Introduction. Direct-acting antivirals (DAAs) has been developed for treatment hepatitis C virus (HCV). Therapy of HCV using DAA has shown high sustained virologic response (SVR) and shortening duration of therapy. Sofosbuvir-ledipasvir (SOF/LDV) is fixed dose combination tablet of DAAs which recommended for genotype 1, 4, 5, and 6 infected patients. In developing countries, SOF/LDV still can be used as cost-effective regimen in all genotype compared with sofosbuvir-daclatasvir (SOF/ DCV). This study aimed to evaluate the efficacy of combination sofosbuvir-ledipasvir in all genotypes of HCV patients compared with available DAA in Indonesia (sofosbuvir- daclatasvir). Methods. A retrospective study was conducted among patients who received HCV therapy in Klinik Hati and Cipto Mangunkusumo Hospital during January until December 2017. Demographic data, baseline characteristics virus, and baseline characteristics laboratory were collected from medical record. Quantitative polymerase chain reaction (PCR) for Jurnal Penyakit Dalam IndonesiaJurnal Penyakit Dalam Indonesia Volume 10 Issue 4 Article 3 12-31-2023 Kombinasi Sofosbuvir-Ledipasvir dan Sofosbuvir- DaclatasvirKombinasi Sofosbuvir-Ledipasvir dan Sofosbuvir- Daclatasvir pada Pengobatan Pasien Hepatitis C di Indonesiapada Pengobatan Pasien Hepatitis C di Indonesia Andri Sanityoso Sulaiman DrHepatobiliary Division, Medical Staff Group of Internal Medicine, Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta, Indonesia., andri_sani@yahoo.com Irsan Hasan DrHepatobiliary Division, Medical Staff Group of Internal Medicine, Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta, Indonesia., irsan_h@yahoo.com Cosmas Rinaldi Adithya Lesmana DrHepatobiliary Division, Medical Staff Group of Internal Medicine, Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta, Indonesia., medicaldr2001id@yahoo.com Juferdy Kurniawan DrHepatobiliary Division, Medical Staff Group of Internal Medicine, Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta, Indonesia., juferdy.k@gmail.com Gita ApriliciaHepatobiliary Division, Medical Staff Group of Internal Medicine, Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta, Indonesia., gita.2a3@gmail.com See next page for additional authors Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jpdi Part of the Internal Medicine Commons, and the Virus Diseases Commons Recommended CitationRecommended Citation Sulaiman, Andri Sanityoso Dr; Hasan, Irsan Dr; Lesmana, Cosmas Rinaldi Adithya Dr; Kurniawan, Juferdy Dr; Aprilicia, Gita; Nugroho, Yayah Dr; Wahyuni, Nunuk Tri Dr; and Sulaiman, Budiman Sujatmika (2023) "Kombinasi Sofosbuvir-Ledipasvir dan Sofosbuvir- Daclatasvir pada Pengobatan Pasien Hepatitis C di Indonesia," Jurnal Penyakit Dalam Indonesia: Vol. 10: Iss. 4, Article 3. DOI: 10.7454/jpdi.v10i4.1501 Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jpdi/vol10/iss4/3 This Original Article is brought to you for free and open access by the Faculty of Medicine at UI Scholars Hub. It has been accepted for inclusion in Jurnal Penyakit Dalam Indonesia by an authorized editor of UI Scholars Hub. Kombinasi Sofosbuvir-Ledipasvir dan Sofosbuvir- Daclatasvir pada PengobatanKombinasi Sofosbuvir-Ledipasvir dan Sofosbuvir- Daclatasvir pada Pengobatan Pasien Hepatitis C di IndonesiaPasien Hepatitis C di Indonesia AuthorsAuthors Andri Sanityoso Sulaiman Dr, Irsan Hasan Dr, Cosmas Rinaldi Adithya Lesmana Dr, Juferdy Kurniawan Dr, Gita Aprilicia, Yayah Nugroho Dr, Nunuk Tri Wahyuni Dr, and Budiman Sujatmika Sulaiman This original article is available in Jurnal Penyakit Dalam Indonesia: https://scholarhub.ui.ac.id/jpdi/vol10/iss4/3 LAPORAN PENELITIAN183Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | V o l . 10, No. 4 | Desember 2 0 2 3 | Kombinasi Sofosbuvir-Ledipasvir dan Sofosbuvir- Daclatasvir pada Pengobatan Pasien Hepatitis C di Indonesia Combination of Sofosbuvir-Ledipasvir and Sofosbuvir- Daclatasvir for Treatment HCV Patients in Indonesia Andri Sanityoso Sulaiman1,2, Irsan Hasan1, Cosmas Rinaldi Adithya Lesmana1, Juferdy Kurniawan1, Gita Aprilicia1, Yayah Nugroho2, Nunuk Tri Wahyuni2, Budiman Sujatmika Sulaiman2 1Divisi Hepatobilier, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta 2Klinik Hati Prof Ali Sulaiman, Jakarta Korespondensi: Andri Sanityoso Sulaiman. Divisi Hepatobilier, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia. Email: andri_sani@yahoo.com ABSTRAK Pendahuluan. Direct-acting antivirals (DAAs) telah dikembangkan untuk pengobatan virus hepatitis C (VHC). Terapi hepatitis C dengan menggunakan DAA telah menunjukkan respons virologis berkelanjutan yang tinggi (sustained virologic response/SVR) dan durasi terapi yang lebih singkat. Sofosbuvir-ledipasvir (SOF/LDV) adalah tablet kombinasi DAA dengan dosis tetap yang direkomendasikan untuk pasien yang terinfeksi genotipe 1, 4, 5, dan 6. Di negara berkembang, SOF/LDV masih dapat digunakan sebagai obat paduan dengan biaya yang lebih ekonomis untuk semua genotipe dibandingkan dengan sofosbuvir-daclatasvir (SOF/DCV). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efikasi kombinasi sofosbuvir- ledipasvir pada semua genotipe pasien hepatitis C dibandingkan dengan DAA yang tersedia di Indonesia (sofosbuvir- daclatasvir). Metode. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif terhadap pasien yang mendapatkan terapi hepatitis C di Klinik Hati dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada periode Januari hingga Desember 2017. Data demografi, karakteristik awal virus, dan karakteristik awal laboratorium dikumpulkan dari rekam medis. Polymerase chain reaction (PCR) kuantitatif untuk muatan virus hepatitis C dinilai pada titik akhir penelitian. Efikasi SOF/LDV dan SOF/DCV dilakukan dengan respons virologis yang berkelanjutan pada minggu ke-12 (SVR-12). Hasil. Sebanyak 214 pasien hepatitis C diikutsertakan dalam penelitian ini. Sebanyak 69 pasien diobati dengan SOF/LDV, sedangkan 145 pasien diobati dengan SOF/DCV. Pada kelompok SOF/LDV, sebanyak 20 (29%) pasien memiliki pengalaman terapi, 9 (13%) menerima terapi 24 minggu, dan 26 (37,7%) pasien memiliki sirosis. Pada kelompok SOF/DCV, 24 (16,6%) pasien memiliki pengalaman terapi, 38 (26,2%) menerima terapi 24 minggu, dan 41 (28,3%) pasien memiliki sirosis. Pasien hepatitis C didominasi oleh genotipe 1 pada kedua kelompok SOF/LDV dan SOF/DCV (63,7 vs. 67,6%). Virus hepatitis C tidak terdeteksi pada seluruh pasien setelah terapi kombinasi SOF/LDV, dengan angka SVR-12 adalah 69/69 (100%). Sementara itu, angka SVR-12 mencapai 142/145 (97,9%) pada kelompok SOF/DCV. Kesimpulan. SOF/LDV efektif pada semua genotipe pasien hepatitis C dan biaya kombinasi dosis tunggal SOF/LDV lebih terjangkau bagi pasien di negara berkembang dibandingkan dengan rejimen SOF/DCV. Kata Kunci: Direct-acting antivirals (DAAs), sofosbuvir-daclatasvir (SOF/DCV), sofosbuvir-ledipasvir (SOF/LDV), SVR-12, virus hepatitis C ABSTRACT Introduction. Direct-acting antivirals (DAAs) has been developed for treatment hepatitis C virus (HCV). Therapy of HCV using DAA has shown high sustained virologic response (SVR) and shortening duration of therapy. Sofosbuvir-ledipasvir (SOF/LDV) is fixed dose combination tablet of DAAs which recommended for genotype 1, 4, 5, and 6 infected patients. In developing countries, SOF/LDV still can be used as cost-effective regimen in all genotype compared with sofosbuvir-daclatasvir (SOF/ DCV). This study aimed to evaluate the efficacy of combination sofosbuvir-ledipasvir in all genotypes of HCV patients compared with available DAA in Indonesia (sofosbuvir- daclatasvir). Methods. A retrospective study was conducted among patients who received HCV therapy in Klinik Hati and Cipto Mangunkusumo Hospital during January until December 2017. Demographic data, baseline characteristics virus, and baseline characteristics laboratory were collected from medical record. Quantitative polymerase chain reaction (PCR) for 184| Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | V o l . 10, No. 4 | Desember 2 0 2 3 Andri S. Sulaiman, Irsan Hasan, C.R.A Lesmana, Juferdy Kurniawan, Gita Aprilicia,Yayah Nugroho, Nunuk Tri Wahyuni, Budiman S. Sulaiman HCV RNA were assessed at the end point of study. The efficacy of SOF/LDV and SOF/DCV were carried out by sustained virological response at 12 weeks (SVR-12). Results. A total of 214 HCV patients were include in this study. Sixty-nine patients treated with SOF/LDV, whereas 145 patients treated with SOF/DCV. In group of SOF/LDV, 20 (29%) patients had an experience therapy, 9 (13%) received 24-week therapy, 26 (37.7%) patients observed with cirrhosis. In group of SOF/DCV, 24 (16.6%) patients had an experience therapy, 38 (26.2%) received 24-week therapy, 41 (28.3%) patients observed with cirrhosis. The patients were dominated by HCV genotype 1 in both of group SOF/LDV and SOF/DCV (63.7% vs. 67.6%). All patients had undetected HCV RNA virus after the combination therapy of SOF/LDV, with the SVR-12 rate was 69 (100%) patients. Meanwhile, SVR-12 rate was achieved in 142 (97.9%) patients in group SOF/DCV. Conclusion. SOF/LDV is effective in all genotype of HCV patients and the cost fix dose combination of SOF/LDV more affordable to patients in developing countries compared with SOF/DCV regimen. Keywords: Direct acting antiviral agents (DAAs), HCV, sofosbuvir-daclatasvir (SOF/DCV), sofosbuvir-ledipasvir (SOF/LDV), SVR-12 PENDAHULUAN Infeksi hepatitis C telah menjadi epidemi global. Pada tahun 2015, World Health International (WHO) memperkirakan bahwa 71 juta penduduk dunia terinfeksi hepatitis C kronis.1 Total kematian terkait hepatitis C mencapai 399.000 penduduk pada tahun 2018, yang sebagian besar disebabkan oleh karsinoma hepatoseluler dan sirosis akibat infeksi virus hepatitis C.2 Virus hepatitis C (VHC) ditandai dengan variabilitas genetik yang beragam. Terdapat 7 genotipe dan lebih dari 67 subtipe VHC yang telah teridentifikasi di seluruh dunia.3 Genotipe yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah genotipe 1, dengan prevalensi diperkirakan 62,7%, diikuti oleh genotipe 2 (16,4%), genotipe 3 (13,0%), dan sebagian kecil genotipe 4 (2,7%), genotipe 5 (0,9%), dan genotipe 6 (1,3%).4 Genotipe 1 adalah genotipe yang paling sulit diobati dengan obat paduan pegylated interferon/ ribavirin (Peg-IFN/RBV). Sebuah studi oleh Juniastuti5 di Indonesia melaporkan bahwa hanya 73,5% pasien mencapai early virological response (EVR) dan sustained virological response (SVR) setelah pengobatan dengan Peg-IFN/RB. Sejak tahun 2016, direct acting antiviral agent (DAA) diusulkan menjadi pengobatan standar baru untuk pasien hepatitis C di Indonesia. Penemuan DAA telah mengubah pengobatan hepatitis C dengan meningkatkan sustained virologic response (SVR) dan memperpendek durasi pengobatan.6 Pencapaian SVR setelah pengobatan dengan DAA dikaitkan dengan berkurangnya risiko penyakit hati dan komplikasinya, termasuk dekompensasi sirosis, karsinoma hepatoseluler, dan kematian.7 Beberapa obat paduan kombinasi sofosbuvir (SOF) telah menunjukkan efektivitas dan keamanan yang unggul untuk mengobati infeksi VHC kronis. Secara khusus, kombinasi SOF dengan inhibitor protein nonstruktural 5A (NS5A), misalnya ledipasvir (LDV), daclatasvir (DCV), atau velpatasvir (VEL) telah menunjukkan efektivitas tinggi dengan tingkat SVR pada 12 minggu pasca pengobatan mencapai 80-90%.8 Sebagian besar data tentang efektivitas DAA pada pasien hepatitis C berasal dari negara barat, hanya sedikit data yang diperoleh dari negara di Asia, khususnya Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi Sofosbuvir-Ledipasvir pada semua genotipe pasien hepatitis C dibandingkan dengan DAA yang tersedia di Indonesia (sofosbuvir- daclatasvir). METODE Semua pasien dewasa dengan hepatitis C positif berusia di atas 18 tahun yang diobati dengan sofosbuvir di Klinik Hati Prof Ali Sulaiman dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada periode Januari hingga Desember 2017 diikutsertakan dalam penelitian ini secara retrospektif. Kriteria eksklusi adalah pasien dalam masa kehamilan, pasien dengan keganasan, dan pasien dengan adanya gangguan ginjal. Sumber data serial kasus SOF/ LDV hanya diperoleh dari Klinik Hati Prof Ali Sulaiman, sedangkan data serial kasus SOF/DCV diperoleh dari Klinik Hati Prof Ali Sulaiman dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pada kelompok pertama, pasien menerima kombinasi SOF/LDV dengan dosis tetap tunggal secara oral (90 mg ledipasvir dan 400 mg sofosbuvir). Pada kelompok lain, pasien menerima SOF/DCV (60 mg daclatasvir dan 400 mg sofosbuvir). Jika pasien memiliki koinfeksi dengan human immunodeficiency virus (HIV), pasien menerima penyesuaian dosis daclatasvir 90 mg. Durasi pemberian DAA pada regimen SOF/DCV diberikan selama 12 minggu atau 24 minggu tergantung pada adanya sirosis hati. Sementara pada regimen SOF/LDV, sebagian besar pasien diberikan terapi selama 12 minggu dan ditambahkan menjadi 24 minggu pengobatan sesuai dengan kesanggupan pembiayaan pasien. Sebelum terapi, beberapa pemeriksaan klinis dan laboratorium dilakukan. Viral load HCV RNA, genotipe, riwayat terapi sebelumnya, ada tidaknya sirosis, riwayat diabetes melitus, dan kekakuan hati dikumpulkan 185Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | V o l . 10, No. 4 | Desember 2 0 2 3| Kombinasi Sofosbuvir-Ledipasvir dan Sofosbuvir-Daclatasvir pada Pengobatan Pasien Hepatitis C di Indonesia sebelum terapi. Efikasi utama SOF/LDV dan SOF/DCV dilakukan dengan SVR-12 (tingkat SVR pada 12-minggu paska pengobatan). SVR didefinisikan sebagai virus yang tidak terdeteksi setelah dinilai dengan polymerase chain reaction (PCR) kuantitatif untuk RNA HCV. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 25. Data dinyatakan sebagai rerata [simpang baku (SB)] atau median (rentang) untuk data kontinu dan dinyatakan sebagai proporsi n (%) untuk data kategorikal. Perbandingan antarkelompok dinilai dengan uji t-test independent atau uji Man-Whitney untuk data kontinu dan uji chi square untuk data kategorik. Nilai p