1. Kajian Sifat Relasi Antara Manusia Dengan Alam Dilihat dari Bentuk dan Fungsi Gerabah Pejaten Bali
- Author
-
Sp. Gustami, G.R. Lono Lastoro Simatupang, I Wayan Senen, and Priscilla Tamara
- Subjects
Bali, Gerabah, Fungsi, Pejaten, Relasi - Abstract
Saat ini permintaan akan gerabah mengalami penurunan yang cukup signifikan karena jumlah penggunaan yang semakin berkurang. Meski produksinya tampak menurun, para perajin gerabah di Bali masih terus membuat produk warisan leluhur ini. Pengrajin meyakini bahwa gerabah merupakan hasil alam yang mampu menjalankan fungsinya dalam berbagai peran dalam kehidupan budaya di Bali. Artikel ini akan mengkaji fungsi gerabah Bali dalam hubungan manusia dengan alam dalam konteks budaya Bali. Analisis menggunakan teori fungsi kompleks dalam aspek fungsi dari Papanek. Konsep Pangider Bhuwana dan Tri Hita Karana digunakan untuk memahami fungsi gerabah Bali dalam konteks budaya spiritual. Hasilnya, peran gerabah dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali yaitu gerabah sebagai alat, menjalankan fungsi praktis untuk peralatan rumah tangga; gerabah sebagai komunikasi, berupa ornamen, memberikan informasi, misalnya tentang jenis bangunan, gengsi, dan status pemiliknya; gerabah sebagai simbol, adalah gerabah sebagai upakara dalam upacara agama Hindu. Penggunaan gerabah di Bali masih penting, terutama dalam konteks adat dan ritual karena gerabah mencerminkan hubungan yang kuat antara manusia dan alam. Unsur-unsur alam yang terkandung dalam gerabah melambangkan unsur-unsur yang terkandung dalam tubuh manusia. Kata kunci : gerabah, fungsi, relasi
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF