliahan oleh beberapa dosen yang mengajar di jurusan bahasa Inggris, Universitas Negeri Malang. Penelitian ini dikhususkan untuk menelaah alasan yang mendasari keputusan dosen untuk menggunakan campur-kode dan alih-kode dalam bahasa pengantar perkuliahan yang mereka sampaikan, baik alasan pribadi maupun alasan pedagogik, dan apakah penggunaan campur-kode dan alih-kode ini bermanfaat untuk para mahasiswa.Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu sosiolinguistik, khususnya mengenai fenomena campur-kode dan alih-kode. Penelitian ini memperlihatkan bahwa nilai-nilai budaya dapat ikut mempengaruhi keputusan seseorang untuk menggunakan campur kode dan alih kode. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pemahaman para dosen bahwa penggunaan campur-kode dan alih-kode dalam bahasa pengantar perkuliahaan sesungguhnya dapat mempengaruhi pemahaman mahasiswa terhadap materi yang sedang disampaikan, baik membantu pemahaman mereka, maupun membingungkan mereka. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Beberapa data pendukung dalam bentuk angka dan prosentase akan tetap dibahas, dianalisa, dan dijelaskan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah: (i) bahasa pengantar perkuliahan yang disampaikan oleh para dosen, (ii) tiga dosen yang mengajar tiga matakuliah yang berbeda, dan (iii) 15 mahasiswa yang mengambil tiga matakuliah tersebut.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh alasan pribadi yang mendasari keputusan para dosen tersebut untuk menggunakan campur-kode dan alih-kode dalam bahasa pengantar perkuliahan mereka. Empat diantaranya pernah dikemukakan dalam penelitian terdahulu, yaitu (1) penghubung kalimat (32%), (2) memberi efek humor (24%), (3) kebutuhan leksikal (13%), (4) menghaluskan atau menguatkan permintaan atau perintah (11%), dan tiga la

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab masalah – ”Bagaimana Modified Dialogue Journal dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan menulis siswa kelas XI Program Bahasa SMAN I Banjarbaru”. Strategi Modified Dialogue Journal( Dialog Jurnal yang telah dimodifikasi) ini dipilih karena kelebihannya dalam mendorong siswa terlibat lebih aktif selama proses kegiatan belajar mengajar menulis yang bertujuan meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam menulis recount. Disamping itu, strategi ini bisa membantu siswa menghilangkan atau paling tidak mengurangi rasa takut menulis dalam bahasa Inggris, sehingga dengan demikian diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan kemampuannya menulis dalam bahasa Inggris. Untuk menjawab permasalahan tersebut diatas, dilakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif dengan empat langkah; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama terdiri dari enam pertemuan dan siklus kedua terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa/siswi kelas XI jurusan Bahasa SMAN 1 Banjarbaru tahun ajaran 2007-2008 yang terdiri dari 26 siswa. Dalam penelitian ini siswa diberi tugas menulis sekali dalam seminggu baik dirumah maupun dikelas. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi, kuesioner, catatan lapangan dan jurnal siswa. Prosedur yang digunakan dalam mengaplikasikan strategi Dialog Journal yang telah dimodifikasi adalah sebagai berikut; pertama, guru menggali pengetahuan siswa tentang jenis teks recount dengan cara bertanya. Kedua, guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi karakteristik dari teks model recount. Ketiga, guru meminta siswa mendiskusikan fungsi, struktur generik dan fitur bahasa dari teks recount. Keempat, guru memperkenalkan konsep strategi Dialog Journal dan konsep Modifikasinya kepada siswa. Kelima, guru memberikan model dialog jurnal melalui contoh- contoh tulisan jurnal. Keenam, guru meminta siswa mengamat

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah potret dari dua orang pembelajar bahasa Inggris yang telah berhasil, ditinjau dari gaya dan strategi belajar mereka. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka sebuah diskripsi tentang bagaimana kedua pembelajar ini dapat mencapai sukses dalam belajarnya, divisualisasikan dalam penelitian ini, yaitu dengan menemukan rumusan bagaimana kedua faktor ini telah membawa mereka pada kesuksesan. Oleh karenanya, diawali dengan mengungkapkan gaya belajar masing-masing pembelajar, penelitian ini menunjukkan latar belakang mereka, diperlukan untuk menjelaskan kondisi yang memungkinkan memberi pengaruh terhadap pemilihan strategi belajar yang mereka pergunakan pada saat belajar bahasa Inggris. Hal ini dianggap penting dalam penelitian ini, karena kondisi tersebut banyak tidak terungkap dalam penelitian sebelumnya, terhadap kondisi yang seharusnya dipenuhi untuk membuat sebuah strategi menjadi efektif. Penelitian ini adalah penelitian qualitative, yang akan digunakan untuk memberikan sebuah diskripsi mengenai sebuah fenomena yang telah ada. Pendekatan dengan studi kasus dipilih untuk studi ini, sebagai metode atau pendekatan yang dipilih bukan karena jumlah subyek yang terbatas, melainkan lebih pada munculnya kasus yang layak untuk diteliti. Kasus yang muncul pada penelitian awal, adalah ditelitinya dua orang pembelajar bahasa Inggris yang berhasil, dimana mereka memiliki kesadaran yang sangat baik akan hal-hal apa saja yang telah membuat mereka berhasil, terkait dengan gaya dan strategi belajar mereka. Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri, dengan menggunakan instrument guide, berupa tape dan video recording untuk merekam dan mengumpulkan data. Berdasarkan hal tersebut, data terkumpul diperoleh dengan menggunakan interview. Sementara itu, tiga seri interview dilakukan dalam tiga tahapan, pertama untuk menjaring data tentang pengalaman belajar, kemudian diarahkan pada hal-hal yang lebih mendalam pada seri berikut

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kesalahan-kelasahan tatabahasa yang diproduksi oleh para mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Muhammadyah Malang dalam menulis, khususnya dalam hal tipe-tipe kesalahan yang paling banyak dibuat oleh mahasiswa. Populasi kajian ini adalah para mahasiswa yang mengikuti matakuliah Writing II dan Writing IV pada tahun akademi 2007/2008, dan sampel terdiri dari 30 orang mahasiswa yang mengikuti matakuliah masing-masing Writing II, dan Writing IV. Data diperoleh dari tugas-tugas menulis mahasiswa. Kesalahan-kelasahan yang ditemukan dari masing-masing matakuliah tersebut dianalysis untuk mengetahui apakah ada peningkatan dari matakuliah Writing II ke Writing IV atau tidak. Kesalahan-kesalahan diidentifikasi oleh dua orang pembaca untuk membaca tulisan tulisan-tulisan yang dibuat oleh mahasiswa. Secara umum tipe-tipe kesalahan tersebut dibagi menjadi kesalahan penghilangan, penambahan, salah bentuk atau kesalahan karena penggantian, dan kesalahan urutan atau susunan kata, dan tipe-tipe kesalahan ini terdiri dari kesalahan jenis kata seperti, kata sandang, kata depan, kata keterangan, kata benda, dan kata kerja. Selain itu, terdapat beberapa kesalahan lain menyangkut kesesuaian, paralelisme, kalimat pasif, serta beberapa kesalahan menyangkut masalah morfem seperti, akhiran -s, bentuk ing, dll. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kesalahan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada 416 kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa pada matakuliah Writing II, tetapi hanya 75 kesalahan pada matakuliah Writing IV. Pada matakuliah Writing II terdapat 182 atau 43,75% kesalahan penghilangan, 90 atau 21,63% kesalahan penambahan, 130 atau 31,25% kesalahan bentuk atau ksalahan penggantian, dan 14 atau 3.37% kesalahan urutan. Pada matakuliah Writing IV ada 37 atau 49,33% kesalahan penghilangan, 14 atau 1867% kesalahan penembahan, 23 atau 30,67% kesalahan bentuk, dan 1 atau 1,33% kesalahan urutan dari semua kesalah

As studenths aved ifferentp ersonalitietsh, eyl earnE nglishi n manyw ays.I t isnotv eryl ikely thatt wo studentlse ami n thes amew aya t thes amep acei.e acher,sunawar-enaensdsi gnoranceo f thesed ifferencems ightl eadt o thes tudentsle, arningdifficultya ndi nability.T hereforet,e acherasr ee xpectetdo helpt hes tudentisd enti!theird ifferenceisn their F*iry stylep referenceai ndt o applyv ariousw ayso fteachintgh atc anb ridget he differences.Fort hatr easona, ndt hel imitedn umberso f studiesd oneo n identifyingth e*qTtrl leamings tyled ifferencesth, is studyi s conductedR. eplicatingd eid;s(1987M), elton's( 1990)a, ndH yland's(1 99i)s rudiegth iss tudyin vesigatetsh e9jv9rrtv of leamings tylep referenceosf theE nglishD epartnenst tudenLa t stateuliver-sitr9 f Malanga ccordingto tfueev ariabtesg: enders, tudyp rogramsa, ndl evelof studya ndw hethetrh e differenceasr es igrrificantT. hes tude;si leirning stylepreferencetos b em easureadr ev isual,a uditoryk, inesthetict,a ctile,g roup,a naindividual.Them aini nstrumenut sedt o collectt hed atai s thep erceptuaLl eamings tyleQuestionnairdee, signebdy JoyM . Reid,c onsistingo f 30 itemst hatt hes tudentrsa teona five-points calef rom 4 to 0. Theseit emsa reo f randomlya rrangedse tso f 5statemenotsn eacho f thes ix leamings tylep referencetos bem easuredT.o facilitatethel earnersr'e sponsaen dt o avoidm isinterpretatiotnh"e q uestionnairise translatedintoI ndonesianT. heI ndonesiaenu estionnairies re-hansiateidn to Englishb y anexperot f whichr esults howsit s consistencTy.h et est-retesrte liability,i sing p"a6onproduct-momenatls, os howss igrificantc orrelationa t the .01a nd. 0i ievels.Processeuds ings PSSf or windowsp rogmmt,h e secondtr y-outr esults howsth atANovA frodrr y sigrrificandt ifferencea t the .05l evelb etweenth el anguagoef thequestionnairTeh. et anslatedi nstrumenht asf ulfilled its validitya sw elisincet herea red ifferentl anguagper ogramas ndd iflerentl evelsa t theE nglishDepartmenotf stateu

Seiring perkembangan informasi di dunia, media massa baik media cetak maupun media elektronik memiliki peran cukup besar untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Karena media massa merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memperoleh informasi yang diperlukan dengan cepat dan murah. Di Indonesia terdapat bermacam-macam media massa baik itu media elektronik dan media cetak. Salah satunya adalah koran Jawa Pos,dan masyarakat pulau jawa khususnya Kota Malang telah mengenal koran Jawa Pos karena dapat memberikan informasi berita yang akurat, dapat dipercaya dan lengkap isinya. Karena banyaknya koran yang terbit di kota Malang seperti, Surya, Kompas, Bisnis Indonesia. Hal ini menjadikan persaingan atau kompetisi yang ketat. Sehingga Jawa Pos sebagai salah satu koran nasional harus dapat bersaing untuk meraih pangsa pasar. Untuk daerah Kota Malang bisa dikatakan bahwa Koran Jawa Pos telah berkembang dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan luasnya daerah pemasaran Jawa Pos dan kepercayaan masyarakat Kota Malang terhadap koran Jawa Pos sebagai koran yang tidak saja memuat berita lokal dan nasional, tetapi juga internasional. Dari data sirkulasi Jawa Pos di Kota Malang sejak tahun 2002 sampai dengan 2005, Kecamatan Blimbing memiliki jumlah pelanggan yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah kecamatan yang lain yang ada di Kota Malang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam berlangganan koran Jawa Pos di Wilayah Kecamatan Blimbing Kota Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan yang berlangganan koran Jawa Pos di Wilayah Kecamatan Blimbing Kota Malang, dan sebagai sampel penelitian adalah 100 pelanggan koran Jawa Pos di Wilayah Kecamatan Blimbing Kota Malang. Dalam penelitian ini pengambilan data diambil dari responden dengan menggunakan alat pengumpul data yaitu angket yang berisikan pertanyaan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dimana su

Pada setiap kegiatan pendidikan formal, mulai SD, SMP, SMA, pelajaran matematika selalu diajarkan. Namun kenyataannya matematika merupakan mata pelajaran yang siswa dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Salah satu penyebab matematika dianggap sulit karena metode pembelajaran matematika yang digunakan lebih mengutamakan pada hafalan daripada pengertian sehingga pemahaman konsep oleh siswa kurang. Salah satu penyebab pembelajaran matematika yang digunakan lebih mengutamakan pada hafalan daripada pengertian adalah kebanyakan dalam pembelajaran matematika guru menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi pasif.Pakar pendidikan matematika menyarankan, untuk mengaktifkan siswa dalam belajar matematika, salah satu upayanya agar pembelajaran matematika lebih menekankan pada pengembangan siswa dalam pembentukan soal (problem posing) selain menyelesaikan soal. Menurut Dewan Guru Matematika Amerika Serikat, problem posing merupakan inti dalam kegiatan matematika. Oleh karena itu siswa perlu diberi kesempatan untuk membentuk soal dan menyelesaikannya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing. Efektivitas pembelajaran di sini dilihat dari ketuntasan belajar siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran dengan problem posing. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 18 Malang kelas VIII-A dengan jenis penelitian deskriptif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa mengalami ketuntasan belajar untuk setiap komponen soal yang diberikan pada tes harian I dan tes harian II dan siswa juga memberikan respon positif terhadap pembelajaran dengan pendekatan problem posing. Ada tiga komponen soal pada tes harian, yaitu soal pemahaman konsep, soal penalaran dan komunikasi, serta soal pemecahan masalah. Respon positif juga didukung oleh keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Akan tetapi siswa merasa bosan jika pembelajaran untuk materi lain juga dilaksanakan dengan problem posing.

Sastraad ad alamp ela.yarabna hasa Inggriss ebagaki urikulumb ahasaa srng.khususnydai t ingkatu niversitaste patnyak etika mahasiswab elajarm eningkatkankemampuabna hisanyad anb erkeinginanu ntuk metnahamti entangb udayad ansastraP.e nelitianin i mecobau ntuk menemukand an mendiskripsikann ilai-nilaipersonadla ns osials ebagaimantae rrefleksip adat ingkahl aku tokoh utatnad alatnnoveGl reall ixpectalnns danO liver'l wi,st karangan Charles DickensPeneltiainn i adalahp enelitiand iskriptif,y angt ermasukd alamp enelrtiandocumentePr.e ndekatany ang dipakai dalm penelitian ini adalahp endekatano bjektif.Datap enelitianin i diambil dari dua novel karanganC harlesD ickensd anb eberapareferenseysa ng mendukungm isalkan The History oJ lingland.Nilai-nilaip ersonayl angd itemukand alarnn ovel Greal lixpecttttiort,sy,a ngselanjutnydais ing[atd engan1 Ce; aan Oliver'l'wi.std isingkatd gngan( OT) adalahnitaip osiiifd ann igatif. Pertama-tarnan,i lai personaly ang terefleksip adat.i ngkahlakui okoh utamaa ?alahs elf-esleents, elJ'-arorun"ts, honesly,l oyalry, andw illingnessIo helpo thersS. edangkani lai personalv alue yang negatifa dalahe goisnt,d anruthlessness.Sedangkanni lai-nilai sosialy .angd itemukana dalahs amad engann ilarpersonayla itun ilai positifand negatif Nilai yang positifadalah the spirit o/'friendshtpl,h e spirii of stilirlarily, the spirit o.ftcrrtpertttittn,t he 'spirito /.progress,t heobedieniteo law, and,sensoef 'secunly . Se

The research focuses on the concepts of pragmatics and politeness. The main objective of this study is to investigate the use of politeness strategies in TV series Desperate Housewives. Specifically, this study is designed to find out the kind(s) of politeness strategies used by Bree van de Kamp in the conversation and to find out the reasons why these politeness strategies are used by Bree van de Kamp. Bree is chosen among the four main characters since she is the one who fulfill the criteria of a polite person as defined by Holmes.The research design of this study is descriptive-qualitative since the data are collected, analyzed, and described in the form of words rather than numerical scores or statistics. The study is descriptive because it tries to describe the way politeness strategies are used by a native female adult.The data of the research are the utterances, which contain politeness strategies employed by Bree van de Kamp. This study has one primary data source which is the drama script of Desperate Housewives TV series from the first season taken from the internet.The research result shows that Bree uses four kinds of politeness strategies as proposed by Brown and Levinson (1987), namely: Positive Politeness(40%), Negative Politeness ( 31%), Bald on Record (18%) and, Off Record (8%). In using Bald on Record, the most common situation that occur are Task-oriented, S?s want to satisfy H?s face is small, and Urgent. In Positive Politeness, Bree uses Group identity marker more often than Avoid disagreement and Give gifts to H. In Negative Politeness, Hedge is in the top use followed by Be indirect and Give deference. In Off Record, Bree uses Give association clues, Irony and Overstatement.The possible reason why Bald on Record is chosen is the distance between Bree and H is close or the rate of imposition is small. Therefore, this strategy can be used in different circumstances depending on Bree?s motives in doing the FTA. Meanwhile, the reason of using Off