40 results on '"Biomassa"'
Search Results
2. ESTIMASI SIMPANAN KARBON ORGANIK PADA EKOSISTEM MANGROVE DI DESA MOJO, KECAMATAN ULUJAMI, PEMALANG.
- Author
-
Haryati, Ani, Fikriyya, Nabela, and Prihatingsih, Isnaini
- Subjects
BEACH erosion ,CLIMATE change mitigation ,CARBON sequestration ,AVICENNIA ,RHIZOPHORA ,MANGROVE forests - Abstract
Copyright of Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis is the property of IPB University and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)
- Published
- 2024
- Full Text
- View/download PDF
3. Ketersediaan Biomassa Pada Berbagai Jenis Klon Karet (Hevea brasiliensis) di Lahan Kering
- Author
-
Yudhi Achnopha and Lilian Safitri
- Subjects
Biomassa ,kandungan ,klon ,karet ,lahan kering ,Agriculture ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Biomassa merupakan total berat atau volume organisme dalam suatu area atau volume tertentu yang hidup pada permukaan tanaman. Biomassa digunakan sebagai salah satu cara dalam menentukan proyek mitigasi iklim serta memperbaiki kualitas lahan seperti kegiatan deforestasi maupun kegiatan agroforestry lainnya. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari 2023 di lahan karet dengan berbagai jenis klon yang diamati jumlah biomassa yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 10 Perlakuan (berupa jenis klon) dengan 3 kelompok. Adapun jenis klonnya adalah (1) Klon RRIC 100; (2) Klon PR 255; (3) Klon BPM 109; (4) Klon PB 217; (5) Klon BPM 1; (6) Klon PR 261; (7) Asal biji; (8) Klon BPM 107; (9) Klon PB 260; dan (10) Klon GT 1. Dengan menggunakan persamaan Y = -3.84 + (0.528 x BA) + (0,001 x BA2) maka diperoleh jumlah biomassa terbanyak pada jenis klon PB 217 sebanyak 25,23 kg/pohon, klon Asal biji sebanyak 24,08 kg/pohon dan jenis klon GT 1 sebanyak 24,07 kg/pohon. Kandungan biomassa yang terukur merupakan bagian dari kegiatan organisme tanaman yang melakukan dekomposisi secara merata dibagian tanaman.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
4. TECHNO-ECONOMIC ANALYSIS OF GASIFICATION TECHNOLOGY WITH VARIOUS TYPES OF BIOMASS IN MOBILE BIOMASS GASIFIER P2
- Author
-
Muhammad Rizky Pradana
- Subjects
Teknologi gasifikasi ,Mobile Biomass Gasifier P2 ,Biomassa ,LCOE (Levelized Cost of Energy) ,Islam ,BP1-253 ,Education (General) ,L7-991 - Abstract
The purpose of this study is to determine the value of LCOE for gasification systems with several types of biomass fuel, to know the economic feasibility of gasification systems with several biomass fuels, and to know the most economical type of biomass to be used as Mobile Biomass Gasifier P2 fuel. The research methods used in this study include quantitative approaches and several stages of research. The stages of research consist of the formulation of the problem, where the research problem is identified and formulated to determine the methods and analysis to be used. This research resulted in bagasse being the most economical biomass choice with an LCOE value of Rp 1,050.17/kWh, followed by cotton waste, straw, corn cobs, and rice husks. In addition, gasifier systems with bagasse biomass also show good economic feasibility based on NPV, IRR, PBP, and BCR parameters.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
5. Biomassa dan Stok Karbon pada Ekosistem Padang Lamun di Pulau Pamegaran, Taman Nasional Kepulauan Seribu
- Author
-
Safira Nurlita Santoso and Ratih Ida Adharini
- Subjects
biomassa ,stok karbon ,padang lamun ,Aquaculture. Fisheries. Angling ,SH1-691 ,Oceanography ,GC1-1581 - Abstract
Seagrass is one of the important ecosystems in coastal areas. This study aims to determine the biomass and carbon stock in the seagrass ecosystems of the Pamegaran Island, Seribu Islands National Park, Jakarta. Data collection was conducted on December 2021 to January 2022 is done by using SeagrassWatch method and carbon data sampling results were analyzed by Kurmies method / SNI 13-4720-1998 method. Cymodocea rotundata has the highest biomass value, while Halodule uninervis has the lowest biomass value. The seagrass biomass value at the bottom of the substrate was higher than the top of the substrate in all the species found was because the rhizome contained carbohydrates and nutrients produced in the photosynthesis process and stored at the bottom of the substrate. The total value of seagrass carbon stock in the entire area is 1,932,151.36 ± 265,280.90 g C or 1.932 ± 2.652 t C with an area of 3.63 ha of seagrass beds. Thalassia hemprichii has the highest carbon stock value, while Halodule uninervis species has the lowest biomass value. The carbon stock value of the bottom of the substrate was higher than that of the top of the substrate in all species found. Lamun adalah salah satu ekosistem penting yang ada di daerah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biomassa dan stok karbon pada ekosistem padang lamun di Pulau Pamegaran, Taman Nasional Kepulauan Seribu, Jakarta. Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2021 hingga Januari 2022 menggunakan metode SeagrassWatch dan analisis data karbon menggunakan metode Kurmies / metode SNI 13-4720-1998. Cymodocea rotundata memiliki nilai biomassa yang tertinggi, sedangkan Halodule uninervis memiliki nilai biomassa terendah. Nilai biomassa lamun bagian bawah substrat lebih tinggi dari bagian atas substrat pada semua spesies yang ditemukan hal ini karena rhizome mengandung karbohidrat serta zat hara yang dihasilkan pada proses fotosintesis dan tersimpan pada bagian bawah substrat. Nilai total stok karbon lamun pada keseluruhan luas wilayah sebesar 1.932.151,36 ± 265.280,90 g C atau 1,932 ± 2,652 t C dengan luas wilayah padang lamun sebesar 3,63 Ha. Thalassia hemprichii memiliki nilai stok karbon tertinggi, sedangkan Halodule uninervis memiliki nilai biomassa terendah. Nilai stok karbon bagian bawah substrat lebih tinggi dari bagian atas substrat pada semua spesies yang ditemukan.
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
6. PIROLISIS BIOMASSA: REVIEW
- Author
-
Nur Aini Aini, Siti Jamilatun, and Joko Pitoyo
- Subjects
pyrolysis ,biomassa ,lignocellulose, bio-oil ,Agricultural industries ,HD9000-9495 - Abstract
The exploitation of fossil energy causes non-renewable reserves to dwindle and causes global warming; climate change endangers living things. Energy sources from the second generation, namely lignocellulosic-based biomass, provide development opportunities, not interfere with food reserves, and are easy to cultivate. One technology that is feasible to use to treat lignocellulosic biomass is pyrolysis. Pyrolysis can convert lignocellulosic biomass (including cellulose, hemicellulose, and lignin) into solid, liquid, and gaseous. The pyrolysis mechanism by thermal decomposition goes through several stages, namely charcoal formation, depolymerization, fragmentation, and other secondary reactions. This paper provides insight into the pyrolysis of lignocellulose and its by-products. Several parameters, such as reaction environment, temperature, residence time, and heating rate, significantly affect the pyrolysis process.
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
7. PENGEMBANGAN PROSES PEMBUATAN BIOETANOL GENERASI II DARI LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
- Author
-
Hanifah Khairiah and Muhammad Ridwan
- Subjects
bioetanol ,biomassa ,glukosa ,selulosa ,tandan kosong kelapa sawit. ,bioethanol ,biomass ,cellulose ,glucose ,palm oil empty bunches. ,Agriculture ,Biotechnology ,TP248.13-248.65 - Abstract
ABSTRAK Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang merupakan sumber gula mengandung selulosa yang tinggi (75-80%), sehingga memiliki potensi besar untuk dijadikan bioetanol. Tujuan penelitian adalah menggunakan kembali tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan utama dalam pembuatan bioetanol generasi II dengan melakukan pengembangan proses. Proses pertama yaitu pretreatment dengan menambahkan NaOH dan H2SO4 2%, dilanjutkan proses fermentasi menggunakan perbandingan Saccharomyces cerevisiae and Aspergillus oryzae dengan perbandingan 5,10,15 dan 20% selama 7 hari. Terakhir adalah proses destilasi pada suhu 79 oC. Berdasarkan hasil penelitian, larutan NaOH lebih banyak menurunkan kadar lignin dan hemiselulosa sebesar 12.22% dan 45.17%, sedangkan selulosa mengalami kenaikan sebesar 71.34%. pada proses fermentasi, maka didapatkan variasi konsentrasi dan waktu optimum proses fermentasi pada penelitian ini adalah penambahan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae 5%, dengan volume bioetanol yang dihasilkan sebesar 14.4 ml, densitas 0.8757 g/ml dan kadar glukosa yang tertinggal sebanyak 8.48%. Kata kunci : Bioetanol, Biomassa, Glukosa, Selulosa,tandan kosong kelapa sawit. ABSTRACT Palm oil empty bunches which is a source of sugar containing high cellulose (75-80%), so it has great potential to be used as bioethanol. The purpose was to utilize empty oil palm bunches as raw material for the production of second-generation bioethanol. Pretreatment by adding 2% NaOH and H2SO4, and the fermentation using a comparison of Saccharomyces cerevisiae and Aspergillus oryzae with a ratio of 5,10,15 and 20% for 7 days. The last is distillation at a temperature of 79 oC. Based on the research results, NaOH solution decreased lignin and hemicellulose levels by 12.22% and 45.17%, while cellulose increased by 71.34%.In the fermentation, variations of concentration and duration of fermentation that gave the best results in this study were addition of concentration of Saccharomyces cerevisiae by 5%,with the volume of bioethanol produced by 14.4 ml, density 0.8757 g/ml and glucose levels left as much as 8.48%. Keywords: Bioethanol, Biomass, Cellulose, Glucose, Palm oil empty bunches.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
8. Aplikasi Beberapa Komposisi Mulsa Organik Lembar pada Budidaya Bawang Merah (Allium ascalonicum L.).
- Author
-
Iriany, Aniek, Santoso, Untung, Farizal, Itbah, and Hasanah, Faridlotul
- Abstract
The increase in shallot production can be achieved by mulching. Plastic mulch and plant residues that are commonly applied still have shortcomings, so innovation is needed through the formulation of organic mulch sheets (OMS). This study aimed to examine the effect of the composition of OMS on the growth and biomass of shallot. The research was conducted from December 2019 to February 2020 at the UMM Experimental Field, Junrejo, Batu, East Java. Materials were shallot bulb and raw materials of OMS (water hyacinth, banana stem, and coconut husk). The experiment used a simple RCBD with 6 treatments, namely 1 control (without mulch) and 5 treatments with different OMS compositions (percentage of water hyacinth (EG), banana stem (PP), and coconut husk (SK)) i.e., M1 (40%EG: 40%PP: 20%SK), M2 (30%EG: 50%PP: 20%SK), M3 (50%EG: 40%PP: 10%SK), M4 (60%EG: 30%PP: 10%SK) dan M5 (40%EG: 50%PP: 10%SK). The growth and biomass data were analyzed using ANOVA, mean comparison using Tukey’s honestly significant difference (HSD) test), and the calculation of AGR and CGR values. The composition of OMS made from water hyacinth, banana stem, and coconut husk had a significant effect on plant height, number of leaves, stem diameter, and number of tillers at the end of observation. The OMS application increased the biomass (total fresh weight and dry weight) significantly at harvest. The OMS made of 40% water hyacinth, 40% banana stem, and 20% coconut husk showed higher growth and plant biomass as well as higher AGR and CGR values than other OMS treatments. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
9. ESTIMASI KARBON TERSIMPAN PADA BIOMASSA TUMBUHAN KIAMBANG DI RAWA SUNGAI TABUK KALIMANTAN SELATAN.
- Author
-
Lestari, Nana Citrawati
- Abstract
This research intent to estimate amount of carbon storage in biomassa of Kiambang (Salvinia molesta) at Sungai Tabuk swamp, Kalimantan Selatan. This research uses several methods, purposive sampling and measurement of biomass, stored carbon, and environmental parameters. The data obtained were collected and analyzed statistically non parametric. The results showed that at Sungai Tabuk 1 station with a biomass of 710.78 gm-2 the carbon content was 345.66 gm-2. Meanwhile at Sungai Tabuk 2 station with a biomass of 619.97 gm-2, the carbon content is 302.93 gm-2, so it is lower than at Sungai Tabuk Station 1. By knowing the percentage of carbon content (stored carbon) it can be seen how much potential the kiambang plant to store carbon in its body tissues so that action can be taken to slow down the process of carbon emission from the kiambang plant. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2022
10. EVALUASI PENANGANAN CACING SUTERA Tubifex sp. DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEMBENIHAN IKAN.
- Author
-
Hendriana, Andri, Ramadhani, Dian Eka, Indriastuti, Cecilia Eny, Iskandar, Andri, Endrassanto, Nabilla Putri, and Rejcky, Muhammad Fajar
- Abstract
Constraints in silkworms are handling that is still not optimal so the availability for hatchery activities is hampered. For this reason, efficient, effective, and environmentally friendly handling is needed. This study aims to obtain the best method of handling and storing silkworms to support the performance of fish hatchery. The research was conducted at the Field Laboratory of Fisheries, College of Vocational Studies IPB. The research design used a Completely Randomized Design (CRD) with 3 replications consisting of treatment and handling of silkworms. The silkworm treatment consisted of 6 treatments, namely A (silkworms with closed plastic packing), B (silkworms with closed plastic packing and giving oxygen 1:2), C (silkworms with closed plastic pacing and added 2 cm of water), D (silkworms with closed plastic packing added 2 cm of water and oxygen 1:2), E (silkworms with closed plastic packing and added ice cubes inside the plastic), and F (silkworms with closed plastic packing and added ice cubes outside the plastic). While the research on handling silkworms consisted of 4 treatments, namely G (handling silkworms in an open container and given water), H (handling silkworms in an open container and given a little water flow), I (handling silkworms in an open container and adding 2 cm of water), and J (handling silkworms in open containers given 2 cm of water and aeration). The results of this study on the treatment and handling of silkworms showed that treatments D and J produced average silkworm biomass of 19,70±0,46 g and 19,77±0,21 g. Meanwhile, the highest SR values were 98,67±2,31% and 98,83±1,04%. The lowest mean biomass values were treatment A of 0,77±0,68 g and 4,13±0,42 g while the lowest SR were 3,83±3,40% dan 20,67±2,08%, respectively. The value of the water quality parameter temperature is 26,5-27,6oC and the pH value is around 7,7-8,0 in all research treatments. The value of water quality is still within the standard for silkworms. The results showed that research on treatment D and research on treatment J for silkworms was the best treatment compared to other treatments. [ABSTRACT FROM AUTHOR]
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
11. Cadangan Karbon pada Ekosistem Padang Lamun di Siantan Tengah Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas
- Author
-
Muhammad Al Rizky Ratno Budiarto, Johan Iskandar, and Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi
- Subjects
lamun ,siantan tengah ,biomassa ,cadangan karbon ,Aquaculture. Fisheries. Angling ,SH1-691 ,Oceanography ,GC1-1581 - Abstract
Secara global, ekosistem lamun dianggap sebagai penyerap karbon sehingga dapat berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim. Penelitian bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, biomassa dan cadangan karbon pada komunitas padang lamun di perairan Siantan Tengah Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Anambas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 s.d Januari 2020. Uji kandungan karbon dilakukan dengan metode Welkley and Black sedangkan untuk mendapatkan biomassa menggunakan metode gravimetrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis lamun, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, dan Cymodocea rotundata. Nilai biomassa lamun berkisar antara 171,89 – 275,68 gbk/m2 dan nilai cadangan karbon berada pada kisaran 51,89 – 80,66 gC/m2. Padang lamun di Siantan Tengah memiliki luas 130,45 ha, sehingga total Cadangan karbon pada ekosistem padang lamun di perairan Siantan Tengah diperkirakan 95,88 ton C. Penelitian ini membuktikan adanya kandungan karbon pada biomassa lamun sehingga dapat disimpulkan bahwa padang lamun berperan sebagai penyerap karbon (carbon sink). Globally, seagrass ecosystems are considered as carbon sink so that it can contribute to climate change mitigation. This research aims to determine the species composition, biomass, and carbon stock in seagrass communities in Siantan Tengah Marine Tourism Park of Anambas Islands. The research was conducted in Agustus 2019 – January 2020. The carbon content test was carried out by the Walkley and Black method while to obtain biomass using the gravimetric method. The result od study showed that there are three species of seagrasses, namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, and Cymodocea rotundata. Seagrass biomass value range 171,89 – 275,68 gbk/m2 and seagrass carbon stock value range 51,89 – 80,66 gC/m2. The area of seagrass beds in Central Siantan is 130,45 ha so that the total carbon stock estimated reach 95,88 tons C. This research proves the presence of carbon in the biomass of seagrass beds, so it can be concluded that seagrass beds act as carbon sinks.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
12. Estimasi Stok Karbon Padaekosistem Lamun Di Perairan Utara Papua (Studi Kasus : Pulau Liki, Pulau Befondi Dan Pulau Meossu)
- Author
-
Aditya Hikmat Nugraha, Ilham Antariksa Tasabaramo, Udhi E Hernawan, Susi Rahmawati, Risandi Dwirama Putra, and Fadhliyah Idris
- Subjects
biomassa ,karbon ,lamun ,papua ,Aquaculture. Fisheries. Angling ,SH1-691 ,Oceanography ,GC1-1581 - Abstract
One of the ecological functions of the seagrass ecosystem is the ability to absorb carbon coming from the atmosphere. The ability of seagrass to absorb carbon is carried out through photosynthesis. The absorbed carbon will then be stored in the form of seagrass biomass in the seagrass body. This study aims to estimate the carbon stock content stored in seagrass ecosystems in the Northern waters of Papua including on Liki Island, Befondi Island, and Meossu Island. The calculation of carbon stock is done by converting seagrass biomass using constants derived from representative values of seagrass carbon content in Indonesian waters. In general, based on the results obtained indicate that the biomass at the bellow ground of the seagrass is greater than the biomass at above ground the seagrass. The value of organic carbon content in seagrasses is influenced by seagrass biomass. The carbon stock content in the seagrass ecosystem in the study area is in the range of 18,04 – 419,46 g C / m2. Stations on Liki Island have generally higher carbon stocks compared to stations on other islands. Salah satu fungsi ekologi dari ekosistem lamun yaitu memiliki kemampuan dalam menyerap karbon yang berasal dari atmosfer. Kemampuan lamun dalam menyerap karbon dilakukan melalui proses fotosintesis. Karbon yang terserap selanjutnya akan disimpan dalam bentuk biomassa lamun pada tubuh lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kandungan stok karbon yang tersimpan pada ekosistem lamun di Perairan Utara Papua tepatnya di Pulau Liki, Pulau Befondi dan Pulau Meossu. Perhitungan stok karbon dilakukan dengan melakukan konversi biomassa lamun menggunakan konstanta yang berasal dari nilai representatif konsentrasi kandungan karbon pada lamun yang berada di Perairan Indonesia. Secara umum berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa biomassa pada bagian bawah lamun lebih besar dibandingkan dengan biomassa pada bagian atas lamun. Nilai kandungan karbon organik pada lamun dipengaruhi oleh biomassa lamun. Kandungan stok karbon pada ekosistem lamun di wilayah penelitian berada pada kisaran 18,04 – 419,46 gC/m2. Stasiun yang berada di Pulau Liki memiliki stok karbon yang umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun yang berada di pulau lainnya.
- Published
- 2020
- Full Text
- View/download PDF
13. PENDUGAAN STOK KARBON PADA POLA TANAM AGROFORESTRI SEDERHANA DAN AGROFORESTRI KOMPLEKS DI KPH BATUTEGI, KABUPATEN TANGGAMUS
- Author
-
Christine Wulandari, Sugeng p Harianto, and Destia Novasari
- Subjects
Agroforesri Kompleks ,agroforesri sederhana ,biomassa ,karbon tersimpan ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Global warming is a natural phenomenon that is currently taking place. Natural phenomena occur as a result of changing ecosystem balance. This can be minimized by adding vegetation which acts as an absorber of CO2 to convert CO2 into glucose and oxygen through the process of photosynthesis. Each type of vegetation has the potential to absorb different carbon, so this can be circumvented by using the right cropping pattern. Therefore, information about the potential for carbon stored in complex and simple agroforestry cropping patterns in KPH Batutegi is important. The purpose of this study was to analyze carbon stocks in agroforestry cropping patterns and to compare carbon stocks in simple and complex agroforestry cropping patterns in KPH Batutegi. Source of living tree biomass, dead tree biomass, understorey biomass, and litter biomass. The results showed that the carbon stored in complex agroforestry cropping patterns fell into the good category according to the Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC). However, the stored carbon in complex agroforestry cropping patterns is greater than the stored carbon in simple agroforestry cropping patterns, namely 765.61 tonC/ha and 356.21 tonC/ha.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
14. Distribusi Unsur Hara di Dalam Tanah dan Biomassa Tegakan Jati Berumur 8 tahun di Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur
- Author
-
Veronika Murtinah and Liris Lis Komara
- Subjects
biomassa ,tanah ,jati ,hutan tanaman ,Agriculture ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Keberhasilan pembangunan hutan tanaman memiliki konsekuensi terhadap pemilihan jenis yang bernilai ekonomi tinggi dan memperhatikan faktor tapak, terutama bertalian dengan distribusi hara pada tanah dan biomassa. Penelitian dilaksanakan pada tegakan jati berumur 8 tahun di areal tanaman jati masyarakat di Teluk Pandan, Kutai Timur. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jumlah distribusi hara di dalam tanah dan biomassa tegakan jati. Penelitian dilakukan dengan mengukur jumlah hara yang berakumulasi di dalam tanah dan jumlah hara yang berakumulasi pada komponen biomassa tegakan jati (batang, cabang+ranting, daun, kulit kayu) pada umur 8 tahun. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa unsur P dan K merupakan unsur hara yang paling kritis dibandingkan dengan unsur hara lainnya, sebab hampir seluruhnya telah berada dalam vegetasi. Selain itu unsur hara yang perlu mendapat perhatian adalah Ca dan Mg. Unsur hara N hampir sebagian sudah berada di dalam tegakan.
- Published
- 2019
15. Model Optimasi Perancangan Jaringan Rantai Pasok Biomassa dari Tandan Kosong Kelapa Sawit di Sumatera Barat
- Author
-
Febriza Imansuri, Rika Ampuh Hadiguna, and Feri Afrinaldi
- Subjects
Rantai pasok ,biomassa ,Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) ,Mixed Integer Linier Programming ,Industry ,HD2321-4730.9 - Abstract
West Sumatra has great potential in developing biomass based on palm oil waste. This is because the largest plantation production in West Sumatra comes from the oil palm commodity of 1,082,820 tons in 2014. Therefore, it is necessary to design a model of supply chain biomass network for the distribution of Empty Fruit Bunches (EFB) from CPO factory suppliers located in West Sumatra and distributed to Depot Pertamina Teluk Kabung. Stages performed in the implementation of this study began with a preliminary study to determine the potential of biomass in West Sumatra. Furthermore, the design of chain supply chain optimization model by identifying supply chain activity, knowing the characteristics of supply chain system and make the formulation of mathematical model. The design of supply chain biomass from Empty Fruit Bunches (EFB) in West Sumatera, starting from raw material Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sourced from Crude Palm Oil (CPO) factory in West Pasaman Regency and surrounding. This is because Pasaman Barat Regency is the central agroindustry of oil palm plantation which has 17 most palm oil factories in West Sumatra. The potential of bioethanol derived from CPO waste can be done by establishing bioethanol plant located with the same CPO factory so that it is adjacent to the source of the raw material. The result of the mathematical model mixed integer linear programming is placement of bioethanol plant location at PT Pasaman Marama Sejahtera with medium scale and total cost of IDR 251,563,700,000.00.
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
16. PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK BERBEDA DALAM SISTEM AKUAPONIK TERHADAP FCR (FEED CONVERTION RATIO) DAN BIOMASSA IKAN LELE (Clarias sp.)
- Author
-
Febryan Adi Sukoco, Boedi Setya Rahardja, and Abdul Manan
- Subjects
Akuaponik ,Probiotik ,Ikan lele ,FCR ,Biomassa ,Aquaculture. Fisheries. Angling ,SH1-691 - Abstract
Ikan lele (Clarias sp.) merupakan komoditas perikanan yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Meningkatnya produksi ikan lele berakibat pada penambahan area lahan budidaya dan penggunaan air, sehingga perlu dibutuhkan suatu teknologi dalam budidaya ikan lele dengan padat tebar tinggi yang bisa diterapkan pada lahan sempit dan minimnya sumber air dengan pola manajemen yang efektif dan efesien. Teknologi yang sudah banyak diterapkan oleh pembudidaya untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan adalah melakukan budidaya dengan sistem akuaponik. Namun bahan organik di dasar perairan mengalami penumpukkan. Usaha untuk mempertahankan kualitas air yaitu dengan probiotik. Manfaat probiotik bagi ikan dapat melalui mekanisme fungsi protektif, yaitu kemampuan bakteri untuk menghambat bakteri patogen dalam saluran pencernaan dan terbentuknya kolonisasi probiotik dalam saluran pencernaan sehingga akan mengakibatkan kompetisi nutrisi antara probiotik dan bakteri lain, khususnya bakteri pathogen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik berbeda pada sistem akuaponik terhadap FCR dan biomassa ikan lele serta mengetahui probiotik komersil terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga. Menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Perlakuan yang digunakan yaitu tanpa pemberian probiotik (P0) dan dengan penambahan probiotik berbeda yaitu probiotik A (P1), probiotik B (P2) dan Probiotik C (P3). Analisis data diolah dengan ANOVA dan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil dari penelitian ini adalah pemberian probiotik berbeda dalam sistem akuaponik berpengaruh terhadap FCR dan biomassa ikan lele. FCR terendah (0,9908) dan biomassa tertinggi (2,510) terdapat pada perlakuan P2. FCR tertinggi (1,5150) dan biomassa terendah (1,654) terdapat pada perlakuan P0 (kontrol).
- Published
- 2019
- Full Text
- View/download PDF
17. The Design of Power Plant Biomass in Isolated Are From National Electricty Company in Indonesia With Aplication of Tar Wet Scrubber and Filter Gas
- Author
-
Kiman Siregar, Rizal Alamsyah, Ichwana Ichwana, Sholihati Sholihati, and Saminuddin B. Tou
- Subjects
pltbm ,energi terbarukan ,tar wet scrubber ,biomassa ,gas filter ,Agriculture (General) ,S1-972 ,Technology (General) ,T1-995 - Abstract
Abstrak. Mesin gasifikasi bertujuan untuk menghasilkan gas mampu bakar (CO, H2, CH4). Gas mampu bakar yang dihasilkan dapat digunakan untuk menggantikan fossil fuel untuk menjalankan gas engine. Namun gas mampu bakar yang dihasilkan tersebut mengandung tar (kotoran) yang masih tinggi, sehingga terjadi pengotoran filter engine dan mengakibatkan mesin tidak dapat dioperasikan dalam waktu yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk mendisain Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) pada daerah terisolasi dari jaringan listrik PT.PLN (Persero) di Indonesia melalui aplikasi tar wet scrubber dan gas filter. Mesin gasifier yang dirancang berupa tipe downdraft dengan kapasitas terpasang 25 kW. Tambahan komponen rangkaian PLTBm yang dirancang adalah tar wet scrubber, gas filter dan gas engine. Secara keseluruhan mesin PLTBm yang dirancang terdiri dari : (1)Tangki pengisian biomassa, (2)Tangki biomassa, (3)Reaktor tipe downdraft, (4)Cyclon, (5)Tar wet schrubber, (6)Water tank, (7)Gas filter, (8)Blower, (9)Gas engine kapasitas 25 kW, (10)Air inlet nozzle, (11)Connection pipe, (12)Termometer indicator, (13)Exhaust gas, (14)Pressure indicator. Pengurangan nilai tar selain menggunakan karbon aktif, juga menggunakan sistem perangkap kotoran gas (wet scrubber). Gasifier yang digunakan pada penelitian ini memiliki diameter reaktor 900 mm dan tinggi 1000 mm. Cyclon memiliki diameter 580 mm dengan tinggi 1766 mm. Gas filter memiliki panjang 700 mm, tinggi 700 mm dan lebar 700 mm. Tar wet scrubber terdiri dari 5 tabung (diameter tabung 300 mm) yang terangkai satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk menangkap tar yang masih terkandung dalam gas mampu bakar yang dihasilkan dari reaktor gasifikasi dengan dimensi total yaitu lebar 1750 mm dan tinggi 1300 mm.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
18. STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA
- Author
-
Renny Eka Putri and Andasuryani Andasuryani
- Subjects
Biomassa ,Tempurung Kelapa ,Briket Arang ,Agriculture ,Agriculture (General) ,S1-972 ,Technology (General) ,T1-995 - Abstract
Briket tempurung kelapa merupakan salah satu sumber energi alternatif yang berasal dari limbah biomassa, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengevaluasi mutu briket arang tempurung kelapa yang dihasilkan dan uji teknis alat kempa briket yang digunakan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kapasitas alat kempa yang digunakan adalah 302 batang briket/jam. Briket yang dihasilkan mempunyai kadar air sebesar 5,37 %. Kadar air briket sudah sesuai dengan SNI yaitu < 8%. Densitas briket rata-rata adalah 11,23 g/cm3. Nilai kuat tekan maksimum adalah sebesar 1.4 N/m². Nilai kadar karbon mencapai 97.14%. Hal ini menunjukkan briket yang dihasilkan berkualitas karena nilai kadar karbon yang tinggi dan kadar abu nya yang rendah. Nilai kalor yang dihasilkan juga sangat tinggi (> 5000) yang membuktikan bahwa kualitas briket yang dihasilkan sangat tinggi, sehingga briket tempurung kelapa ini dapat dijadikan energy alternative oleh masyarakat Sumatra Barat khususnya.
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
19. Kandungan Pigmen Polar Dan Biomassa Pada Mikroalga Dunaliella Salina Dengan Salinitas Berbeda
- Author
-
Ali Djunaedi, Chrisna Adi Suryono, and Sardjito Sardjito
- Subjects
Salinity ,Polar pigment ,Biomass ,Dunaliella salina ,Salinitas ,Pigmen polar ,Biomassa ,Aquaculture. Fisheries. Angling ,SH1-691 ,Oceanography ,GC1-1581 - Abstract
Polar pigments content and biomass of Dunaliella salina are affected by salinity related to osmotic pressure and density of media. This study was to determine the effect of salinity on pigment contents and dried biomass of microalgae D. salina. The cultivation used microalgae derived from Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP), Jepara. Research method was the Laboratory study with a Completely Randomized Design (CRD). Consisting of one treatment with five stages of salinity treatments: 20 ppt, 25 ppt, 30 ppt, 35 ppt, and 40 ppt and using three times of repetition. Analysis of pigments used UV-Vis spectrophotometric extracted with acetone as the solvent. Harvesting time was when it reached at the stationair phase using flocculation method. The results showed that salinity had the significant effect (P
- Published
- 2017
- Full Text
- View/download PDF
20. PERBANDINGAN NILAI KALOR BIOBRIKET YANG TERBUAT DARI BOTTOM ASH LIMBAH PLTU DAN BIOMASSA CANGKANG KOPI DENGAN VARIASI KOMPOSISI DAN JENIS PENGIKAT YANG BERBEDA
- Author
-
Budi Gunawan, Sugeng Slamet, and Ahmad Syahroni
- Subjects
bottom ash ,biomassa ,cangkang kopi ,kalor ,biomass ,coffee shells ,calorific value ,Engineering (General). Civil engineering (General) ,TA1-2040 - Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat biobriket dari bahan bottom ash limbah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan biomassa cangkang kopi dengan zat pengikat tetes tebu serta menguji nilai kalor yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah; pembuatan biobriket dengan memvariasi komposisi antara bottom ash dengan biomassanya serta zat pengikat yang berbeda. Variasi komposisi antara biomassa cangkang kopi dengan bootom ash yang digunakan adalah 60% : 40% dan 70% : 30%, sedangkan bahan perekatnya menggunakan tetes tebu dan tepung kanji. Pengujian yang dilakukan adalah menguji nilai kalor dari biobriket yang dihasilkan menggunakan alat uji calloriboom. Dari hasil pengujian didapatkan biobriket dengan komposisi 70% biomassa cangkang kopi dan 30% bottom ash dengan pengikat tetes tebu mempunyai nilai kalor yang paling tinggi dibandingkan dengan komposisi dan pengikat yang lain dengan nilai kalor yang dihasilkan yaitu 2496,18 kal/gr. Nilai kalor ini dipengaruhi oleh kandungan karbon aktif yang terdapat pada arang cangkang kopi dan besar kecilnya kandungan carbon, oxygen dan ash yang dimiliki, semakin tinggi kandungan carbon dan oxygen maka makin tinggi pula nilai kalor yang kandungan kalor yang terdapat pada jenis perekat tetes tebu lebih tinggi dari pada tepung kanji. [Title: Comparison of Calorific Value of Biobriket Made of Bottom Ash Waste and Biomass Plant Shell Coffee by Varying Composition and Types of Binder] This study is aimed to make biobriket of bottom ash material waste biomass power plant and different binder of coffee shell (molasses) as well as measuring the calorific value. The method in this study are by manufacturing biobricket by varying the composition of bottom ash with biomass and different binder. Biomass composition variation of the shell coffee and bottom ash are 60%:40% and 70%:30%. The binder used are molasses and starch. This experiment was carry out by measuring the calorific value of produced biobricket. From results, the biobricket with a composition of 70% biomass and 30% coffee shell bottom ash and molasses binder has the highest calorific value in comparison to other binder composition. The calorific value is 2496.18 cal/g. This calorific value is influenced by the content of activated carbon contained in charcoal shell of coffee and size of the content of carbon, oxygen and ash. Increased calorific values between the molasses and starch binders suggested that the calorific value of product when using molasses binder is higher than that of starch.
- Published
- 2015
21. PENGEMBANGAN PROSES PEMBUATAN BIOETANOL GENERASI II DARI LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
- Author
-
Muhammad Ridwan and Hanifah Khairiah
- Subjects
biomass ,biomassa ,bioetanol ,selulosa ,tandan kosong kelapa sawit ,Agriculture ,cellulose ,palm oil empty bunches ,glukosa ,glucose ,TP248.13-248.65 ,bioethanol ,Biotechnology - Abstract
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang merupakan sumber gula mengandung selulosa yang tinggi (75-80%), sehingga memiliki potensi besar untuk dijadikan bioetanol. Tujuan penelitian adalah menggunakan kembali tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan utama dalam pembuatan bioetanol generasi II dengan melakukan pengembangan proses. Proses pertama yaitu pretreatment dengan menambahkan NaOH dan H2SO4 2%, dilanjutkan proses fermentasi menggunakan perbandingan Saccharomyces cerevisiae and Aspergillus oryzae dengan perbandingan 5,10,15 dan 20% selama 7 hari. Terakhir adalah proses destilasi pada suhu 79 oC. Berdasarkan hasil penelitian, larutan NaOH lebih banyak menurunkan kadar lignin dan hemiselulosa sebesar 12.22% dan 45.17%, sedangkan selulosa mengalami kenaikan sebesar 71.34%. pada proses fermentasi, maka didapatkan variasi konsentrasi dan waktu optimum proses fermentasi pada penelitian ini adalah penambahan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae 5%, dengan volume bioetanol yang dihasilkan sebesar 14.4 ml, densitas 0.8757 g/ml dan kadar glukosa yang tertinggal sebanyak 8.48%. Kata kunci : Bioetanol, Biomassa, Glukosa, Selulosa,tandan kosong kelapa sawit. ABSTRACT Palm oil empty bunches which is a source of sugar containing high cellulose (75-80%), so it has great potential to be used as bioethanol. The purpose was to utilize empty oil palm bunches as raw material for the production of second-generation bioethanol. Pretreatment by adding 2% NaOH and H2SO4, and the fermentation using a comparison of Saccharomyces cerevisiae and Aspergillus oryzae with a ratio of 5,10,15 and 20% for 7 days. The last is distillation at a temperature of 79 oC. Based on the research results, NaOH solution decreased lignin and hemicellulose levels by 12.22% and 45.17%, while cellulose increased by 71.34%.In the fermentation, variations of concentration and duration of fermentation that gave the best results in this study were addition of concentration of Saccharomyces cerevisiae by 5%,with the volume of bioethanol produced by 14.4 ml, density 0.8757 g/ml and glucose levels left as much as 8.48%. Keywords: Bioethanol, Biomass, Cellulose, Glucose, Palm oil empty bunches.
- Published
- 2021
22. OPTIMASI PROSES PEMBUATAN BRIKET BIOMASSA MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN (Optimization of Biomass Briquettes Production Process Using Taguchi Method)
- Author
-
Musabbikhah Musabbikhah, Harwin Saptoadi, Subarmono Subarmono, and Muhammad Arif Wibisono
- Subjects
bahan bakar ,briket ,biomassa ,energi alternatif ,limbah padat ,nilai kalor ,ramah lingkungan ,alternative energy ,briquette ,biomass ,charcoal ,environment friendly ,heat value ,solid waste ,Environmental pollution ,TD172-193.5 ,Environmental sciences ,GE1-350 - Abstract
ABSTRAK Permasalahan yang dihadapi pembuat dan pengguna briket adalah briket yang dihasilkan kualitasnya rendah ditinjau dari nilai kalor. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kualitas briket terbaik dari limbah biomassa dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar alternatif rumah tangga yang murah dan ramah lingkungan guna mewujudkan masyarakat mandiri energi. Metode yang digunakan untuk menentukan kualitas briket adalah metode Taguchi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tekanan pengepressan, waktu penahanan, model cetakan, suhu pengeringan, lama pengeringan dan komposisi bahan, sedangkan variabel terikat adalah nilai kalor briket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas briket terbaik ditinjau dari nilai kalor tertinggi yaitu pada setting parameter A2B1C2D2E2F1, artinya tekanan pengepressan 225 kg/cm2, waktu penahanan 5 menit, model cetakan sarang tawon (kotak), suhu pengeringan 60 °C, lama pengeringan 3 hari, perbandingan limbah jarak pagar : arang sekam : arang tempurung kelapa : perekat adalah 5 : 3: 2 : 1. Rata-rata nilai kalor biobriket yang dihasilkan sebesar 5.323 kal/g. Hal ini menunjukkan bahwa briket mempunyai nilai kalor yang tinggi dan memenuhi SNI, sehingga briket layak untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. ABSTRACT Problems that encountered on manufacturers and users of briquettes is low quality of the briquettes in terms of heat value. The aim of this research is to determine the best quality of the briquette which is made from biomass waste. The briquette is expected to be used to fulfill the need of inexpensive and environmentally friendly of alternative household fuel, by which the energy independent community could be realized.The method used to determine the quality of the briquette is Taguchi method. The independent variables involved are compressive strength, holding time, mold model, drying temperature, drying time and material composition. The dependent variable is the highest heat value of the briquette. The results show that based on the highest heat value, the best briquette quality is parameter setting of A2B1C2D2E2F1, which means that the compressive strength is 225 kg/cm2, the holding time is 5 minutes, the mold model is honeycomb of box, drying temperature is 60 °C, drying time is 3 days and the ratio of Jatropha Curcas waste : rice husk charcoal : coconut shell charcoal : adhesive is 5 : 3: 2 : 1. The average heat value of briquette is 5,323 cal/g. This matter the briquettes show that high heat value and feasible of recommendation by SNI, and so briquette decent to fulfill the need of environment friendly alternative fuel.
- Published
- 2015
- Full Text
- View/download PDF
23. Artikel Review: Parameter Operasional Pirolisis Biomassa
- Author
-
Ahmad Fudholi, Andasuryani Andasuryani, Sri Aulia Novita, Nofialdi Nofialdi, and Santosa Santosa
- Subjects
pirolisis ,biomassa ,parameter pirolisis ,Agriculture ,General Economics, Econometrics and Finance - Abstract
Artikel ini menjelaskan definisi pirolisis dan pentingnya proses pirolisis dalam konversi termokimia biomassa menjadi bahan bakar. Teknologi pirolisis berpotensi untuk dikembangkan karena ketersediaan sumber bahan biomassa yang sangat melimpah, teknologinya mudah untuk dikembangkan, bersifat ramah lingkungan dan menguntungkan secara ekonomi. Dalam teknik pirolisis, beberapa parameter yang mempengaruhi proses pirolisis adalah perlakuan awal biomassa, kadar air dan ukuran partikel bahan, komposisi senyawa biomassa, suhu, laju pemanasan, laju alir gas, waktu tinggal, jenis pirolisis, jenis reaktor pirolisis dan final produk pirolisis. Reaktor pirolisis adalah alat pengurai senyawa-senyawa organik yang dilakukan dengan proses pemanasan tanpa berhubungan langsung dengan udara luar dengan suhu 300-6000C. Beberapa jenis reaktor pirolisis yang sering digunakan adalah Fixed-Bed Pyrolyzer, Bubbling Fluidized-Bed Reactors, Circulating Fluidized Bed, Ultra–Rapid Pyrolyzer, Rotating Cone, Ablative Pyrolyzer dan Vacuum Pyrolyzer. Teknik pirolisis menghasilkan tiga macam produk akhir, yaitu bio-oil, arang (biochar) dan gas.
- Published
- 2021
24. KAJIAN KOMUNITAS RAYAP AKIBAT ALIH GUNA HUTAN MENJADI AGROFORESTRI DI TAMAN NASIONAL LORE LINDU, SULAWESI TENGAH (Termites Community Impact of Forest Conversion to Agroforestry in Lore Lindu National Park, Central Sulawesi)
- Author
-
Zulkaidhah Zulkaidhah, Musyafa Musyafa, Soemardi Soemardi, and Suryo Hardiwinoto
- Subjects
alih guna lahan ,diversitas rayap ,hutan primer ,hutan sekunder ,agroforestri ,biomassa ,landuse change ,termites diversity ,primary forest ,secondary forest ,agroforestry ,biomass ,Environmental pollution ,TD172-193.5 ,Environmental sciences ,GE1-350 - Abstract
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komunitas rayap akibat alih guna hutan dan hubungannya dengan faktor lingkungan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2011 sampai Juni 2013. Dilaksanakan di wilayah Taman Nasional Lore Lindu di sekitar Desa Rahmat, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Pengamatan rayap dilakukan dengan menggunakan metode transek. Parameter yang diamati adalah parameter lingkungan, iklim mikro, sifat fisik dan kimia tanah. Total diversitas rayap yang ditemukan adalah 20 spesies, yang terdiri dari 15 spesies pada hutan primer, 15 spesies pada hutan sekunder dan 8 spesies pada agroforestri. Biomassa pohon tertinggi pada hutan primer (620,91 Mg/ha), nekromas dan jumlah seresah tertinggi pada hutan sekunder yaitu masing-masing 8,22 Mg/ha dan 19 Mg/ha. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa alih guna hutan menjadi agroforestri diikuti oleh perubahan komunitas rayap. Suhu tanah dan suhu udara meningkat setelah alih guna hutan. ABSTRACT This study was conducted to evaluate the termines community impact forest conversion and its relation with the environmental factors. It was conducted from December 2011 to June 2013 and implemented in Lore Lindu National Park located in around of Rahmat village, subdistrict of Palolo, district of Sigi. The observation of termites community was performed using method of transect. The measured parameters were environmental parameters, microclimate, and physic and chemical characteristics of the soil. There were 20 species found totally, consisted of 15 species in primary forest, 15 species in secondary forest, and 8 species in agroforestry. The highest biomass of tree in primary forest was 620.90 Mg/ha, whereas the necromass and highest amount of litter in secondary forest were respectively 8.22 Mg/ha and 19 Mg/ha. Land use change in TN.Lore Lindu was alearly followed by the change of termites diversity. The soil and water temperatures were increased.
- Published
- 2014
- Full Text
- View/download PDF
25. PENURUNAN KADAR PROTEIN LIMBAH CAIR TAHU DENGAN PEMANFAATAN KARBON BAGASSE TERAKTIVASI (Protein Reduction of Tofu Wastewater Using Activated Carbon Bagasse)
- Author
-
Candra Purnawan, Tri Martini, and Shofiatul Afidah
- Subjects
karbon aktif ,bagasse ,biomassa ,protein ,limbah cair ,tahu ,isoterm adsorpsi ,activated carbon ,biomass ,wastewater ,tofu ,adsorption isotherm ,Environmental pollution ,TD172-193.5 ,Environmental sciences ,GE1-350 - Abstract
ABSTRAK Penurunan kadar protein limbah tahu telah dilakukan dengan pemanfaatan karbon Bagasse teraktivasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum dari karbon teraktivasi NaOH dan H2SO4 dalam menurunkan kadar protein limbah cair tahu dan mengetahui jenis isoterm adsorpsi dari karbon aktif yang digunakan untuk menyerap protein limbah cair tahu. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi NaOH yang optimum untuk aktivasi karbon aktif 15%, massa optimum karbon bagasse teraktivasi NaOH adalah 2 g dan penurunan kadar proteinnya 71,95%, sedangkan massa optimum karbon bagasse teraktivasi H2SO4 adalah 1 g dengan penurunan kadar protein sebesar 38,19%. Waktu kontak optimum karbon bagasse teraktivasi NaOH dan H2SO4 adalah 12 jam. Adsorpsi protein oleh karbon bagasse teraktivasi NaOH mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich sedangkan karbon bagasse teraktivasi H2SO4 dominan mengikuti isoterm Freundlich. ABSTRACT The protein reduction of tofu wastewater using activated carbon from bagasse had been conducted. The purposes of this research were to analysis optimum condition of activated carbon bagsse using NaOH and H2SO4 for reduction protein in tofu wastewater, and analysis adsorption isotherm of activated carbon with protein. The result showed that optimum mass of carbon bagasse activated NaOH was 2 g with 71.95% protein reduction, while carbon bagasse activated H2SO4 has 1 g with 38.19% protein reduction. The optimum contact time between protein and activated carbon (with NaOH and H2SO4) was happened in 12 hours. Adsorption protein with carbon bagasse activated NaOH had followed Langmuir and Freundlich adsorption isotherm, while adsorption with carbon bagasse activated H2SO4 dominantlyhad followed Freundlich adsorption isotherm
- Published
- 2014
- Full Text
- View/download PDF
26. PERSAMAAN ALLOMETRIK BIOMASSA DAN KARBON UNTUK PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DALAM MENDUKUNG UPAYA KONSERVASI SAVANA CORYPHA UTAN
- Author
-
Dhany Yuniati and Hery Kurniawan
- Subjects
corypha utan ,persamaan allometrik ,biomassa ,karbon ,konservasi ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Gewang (Corypha utan) merupakan jenis tanaman yang unik karena fungsinya sebagai sumber pangan, minuman, bahan bangunan (rumah, pagar, kandang) dan industri sederhana rumah tangga. Pemanfaatan oleh masyarakat dilakukan dengan penebangan pohon-pohon yang produktif sehingga mengancam kelestarian tanaman gewang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan daerah sebaran alami yang potensial bagi pohon gewang. Di sisi lain tegakan gewang juga memiliki fungsi sebagai penyerap dan penyimpan karbon, sehingga keberadaan tegakan dan proses permudaan perlu dijaga sejalan dengan upaya untuk meningkatkan simpanan karbon hutan savana di NTT. Informasi mengenai kandungan karbon dalam gewang menjadi penting karena dengan informasi tersebut dapat diketahui ukuran yang paling layak bagi gewang untuk ditebang dan dimanfaatkan. Sampai saat ini belum ada persamaan allometrik yang khusus dikembangkan untuk pendugaan potensi simpanan karbon pada savana gewang (C. utan). Penyediaan data dengan tingkat kerincian (Tier) 3 memerlukan pendugaan cadangan karbon yang dimulai dari pendugaan biomassa dan karbon dengan menggunakan yang spesifik terhadap spesies dan tempat (site). Tulisan ini mengemukakan model persamaan allometrik untuk pendugaan biomassa pada tanaman gewang (C. utan) dengan metode destruktif. Disamping itu dikemukakan pula model persamaan allometrik untuk pendugaan simpanan karbon pada tanaman gewang (C. utan) dengan pengukuran langsung menggunakan metode karbonasi atau pengarangan. Model persamaan allometrik untuk pendugaan biomasa batang tanaman gewang (C. utan) y = 19703x , pendugaan biomasa daun y = 8449x dan pendugaan biomasa pelepah y = 16855x . Hasil studi menghasilkan model persamaan allometrik untuk pendugaan karbon secara langsung pada daun tanaman gewang (C. utan) y = 10704x , pendugaan karbon secara langsung pada pelepah y = 15069x dan pendugaan karbon secara langsung pada batang y =27110x.
- Published
- 2014
- Full Text
- View/download PDF
27. CADANGAN KARBON HUTAN LINDUNG LONG KETROK DI KABUPATEN MALINAU, KALIMANTAN TIMUR UNTUK MENDUKUNG MEKANISME REDD+
- Author
-
Yonky Indrajaya
- Subjects
biomassa ,karbon ,hutan lindung ,Forestry ,SD1-669.5 - Abstract
Kegiatan konservasi hutan lindung (HL) melalui mekanisme REDD+ merupakan salah satu kegiatan yang sangat potensial untuk dapat menurunkan emisi global. Menjaga HL dari kegiatan deforestasi dan degradasi hutan dapat mencegah hutan untuk mengemisi karbondioksida. Informasi tentang jumlah cadangan karbon hutan lindung yang belum terganggu (hutan perawan) penting sebagai base line dan untuk mengetahui potensi penyerapannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi cadangan karbon yang tersimpan dalam biomassa tegakan hutan lindung Long Ketrok, yaitu hutan lindung yang dikelola oleh masyarakat desa Setulang, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Timur. Metode perhitungan cadangan karbon yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan menggunakan persamaan allometrik yang telah dibangun di hutan tropis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah karbon tersimpan dalam hutan lindung Long Ketrok adalah 304 ton/ha yang terdiri dari karbon tersimpan dalam biomassa di atas permukaan tanah sebesar 255 ton/ha, biomassa akan sebesar 42 ton/ha, dan nekromassa sebesar 7 ton/ha. Proporsi batang, cabang, akar, dan daun dalam biomassa karbon berturut-turut sebesar 70,7%, 14,6%, 14,1% dan 0,6%.
- Published
- 2014
- Full Text
- View/download PDF
28. Pengaruh Variasi Perbandingan Udara-Bahan Bakar Terhadap Kualitas Api Pada Gasifikasi Reaktor Downdraft Dengan Suplai Biomass Serabut Kelapa Secara Kontinyu
- Author
-
Sholehul Hadi and Sudjud Dasopuspito
- Subjects
Biomassa ,Energi Alternatif ,Gasifikasi Downdraft ,Serabut Kelapa ,Sistem Kontinyu ,Technology ,Engineering (General). Civil engineering (General) ,TA1-2040 - Abstract
Salah satu bentuk energy alternatif adalah gasifikasi biomassa. Biomas yang digunakan adalah serabut kelapa muda karena jumlahnya melipah dan belum maksimal dimanfaatkan oleh masyarakat. Gasifikasi dari serabut kelapa dijadikan syn gas untuk bahan bakar terbarukan dan dapat diperbaharui. Dengan peralatan reactor gasifikasi dapat dihasilkan (Air Fuel Ratio) terbaik untuk sistem pemasukan serabut kelapa kontinyu 0,5 kg/10 menit , melalui putaran dimmer pada sentrifugal blower diberikan 4 variabel yaitu 5, 7, 9, 10. Dan memvariasikan ukuran serabut kelapa 10-50 mm dan 50-100 mm. Hasil menunjukan untuk: zona pengeringan pada temperatur (T1) sampai 100ºC, zona pirolisispada temperatur (T2) sampai 350ºC, zona oksidasi parsialpada temperatur (T3) sampai 600ºC, zona reduksipada temperatur (T4) sampai 450ºC, indikator temperatur synthetic-gas pada temperatur (T5) sampai 120ºC dan Kandungan energi terbaik ditinjau dari LHV syn-gas dihasilkan pada variasi AFR 1,06 untuk ukuran serabut kelapa 50-100 mm dengan efisiensireaktorgasifikasi sebesar 69,87 %. Pada variasi AFR tersebut dihasilkan komposisi flammable gas sebagai berikut : CO= 20,8%, H2 = 5,34%, dan CH4 = 4,5%.Untuk variasi ini prosentase kandungan syn-gas dan laju alir massa syn-gas selama proses memiliki komposisi yang tepat sehingga visualisasi nyala api yang dihasilkan terdapat warna biru dengan suhu 3530C.
- Published
- 2013
29. Limbah Molas : Pemanfaatan sebagai Sumber Karbohidrat untuk Perkembangbiakan Mikroorganisme
- Author
-
Endah Wulandari, Tami Idiyanti, and Ernawati Sinaga
- Subjects
limbah molas ,biomassa ,glukosa ,mikroorganisme ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Limbah molas merupakan hasil samping dari pabrik gula yang tidak dapat dikristalkan kembali. Salah satu kandungan limbah molas yaitu kaya akan karbohidrat. Salah satu upaya untuk memanfaatkan limbah molas yaitu dengan melakukan penelitian terhadap nutrisi yang masih terkandung dalam molas masih dapat dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme dalam memanfaatkan karbohidrat (glukosa) yang terdapat dalam limbah molas untuk perkembangbiakan. Mikroorganisme yang digunakan adalah jenis ragi yaitu Candida utilis, Endomycopsis fibuligera dan Saccharomyces cerevisiae. Waktu pengamatan yang dilakukan adalah 0, 6, 12, 18, 24, 30 jam dengan suhu inkubasi 37oC. Pengamatan yang dilakukan meliputi : pengukuran berat biomassa dengan cara menimbang berat kering mikroorganisme, pengukuran konsentrasi glukosa limbah molas yang dimanfaatkan mikroorganisme dengan cara Somogyi-Nelson dan perhitungan tingkat efektifitas penggunaan molas terhadap pertkembangbiakan mikroorganisme. Hasil: Berat biomassa tertinggi dicapai oleh Saccharomyces cerevisiae dengan biomassa tertinggi 156,33 mg dalam waktu 18 jam. Konsentrasi glukosa yang dimanfaatkan oleh Endomycopsis fibuligera lebih tinggi dibandingkan dengan mikroorganisme yang lain, yaitu dalam waktu 30 jam mencapai 3,13 mg/mL dan kemungkinan dengan bertambahnya waktu inkubasi masih mampu memanfaatkan glukosa lebih banyak. Mikroorganisme yang memiliki tingkat efektifitas dalam memnfaatkan limbah molas sebagai sumber glukosa adalah Saccharomyces cerevisiae dengan tingkat efektifitas 126,4 mL/mg berat biomassa dalam waktu 12 jam. Kesimpulan :Saccharomyces cerevisiae yang terbaik dalam pemanfaatan glukosa dari limbah molas untuk pertumbuhan biomassa.
- Published
- 2012
- Full Text
- View/download PDF
30. Adsorpsi Pb2+ dan Zn2+ pada Biomassa Imperata cylindrica
- Author
-
Noer Komari, Umi Baroroh Lili Utami, and Noor Malinda
- Subjects
i. cylindrica, adsorpsi ,biomassa ,pb2+ ,zn2+ ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Metode alternatif untuk mengatasi pencemaran logam berat adalah biosorpsi menggunakan biomassa sebagai adsorben. Telah dilakukan penelitian kajian adsorpsi campuran Pb2+ dan Zn2+ pada biomassa Imperata cylindrica sebagai adsorben. Tujuan penelitian adalah mengetahui kemampuan biomassa mengadsorpsi Pb2+ dan Zn2+. Preparasi biomassa dilakukan dengan aktivasi menggunakan asam nitrat dan amonium hidroksida. Adsorpsi dilakukan dengan sistem batch. Parameter yang diukur adalah pH optimum, waktu kontak optimum, kapasitas adsorpsi dan recovery ion logam. Analisis kadar logam dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS). Hasil penelitian menunjukkan pH optimum adsorpsi Pb2+ dan Zn2+ masing-masing pada pH 5 dan pH 6. Waktu kontak optimum adsorpsi Pb2+ dan Zn2+ masing masing pada 40 menit dan 30 pertama. Kapasitas adsorpsi Pb2+ dan Zn2+ pada konsentrasi awal 10 ppm masing-masing adalah 90,95% dan 43,60%. Recovery Pb2+ dan Zn2+ masing-masing 84,45% dan 57,13%.
- Published
- 2012
- Full Text
- View/download PDF
31. Analisa Biomassa dan Kandungan Logam Berat Pada Beras Merah Hasil Pemupukan Kompos Sludge dari Pabrik Kertas dan Pulp
- Author
-
Thamzil Las, Hilman Affandi, Sandra Hermanto, and Farhat Etriya
- Subjects
sludge ,beras merah ,logam berat ,biomassa ,Chemistry ,QD1-999 - Abstract
Pabrik kertas dan pulp menghasilkan limbah cair dan limbah padat (sludge). Limbah cair dikelolamelalui instalansi pengelolaan air limbah (IPAL), sedangkan sludge hanya di timbun dalam tanah.Upaya yang dilakukan untuk mengelola sludge adalah diubah menjadi pupuk melaluipengomposan, karena sludge mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Penelitian inibertujuan menguji kandungan logam berat yang terdapat pada sampel padi merah hasil pemupukankompos sludge yang diperoleh dari penelitian sebelumnya. Dari tanaman padi merah terlebihdahulu dilakukan uji biomassa, selanjutnya dilakukan pengujian kadar protein dan kadar logam,terhadap beras merah. Analisis kandungan protein dengan metode Kjedahl dan pengukurankonsentrasi logam dan logam berat dengan metode spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa padi merah hasil pemupukan kompos sludge memiliki biomassa yang lebihtinggi dari pada kontrol (yang tidak dilakukan pemupukan kompos sludge). Peningkatan optimalbiomassa dan kadar protein pada pemupukan kompos sludge 3 kg/m2 yaitu 78 gram dan 11,1%.Biomassa tanaman padi meningkat sebanyak 20 gram (dari 58 gram menjadi 78 gram) ketika padapemupukan kompos sludge 0 kg/m2 menjadi 3 kg/m2. Kandungan protein beras merah meningkatsebanyak 2,8% (dari 8,3% menjadi 11%) ketika pada pemupukan kompos sludge 0 kg/m2 menjadi3 kg/m2. Hasil analisis logam pada beras merah menunjukkan penambahan dosis kompos sludgetidak menaikkan kandungan logam (α = 0,05). Kandungan logam Cu, Zn, Mn dan Fe berturut-turut2,41 ppm; 7,77 ppm; 32,7 ppm dan 37,71 ppm. Kandungan logam Cu dan Zn yang teranalisismasih aman untuk beras. Logam berat seperti Pb, Cd dan Cr tidak terdeteksi walaupun pada sampelyang pemupukannya 4,5 kg/m2.
- Published
- 2009
- Full Text
- View/download PDF
32. The Effect of Thickness of Medium for Silkworm (Tubifex sp.) Culture using Waste Sludge of Catfish Cultivation
- Author
-
Suryadin, Dindin, Helmiati, Senny, and Rustadi, Rustadi
- Subjects
lcsh:SH1-691 ,Bahan organik ,biomassa ,cacing sutera ,ketebalan ,limbah budidaya lele ,Organic material ,biomass ,Tubifex sp ,thickness ,waste of catfish culture ,lcsh:Aquaculture. Fisheries. Angling - Abstract
This research aims to know the influence of the thickness of catfish culture waste on silk worm (Tubifex sp.) biomass. The research was conducted with culturing Tubifex sp. in different thickness media of the waste as treatments. The treatments consist of the waste 2, 4, 8 and 12 cm thickness of medium with 6 cm depth. The stock densities 150 g/m3 with average weight 0.0062+0.00032 g. The parameter that analyzed is biomass and population of Tubifex sp.. Data analyzed by analysis of variance and posthoc test is Duncan’s Multiple Range Test. The result shows that diversification of medium thickness gives the real influence (P, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah budidaya lele sebagai media budidaya cacing sutera dan mendapatkan ketebalan media yang menghasilkan biomassa cacing sutera tertinggi. Penelitian dilakukan menggunakan sistem wadah bertingkat dengan aliran air secara resirkulasi. Wadah budidaya yang digunakan berukuran 40x30x20 cm3. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan rancangan penelitian berupa Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan empat perlakuan dan masing-masing tiga ulangan, yaitu P1 (ketebalan media 2 cm); P2 (ketebalan media 4 cm); P3 (ketebalan media 8 cm); P4 (ketebalan media 12 cm) dengan kedalaman air 6 cm. Padat tebar Tubifex sp. sebesar 150 g/m3 dengan rerata berat 0,0062±0,00032 g. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test. Perbedaan ketebalan media budidaya berpengaruh nyata (P
- Published
- 2017
33. Distribusi Unsur Hara di Dalam Tanah dan Biomassa Tegakan Jati Berumur 8 tahun di Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur
- Author
-
Liris Lis Komara and Veronika Murtinah
- Subjects
lcsh:Agriculture ,tanah ,biomassa ,hutan tanaman ,jati ,lcsh:S ,lcsh:SD1-669.5 ,lcsh:Forestry ,Mathematics - Abstract
Keberhasilan pembangunan hutan tanaman memiliki konsekuensi terhadap pemilihan jenis yang bernilai ekonomi tinggi dan memperhatikan faktor tapak, terutama bertalian dengan distribusi hara pada tanah dan biomassa. Penelitian dilaksanakan pada tegakan jati berumur 8 tahun di areal tanaman jati masyarakat di Teluk Pandan, Kutai Timur. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jumlah distribusi hara di dalam tanah dan biomassa tegakan jati. Penelitian dilakukan dengan mengukur jumlah hara yang berakumulasi di dalam tanah dan jumlah hara yang berakumulasi pada komponen biomassa tegakan jati (batang, cabang+ranting, daun, kulit kayu) pada umur 8 tahun. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa unsur P dan K merupakan unsur hara yang paling kritis dibandingkan dengan unsur hara lainnya, sebab hampir seluruhnya telah berada dalam vegetasi. Selain itu unsur hara yang perlu mendapat perhatian adalah Ca dan Mg. Unsur hara N hampir sebagian sudah berada di dalam tegakan.
- Published
- 2019
34. PERFORMA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) HASIL SEX REVERSAL, GENETICALLY MALE DAN YY PADA FASE PENDEDERAN PERTAMA
- Author
-
Maskur Maskur, Odang Carman, Tristiana Yuniarti, Aulia Saputra, Dian R Herdianto, Ratu Siti Aliah, Alimuddin Alimuddin, and Komar Sumantadinata
- Subjects
sex reversal ,lcsh:SH1-691 ,GMT ,monoseks jantan ,food.ingredient ,business.industry ,biomassa ,Fish farming ,Tilapia ,Anatomy ,Biology ,biology.organism_classification ,lcsh:Aquaculture. Fisheries. Angling ,Nile tilapia ,laju pertumbuhan ,Animal science ,food ,Aquaculture ,%22">Fish ,business ,nila - Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji performa ikan nila hasil sex reversal (SRV), genetically male tilapia (GMT), dan YY pada fase pendederan pertama di akuarium. Benih ikan dipelihara selama 22 hari, dari umur 6 hari hingga 28 hari. Parameter yang diamati meliputi tingkat sintasan, persentase ikan jantan, laju pertumbuhan, dan biomassa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat sintasan tidak berbeda (P>0,05) antar ketiga kelompok ikan dan kontrol (KN), berkisar antara 85,30%--86,20%. Persentase ikan jantan antara SRV (94,5% ± 1,32%) vs. GMT (93,8% ± 1,25%) dan GMT vs. YY (90,2% ± 1,83%) tidak berbeda (P>0,05), sedangkan antara SRV lebih tinggi daripada YY (P0.05), ranged from 85.30%-86.20%. Percentage of male fish between SRV (94.5% ± 1.32%) versus GMT (93.8% ± 1.25%) and GMT versus YY (90.2% ± 1.83%) were also similar (P>0.05), while SRV is higher than YY (P
- Published
- 2016
35. PENGENDALIAN KOMPRESOR DAN STEAM REFORMER PADA PERANCANGAN PABRIK BIOHIDROGEN DARI BIOMASSA DENGAN PENGENDALI PI
- Author
-
Muhammad Iqbal and Abdul Wahid
- Subjects
steam reformer ,biomassa ,lcsh:TA1-2040 ,bio-hidrogen ,penalaan ,lcsh:Engineering (General). Civil engineering (General) ,kompresor - Abstract
Proses pada pabrik biohidrogen dari biomassa terbagi menjadi beberapa unit proses, yaitu unit pengolahan awal bahan baku, unit gasifikasi, unit char combustor, unit kompresi, unit H2S Removal, unit steam reforming, unit water gas shift, dan unit pressure swing adsorber. Pada penelitian ini akan dijelaskan pengendalian pada kompresor dan steam reformer. Kedua unit tersebut penting dikendalikan agar mencapai tekanan yang diinginkan pada masukan H2S Removal dan untuk mendapatkan gas hidrogen pada unit Steam Reformer. Pengendali yang digunakan adalah pengendali PI karena hampir dapat menangani setiap situasi pengendalian proses. Untuk mendapatkan kinerja yang optimum, dilakukan penyetelan pengendali dengan metode Ziegler Nichols, Lopez, dan Default Unisim, kemudian membandingkan nilai IAE dan ISE dari ketiga jenis penyetelan tersebut. Hasilnya pengendalian tekanan dan suhu yang optimum adalah dengan metode penyetelan pengendali Ziegler Nichols. Sedangkan pengendalian surge-01, surge-02, surge-03 pada kompresor metode yang paling optimum adalah Default Unisim, dan untuk surge-04 adalah metode Lopez.
- Published
- 2016
36. ESTIMASI STOK SUMBER DAYA IKAN DENGAN METODE HIDROAKUSTIK DI PERAIRAN KABUPATEN BENGKALIS
- Author
-
Asep Priatna and Wijopriono Wijopriono
- Subjects
lcsh:SH1-691 ,biomassa ,kepadatan stok ,ikan pelagis ,hidroakustik ,Bengkalis ,ikan demersal ,lcsh:Aquaculture. Fisheries. Angling - Abstract
Perairan Bengkalis termasuk wilayah pengelolaan perikanan Selat Malaka, merupakan kawasan dengan status pemanfaatan tinggi sehingga diperlukan tahapan pemantauan yang intensif dan penelitian potensi sumber daya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi biomassa dan kepadatan stok sumber daya ikan dengan metode akustik. Data kuantitatif yang diperoleh akan menjadi sumber informasi terkini dari kondisi sumber daya ikan di perairan Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 di perairan Kabupaten Bengkalis yang merupakan bagian dari Selat Malaka. Perangkat akustik yang digunakan adalah split beam echosounder Simrad EY60 dengan frekuensi 120 kHz. Data hasil tangkapan dengan trawl dari jenis ikan pelagis dan demersal yang dominan di perairan ini digunakan untuk memverifikasi data akustik. Estimasi biomassa pada luas daerah 5.433 km2 adalah 9.374 ton dengan kepadatan stok 0,44 ton/km2 untuk ikan pelagis dan 4.441,5 ton dengan kepadatan stok 0,17 ton/km2 untuk ikan demersal. Bengkalis waters was included in the regional fisheries management of Malacca Strait, having high utilization in fisheries. Therefore intensive monitoring as well as research on fish stock is needed. The aim of the research was to estimate fish biomass and stock density based on acoustic method. The quantitative data are source of current information for fish resources condition in Bengkalis waters. The survey was conducted in October 2009 in Bengkalis waters. Simrad EY60 split beam echosounder with frequency 120 kHz was used for acquisition of acoustic data. Both pelagic and demersal fish as dominant species caught were used for verification acoustic data. The biomass estimation on 5,433 km2 covered area was about 9,374 ton with stock density about 0.44 ton/km2 for pelagic fish, while 4,441.5 ton with stock density about 0.17 ton/km2 for demersal fish.
- Published
- 2016
37. KEPADATAN STOK DAN BIOMASSA SUMBERDAYA UDANG WINDU (Penaeus semisulcatus) DAN DOGOL (Metapenaeus endeavouri) DI SUB AREA ARU, LAUT ARAFURA
- Author
-
Ignatius Tri Hargiyatno and Bambang Sumiono
- Subjects
lcsh:SH1-691 ,Laju tangkap ,Biomassa ,Overfishing ,Sumberdaya udang ,Sub area Aru ,lcsh:Aquaculture. Fisheries. Angling ,Laut Arafura - Abstract
Perikanan udang di Laut Arafura telah mengalami pemanfaatan berlebih sejak awal tahun 2000an. Penelitian ini bertujuan untuk menduga laju tangkap, kepadatan stok dan biomassa udang windu (Penaeus semisulcatus) dan dogol (Metapenaeus endeavouri) di Laut Arafura. Metode luas sapuan digunakan untuk menduga kepadatan stok dan biomassa udang. Hasil observasi dengan mengikuti operasi penangkapan oleh kapal komersial didapatkan distribusi udang P. semisulcatus dan M. endeavouri terutama terdapat di perairan Aru (Sub Area VI) dengan dominasi 70% dari seluruh udang hasil tangkapan. Laju tangkap udang P. semisulcatus adalah 13,8 kg/haul atau 5,9 kg/jam dengan kepadatan stok 110,9 kg/km2 dan biomassa di perairan Aru sebesar 4.845 ton. Laju tangkap M. endeavouri adalah 14,1 kg/haul atau 6,1 kg/jam dengan kepadatan stok 114,5 kg/km2dan biomassa sebesar 4.995 ton. Total biomassa udang P. semisulcatus dan M.endeavouri adalah 9.840 ton. Shrimp fishery in the Arafura sea has been over exploited since the early decade of 2000.The objective of this research is to assess catch rate, stock density, and biomass of green tiger prawn (Penaeus semisulcatus) and tail prawn (Metapenaeus endeavouri) in the Arafura Sea. Swept area method was used to assess stock density and biomass of prawn resoures in the Arafura sea. The results showed that distribution of P. semisulcatus and M. endeavouri in Aru waters dominated by 70% of the whole prawn catch. Catch rate of P. semisulcatus was 13,8 kg/haul or 5,9 kg/hours, and stock density 110,9 kg/km2 and biomass estimate was 4.845 tons. Catch rate estimation of M. endeavouri was 14,1 kg/haul or 6,1 kg/hours, and stock density 114,5 kg/km2 and biomass estimate was 4.995 ton. Total biomass P. semisulcatus and M. endeavouri were 9.840 ton.
- Published
- 2016
38. OPTIMASI PROSES PEMBUATAN BRIKET BIOMASSA MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN (Optimization of Biomass Briquettes Production Process Using Taguchi Method)
- Author
-
Muhammad Arif Wibisono, Subarmono Subarmono, Harwin Saptoadi, and Musabbikhah Musabbikhah
- Subjects
briket ,lcsh:GE1-350 ,bahan bakar ,biomassa ,energi alternatif ,limbah padat ,nilai kalor ,ramah lingkungan ,alternative energy ,briquette ,biomass ,charcoal ,environment friendly ,heat value ,solid waste ,lcsh:Environmental pollution ,lcsh:TD172-193.5 ,lcsh:Environmental sciences - Abstract
Permasalahan yang dihadapi pembuat dan pengguna briket adalah briket yang dihasilkan kualitasnya rendah ditinjau dari nilai kalor. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kualitas briket terbaik dari limbah biomassa dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar alternatif rumah tangga yang murah dan ramah lingkungan guna mewujudkan masyarakat mandiri energi. Metode yang digunakan untuk menentukan kualitas briket adalah metode Taguchi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tekanan pengepressan, waktu penahanan, model cetakan, suhu pengeringan, lama pengeringan dan komposisi bahan, sedangkan variabel terikat adalah nilai kalor briket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas briket terbaik ditinjau dari nilai kalor tertinggi yaitu pada setting parameter A2B1C2D2E2F1, artinya tekanan pengepressan 225 kg/cm2, waktu penahanan 5 menit, model cetakan sarang tawon (kotak), suhu pengeringan 60 °C, lama pengeringan 3 hari, perbandingan limbah jarak pagar : arang sekam : arang tempurung kelapa : perekat adalah 5 : 3: 2 : 1. Rata-rata nilai kalor biobriket yang dihasilkan sebesar 5.323 kal/g. Hal ini menunjukkan bahwa briket mempunyai nilai kalor yang tinggi dan memenuhi SNI, sehingga briket layak untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. ABSTRACT Problems that encountered on manufacturers and users of briquettes is low quality of the briquettes in terms of heat value. The aim of this research is to determine the best quality of the briquette which is made from biomass waste. The briquette is expected to be used to fulfill the need of inexpensive and environmentally friendly of alternative household fuel, by which the energy independent community could be realized.The method used to determine the quality of the briquette is Taguchi method. The independent variables involved are compressive strength, holding time, mold model, drying temperature, drying time and material composition. The dependent variable is the highest heat value of the briquette. The results show that based on the highest heat value, the best briquette quality is parameter setting of A2B1C2D2E2F1, which means that the compressive strength is 225 kg/cm 2 , the holding time is 5 minutes, the mold model is honeycomb of box, drying temperature is 60 ° C, drying time is 3 days and the ratio of Jatropha Curcas waste : rice husk charcoal : coconut shell charcoal : adhesive is 5 : 3: 2 : 1. The average heat value of briquette is 5,323 cal/g. This matter the briquettes show that high heat value and feasible of recommendation by SNI, and so briquette decent to fulfill the need of environment friendly alternative fuel.
- Published
- 2015
39. Potensi Karbon Tegakan Trubusan Jati Cepat Tumbuh (Studi Kasus di Kebun Percobaan Universitas Nusa Bangsa)
- Author
-
Didik Dwi Wirahadinata, Luluk Setyaningsih, and Kustin Bintani Meiganati
- Subjects
simpanan karbon ,karbon ,biomassa ,jati ,trubusan - Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur potensi simpanan karbon di atas permukaan tanah pada tegakan trubusan jati cepat tumbuh dengan nama dagang Jati Unggul Nusantara (JUN) di Kebun Percobaan Universitas Nusa Bangsa dengan metode pengukuran biomassa tegakan, serasah dan tumbuhan bawah. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur biomassa serasah dan tumbuhan bawah secara destruktif dan mengukur biomassa tegakan secara non destruktif menggunakan persamaan allometrik Ketterings (2001) dengan mengukur diameter setinggi dada dan berat jenis kayu. Stok karbon diestimasi dengan nilai 47% dari biomassa. Hasil dari penelitian ini ialah seluruh simpanan karbon di atas permukaan tanah di Kebun Percobaan UNB dengan areal seluas 9 ha adalah 152,52 ton karbon yang berasal dari 324,51 ton biomassa. Potensi simpanan karbon di atas permukaan tiap hektarnya sebesar 16,95 ton/ha karbon dari 32,06 ton/ha biomassa. Simpanan karbon tersebut bersumber dari tegakan (87,07%), serasah (9,87%) dan tumbuhan bawah (3,05%). Simpanan karbon tegakan tersebut terdiri dari tiang (68,17%) dan pancang (31,83%).
- Published
- 2015
- Full Text
- View/download PDF
40. Adsorpsi Pb2+ dan Zn2+ pada Biomassa Imperata cylindrica
- Author
-
Umi Baroroh Lili Utami, Noer Komari, and Noor Malinda
- Subjects
Chemistry ,i. cylindrica, adsorpsi ,pb2+ ,biomassa ,zn2+ ,QD1-999 - Abstract
Metode alternatif untuk mengatasi pencemaran logam berat adalah biosorpsi menggunakan biomassa sebagai adsorben. Telah dilakukan penelitian kajian adsorpsi campuran Pb2+ dan Zn2+ pada biomassa Imperata cylindrica sebagai adsorben. Tujuan penelitian adalah mengetahui kemampuan biomassa mengadsorpsi Pb2+ dan Zn2+. Preparasi biomassa dilakukan dengan aktivasi menggunakan asam nitrat dan amonium hidroksida. Adsorpsi dilakukan dengan sistem batch. Parameter yang diukur adalah pH optimum, waktu kontak optimum, kapasitas adsorpsi dan recovery ion logam. Analisis kadar logam dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS). Hasil penelitian menunjukkan pH optimum adsorpsi Pb2+ dan Zn2+ masing-masing pada pH 5 dan pH 6. Waktu kontak optimum adsorpsi Pb2+ dan Zn2+ masing masing pada 40 menit dan 30 pertama. Kapasitas adsorpsi Pb2+ dan Zn2+ pada konsentrasi awal 10 ppm masing-masing adalah 90,95% dan 43,60%. Recovery Pb2+ dan Zn2+ masing-masing 84,45% dan 57,13%.
- Published
- 2012
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.