Search

The current COVID-19 pandemic requires everyone to limit their activities outside home. This situation also affects the learning process, which requires students and teachers to do their work from home without having to meet face to face following the government policies in schools. Therefore, they must use electronic learning (e-learning) to solve these problems. However, this e-learning model has not been well responded by teachers for learning activities. The research examines the readiness of Learning Object Materials (LOM) during the pandemic at two vocational schools in Magelang. To assess the teachers’ readiness, a mixed-method is used, namely qualitative and quantitative methods. Interview and technical assistance are also done in the research. The results show how the material can be completed using the available time so that the teachers can focus on deepening the material and increasing correspondence. The use of free software using a computer can answer the e-learning model. Moreover, after mentoring, there is a 27% increase in understanding about LOM materials. However, it is also found that teachers are not ready and do not understand how to start online learning and use elearning. There are problems in knowledge, the Internet, the LOM process, facilities and infrastructures, as well as the combination of theory and practice.

Guru mempunyai hak kenaikan pangkat sesuai dengan angka kredit yang telah ditentukan. Penetapan angka kredit (PAK) guru dihitung berdasarkan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit Guru (DUPAK) yang diusulkan oleh guru, yang kemudian di nilai dan di evaluasi oleh Tim Penilai. Perhitungan angka kredit baik dalam PAK maupun DUPAK masih menggunakan cara manual, sehingga baik guru maupun tim penilai harus menghitung setiap unsur angka kredit berdasarkan rumus yang telah ditentukan dengan cermat dan teliti. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibangun suatu sistem penetapan angka kredit yang dapat membantu melakukan verifikasi dan validasi angka kredit yang diajukan oleh guru, sehingga proses perhitungan angka kredit menjadi cepat dan akurat. Sistem baru yang dibangun berbasis web, yang di dalamnya memuat semua unsur kegiatan yang dinilai angka kreditnya, setiap user memasukkan data, sistem secara otomatis akan melakukan perhitungan dan pengelolaan datanya terintegrasi sehingga tim penilai tidak perlu lagi melakukan entry data. Secara prosedur sistem lama dan sistem baru tidak jauh berbeda, perbedaan yang mendasar yaitu sistem yang baru menggunakan teknologi komputer berbasis web dalam pengelolaan datanya sehingga dapat mempersingkat proses entry data dan dapat mengatasi kendala dari sistem lama.