DBD adalah penyakit yang merupakan masalah kesehatan masyarakat dan endemik di hampir semua kabupaten / kota di Jawa Timur. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Albopictus. Saat ini tidak ada obat anti-virus dan vaksin untuk mencegah demam berdarah, maka untuk memutus rantai penularan, pengendalian vektor dianggap paling tepat saat ini, tetapi karena vektor tersebar luas, maka perlu untuk mengontrol keberhasilan total cakupan (meliputi seluruh wilayah) agar nyamuk tidak bisa berkembang biak. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi bagaimana pola pengelompokkan wilayah endemi di Jawa Timur berdasarkan faktor penyebab DBD sehingga pengendalian vektor dapat difokuskan di beberapa wilayah tertentu yang memiliki potensi penyakit DBD tertinggi di Jawa Timur. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode FGWC-PSO untuk mengklasifikasikan daerah di Jawa Timur dengan pendekatan dari beberapa faktor yang terkait dengan peningkatan penyakit DBD. Data yang digunakan adalah dari penerbitan Jawa Timur Dalam Angka Tahun 2013, Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur pada tahun 2012, dan Data dan Informasi Bencana Indonesia di Jawa Timur pada tahun 2012. Berdasarkan hasil penelitian, menyebabkan jumlah tertinggi DBD di beberapa daerah di Provinsi Jawa Timur, yaitu: Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Tulungagung, dan Mojokerto. Salah satu penyebab demam tinggi berdarah di daerah adalah rendahnya kesadaran rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat dan jumlah rumah tangga yang mengandung larva nyamuk ketika diperiksa secara teratur. Jadi, hasil pengelompokan dapat digunakan sebagai fokus utama pada pengendalian vektor DBD di beberapa daerah yang memiliki potensi tertinggi demam berdarah di provinsi Jawa Timur.