8 results on '"derajat keparahan"'
Search Results
2. Gambaran Faktor Risiko Pada Pasien Ulkus Kornea Infeksi Dan Derajat Keparahan Di Dapartemen Mata RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2020-2022
- Author
-
Dina Resti, Havriza Vitresia, Fika Tri Anggraini, Muhammad Hidayat, and Eldi Sauma
- Subjects
mata ,ulkus kornea ,faktor risiko ,derajat keparahan ,Medicine (General) ,R5-920 - Abstract
Latar Belakang: Ulkus kornea adalah kematian jaringan transparan yang menyebabkan hilangnya sebagian permukaan kornea. Ulkus kornea mempunyai beberapa faktor risiko yaitu trauma mata, penggunaan obat mata tradisional, pemakaian lensa kontak, penyakit sistemik, penggunaan kortikosteroid topikal, pasca operasi mata, penyakit kelopak mata. Derajat keparahan ulkus kornea terdiri dari ringan, sedang dan berat. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko pasien ulkus kornea infeksi dan derajat keparahan di Poliklinik Mata RSUP Dr M Djamil Padang Tahun 2020-2022. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional, dengan cara mengambil data rekam medik pasienulkus kornea infeksi di Poliklinik Mata RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2020-2022 dengan metode total sampling. Hasil: Dari 85 orang sampel penelitian ini terdapat 63 orang (74,1%) adalah laki-laki dan berada pada rentang umur 30-60 tahun yaitu 56 orang (65,9%) dengan karakteristik pekerjaan terbanyak adalah buruh atau petani yaitu 65 orang (76,5%). Faktor risiko utama ulkus kornea infeksi adalah trauma mata 55 orang (61,1%) dengan derajat keparahan terbanyak adalah derajat sedang yaitu 59 orang (65,9%). Kesimpulan: Berdasarkan karakteristik pasien ulkus kornea infeksi lebih dari separuh subjek penelitian berada pada umur 30-60 tahun, jenis kelamin sebagian besar adalah laki-laki, jenis pekerjaan terbanyak adalah buruh atau petani. Faktor risiko utama pasien ulkus kornea infeksi penelitian ini adalah trauma mata. Lebih dari separuh sampel penelitian termasuk dalam kategori derajat keparahan sedang. Kata kunci: Mata, Ulkus Kornea, Faktor Risiko, Derajat Keparahan.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
3. Hubungan Kualitas Tidur dengan Derajat Keparahan Akne Vulgaris pada Siswa Kelas XII di SMAN 2 Bukittinggi
- Author
-
Irma Yulianti, Ennesta Asri, and Nuzulia Irawati
- Subjects
akne vulgaris ,derajat keparahan ,kualitas tidur ,Medicine (General) ,R5-920 - Abstract
Latar Belakang: Akne vulgaris adalah suatu penyakit peradangan menahun pada folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja, dapat sembuh sendiri dan menjadi tanda pertama pubertas. Kualitas tidur yang buruk dapat memicu peningkatan hormon androgen sehingga meningkatkan proliferasi keratin dan produksi sebum yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya akne vulgaris. Objektif: Mengetahui hubungan kualitas tidur dengan derajat keparahan akne vulgaris pada siswa kelas XII. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Bukittinggi dengan menjadikan seluruh populasi menjadi sampel. Dalam penelitian ini 144 responden yang memenuhi kriteria. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) untuk mengukur kualitas tidur, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah 23 orang responden memiliki kualitas tidur yang baik, 17,4% diantaranya menderita akne vulgaris derajat ringan, 73,9% menderita akne vulgaris derajat sedang dan 8,7% menderita derajat berat, sedangkan pada 121 orang responden memiliki kualitas tidur yang buruk, 3,3% diantaranya menderita akne vulgaris derajat ringan, 68,6% menderita akne vulgaris derajat sedang dan 28,1% menderita akne vulgaris derajat berat. Hasil analisis data diperoleh p-value sebesar 0,007. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan derajat keparahan akne vulgaris pada siswa kelas XII di SMAN 2 Bukittinggi.
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
4. Analisis Komparatif Neutrophil-to-Lymphocyte, Platelet-to-Lymphocyte Ratio, Monocyte-to-Lymphocyte Ratio dan Derived Neutrophil-to-Lymphocyte Ratio Terkait Derajat Keparahan COVID-19 pada Pasien Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin
- Author
-
Edi Hartoyo and Debbie Rose Komala Hadi
- Subjects
covid-19 ,derajat keparahan ,anak ,Medicine ,Pediatrics ,RJ1-570 - Abstract
Latar belakang. Mayoritas COVID-19 pada anak memiliki luaran klinis yang baik, tetapi angka mortalitas COVID-19 di Indonesia tergolong tinggi. Identifikasi pasien dengan risiko mortalitas penting dilakukan sedini mungkin untuk mencegah luaran klinis yang buruk. Beberapa parameter pemeriksaan darah rutin terbukti pada dewasa, tetapi pada populasi anak masih belum diketahui. Tujuan. Menilai hubungan antara parameter laboratoris dengan derajat keparahan COVID-19 (severe vs non-severe) pada anak usia 0-
- Published
- 2023
- Full Text
- View/download PDF
5. Pengkajian Terapi COVID-19 Pada Pasien Rawat Inap Komorbid Hipertensi Terhadap Derajat Keparahan Penyakit di RSJPD Harapan Kita
- Author
-
Adin Hakim Kurniawan, Nanda Puspita, Tri Indriyani Meitinawati, and Lestiani Lestiani
- Subjects
derajat keparahan ,komorbid hipertensi ,terapi covid-19 ,Medicine - Abstract
Kematian akibat Covid-19 menurut Centers for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat terjadi pada pasien rentan dan memiliki riwayat komorbid penyakit seperti hipertensi. Virus SARS Cov-19 masuk kedalam sel manusia dan menginfeksi melalui ikatan dengan reseptor Angitensin Converting Enzym 2 (ACE 2). Terapi farmakologi pada penanganan Covid-19 dengan riwayat komorbid hipertensi dalam tahap pengujian secara klinis masih perlu dilakukan monitoring pengobatan yang tepat dan rasional sehingga perlu pengkajian farmakoterapi berdasarkan derajat keparahan penyakit. Penelitian ini bertujuan memahami faktor yang mempengaruhi derajat keparahan penyakit dan karakteristik terapi Covid-19 pada pasien rawat inap komorbid hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cohort retrospective. Pengambilan data di RSJPD Harapan menggunakan rekam medis pasien rawat inap dengan pasien Covid-19 pada komorbid hipertensi pada periode November 2020 sampai April 2021. Teknik pengambilan sampel menggunakan consequtive sampling dan Analisis statistik Chi square. Hasil penelitian menunjukan,dari 80 pasien, subjek penelitian laki-laki sebanyak 45 pasien (56,31%), usia produktif 45 pasien (56,30%). Kesesuaian peresepan dosis dan frekuensi terapi Covid-19sebesar 99,03%. Hasil analisis bivariat menunjukan adanya perbedaan bermakna pada pemberian terapi suportif Covid-19 (p=0,034), saturasi oksigen (p=0,024) serta lama perawatan pasien (p=0,008) terhadap derajat keparahan penyakit. Adapun hasil terapi Covid-19 memiliki perbedaan bermakna terhadap derajat keparahan, terdapat pada terapi levofloxacin (p=0,034);osetalmivir (p=0,030); favipiravir (p=0,027); remdesivir (p=0,009) dan spironolakton (p=0,034).
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
6. Studi Deskriptif dan Analitik COVID-19 pada Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin
- Author
-
Edi Hartoyo, Riswenty Ariyani, Laila Fitri, Tania Nurfahmayati, Septya Aliza Qotrunnada, and Rahmiati Rahmiati
- Subjects
anak yang terkonfirmasi covid-19 ,derajat keparahan ,demografi ,profil klinis dan laboratorium ,tatalaksana ,Medicine ,Pediatrics ,RJ1-570 - Abstract
Latar belakang. Penyakit infeksi COVID-19 adalah penyakit kegawatan disebabkan oleh SARS-CoV-2. Hingga saat ini, data COVID-19 anak masih terbatas. Tujuan. Mengetahui gambaran klinis, laboratorium, dan tatalaksana COVID-19 anak serta hubungan antara karakteristik demografi dengan derajat keparahan. Metode. Penelitian retrospektif dengan metode observasional deskriptif digunakan pada gambaran klinis, laboratorium, dan tatalaksana. Metode observasional analitik melalui studi kohort retrospektif untuk menganalisis hubungan antara karakteristik pasien terhadap derajat keparahan. Seluruh pasien anak usia 0-18 tahun terkonfirmasi positif RT-PCR dan memiliki data rekam medis lengkap dan tercatat di RSUD Ulin Banjarmasin periode April 2020-April 2021 diikutsertakan dalam penelitian. Analisis statistik digunakan uji chi-square atau Fisher’s exact (tingkat kepercayaan 95%) dengan menggunakan SPSS for Windows versi 25.0. Hasil. Dari 32 pasien yang diteliti sebagian besar berusia 0-5 tahun (44%), mayoritas perempuan (56%), sebagian besar memiliki komorbid (69%), dan status gizi anak mayoritas baik (61%). Berdasarkan parameter karakteristik hanya usia yang ditemukan memiliki pengaruh terhadap derajat keparahan. Gambaran klinis paling umum adalah demam dan pneumonia (44%). Hasil laboratorium menunjukan adanya peningkatan D-dimer, anemia, dan peningkatan LDH. Terapi yang diberikan sesuai pedoman mencakup terapi utama dan suportif. Kesimpulan. Gejala klinis COVID-19 bervariasi. Hasil laboratorium sebagian besar normal kecuali beberapa parameter. Tatalaksana dilakukan sesuai pedoman. Tidak ada hubungan signifikan pada jenis kelamin, komorbid, dan status gizi.
- Published
- 2022
- Full Text
- View/download PDF
7. Hubungan Asap Rokok terhadap Derajat Keparahan Pneumonia Anak Usia di Bawah 5 Tahun
- Author
-
Maria Stefani and Andy Setiawan
- Subjects
pneumonia ,paparan asap rokok ,anak ,derajat keparahan ,Medicine ,Pediatrics ,RJ1-570 - Abstract
Latar belakang. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak usia di bawah 5 tahun di dunia. Di Indonesia, prevalensi pneumonia pada anak di bawah usia 5 tahun mencapai 18,5 per mil. Paparan asap rokok merupakan salah satu faktor risiko pneumonia. Tujuan. Membuktikan hubungan paparan asap rokok terhadap pneumonia berat pada anak usia di bawah 5 tahun. Metode. Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol di Rumah Sakit Atma Jaya. Kelompok kasus didefinisikan sebagai anak usia di bawah 5 tahun dengan pneumonia berat, sedangkan kontrol merupakan anak dengan pneumonia sesuai klasifikasi WHO. Wawancara dilakukan terhadap orangtua responden untuk mendapatkan data paparan asap rokok. Analisis data menggunakan metode chi-square dan regresi logistik dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Hasil. Penelitian ini melibatkan 67 responden, terdiri dari 34 kasus dan 33 kontrol. Analisis bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara paparan asap rokok dengan pneumonia berat. Keberadaan perokok (p=0,000), jumlah perokok di rumah (p=0,000), perilaku orangtua merokok di dalam rumah (p=0,001) dan kepadatan rumah (p=0,012) merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian pneumonia berat pada anak usia di bawah 5 tahun. Kesimpulan. Paparan asap rokok dan kepadatan rumah merupakan faktor risiko pneumonia berat untuk anak usia di bawah 5 tahun.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
8. Clinical Characteristics and Number of Valve Lesion in Rheumatic Heart Disease Severity
- Author
-
Saskia Ratna Desita, Achmad Lefi, Mahrus Rahman, and Yudi Her Oktaviono
- Subjects
clinical characteristic ,derajat keparahan ,karakteristik klinis ,lesi katup ,penyakit jantung reumatik ,rheumatic heart disease ,severity ,valve lesion ,Medicine ,Medicine (General) ,R5-920 - Abstract
Rheumatic heart disease (RHD) occurs due to sequelae in the form of damage to the heart valves from the failure of acute rheumatic fever (ARF) therapy. Heart valve damage can cause various complications such as congestive heart failure, arrhythmias, pulmonary hypertension, atrial fibrillation, endocarditis, which can cause death. The study aimed to assess the association between clinical characteristics and valve lesion and rheumatic heart disease severity. The study was an analytic observational with a cross-sectional design of 73 patients with definite RHD from September 2019 to March 2020 in Dr. Soetomo Regional General Hospital. The majority of patients were female (80%, p=0.235) 30–39 years old (34%, p=0.157). The mean age was 42.08±12.16 years. The majority of patients have low socioeconomic status (78%, p=0.025) and rural dwelling location (70%, p=0.138) over three-quarters of patients living with more than four people in the same house (75%). Multivalvular lesions (90%, p=0.003) and severe RHD (77%) were present predominantly. In conclusion, low socioeconomic status and multivalvular lesions are associated with rheumatic heart disease severity. KARAKTERISTIK KLINIS DAN JUMLAH LESI KATUP PADA DERAJAT KEPARAHAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK Penyakit jantung reumatik (PJR) adalah penyakit yang terjadi akibat gejala sisa berupa kerusakan katup jantung dari kegagalan terapi demam reumatik akut (DRA). Kerusakan katup jantung pada PJR dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti gagal jantung kongesti, aritmia, hipertensi pulmonal, atrial fibrilasi, dan endokarditis yang dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan karakteristik klinis dan jumlah lesi katup dengan derajat keparahan PJR. Penelitian ini merupakan analitik observasional menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosis definitif PJR berdasar atas ekokardiografi pada bulan Sepetember 2019–Maret 2020 di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Didapatkan 73 pasien sesuai dengan kriteria inklusi. Mayoritas pasien berjenis kelamin perempuan (80%; p=0,235), dengan kelompok usia 30–39 (34%; p=0,157). Usia rerata 42,08±12,16 tahun. Sebagian besar pasien berstatus sosial ekonomi rendah (78%, p=0,025) dan lokasi tinggal pedesaan (70%; p=0,138). Lebih dari tiga perempat pasien tinggal dengan ≤4 orang di satu atap (75%). Lesi multivalvular (90%; p=0,003) dan PJR berat (77%) ditemukan secara dominan. Simpulan, status sosial ekonomi rendah dan lesi katup multivalvular berhubungan dengan derajat keparahan penyakit jantung reumatik.
- Published
- 2021
- Full Text
- View/download PDF
Catalog
Discovery Service for Jio Institute Digital Library
For full access to our library's resources, please sign in.