Latar Belakang: Fibrilasi atrium (FA) merupakan aritmia yang paling sering ditemukan. Fibrilasi atrium membutuhkan adanya pemicu untuk inisiasi dan substrat untuk mempertahankan aritmia. Fokus tunggal atau multipel sebagai pemicu, paling sering di vena pulmonal tetapi dapat juga berasal dari selain vena pulmonal, seperti di vena kava superior. Patofisiologi aritmia di vena kava superior masih belum dapat dipahami. Ilustrasi Kasus: Seorang perempuan, 72 tahun, datang ke poliklinik Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK) dengan keluhan utama sering berdebar-debar. Pasien pertama kali mengeluh berdebar-debar pada tahun 2000, namun baru pada tahun 2007 pasien melakukan pemeriksaan dan terapi dengan obat-obatan serta dilakukan tindakan ablasi FA. Pada tahun 2010, pasien mengeluh berdebar-debar kembali dan dapat dikontrol dengan terapi medikamentosa. Pada tahun 2016, pasien menjalani tindakan ablasi kedua dengan hasil berhasil dilakukan isolasi vena pulmonal dan angiografi koroner memperlihatkan arteri koroner normal. Pasien sempat datang ke UGD PJNHK bulan Mei 2017 dengan keluhan berdebar dan hasil pemeriksaan EKG saat di UGD menunjukkan irama FA. Dilakukan tindakan ablasi ketiga dengan hasil berhasil dilakukan isolasi vena kava superior. Kesimpulan: Vena kava superior dapat berperan sebagai pemicu atau substrat fibrilasi atrium. Sebagai fokus, selain vena pulmonal, yang paling sering menjadi sumber fibrilasi atrium, vena kava superior menjadi target penting saat tindakan ablasi fibrilasi atrium.