1. PERBANDINGAN RESPON SEISMIK STRUKTUR GEDUNG SISTEM KONVENSIONAL DENGAN SISTEM ISOLASI DASAR (STUDI KASUS: GEDUNG TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA, BANGSAL, KABUPATEN LOMBOK UTARA)
- Author
-
Ni Nyoman Kencanawati, Lia Aprianingsih, Hariyadi Hariyadi, Ngudiyono Ngudiyono, Fathmah Mahmud, and Desi Widianty
- Subjects
General Medicine - Abstract
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi gempa tinggi, untuk itu perlu usaha mereduksi dampak yang timbul akibat gempa terutama pada struktur bangunan. Struktur yang dianalisis adalah gedung Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang berada di Bangsal, Lombok Utara. Gedung ini terdiri dari 4 lantai dan akan dilakukan analisis tiga dimensi pada struktur fixed base dan struktur yang menggunakan base isolator bertipe lead rubber bearing (LRB), friction pendulum system (FPS) dan high damping rubber bearing (HDRB). Berdasarkan hasil analisis didapatkan diameter isolator tipe LRB dan HDRB sebesar 750 mm, sementara diameter FPS sebesar 1180 mm. Dengan menggunakan base isolator terjadi peningkatan periode struktur untuk tipe LRB, FPS dan HDRB berturut-turut sebesar 1,812 detik; 1,957 detik dan 1,435 detik. Terjadi juga peningkatan pada simpangan dasar arah x dan y pada tipe LRB, HDRB dan FPS, yakni berturut-turut sebesar 96,42%; 96,99%; 94,15% dan 93,84%; 93,16%; 89,97%. Sementara itu, terjadi penurunan pada simpangan antar lantai arah x berturut-turut sebesar 64,2%; 63,73%, 64,7% dan arah y sebesar 60,65%; 62,61%; 56,67%. Base isolator tidak langsung menyentuh pondasi melainkan dihubungkan dengan kolom pedestal yang berdiameter 1500 mm dengan tulangan 54 D25. Sementara itu untuk menghubungkan antara isolator dengan kolom pedestal digunakan base plate dengan tebal 20 mm dan panjang baut angkur sebesar 700 mm. Hasil analisis menunjukkan penggunaan base isolator dapat secara efektif memperbaiki respon struktur terhadap bahaya gempa, pada kasus ini pada gedung berlantai 4.
- Published
- 2023