Search

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh positif kualitas situs web dan karakteristik konsumen terhadap perilaku pembelian impulsif konsumen. Karakteristik konsumen yang diteliti dalam penelitian ini adalah excitement dan product knowledge, yang dimediasi oleh niat pembelian konsumen. Dalam beberapa tahun belakangan, jumlah pembelian daring telah meningkat, khususnya pada era pandemi yang mengharuskan masyarakat untuk tinggal di rumah. Tokopedia sebagai salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, memiliki gross merchandise value tertinggi. Meskipun begitu, jumlah pengunjung situs web Shopee tercatat lebih tinggi. Karena itu, penelitian ini bertujuan menguji efek kualitas situs web dan karakteristik konsumen terhadap perilaku pembelian impulsif konsumen Tokopedia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non-probability purposive dengan 191 responden yang telah mengisi kuesioner daring. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan metode PLS-SEM. Hasil menunjukkan bahwa kualitas situs web tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif, namun excitement dan product knowledge memberikan pengaruh yang positif dan signifikan. Selain itu, niat pembelian tidak memiliki efek mediasi terhadap hubungan antara kedua karakteristik konsumen tersebut terhadap perilaku pembelian impulsif. Implikasi manajerial dari penelitian ini berupa saran kepada Tokopedia untuk lebih mempengaruhi perilaku pembelian impulsif konsumen agar Tokopedia dapat meningkatkan angka pembelanjaan secara online dan mengakomodasi kebutuhan masyarakat di era pandemi saat ini.

The purpose of this research is to analyze the effect of brand awareness, perceived quality, brand association, and brand loyalty which affect the purchase intention of consumers at Alfamart minimarkets, Indomaret, Lawson in Jakarta. Distributing questionnaires to 200 respondents. In this study, sampling using non-probability sampling, in this study using purposive sampling. The data analysis method uses structural equation modeling (SEM) and AMOS22 software. The results show that the variable brand awareness, perceived quality, has a positive effect on purchase intention is not supported. Then brand association, brand loyalty also has a significant positive effect on the purchase intention of Alfamart, Indomaret, Lawson minimarkets in Jakarta. As for suggestions for the management of Alfamart minimarkets, Indomaret, Lawson in Jakarta in increasing brand awareness, perceived quality, companies that can influence consumer purchase intention at Alfamart minimarkets, Indomaret, Lawson in Jakarta.

This study aims to determine the influence of Korean boyband as brand ambassador, brand personality, and Korean wave on purchase intention in sheet mask products from Mediheal brand, one of the beauty products from South of Korea. The sample in this research amounted to 121 women who live in Jakarta, Depok, Tangerang, and Bekasi. The sampling technique used is judgment sampling method in non probability sampling technique. Primary data used in the study were obtained through questionnaires, at the same time the secondary data were collected from previous research, journals, internet, and relevant books. This research used multiple linear regression analysis tools in examining the effect of the independent variables on the dependent variable. The result of this study shows that simultaneously the Korean boyband as brand ambassador, brand personality, and Korean wave on purchase intention to buy Mediheal sheet mask products is 51.8%, while the remaining 48.2% is influenced by variables outside of this study. Partially, only brand personality and the Korean wave have positive and significant effect on purchase interest in sheet mask products from Mediheal brand

Konstipasi ditandai dengan buang air besar (BAB) kurang dari 3x dalam 1 minggu (Roberts, Miliikan, Galanko, Martin, & Sandler, 2003). Menurut dr. H Chudahman Manan, SpPD-KGEH, Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia, angka kejadian konstipasi di Indonesia terus meningkat (PBGI, 2010). Untuk mengatasi konstipasi dapat menggunakan produk pencahar (Lamas, 2011), yang sudah menjadi obat over the counter (OTC) dan suplement sehari-hari (Dharmananda, Tanpa tahun). Berdasarkan Euromonitor, market size pencahar di Indonesia sebesar Rp 233.2 milyar tahun 2013, terus meningkat double digit dalam 5 tahun terakhir. Pada OTC, faktor pendorong sales ialah purchase intention (Huber, Dippold, & Forsthofer, 2012). Dengan diprediksinya terus bertambah jumlah penderita konstipasi dan terus meningkatnya market size dari industri pencahar, sehingga penting untuk diketahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi purchase intention produk pencahar. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis pengaruh persepsi kualitas, persepsi harga, dan promosi terhadap persepsi nilai produk pencahar di Jakarta; serta pengaruh faktor persepsi nilai, kemasan, ketersediaan, dan keamanan terhadap purchase intention produk pencahar di Jakarta. Sebanyak 100 kuesioner disebar kepada responden yang dipilih secara purposive sampling dengan kriteria bertempat tinggal di Jakarta, berusia 20 tahun ke atas, menderita konstipasi dengan frekuensi BAB kurang dari 3x dalam 1 minggu, serta pernah membeli dan mengonsumsi produk pencahar dalam enam bulan terakhir. Metode analisis yang digunakan ialah teknik regresi linier berganda, uji t, uji F, koefisien determinan dan korelasi menggunakan software SPSS 15.0 for Windows Evaluation. Hasil uji t menunjukkan secara parsial persepsi kualitas, persepsi harga, dan promosi mempengaruhi persepsi nilai produk pencahar secara positif dan signifikan pada taraf nyata 5%. Hasil uji F menunjukkan persepsi kualitas, persepsi harga, dan promosi secara bersama-sama mempengaruhi persepsi nilai produk pencahar dengan R2 sebesar 57.8%. Sementara itu, hasil uji t juga menunjukkan secara parsial persepsi nilai, ketersediaan, dan keamanan mempengaruhi purchase intention produk pencahar secara positif dan signifikan pada taraf nyata 5%, sedangkan kemasan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Berdasarkan uji F, persepsi nilai, kemasan, keamanan, dan ketersediaan secara bersama-sama mempengaruhi purchase intention produk pencahar di Jakarta dengan R2 sebesar 63.5%.

Munculnya era globalisasi menyebabkan perubahan dalam banyak hal salah satunya dalam dunia Fashion. Dengan adanya perkembangan fashion tersebut setiap manusia khususnya wanita telah berusaha untuk tidak ketinggalan mode dan tren yang ada, mulai dari anak-anak hingga dewasa sangat memperhatikan perkembangan fashion tersebut, dan sekarang perkembangan dunia fashion yang disebut mode ini telah mengalami jaman revolusi yang pesat di dunia. Indonesia merupakan salah satu Negara di Asia Tenggara yang mengalami peningkatan dalam pertumbuhan masyarakat kelas menengah keatas hal ini menyebabkan meningkatnya konsumsi fashion luxury brand. Melihat fenomena yang ada, pada penelitian ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi Purchase Intention Fashion Luxury Brand Mahasiswi dalam Lingkungan Middle High College Student. Sebanyak 230 mahasiswi menjadi responden penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada 6 faktor yang mempengaruhi Purchase Intention Fashion Luxury Brand yaitu Need for Uniqueness, Quality, Communication, Respect and Prestige, Social Status dan Satisfy A Desire.