1. Implementasi 5S untuk Meminimasi Waste Pada Proses Produksi Roti (Studi Kasus: Madani Bakery)
- Author
-
Simbolon, Santa Rosa Roberta
- Subjects
TS Manufactures - Abstract
Sektor industri memiliki peran penting pada perekonomian Indonesia. Keberhasilan perekonomian dari suatu negara ditentukan dari tingkat pertumbuhan ekonominya. Penelitian dilakukan di Kabupaten Agam dengan tingkat industri pengolahan pada tahun 2020 berada pada posisi yang rendah dalam kontribusi pada perekonomian Indonesia. Masyarakat Agam mengkonsumsi roti sebanyak 0,564 satuan komoditas untuk roti tawar dan 1,615 satuan komoditas untuk roti manis pada tahun 2020. Nilai tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 0,588 satuan komoditas untuk roti tawar dan 1,437 satuan komoditas untuk roti manis. Hal tersebut menunjukkan besarnya kebutuhan masyarakat akan konsumsi roti. Madani bakery merupakan salah satu usaha di Agam yang memproduksi roti dan dijadikan tempat penelitian. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui waste pada Madani bakery. Terdapat dua jenis waste pada pembuatan roti di Madani bakery, yaitu waiting dan unnecessary transportation. Hal ini menunjukkan perlunya penerapan 5S agar waste dapat diminimalkan. Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan 5S pada Madani bakery dengan menggunakan PDCA (Plan, Do, Check, dan Action) untuk mengurangi waste. Pada tahap plan dirancang perbaikan agar dapat mengurangi waste. Pada tahap do dilaksankan implementasi 5S pada stasiun kerja di Madani bakery. Seiri dilaksanakan dengan penyortiran barang dan pemberian label merah. Posisi barang berdasarkan kebijakan stratifikasi atau frekuensi pemakaiannya. Seiton dilakukan dengan penyediaan wadah penyimpanan, label nama item, dan garis batas. Seiso dilakukan dengan penyediaan alat kebersihan dan jadwal kebersihan. Pembuatan display pengingat 5S dan instruksi kerja pada tahap Seiketsu. Shitsuke dilakukan dengan pembuatan checklist audit 5S dan dilakukan sosialisasi 5S. Check dilakukan untuk membandingkan kondisi sebelum dan setelah dilakukan 5S. Pengurangan waktu kerja menjadi 784,34 menit dan pemborosan mengalami pengurangan menjadi 11,773 menit. Rincian kegiatan untuk pemborosan transportasi masih sama karena layout tidak mengalami perubahan. Penggunaan material handling dapat membantu mengurangi waktu transportasi. Pemborosan gerak megalami pengurangan karena barang pada stasiun kerja lebih mudah ditemukan dan instuksi kerja. Action dilakukan untuk standardisasi agar mencegah munculnya permasalahan yang sama. Daftar hadir training dan prosedur 5S tertulis dibuat untuk membantu pelaksanaan 5S.
- Published
- 2022